Taman itu sepi dan tidak ada orang lain disana kecuali sepasang anak manusia yang duduk di gazebo. Panas cuaca siang ini tak sepanas suasana di gazebo itu. Emily yang kehilangan kendali dirinya karena di cekoki obat.
Sementara Jaysen menikmati sepasang aset itu, Emily membalas dengan meremas rambut lelaki buta itu sambil mendesah. Emily benar-benar sudah tidak bisa mengendalikan dirinya lagi, dia bahkan sudah kehilangan kesadarannya. Mungkin ada sesuatu yang salah dimakanan dan minumannya.
“Ahhh…..ahhh…..Jay---sen---” ucapnya lirih tanpa sadar dia bergerak maju mundur diatas pangkuan Jaysen. Tanpa sadar Emily menggerakkan pinggulnya, awalnya masih pelan tapi perlahan-lahan gerakannya semakin cepat seolah berpacu.
Emily merasakan miliknya berdenyut dan dia menggerakkan bagian tubuhnya untuk mengurangi denyutan itu. Dia merasakan sensasi yang tak pernah dirasakannya sebelumnya dan itu membuatnya semakin liar bergerak.
Pikirannya semakin kacau dan malah berpikir andai saja ada yang memasukinya maka dia akan merasa puas sekarang.
“Jaysen…..”
“Ele, berhenti bergerak! Kamu membuatnya bangun…!”
“A---aku---” dia tak sanggup berkata-kata lagi, tanpa sadar tangannya turun kebawah hendak menyentuh miliknya yang semakin berkedut dan ingin memuaskan dirinya sendiri tapi dengan cepat tangan Jaysen menahan tangan Emily.
“Itu milikku Ele! Biar aku yang melakukannya dan memuaskanmu.”
Jaysen mengangkatnya dan merubah posisi duduknya dipangkuannya. Sekarang Emily duduk dengan punggung menyandar di dada Jaysen. Gadis itu hanya bisa pasrah saat sebelah tangan Jaysen menyusup masuk kedalam kemejanya dan bermain-main disana sementara satu tangan lainnya masuk kedalam rok dan mempermainkan milik Emily.
Keduanya terus saling menyentuh dan mendesah berbarengan melupakan keberadaan mereka yang sedang ditaman. Meskipun saat itu hanya ada mereka berdua karena semua pengawal dan pelayan sudah diusir oleh lelaki buta itu sejak tadi.
Jaysen mencium tengkuk Emily, dia semakin terangsang melihat Jaysen yang tengah menciumi bahunya yang mulus. Emily kini semakin menggila, dia bahkan dengan berani mencium lelaki buta itu dengan menggebu-gebu dan bahkan mengarahkan tangan Jaysen untuk menyentuhnya. Ada senyuman di wajah lelaki buta itu sementara Emily sedang bergairah menciuminya.
Tangan pria itu terus saja menyentuh dan bermain-main dengan bersemangat membalas Emily. Sepertinya gadis itu sudah semakin terlena dan berhasil masuk kedalam jebakan Jaysen.
Ya memang benar ada yang salah dengan makanan dan minuman tehnya. Ya, tadi Argya memasukkan obat perangsang kedalam teh yang disiapkan untuk Emily. Bahkan di kue coklat yang tadi dimakannya pun dibubuhkan obat perangsang juga, semua itu atas perintah Jaysen.
Kali kini keduanya duduk saling berhadapan seperti diawal dan lelaki buta itu sedang sibuk mengulum sedangkan tangan satunya meremas.
Tidak tahan dengan sensasi panas yang semakin membara ditubuhnya, Emily kembali mengoyang-goyangkan pinggulnya diatas pangkuan Jaysen. Dia bisa merasakan ada yang mengeras dibawahnya tapi Emily malah semakin menggoyangkan pinggulnya lebih cepat lagi.
Jaysen memaki lirih saat merasakan tubuhnya sudah menegang dan tanpa sadar tangannya meremas pinggang ramping Emily.
Gerakan gadis itu membuat Jaysen semakin sakit kepala, hanya begini saja dia sudah merasakan sensasi yang luar biasa, apalagi kalau melakukan penyatuan? Tangan Jaysen meremas pinggang Emily dengan keras membuat gadis itu merintih kesakitan sebentar.
Jaysen mendongak saat emily menciumi rahang dan lehernya dengan liar. Dia mendengar Emily mendesah menyebut namanya. Dia tahu apa yang diinginkan gadis itu karena dia juga menginginkan hal yang sama tapi dia berusaha untuk menahan hasratnya untuk tidak melakukan itu sekarang. Tunggu nanti saja, bukan sekarang! Dengan frustasi dia balas menciumi Emily dengan liar.
