Menawarkan Kesepakatan

Bohong jika Sandra tidak kesulitan dalam mengatasi permasalah kakak sepupunya. Atas bantuan dari Kailash lah, kini kakak ipar Sandra selangkah lebih jauh mendekati kemenangan. Bahkan bayang-bayang nominal tuntutan yang terlampau besar, terus saja menghantui pihak keluarga Sandra.

Pengacara wanita itu terus memeras otak guna mencari jalan keluar. Tak tanggung-tanggung, Sandra mencari bukti yang bisa melepaskan kakak sepupunya dari tuduhan sang istri yang menuntutnya karena telah menelantarkan keluarga.

Untung saja, selain orang terdekat. Sandra juga berhasil mendapatkan kesaksian dari pegawai bank yang telah membantunya membuka mutasi rekening sepupunya.

Hari ini, Sandra bisa bernapas lega. Usai berhasil mendapatkan beberapa bukti yang bisa meringankan kakaknya.

Sebuah pesan masuk ke gawai Sandra ketika wanita itu baru saja keluar dari mobil hendak masuk ke toko roti miliknya.

Meski tidak terlalu besar, Sandra kesulitan mengelola toko itu. Hingga membayar staf untuk membantu mengatur management toko tersebut.

"Sandra, ada yang ingin kukatakan padamu. Nanti malam kita bertemu di Dina's Kitchen." Kakak sepupu Sandra mengirimi pesan pada pengacara wanita itu.

"Okay," balas Sandra singkat.

Selain tidak bisa basa-basi, Sandra juga enggan untuk banyak bacot dengan saudara lelaki yang menyusahkan dirinya.

**

Mendekati jam yang telah disepakati bersama kakaknya, Sandra segera meluncur menuju tempat yang sudah ditentukan oleh saudara sepupunya itu.

Untung saja belum terlalu mepet dari jam yang sudah dijanjikan. Sehingga, Sandra tidak perlu terburu-buru ke Dina's Kitchen.

Tempat makan yang terletak tak jauh dari rumah saudara Sandra itu, dipilih karena cukup nyaman dijadikan tempat pertemuan.

"Kenapa ada dia?" protes Sandra, begitu kedua maniknya menangkap sosok Kailash yang telah menghantam kesiapan Sandra beberapa hari yang lalu.

Wanita itu begitu kesal karena kehadiran Kailash pada pertemuan di antara dirinya dan sepupu. "Belum puas kah dia merusak rencanaku?"

"Adikku Sandra, ke marilah!"

Sandra berjalan dengan langkah enggan mendekati meja yang dipesan oleh kakaknya. Tentu saja semua itu karena dia keberatan dengan kehadiran Kailash.

Sebelum duduk, Sandra sempat menegur kakaknya, "Kakak ngundang Kakak ipar juga?" Kemudian dia duduk tepat di samping kakaknya.

"Tidak, dia menjaga mama. Kau tahu sendiri mamaku masih di rawat."

Dari pernyataan saudaranya, Sandra tidak menaruh kecurigaan sama sekali. Dia hanya duduk saja dan menunggu hal apa yang akan dikatakan oleh pria itu padanya.

"Kak, kau ingin bicara apa? Karen aku tidak bisa berbasa-basi."

Sebelum kakaknya menjelaskan, lebih dulu Kailash menyela wanita itu, "Kenapa kau tidak diam saja dan dengarkan Kakakmu?"

Kemudian Sandra bersedekap dengan melipat kedua tangannya. Belum selesai rasa kesalnya pada Kailash terobati, kini Sandra harus menambahkan level kebencian pada pria itu.

"Di depan Pak Kailash, kuasa hukum istriku. Aku ingin menyampaikan bahwa aku dan kakak iparmu sudah berbaikan."

Sekonyong-konyongnya, Sandra membuka lebar matanya. Dia masih belum bisa sepenuhnya percaya dengan kata-kata barusan yang keluar dari mulut kakaknya.

"Hah? Bagaimana mungkin? Bukankah Kakak ipar sudah mengajukan tuntutan?"

"Dia menarik semua tuntutan, dengan satu syarat aku tidak menggugat cerai. Dan kami memilih untuk berbaikan."

Kembali Kai mencemooh Sandra, "Pasangan putus nyambung itu hal yang lumrah, kau seperti tidak pernah putus nyambung saja, Sandra."

"Kak ... tidakkah kau pikir lelucon macam apa ini? Sudah payah aku membantumu hingga pontang-panting, dan kau memutuskan untuk mundur?" Sandra kecewa terhadap kakak sepupunya yang bertindak tanpa memberitahukan padanya.

