Boyz with fun : Ep. 3

"Rin...."

Arini menoleh. Gadis yang tinggi semampai, putih tapi terlihat mungil itu sangatlah cantik. Dia memakai seragam sekolah sama seperti siswi lain, namun  paling rapi dari cara berpakaian. Wajahnya yang ayu dengan tulang pipi yang tirus, bibir yang merah dan mungil, mata yang besar dengan bola mata yang penuh semangat membuat dirinya terlihat sangat feminim. Rambutnya yang tergerai juga menambah pesona diri.

Dia kenal suara itu pastinya. Di kejauhan, terlihat Hakiki dengan ketawa kotaknya. Ya... tertawa kotak, bibir itu bisa berbentuk kotak ketika dia tertawa. Hal itu adalah salah satu keanehan pada dirinya dan hal itu bukan disengaja.

Hakiki berlari mendekati Arini tapi tidak berlari biasa, namun dibarengi dengan gerakan seperti mengendarai kuda. Kakinya yang lincah menghentak-hentak ke lantai lorong dan dibarengi dengan gerakan tangan kanan memutar di atas kepala, seakan dia memutar tali ****. Setelah mendekati Arini, tangannya langsung membuat gerakan melempar tali **** khayalan untuk menjerat Arini.

Arini tertawa cekikikan dan dia sedikit tertunduk malu.

Mereka berada di lorong sekolah yang tentu saja masih banyak pelajar lain yang berjalan di lorong. Mereka hanya tersenyum dan tertawa kecil melihat aksi Hakiki. Bagi mereka hal itu sudah biasa. Seluruh kelas 10 di sekolah tahu jika Hakiki memiliki karakter yang aneh. Bahkan senior kelaspun banyak yang membicarakannya.

Pernah satu kejadian di sekolah pada saat upacara bendera, Hakiki menjadi peserta upacara, berbaris di dalam grup kelasnya seperti peserta yang lain. Dia berada di tengah barisan kelompoknya. Dia melaksanakan upacara dengan khidmat. Memasang wajah serius dan polos. Pada saat penarikan bendera merah putih, ada kegaduhan yang terjadi. Tali untuk penggerek bendera tersangkut dan menyebabkan petugas bendera kewalahan karena bendera yang ditarik tak bisa mencapai puncak, mungkin sekitar 20 persen lagi. Para petugas pembawa bendera kewalahan, guru-guru memerintahkan untuk menarik dan mengulur tali, perintah itu bahkan semakin membuat mereka bingung. Bendera harus tetap naik. 10 menit mereka berusaha untuk menyelesaikan itu. Akhirnya Kepala Sekolah berteriak kepada Pesuruh Sekolah untuk mengambil tangga atau memanjat bendera yang tingginya sekitar 5 meter. Bisa dibayangkan jika pesuruh sekolah melakukan itu. Tiang bendera yang ramping, apakah bisa menahan beban pesuruh sekolah yang berat badannya mungkin sekitar 80 kg. Malah akan terjadi kegaduhan dari seluruh peserta upacara, jika benar-benar dilakukan, akan terjadi hal yang buruk dan itu pasti.

Hakiki yang melihat kejadian dan sebenarnya, sudah tidak sabar untuk beraksi dari 5 menit sebelumnya, dia berusaha menerobos kerumunan barisan kelasnya, lalu berlari kecil menuju tiang bendera. Setelah sampai di tiang bendera, dia menoleh ke arah kiri dan memberi kode kepada barisan yang berada di sebelah kiri untuk membuka jalan dengan raut wajah yang sangat serius. Tentu saja mereka tidak mengerti apa yang dimaksud oleh anak itu. Akhirnya Hakiki membuka baut tiang bendera yang berada dibawah. Membuka baut awal sangatlah susah, tapi Hakiki berusaha sekuat tenaga membukanya dengan tangan tanpa bantuan alat apapun. Begitu keras. Telapak tangannya sampai memar. Akhirnya berhasil. Lalu dia menarik besi kecil yang menahan tiang bawah. Ada 2 besi kecil yang menahan tiang itu. Ketika dia menarik besi kecil yang kedua, dia kembali menoleh ke arah barisan kiri dan memberikan kode agar berhati-hati dan segera menyingkir. Akhirnya tiang bendera yang setinggi 5 meter terjatuh. Terdengar suara jeritan siswi yang berada di barisan sebelah kiri dan seruan kecil menggema di lapangan upacara.

