Catherine berhasil melarikan diri dari istana dan bertemu dengan pemberontak bernama William. William terkejut melihat putri kerajaan datang kepada mereka dan akhirnya ia memutuskan untuk membantu Catherine melawan keluarganya.
William berasal dari kota kecil di pinggiran kerajaan. Ia tumbuh dalam keadaan sulit, di tengah ketidakadilan dan penindasan yang dilakukan oleh keluarga kerajaan terhadap rakyat. Meskipun demikian, William adalah seorang pria yang penuh dengan tekad dan semangat untuk membawa perubahan.
Ia menyaksikan sendiri penderitaan yang dialami rakyat akibat kebijakan yang tidak adil dari keluarga kerajaan. Ia merasa tidak puas hanya menjadi penonton dan merasa bahwa perlu ada tindakan nyata untuk melawan ketidakadilan tersebut. William kemudian bergabung dengan sekelompok pemberontak yang bertujuan untuk melawan keluarga kerajaan dan mencari keadilan bagi rakyat. Dalam perjuangan ini, ia menjadi sosok yang dihormati dan diandalkan oleh para pemberontak lainnya karena keberanian dan pengetahuannya dalam strategi perlawanan
Catherine berjalan melalui hutan dengan hati yang berdebar kencang. Dia merasa ketakutan dan tidak tahu harus pergi ke mana setelah berhasil melarikan diri dari istana. Tiba-tiba, dia mendengar suara langkah kaki di belakangnya dan langsung merasa waspada.
"Siapa di sana?" tanyanya dengan suara gemetar.
"Saya William," jawab seseorang dari balik semak-semak. "Siapa kamu?"
"Aku adalah Catherine, putri kerajaan. Aku melarikan diri dari istana dan ingin bergabung denganmu untuk melawan keluargaku," jawab Catherine dengan cepat.
William keluar dari semak-semak dan menatap Catherine dengan curiga. "Mengapa kamu melarikan diri dari istana? Apa yang terjadi?"
Catherine memandang William dengan penuh harapan. "Mereka memaksaku untuk menikah dengan pangeran yang tidak aku cintai. Aku tidak ingin hidup di bawah bayang-bayang mereka selamanya."
William merasa iba melihat wajah Catherine yang penuh kebingungan. "Aku akan membantumu, Catherine. Kita akan melawan mereka bersama-sama."
Catherine merasa lega mendengar perkataan William. "Terima kasih, William. Aku tidak tahu harus pergi ke mana setelah melarikan diri dari istana. Apa kamu punya tempat untukku?"
William tersenyum ramah. "Tentu saja, Catherine. Aku punya tempat persembunyian di hutan ini. Kita akan aman di sana."
Catherine merasa terharu dengan kebaikan hati William. "Terima kasih, William. Kamu sangat baik padaku."
William mengangguk. "Kita harus bergerak cepat sebelum ada pasukan istana yang menemukan kita. Ikuti aku."
Mereka berjalan melalui hutan dengan hati-hati dan berusaha menghindari pengawal istana. Setelah beberapa saat, mereka tiba di sebuah tempat persembunyian rahasia di dalam hutan yang dihuni oleh para pemberontak. Catherine merasa lega dan bersyukur telah bertemu dengan William. Ia yakin bersama-sama mereka bisa melawan keluarganya dan merebut kembali tahtanya.
Ketika mereka tiba di tempat persembunyian, William membuka pintu dan mempersilahkan Catherine masuk ke dalam. "Ini adalah rumah baru kita, Catherine," ujarnya dengan senyum ramah.
Catherine terkejut melihat tempat persembunyian tersebut. Ia melihat beberapa orang pemberontak di dalam ruangan, yang mengamati kedatangan mereka dengan curiga. Catherine merasa tidak nyaman dengan situasi tersebut, tetapi William meyakinkannya bahwa mereka adalah sahabat dan bersedia membantu Catherine.
"Kamu harus berhati-hati, Catherine," kata William dengan suara rendah. "Tidak semua orang di sini adalah pendukungmu. Ada beberapa orang yang masih setia kepada keluargamu dan siap untuk memberitahu mereka tentang keberadaanmu."
Catherine mengangguk, merasa semakin waspada dengan lingkungan sekitarnya. Namun, ia tetap yakin bahwa William akan membantunya dan mereka bisa merebut kembali tahtanya.
"Mereka tidak bisa memenangkan perang melawan kita," ucap Catherine dengan penuh keyakinan. "Kita punya kekuatan yang cukup untuk mengalahkan mereka."
William tersenyum. "Kamu benar, Catherine. Kita akan melawan mereka bersama-sama dan merebut kembali tahtamu. Aku akan memimpin pasukan kita ke istana untuk mengambil alih kekuasaan."
Catherine merasa senang dan berterima kasih kepada William atas dukungannya. Mereka berdiskusi lebih lanjut tentang rencana mereka untuk merebut tahta dan menyebarluaskan ideologi baru di kerajaan.
***
Hari-hari berikutnya, Catherine belajar banyak tentang kehidupan para pemberontak dan keadaan negara yang sebenarnya. Ia terkejut mengetahui bahwa keluarganya telah melakukan banyak kesalahan dan ketidakadilan terhadap rakyat. Catherine semakin yakin bahwa tindakan yang dilakukannya adalah benar dan dia harus melawan keluarganya untuk memperbaiki keadaan negara.
William dan Catherine sedang duduk di bawah pohon, sambil menikmati udara segar dan pemandangan hutan yang hijau.
"Kamu terlihat sedang berpikir serius, Catherine. Ada apa?" tanya William, melihat ekspresi Catherine yang konsentrasi.