Dan kakak Sandra juga memiliki alasan lain kenapa dia harus mengabaikan Sandra, dia tidak bisa mengatakan karena semua ini atas kemauan Kailash sendiri. "Maafkan aku, Sandra. tapi kami saling mencintai."

"Omongan bul **** macam apa ini? Kau yang kekeuh minta cerai, tapi kini kakak yang gatel mau balikan? Sia-sia saja aku membantumu sejauh ini." Sandra berniat meninggalkan tempat ini, dia sudah tidak puas dengan keputusan kakaknya.

"Kenapa kau yang berambisi memisahkan pasangan yang masih mencintai, Bu pengacara? Tidakkah itu salah?" bujuk Kailash. Meski begitu, dari nada bicaranya saja, Kai masih bisa mengolok-olok Sandra.

"Tunggu, kau di sini saja. Aku sudah memesan makanan. Tapi aku harus kembali ke rumah sakit. Mama mencariku."

Hati Sandra semakin gondok, dia kesal terlebih lagi kakaknya tega melakukan semua itu pada Sandra. "Aku tidak ada naf su makan," tolak Sandra.

"Pamali nolak rejeki, duduk dan tunggu makanannya keluar." pinta Kailash.

"Apa yang kau lakukan pada mereka berdua? Pasti kau bilang keroknya, ngaku aja, deh!"

"Biang kerok apaan? Ngaco aja, sih. Udahlah duduk dan nikmati makan malam ini. Karena kakakmu yang sudah mengatur." goda Kailash, "ini seperti sebuah kencan buta saja,"

Namun, Sandra justru membisu. Wanita itu masih cukup kesal dengan keputusan kakaknya. Jika ingin berbaikan dan membatalkan keputusan bercerai, lalu untuk apa meminta bantuan dirinya?

"Oya, tawaran dariku masih berlaku. Bergabunglah dengan firma hukumku. Dengan tawaran profit yang lebih besar dari lawyer rekanan."

"Jadi, ini tujuan awalmu? Kau ingin mengeksploitasi mantan pacarmu untuk meraup untung dari beberapa klien? Sungguh ironi," cibir Sandra.

"Hei, aku serius. Aku bisa membagi keuntungan 70:30 untukmu jika kau mau, Sandra."

Sandra mendekatkan wajahnya ke depan agar sedikit lebih dekat dengan Kailash. Sepertinya, Kailash merasa jika Sandra sedikit tertarik dengan penawaran profit yang besar. "Dia pasti tergoda,"

"Maaf, aku tidak bisa. Aku sibuk dengan pekerjaanku dan kau tahu aku mempunyai toko roti juga. Cari saja pengacara lain, Maaf."

"Tidak Sandra, kau tidak bisa menolak aku! jika tidak, kakakmu akan menderita jika aku buka suara pada kakak iparmu. Kau tahu sendiri bukan, berapa nilai tuntutannya?"

"Silakan saja, lalukan sepuas Anda. Karena, aku tidak peduli lagi dengan mereka." jawab Sandra singkat.

****************

Kesepakatan belum terlihat hilalnya, di antara Sandra dan juga Kai masih saling kuat mempertahankan ego masing-masing. Merasa tidak ada lagi hal yang bisa mereka rasakan berdua, membuat Sandra memilih untuk meninggalkan Kailash dengan proposal ajakan kerja sama dengan mantan kekasihnya itu.

"Ayolah, Sandra! kau tidak akan rugi bekerja denganku."

Namun, Sandra tetap berkeras hati. Selain masih menyimpan sakitnya luka yang ditorehkan Kailash ke hatinya, Sandra juga tidak memiliki banyak waktu untuk bekerja dengan Kailash. Meskipun dia tahu jika firma hukum Kailash sudah berdiri kokoh dengan anggota rekanan yang memiliki latar belakang yang cukup baik.

Tetapi, lagi-lagi, Sandra masih keberatan dengan ajakan Kailash, "Cari pengacara lain saja, aku hanya pengacara yang kurang terkenal."

Selama ini, Kailash tahu seperti apa tingkat pemahaman Sandra di bidang hukum. Ketika keduanya kuliah, Sandra juga termasuk mahasiswi yang kritis dengan kasus-kasus hukum yang sedang populer. Hanya saja, wanita itu tidak memilih hukum kriminal dalam jurusannya, tidak seperti Kailash. Dia lebih memilih hukum perdata dengan alasan tidak ingin dibebani oleh kasus yang luar biasa menguras otak.