"Uuuuuuuuu...."

Klentang.

Tiang bendera menyentuh tanah. Terhempas. Pelajar yang ada di barisan sebelah kiri mundur beberapa langkah. Ternyata benda itu tidak sampai mengenai barisan pelajar.

Hakiki lalu berlari ke ujung tiang, dia meminta seseorang untuk memegang ujung tiang. Memperbaiki tali yang tersangkut di ujung tiang dan menarik tali sehingga bendera tertarik menuju ujung. Kemudian dia bersama satu temannya tadi, mengangkat tiang bendera dan berusaha mendirikan tiang kembali. Aksinya sangat cepat. Hanya butuh 3 menit untuk melakukan aksinya. Dengan cepat Hakiki kembali memasang besi penghalang di pangkal tiang bendera. Penghalang 1 dan penghalang 2. Akhirnya dia memasang bautnya kembali. Dia tersenyum kepada petugas bendera yang dari awal kejadian sampai sekarang hanya terdiam melihat aksi adik kelasnya.

Terdengar suara riuh bersorak di lapangan sekolah disertai tepuk tangan yang meriah. Hakiki tertawa lebar. Bibirnya membentuk kotak. Dia menundukkan setengah badan, ibarat penyanyi yang telah menyelesaikan konser tunggal. Dia meluruskan badannya kembali, sambil tetap tertawa dan berlari kecil ke barisan semula.

"Itu blank face khan?" seru seorang siswi di salah satu barisan

"Aduh... mengapa dia sekeren itu," balas siswi lain menyahuti.

"Dia kelas berapa sih?" lanjut siswi yang lain.

"Namanya Hakiki. Kelas 10 - 2, " balas seseorang, suaranya sedikit cempreng tapi berat. Ternyata suara itu berasal dari laki-laki yang berada di belakang barisan mereka.

Ketiga siswi tadi melihat ke belakang lalu salah satunya berkata, "Eit... dah... elu mon tau aja deh mana laki yang ganteng."

"Tentu dunks," jawabnya manja.

Di barisan itu juga, Arini hanya tersenyum kecil dan menggeleng-gelengkan kepala. Bukan hanya sekali ini, dia melihat aksi sahabatnya yang menggemparkan orang di sekitar.

Kejadian ini yang membuat seluruh guru dan pelajar di sekolah terhentak hebat dengan aksinya. Padahal pada saat itu, Hakiki baru 3 bulan memasuki Sekolah Menengah Atas yang dipilihnya.

"Ki, apaan sih?"

Arini memukul dada Hakiki setelah pemuda itu tepat berada di depannya.

"Oh... sakit."

Hakiki meringis.

"Kamu mau langsung pulang?" tanya Hakiki, sekarang ini wajah polosnya keluar lagi.

"Iya. Emang kenapa?"

"Kalau tidak ada kegiatan, temeni aku beli cairan pembersih saxophone yuk?" ajak Hakiki.

"Dimana?"

"Di pasar burung!"

"Emang ada di pasar burung, barang itu?" tanya Arini serius.

Hakiki tertawa. "Ya enggaklah. Kita cari di mall sekitar sini. Gimana, bisa?"

"Ya udah. Naik mobil aku aja ki," ajak Arini.

"Ya iyalah, wong aku naik bis kok, gak punya mobil."

Arini tersenyum, dia kembali memukul lembut dada Hakiki, dilanjutkan dengan menarik lengan sahabatnya. Merangkul dan berjalan keluar lorong sekolah.