Catherine menghela nafas. "Aku belajar banyak tentang kehidupan para pemberontak dan keadaan negara yang sebenarnya selama beberapa hari terakhir. Aku merasa terkejut dan sedih dengan apa yang aku pelajari."
William menatap Catherine dengan penuh perhatian. "Ceritakan padaku, Catherine. Apa yang membuatmu merasa sedih?"
Catherine menggelengkan kepala, mencoba menahannya agar tidak menangis. "Aku tidak bisa membayangkan keluargaku melakukan kesalahan dan ketidakadilan terhadap rakyat. Mereka tidak memikirkan rakyat mereka sama sekali."
William merasa iba melihat wajah Catherine yang sedih. "Aku tahu perasaanmu, Catherine. Itulah mengapa kita harus terus berjuang. Kita harus memperbaiki keadaan negara dan membuatnya menjadi tempat yang lebih baik untuk rakyatnya."
Catherine menatap William dengan penuh tekad. "Kamu benar, William. Aku yakin tindakan yang aku lakukan adalah benar. Aku harus melawan keluargaku untuk memperbaiki keadaan negara."
William tersenyum bangga pada Catherine. "Kamu adalah pahlawan kita, Catherine. Kita akan melawan keluargamu dan merebut kembali tahtamu. Bersama-sama, kita akan membuat negara ini menjadi tempat yang lebih baik."
Catherine tersenyum dan merasa lebih kuat setelah mendapat dukungan dari William. Mereka berdiri dan bersiap-siap untuk menghadapi perjuangan yang akan datang. Catherine yakin bahwa bersama-sama, mereka bisa meraih kemenangan dan membuat perubahan positif bagi rakyatnya.
Saat itulah, pasukan istana menemukan tempat persembunyian para pemberontak. Mereka menyerang dengan kejam dan menghancurkan segala sesuatu yang ada di sekitar sana. Catherine dan William berjuang mati-matian untuk melindungi diri mereka dan teman-teman pemberontak. Namun, mereka kalah jumlah dan akhirnya terpaksa melarikan diri ke tempat persembunyian yang lebih jauh di dalam hutan.
Catherine dan William berlari secepat mungkin untuk menyelamatkan diri mereka. Mereka harus berhati-hati agar tidak tertangkap oleh pasukan istana yang terus mengejar mereka.
"Kita harus cepat pergi dari sini," kata William sambil menarik tangan Catherine.
Catherine mengikuti William dan merasa panik. Dia takut tertangkap dan disiksa oleh pasukan istana.
"Sudah berapa lama kita berlari?" tanyanya sambil menahan napas.
"Belum lama, tetapi kita harus terus bergerak secepat mungkin," jawab William.
Mereka berlari selama beberapa menit, tetapi kemudian mereka melihat cahaya api di kejauhan. Catherine dan William tahu bahwa pasukan istana sedang mendekati mereka.
"Kita harus bersembunyi," kata Catherine.
William menunjukkan sebuah gua kecil yang terletak di antara bebatuan besar.
"Inilah tempat persembunyian kita selanjutnya," ujar William sambil menunjuk ke gua tersebut.
Catherine dan William masuk ke dalam gua dan menutupi diri mereka dengan batu-batu besar. Mereka berdua berdiam diri di sana dan berharap pasukan istana tidak menemukan tempat persembunyian mereka.
Mereka mendengar suara langkah kaki pasukan istana yang semakin mendekat. Catherine dan William menahan napas mereka dan berusaha agar tidak terdengar. Tiba-tiba, ada suara yang menghampiri gua tempat mereka bersembunyi.
"Mereka pasti bersembunyi di sini," kata salah satu prajurit.
Catherine dan William saling berpandangan dan merasa ketakutan. Mereka tahu bahwa jika tertangkap, mereka akan mati.
"Mari kita cari mereka!" teriak prajurit lainnya.
Mereka mulai mencari-cari di sekitar gua dan mendekati tempat Catherine dan William bersembunyi. Namun, tiba-tiba terdengar suara ledakan dan gua tempat mereka bersembunyi runtuh.
Catherine dan William terpental dan terbawa arus lumpur dan batu. Mereka terpisah dan tidak tahu keberadaan satu sama lain.
"Catherine!" teriak William.
Tapi tidak ada jawaban. William mencari ke seluruh penjuru gua untuk mencari Catherine, tetapi dia tidak menemukannya. Dia terpaksa keluar dari gua dan mencari Catherine di sekitar tempat itu.
Sementara itu, Catherine terbangun dengan kepala yang pusing dan merasa kesakitan di tangan dan kakinya. Dia terdampar di tepi sungai yang tenang dan tidak bisa bergerak.
"Catherine!" teriak William.
Catherine mencoba membalas teriakan William, tetapi suaranya terdengar parau dan terbatas.
"Di sini!" teriak Catherine.
William mendengar suara Catherine dan segera berlari ke arah suara tersebut. Dia menemukan Catherine yang terluka di tepi sungai dan segera membantu dia bangkit.
"Kamu baik-baik saja?" tanya William.
Catherine mengangguk lemah
Di sana, Catherine merasa kecewa dan frustrasi. Ia merasa bahwa mereka tidak akan bisa melawan pasukan istana yang sangat kuat dan kejam itu. William mencoba menenangkan Catherine dan berkata, "Jangan putus asa, Catherine. Kita masih punya kesempatan. Kita bisa bersekutu dengan pihak lain dan meminta bantuan mereka."
Catherine merasa ada kebenaran dalam perkataan William. Ia berbicara dengan para pemberontak dan meminta bantuan mereka untuk mencari sekutu baru. Setelah beberapa hari, mereka bertemu dengan seorang pemimpin militer yang bersedia membantu mereka melawan pasukan istana.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Liu Zhi
hidup Catherine
2023-05-11
0
Sinner Gura
William baik banget
2023-04-26
1