Lima Tahun Lalu

"Tidak mudah, setelah kepergian salah satu anakku, aku merasa Brian akan aman padaku dan tidak ingin bos ku tahu jika anak anaknya adalah benihnya, apalagi satu tahun kepergian putriku, dia begitu kejam dan akan menyalahkan aku, jika dia tahu sebenarnya. Aku akan bawa Brian ke singapore, tempat mediang ayah dulu, aku rasa kita perlu waktu"

"Izinkan aku ikut, kita bisa bersama menghadapinya, seperti apa Zaka yang kamu takuti."

"Aril, kamu jangan seperti itu. Aku meminta, karena aku tahu keadaannya. Lebih baik menghindar, ketimbang bersama melawannya."

Dan saat ini, Aril dan Mirna saling menatap intens. Dimana satu tahun terakhir, ia harus bekerja dan menyamar demi salah satu anaknya yang sakit keras, apalagi tidak selamat. Hingga Mirna mempunyai Brian satu satunya, anak yang sedikit lemah imun membuat ia berjuang dan bekerja, tak sangka dirinya bekerja di perusahaan milik Mr Zaka Holand. Mirna pun harus merubah rambut lurus menjadi ikal, dan di kuncir tinggi ditengah ubun ubun, dengan poni tak lupa kacamata ia pakai.

Aril mengerti, sehingga Mirna kini benar benar tidak ingin di ganggu soal melamarnya. Fokusnya adalah bekerja untuk sang putra yang ia sayangi, namun sebelum mengajukan berhenti kerja, tak sangka Mirna harus melewati masa kontraknya habis, sehingga ia berlalu dengan tampilan wanita cupu.

Beberapa minggu kemudian, Mirna yang pergi dari gudang gelap dan pengap itu, ia benar benar kesal sekali begitu enteng mereka di dalam sana, ketika bicara mereka salah tangkap. Hingga pergi pun di ikuti salah seseorang.

"Nona, maafkan kami! permintaan maaf dari bos saya, apa anda lapar, ingin sesuatu?" ucap Kivi, yang sedikit takut akan lirik matanya

"Jalur sini pasti ga ada taksi, tolong anterin saya pulang!" teriak Mirna, menatap pria yang mencoba membekap, namun Mirna punya bela diri sehingga bisa menepis, meski awalnya hampir kalah.

"Baik, silahkan masuk. Tapi anda berjanji kan tidak akan biarkan semua ini bocor ke media, please nona. Anda paham kan, saya juga bekerja."

"Berisik sekali! emang kamu lihat tampang aku, apa mirip wanita yang bibirnya tukang ember? aku ingin pulang paham!"

Tukang Ember?! Kivi tercengang kebingungan.

Mirna yang membersihkan wajah didalam mobil, dan mengelap tubuhnya dengan tissue basah dan membuang di sembarang tempat dalam mobil mewah, membuat ia tidak peduli sedikit menyampah! lagi pula dirinya yang dirugikan disini.

Sementara Zaka kehilangan jejak wanitanya, ia sampai menyuruh orangnya dan salah sasaran, hingga harus ia berurusan dengan karyawan cupunya yang ia rasa jijik, dan Zaka hanya pasrah menatapnya, ia berada di depan di samping Kivi hanya melirik dari spion tingkah wanita cupu yang salah tangkap.

"Cepat sampai rumah saja, malas saya semoga saya tak bertemu dengan anda maksud saya kalian, sudahlah saya tidak akan mempersulit kalian, cukup kalian tidak bertemu dengan saya kembali sudah cukup!"

Mirna sedikit melirik sang atasan sombong, dan bertanya, ia seperti pernah bertemu dengan pria jahat yang tega sekap wanita tanpa perasaan.

"Apa sebelumnya kita pernah bertemu ya?! kenapa saya merasa tidak asing melihat anda, tapi dimana ya? Eum.. sudahlah ga usah dibahas!"

Zaka pun menatap Mirna ketika telah sampai depan rumahnya. Ia juga merasa tidak asing pada wanita itu, sedari penutup wajahnya dibuka seolah pernah melihat tapi lupa, entahlah dimana mereka bertemu.

'Wanita aneh, dia yang bertanya dia juga yang menjawab?" ucap Zaka.

Zaka merasa tidaklah menakutkan, ia gadis ceria nan lembut, tapi jika marah membuatnya takut. Hingga Kivi kembali menyetir setelah antar gadis itu sampai rumah, dan berlalu, Zaka pun segera pindah ke belakang setelah karyawan cupu di antar oleh asistennya.

"Hah... banyak sekali tissue disini, apa wanita tadi mandi tissue?" ucap Zaka pada Kivi, tapi ia hanya memutar mata dan tersenyum.

"Maafkan saya bos! biar nanti saya bersihkan, lagi pula saya sudah memintanya untuk tidak bocor soal salah sekap."

"Kau dan orang suruhanmu, harus bertanggung jawab Kivi! jika media perusahaan bocor kesalahan ini hancur karena wanita itu mengadu, ku potong gaji mu 90% selama lima tahun"

Gleeuk! Menelan saliva Kivi.