"Oh... sakit," ringis Hakiki.

"Tas kamu mau aku bawakan? Mungkin berat?" tanya Hakiki.

Arini tersenyum kecil, senbari memberikan tas sandangnya kepada Hakiki.

Hakiki sedang belajar menggunakan alat musik saxophone dalam 6 bulan terakhir ini. Belum mahir tapi dia bisa melantunkan nada-nada dari alat musik tiup itu. Entah mengapa dia memilih alat musik yang tergolong sulit di jadwal les dia tahun ini.

Selain bisa memainkan saxophone, dia mahir memainkan gitar.

"Ki, nama anak baru itu Hikma Andapi," seru Arini membuka pembicaraan baru.

Hakiki tiba tiba menghentikan langkahnya. Tas sandang yang akan dikalungkan ke lehernya juga tersendat untuk dipasangkan.

Arini kaget. "Ada apa, Ki?"

Hakiki terdiam. Wajahnya tersirat memikirkan sesuatu yang sangat dalam.

"Kenapa?" tanya Arini sedikit mendesak. Dia melihat raut wajah Hakiki beda dari sebelumnya.

"Kok... sepertinya aku pernah mendengar nama itu ya, Rin?"

"Ouh ya. Dimana kamu mendengarnya? Apa kamu sebelumnya pernah mengenal Dapi?" tanya Arini lagi, kali ini suara Arini lebih mendesak. Mungkin karena penasaran.

"Dapi?"

"Ya... Dapi. Panggilannya Dapi."

"Oh...."

Hakiki menyelesaikan gerakan sebelumnya yang tertunda. Lalu dia melangkah dan Arinipun ikut bergerak. Masih tetap merangkul tangan kanan Hakiki.

"Aku enggak tau, kok sepertinya sering mendengar nama itu ya? Tapi mungkin hanya kebetulan," nyata Hakiki.

"Hmmmm... mungkin kamu pernah dengar nama itu dari orang atau mungkin pernah baca di koran atau majalah."

"O'...? Apakah dia artis?" tanya Hakiki sambil menoleh ke Arini. Wajahnya benar-benar serius dan kedua mata yang tajam itu membelalak.

Arini tertawa. Dia mencubit dada Hakiki.

"Uh... sakit...."

Suara itu keluar dari mulut Hakiki. Bibirnya maju setengah sentimeter.

"Bukan. Kalau artis enggak mungkin sekolah di sini. Mungkin kamu memang pernah mendengar namanya sekilas. Mungkin tadi di kelasmu ada siswa yang menyebutkan namanya. Karena hari pertama sekolah saja, dia sudah banyak memikat siswi yang ada di sekolah. Semua orang membicarakannya di kantin pada saat waktu istirahat tadi dan yang belum melihat, langsung menuju ke kelas 10-1 untuk membenarkan isu yang beredar, " jelas Arini.

"Isu yang beredar?" tanya Hakiki.

"Ya... isu yang langsung beredar kalau Dapi adalah siswa yang mungil, putih, ramah, suka tertawa dan memiliki mata yang tersenyum ketika dia tertawa."

"Mata yang tersenyum?" tanya Hakiki lagi. Tentu saja dengan wajah polos dan penuh rasa penasaran. "Puisi apa itu? Mata yang tersenyum. Yang tersenyum khan bibir!" nyatanya dengan nada protes.

"Ya... matanya memang benar-benar tersenyum. Aku mengakui itu. Dia memang benar-benar manis dan mempesona, juga ramah. Dia selalu tertawa. Apapun yang diceritakan teman-teman, dia selalu tersenyum dan tertawa. Sepertinya dia telah mengambil hati orang-orang di kelas, padahal dia masih 1 hari loh masuk ke sekolah kita."