“Sabar Ele! Setelah ini aku pasti akan melakukannya dan memuaskanmu.Tunggu ya? Tahan sebentar lagi. Tidak akan lama lagi.” ujar Jaysen yang membuat Emily mengeryitkan dahinya.
Dia tak mengerti maksud perkataan lelaki buta itu tapi sejak awal dirinya memang tidak berpikir sehat lagi, dia sudah dibutakan nafsu dan gairah sehingga dia tidak terlalu mempedulikan maksud ucapan Jaysen barusan.
“Jaysen….?”
“Sabar ya. Tunggu sebentar lagi mereka datang.”
‘Mereka? Mereka siapa? Tanya Emily didalam hatinya tapi dia tak sanggup lagi berpikir lebih panjang, diapun tak menanyakan lebih jelas lagi siapa mereka yang dimaksud Jaysen. Dia mempercepat gerakan pinggulnya diatas pangkuan lelaki itu.
Tubuh Emily menegang saat miliknya mendapat pelepasan. Tidak ada jerit kenikmatan yang terdengar karena Jaysen sudah membungkam bibir mungilitu dengan ciumannya. Sementara tangannya masih berada didada gadis itu.
Senyumnya kembali muncul saat merasakan Emily mengejang beberapa kali dipangkuannya. Gadis itu merasa lemas setelah meraih puncaknya dan hanya pasrah menikmati ciuman Jaysen. Hingga suara teriakan menyadarkannya.
Flashback off
“APA YANG SEDANG KALIAN LAKUKAN??”””
Suara wanita yang berteriak marah terdengar meski begitu Emily tidak langsung menyudahi ciuman mereka. Sampai kemudian Jaysen melepaskan tautan bibir mereka barulah gadis itu mengangkat kepala dan melihat siapa yang datang dan berteriak marah.
“Ahhhh!” desahnya merasakan nikmat saat Jaysen kembali mengulum dadanya. “Ibu?”
Sementara itu Naura berdiri dengan tubuh gemetar dan dipenuhi amarah, dia melihat bagaimana putrinya yang tengah asyik bercinta bahkan di tempat terbuka seperti taman ini. Amarahnya semakin bertambah saat Jaysen menyapanya.
“Ah, anda sudah datang Nyonya Naura.”
Sepasang mata hitam milik wanita paruh baya itu menatap penuh amarah saat melihat Jaysen membantu Emily berdiri dan membantunya mengancingkan kembali kemejanya yang terbuka.
Jaysen bahkan masih sempat memberikan kecupan singkat yang disambut penuh gairah oleh putrinya itu.
“Maafkan saya karena saya tidak bisa menyambut kedatangan anda, Nyonya Naura.” ujar lelaki itu lagi dengan senyuman, “Seperti apa yang anda lihat tadi, putri anda membuat saya agak sibuk..hem?”
“Ada apa ini?” tanya Titus, ayah Emily yang baru datang. Dia sedikit bingung melihat situasi yang ada didepannya. Wajahnya mengeras saat melihat putrinya berada dalam pelukan Jaysen.
“Apa-apaan ini? Kenapa kamu ada disini?”
“Kami hanya sedikit bersenang-senang saat Nyonya Naura datang.” jawab Jaysen masih dengan senyuman.Dia sengaja meremas pantat Emily hingga membuat gadis kembali mendesah. “Sekali lagi saya minta maaf karena tidak bisa menyambut kedatangan kalian berdua.”
“Aku ingin bicara dengan putriku.” kata Naura dengan suara bergetar tanpa menunggu persetujuan Jaysen, dia langsung menarik Emily dan menyeret putrinya itu pergi.
Sedangkan Titus masih sempat melemparkan pandangan tidak sukanya kearah Jaysen sebelum pergi menyusul istri dan putrinya. Sementara Jaysen hanya tersenyum saat menyadari kepergian ketiga orang itu. Ada rona bahagia terpancar diwajahnya yang tampan disertai ekspresi puas.
Rencananya berhasil. Dan ini masih permulaan saja karena perjalanan masih panjang sampai Jaysen mendapatkan apa yang diinginkannya. Dia tahu jika gadis yang bersamanya itu berbeda, karena itu dia ingin mendapatkannya dan menjadikan miliknya.
Dia tahu itu tak mudah karena Emily sangat membencinya tapi dia akan membuat gadis itu bertekuk lutut padanya. Ini akan jadi pembalasan yang terindah pada Eleanor dan keluarganya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Yunita Widiastuti
smangaaattt
2023-04-19
1
Nia Nofika
dr tdi udh nunggu up nya thor🤭
2023-04-19
1
@Biru791
d tunggu up nya thour
2023-04-19
1