Perubahan

"Terima kasih untuk berpura-pura tidak mengenal ku, Ma."

"Apa kau tahu kalau Vian sudah melakukan korupsi besar-besaran di sini?"

Erlangga terkejut mendengar ucapan Alea.

"Aku kira dia orang yang jujur, Ma."

"Dia sudah memakan semua gaji kalian yang dia pangkas. Juga bonus-bonus lainnya. Mama tidak menyangka kau membiarkan hal ini."

"Aku hanya menunggu waktu yang tepat, Ma."

"Tapi kau salah, Nak. Apa kau tidak kasihan pada semua pekerja di sini? Apa kau akan terus membiarkan hak mereka diambil sampai kau selesai bersandiwara? Apa kau kira mereka semua sama seperti mu? Tidak. Jika kau bermimpi untuk menjadi miskin, mereka malah bermimpi untuk menjadi orang kaya."

"Maafkan aku, Ma."

"Setelah ini, kau harus melaporkan semua hal yang berbau tindakan korupsi. Mama tidak suka jika ada orang yang mengambil hak orang lain seperti yang dilakukan Vian. Kau terlalu polos sehingga membiarkan Vian menjadi pimpinan di sini. Tanpa kau sadari, dia telah memanfaatkan mu."

"Baik, Ma, aku mengerti."

"Mama akan merekrut orang baru untuk menjadi pengganti Vian. Dan usahakan kau tidak berteman lagi dengannya."

"Baik, Ma."

"Kenapa kau tidak bertanya siapa orang yang akan memimpin di sini?"

"Siapa, Ma?"

"Mama."

"Apa?" Erlangga mengernyitkan dahinya.

"Kenapa? Apa kau takut?"

"Tidak, Ma, aku hanya,,,,"

"Tidak yakin? Kau ragu pada Mama?"

"Tidak, Ma, bukan begitu. Hanya saja,,,"

"Om Arjuna yang akan memimpin di sini sampai kami menemukan pimpinan yang baru."

"Apa? Om Arjuna? Kenapa harus dia, Ma."

"Kenapa? Dia itu adik Mama."

"Tapi Om Arjuna itu,,,,,"

"Ya, meskipun dia menyebalkan, tapi di tetap Om mu. Lagipula, dengan adanya dia, Mama akan merasa sangat lega dan tidak perlu mengkhawatirkan dirimu."

Erlangga hanya bisa mengangguk pasrah. Arjuna adalah salah satu orang yang masuk dalam daftar orang menyebalkan dalam hidupnya. Arjuna memang tidak jahat, tapi ia selalu saja menggoda Erlangga jika itu menyangkut soal wanita.

Siang harinya, Reyza memberikan pengumuman lewat saluran yang terhubung lewat layar monitor besar yang tersedia di setiap ruangan.

"Mulai besok, Vian tidak akan memimpin perusahaan ini lagi. Pimpinan sementara akan dijalankan oleh adik ipar saya yang bernama Arjuna Prasetya sampai kami mendapatkan pimpinan kalian yang baru. Tidak hanya Vian, bagian keuangan dan kepala HRD juga akan dipecat karena terbukti melakukan tindak korupsi yang antara lain.

Satu, memangkas gaji karyawan sampai empat puluh persen. Memberlakukan pemotongan yang sebenarnya tidak pernah ada. Memakan bonus, yang harusnya diterima tiga bulan gaji, malah menjadi setengah bulan gaji. Besok, Tuan Arjuna akan memberitahu gaji kalian secara rinci. Saya, atas nama keluarga besar Armadja meminta maaf karena telah terjadi tindak kecurangan di kantor ini. Gaji kalian yang selama ini dimakan oleh mereka, akan segera dikembalikan secepatnya."

Terdengar riuh tepuk tangan dari segala penjuru. Mereka turut senang karena tindakan kecurangan lagi-lagi terungkap. Vian memang telah membodohi mereka. Ia menaikkan gaji hanya sepuluh persen sejak kecurangan pimpinan sebelumnya terungkap.

Kini mereka semua bisa bernafas lega, ada yang sampai kegirangan karena gaji yang dipangkas selama beberapa tahun ini akan dikembalikan. Itu tentu jumlah yang tidak sedikit bagi mereka.

Di bagian dapur dan loby, semua terlihat senang. Erlangga tersenyum melihat layar monitor yang sudah gelap. Betapa ia sering lupa bahwa orang tuanya adalah orang yang paling dermawan di antara keluarga yang lain.

'Terima kasih, Ma, Pa,' batin Erlangga sambil tersenyum. Ia pun ikut bersorak sorai dengan teman-temannya.

Hingga tiba-tiba, Handi yang tadinya ikut bersorak Sorai langsung membentak mereka karena waktu istirahat sudah selesai.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***