Sama-sama lulusan ilmu hukum, nyatanya tidak membuat Kailash dan Sandra memilih visi yang sama. Sandra aktif membantu pasangan yang terjebak dalam hubungan toxic agar bisa terbebas yakni dengan cara perceraian. Sedangkan, Kailash? Pria itu memilih menjalani profesi sebagai seorang jaksa penyidik kriminal.

"Aku akan memberimu waktu, pikirkan dengan baik-baik. Kurasa kau pasti akan menerimaku."

Mengikuti kepergian Sandra dari Dina's Kitchen, Kailash juga mengakhiri makan malamnya karena Sandra sudah berniat untuk pergi dari tempat makan itu.

Keduanya berjalan bersebelahan menuju pintu keluar hingga tiba di parkiran mobil. Kebetulan mobil Sandra belum selesai diperbaiki, sehingga wanita itu kembali akan mencari taksi.

"Aku pergi dulu," kata Sandra.

Namun, belum juga Sandra berjalan jauh meninggalkan Kailash, wanita itu tergesa-gesa kembali mendekati Kailash dengan wajah pucat.

Kai yang hendak masuk ke dalam mobilnya juga terkejut dengan kedatangan Sandra, "Kau berubah pikiran, Sandra?"

"Gawat ... ada mamamu, aku harus bersembunyi. Bisa berabe jika dia tahu."

"Benarkah? Kenapa dia di sini?" Setali tiga uang dengan Sandra, wajah Kai juga tampak panik.

Pria itu menghentikan niatnya masuk mobil dan berlari ke pintu samping kemudi. Dan secara spontan, Kailash membuka pintu mobilnya agar Sandra bisa masuk dan bersembunyi.

"Diam di sini! sampai mamaku pergi."

Sekonyong-konyongnya, Sandra langsung mengambil sikap bersembunyi dengan menundukkan tubuhnya di kursi samping pengemudi mobil Kailash.

"Kai ... Kailash?" Beruntung, aksi itu tidak terlihat lagi oleh Greta. Karena kedatangan Greta ke Dina's Kitchen telah diketahui lebih awal oleh Sandra.

Kai berbalik dan mendapati wanita yang sudah melahirkan dirinya tengah berdiri dengan tas yang menghiasi lengannya.

"Mama ... malam, Ma? Mama sedang apa di sini?"

Bingung, Greta menatap Kai dengan tatapan menyelidik, "Ini tempat makan. Namun, kenapa kamu bertanya seperti itu pada mama?"

"Kapan mama pulang? Ah sudah lama aku meninggalkan rumah di Pejaten." bujuk Kailash agar mamanya tidak semakin curiga.

"Papamu mengajak makan di luar, tapi sampai detik ini tak ada batang hidungnya. Pria itu memang lelet. Kamu sendiri?" Greta balik bertanya dengan anak lelakinya yang dia nilai mencurigakan itu.

Untung saja, Kailash sangat terampil bersilat lidah. Selain pandai membolak-balikkan keadaan, sebagai Jaksa, Kai juga dituntut bisa menguasai suasana.

"Aku baru saja menemui klien, Ma. Seorang pria yang ditinggal kabur istrinya. Dia meminta bantuanku untuk menangkap wanita itu."

Sandra yang tengah bersembunyi, tentu saja mendengar semua percakapan antara ibu dan anak itu. Dia merasa jika penjelasan Kailash barusan, ditujukan untuk mengolok dirinya karena gagal dalam perceraian kakak sepupu Sandra.

Greta lega, karena tidak ada yang disembunyikan oleh Kailash. Keduanya lalu berpisah dan Kailash masuk ke dalam mobil.

Namun, sebelum Kai menghidupkan mesin mobilnya, Sandra menolak berada satu mobil dengan Kailash.

"Jangan keluar dulu, mamaku masih mengawasi mobil ini." perintah Kailash agar Sandra mengurungkan niatnya untuk keluar dari mobilnya.

"Terus? Sampai kapan aku harus bersembunyi di mobilmu?"

"Sampai kita pergi dari sini,"

Alhasil, keduanya sepakat untuk tetap berada di dalam mobil hingga Kailash keluar dari pelataran Dina's Kitchen.

Kai meminta Sandra untuk tetap duduk manis hingga keduanya jauh meninggalkan tempat itu, "Aku akan turun di pertigaan depan,"

"Kau mau ke mana? Aku bisa mengantarmu,"

"Kenapa, sih? Kepo amat!"

"Ooh jadi begitu, Baiklah kalau begitu aku akan membawamu kembali ke restoran tadi agar mamaku melihat kita berdua."

"Kai ... Bang Kai, ya kamu."

****************

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!