LIMA TAHUN TELAH BERLALU.

Mirna Di balik cermin dengan segudang foto haluan, mengingat hari dirinya bertemu Zaka dan Aril yang kala itu mempersiapkan menuju kantor, ia telah rapih dengan setelan biasa, ia akan berusaha menuju butik untuk mengganti pakaian kantor. Setelah sarapan ia pamit pada bibi, dan pergi dengan sepeda motor bersama paman.

"Sudah paman, makasih ya Mirna gak papa turun disini, Mirna juga mau beli pakaian kantor dulu disana."

"Jaga diri ya Mir, paman ga mau kamu kenapa kenapa!"

"Siap paman, Mirna pasti hubungi paman jika ada sesuatu. Sampaikan salam juga, Mirna udah rindu sama Brian, belum bisa jemput dia ke singapore." ucap Mirna.

Setelah Mirna dengan setelan kantor, kemeja putih dan rok hitam pendek plisket bergaris dan ketat di atas lutut. Dan sepatu hak tinggi yang ia punya. Ia menuju kantor yang setengah jam lagi ia harus sudah sampai.

"Terimakasih selamat datang kembali nona,"

ucap pelayan kasir butik.

Mirna menatap kesal, meski ia membutuhkan pekerjaan, tapi demi menata hidup lebih baik. Berharap Ayah bisa memberi kesempatan peluang jika aku sudah lebih baik, dan bisa menemui Brian putranya yang berjuang dari sakitnya.

Tepatlah di lift, ketika ia keluar dari lift. Mirna dan menuju lantai tujuh! masuk lift dari arah sebrang berlainan. Mirna menatap dan menunggu di ruang bersama para calon yang memang hari ini hadir. Meski tak akrab, seorang bernama Inge pun mengenalkan diri padanya.

"Hai.. aku Inge kamu melamar sebagai apa?"

"Inge pun tersenyum membalas. Sebagai sekretaris."

"Wah .. serius?" Inge pun tersenyum dan menganga lebar, ia pun menjawab jika ia juga sedang melamar sebagai bendahara.

Bruugh.

Seseorang menabrak pundak Mirna, saat ia sedang bicara bersama pelamar kerja lainnya.

"Aduh."

Mirna pun menatap pria itu. Ia kaget merasa pria dihadapannya seperti melihat Zaka! pandangannya mirip, perasaan yang hilang itu seakan dekat dan kembali.

"Maaf tuan Aril. Kita hampir terlambat." ucap seseorang asisten disebelahnya menyadarkan.

Aril pun merapihkan berkas itu dan memegang tangan Mirna, berusaha mengembalikan mapnya.

"Sekali lagi maaf saya tidak hati hati."

Aril berlalu, tapi Mirna masih menatap kebingungan. Ia pun berlalu melangkah, dengan wajah malu dan berdebar. Tiba saja pria itu memanggilnya.

"Hei nona?"

"Ya ..?" Mirna membalik arah. Ia pun memundurkan langkahnya.

Langkah 1 ...

Langkah 2 ...

Langkah 3 ...

Mirna mundur dan menepi ketika tubuhnya bersandar di pintu kaca.

"Kenapa takut, aku hanya ingin mengembalikan pena mu?" ucap Aril, senyum dan kembali pergi.

Owh.. Mirna tersenyum malu. Ia membalikkan tubuhnya dan menutup wajahnya, lalu berlalu pergi.

"Ah .. perasaan apa ini?" gumam Mirna.

Sementara Aril berlalu dan tersenyum. Menatap wanita itu cantik dan manis ketika tersenyum, setelah mengembalikan bolpen milik dia.

Mirna melangkah dan terkejut akan pandangan pria di hadapan nya. Memulai interview tahapan hingga demi tahapan, tak terasa ia lolos diterima bekerja.

Tiba dilantai gedung, Mirna menaiki lift dan bertemu dengan bagian hrd.

"Selamat pagi bu Ila, saya Mirna."

"Pagi Mirna, sudah datang akhirnya, baiklah ayo ikut, biar nanti saya jelaskan apa tugas mu, semua berkas ada disini kamu pelajari, dan nanti setelah bertemu dengan pak Zaka kamu minta database pada asisten Aril, tanyakan schedule pertemuan dan jam yang biasa dilakukan sekretaris sebelumnya!"

"Tunggu bu, kenapa dua orang?"

"Karena bosnya itu adik kakak."

"Baik bu Ila, saya paham."

Krek! membuka pintu.

Semua karyawan berdiri dan berkumpul menyambut pak Zaka. Mirna pun mengikuti kebiasaan semua karyawan, mereka menunduk dan memberi hormat. Tapi hanya Mirna yang saat itu tidak, ia merasa aneh.

"Apa harus seperti ini, kaku sekali. Tidak seperti ini mempunyai pabrik terhadap karyawannya hormat, memang setiap datang lewat harus seperti ini." batin Mirna, tak lama ia syok kala pria yang ada di depannya adalah pria yang ia hindari.

'Tunggu, dia ada disini?' batin Mirna.

TBC.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!