Hakiki hanya terdiam. Mereka telah keluar dari lorong sekolah, lalu berjalan di trotoar menuju lapangan parkir. Arini terus bercerita mengenai siswa baru di kelasnya. Hakiki hanya terdiam. Dia masih mencari-cari di dalam rak-rak otaknya, dimana dia pernah mendengar nama itu tapi tak berhasil.

Akhirnya mereka sampai di parkiran. Arini yang menyetir, dia memiliki SIM tentunya. Hakiki membuka pintu mobil penumpang bagian depan sebelah kiri dan masuk ke dalam setelah Arini. Lalu mobil Honda Jazz putih meluncur, keluar dari parkiran sekolah.

*******

Terpopuler

Comments

Junaldi Junaldi

Junaldi Junaldi

Hmm..
Arini ya

2020-07-11

1

Manzilia

Manzilia

Jadi penasaran.... 😘

2020-07-06

1

Manzilia

Manzilia

Yang disensor itu tali apa kak?

2020-07-06

1

lihat semua
Episodes
1 Boyz with fun : Ep. 1
2 Boyz with fun : Ep. 2
3 Boyz with fun : Ep. 3
4 Boyz with fun : Ep. 4
5 Boyz with fun : Ep. 5
6 Boyz with fun : Ep. 6
7 Boyz with fun : Ep. 7
8 Boyz with fun : Ep. 8
9 Boyz with fun : Ep. 9
10 Scenery : Ep. 10
11 Scenery : Ep. 11
12 Scenery : Ep. 12
13 Scenery : Ep. 13
14 Singularity : Ep. 14
15 Singularity : Ep. 15
16 Singularity : Ep. 16
17 Singularity : Ep. 17
18 Singularity : Ep. 18
19 Singularity : Ep. 19
20 Inner child : Ep. 20
21 Inner child : Ep. 21
22 Inner child : Ep. 22
23 Inner child : Ep. 23
24 Stigma : Ep. 24
25 Stigma : Ep. 25
26 Stigma : Ep. 26
27 Stigma : Ep. 27
28 Stigma : Ep. 28
29 Stigma : Ep. 29
30 Stigma : Ep. 30
31 Stigma : Ep. 31
32 Sweet Night : Ep. 32
33 Sweet Night : Ep. 33
34 Sweet Night : Ep. 34
35 Sweet Night : Ep. 35
36 Sweet Night : Ep. 36
37 Sweet Night : Ep. 37
38 Sweet Night : Ep. 38
39 4 O'clock : Ep. 39
40 4 O'clock : Ep. 40
41 4 O'clock : Ep. 41
42 4 O'clock : Ep. 42
43 Hug Me : Ep. 43
44 Hug Me : Ep. 44
45 Winter Bear : Ep. 45
46 Winter Bear : Ep. 46
47 Winter Bear : Ep. 47
48 Pengumuman
49 Nomor kontak
50 (Hakiki Hulmi) Episode 1
51 (Hakiki Hulmi) Episode 2
52 (Hakiki Hulmi) Episode 3
53 (Hakiki Hulmi) Episode 4
54 (Hakiki Hulmi) Episode 5
55 (Hakiki Hulmi) Episode 6
56 (Hakiki Hulmi) Episode 7
57 (Hakiki Hulmi) Episode 8
58 (Hakiki Hulmi) Episode 9
59 (Hakiki Hulmi) Episode 10
60 (Hakiki Hulmi) Episode 11
61 (Hakiki Hulmi) Episode 12
62 (Hakiki Hulmi) Episode 13
63 (Hakiki Hulmi) Episode 14
64 (Hakiki Hulmi) Episode 15
65 (Hakiki Hulmi) Episode 16
66 (Hakiki Hulmi) Episode 17
67 (Hakiki Hulmi) Episode 18
68 (Hakiki Hulmi) Episode 19
69 (Hakiki Hulmi) Episode 20
70 (Hakiki Hulmi) Episode 21
71 (Hakiki Hulmi) Episode 22
72 (Hakiki Hulmi) Episode 23
73 (Hakiki Hulmi) Episode 24
74 (Hakiki Hulmi) Episode 25
75 (Hakiki Hulmi) Episode 26
76 (Hakiki Hulmi) Episode 27
77 (Hakiki Hulmi) Episode 28
78 (Hakiki Hulmi) Episode 29
79 (Hakiki Hulmi) Episode 30
80 (Hakiki Hulmi) Episode 31
81 (Hakiki Hulmi) Episode 32
82 (Hakiki Hulmi) Episode 33
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Boyz with fun : Ep. 1
2
Boyz with fun : Ep. 2
3
Boyz with fun : Ep. 3
4
Boyz with fun : Ep. 4
5
Boyz with fun : Ep. 5
6
Boyz with fun : Ep. 6
7
Boyz with fun : Ep. 7
8
Boyz with fun : Ep. 8
9
Boyz with fun : Ep. 9
10
Scenery : Ep. 10
11
Scenery : Ep. 11
12
Scenery : Ep. 12
13
Scenery : Ep. 13
14
Singularity : Ep. 14
15
Singularity : Ep. 15
16
Singularity : Ep. 16
17
Singularity : Ep. 17
18
Singularity : Ep. 18
19
Singularity : Ep. 19
20
Inner child : Ep. 20
21
Inner child : Ep. 21
22
Inner child : Ep. 22
23
Inner child : Ep. 23
24
Stigma : Ep. 24
25
Stigma : Ep. 25
26
Stigma : Ep. 26
27
Stigma : Ep. 27
28
Stigma : Ep. 28
29
Stigma : Ep. 29
30
Stigma : Ep. 30
31
Stigma : Ep. 31
32
Sweet Night : Ep. 32
33
Sweet Night : Ep. 33
34
Sweet Night : Ep. 34
35
Sweet Night : Ep. 35
36
Sweet Night : Ep. 36
37
Sweet Night : Ep. 37
38
Sweet Night : Ep. 38
39
4 O'clock : Ep. 39
40
4 O'clock : Ep. 40
41
4 O'clock : Ep. 41
42
4 O'clock : Ep. 42
43
Hug Me : Ep. 43
44
Hug Me : Ep. 44
45
Winter Bear : Ep. 45
46
Winter Bear : Ep. 46
47
Winter Bear : Ep. 47
48
Pengumuman
49
Nomor kontak
50
(Hakiki Hulmi) Episode 1
51
(Hakiki Hulmi) Episode 2
52
(Hakiki Hulmi) Episode 3
53
(Hakiki Hulmi) Episode 4
54
(Hakiki Hulmi) Episode 5
55
(Hakiki Hulmi) Episode 6
56
(Hakiki Hulmi) Episode 7
57
(Hakiki Hulmi) Episode 8
58
(Hakiki Hulmi) Episode 9
59
(Hakiki Hulmi) Episode 10
60
(Hakiki Hulmi) Episode 11
61
(Hakiki Hulmi) Episode 12
62
(Hakiki Hulmi) Episode 13
63
(Hakiki Hulmi) Episode 14
64
(Hakiki Hulmi) Episode 15
65
(Hakiki Hulmi) Episode 16
66
(Hakiki Hulmi) Episode 17
67
(Hakiki Hulmi) Episode 18
68
(Hakiki Hulmi) Episode 19
69
(Hakiki Hulmi) Episode 20
70
(Hakiki Hulmi) Episode 21
71
(Hakiki Hulmi) Episode 22
72
(Hakiki Hulmi) Episode 23
73
(Hakiki Hulmi) Episode 24
74
(Hakiki Hulmi) Episode 25
75
(Hakiki Hulmi) Episode 26
76
(Hakiki Hulmi) Episode 27
77
(Hakiki Hulmi) Episode 28
78
(Hakiki Hulmi) Episode 29
79
(Hakiki Hulmi) Episode 30
80
(Hakiki Hulmi) Episode 31
81
(Hakiki Hulmi) Episode 32
82
(Hakiki Hulmi) Episode 33

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!