Antonio dan 3 orang Elf petualang mulai berjalan memasuki reruntuhan kota untuk mencari harta yang masih tertinggal disana..
"Kalian bertiga apakah sudah siap, hari ini kita akan mulai mencari harta di dalam kota itu."
Mereka berjalan mengikuti Antonio dan melihat bangunan-bangunan yang rusak dan terabaikan disana.
"Antonio apakah kita akan menyisir satu persatu rumah-rumah itu."
Ninda mengatakanya sambil menyaksikan tempat itu, dia masih merasa sedikit takut walaupun Antonio sudah memancing sebagian besar skeleton di daerah ini.
Dia membayangkan Antonio yang berada di gang-gang gelap itu sendirian sambil di kelilingi puluhan skeleton untuk memancing mereka.
"Tentu saja tidak Ninda kita akan mencari di tempat yang kemungkinan masih terdapat harta, tapi kita juga harus tetap berhati-hati karena mungkin masih ada banyak undead yang tertinggal di sana."
"Tentu Antonio kami akan selalu waspada dan mengikutimu."
Mereka berpikir akan lebih aman mengikuti Antonio karena mengingat bagaimana mengerikanya kumpulan undead itu saat mereka menghadapinya kemarin.
"Oh ya Antonio bagaimana dengan bangunan besar di sebelah sana."
"Mm kurasa itu bukan ide yang buruk Thomas, mari kita mulai dari sana."
Mereka memasuki rumah itu menyisir setiap sudut ruangan yang ada, tapi tidak menemukan sesuatu yang berharga.
"Sepertinya tidak ada yang bagus, mungkin petualang lain sudah mengambil semuanya."
"Lalu bagaimana Antonio apakah kita akan mencari di tempat lain."
"Ya kita akan masuk lebih dalam ke kota kurasa aku sempat melihat daerah pertokoan kemaren di sana."
"Tapi apakah di sana aman."
"Kurasa begitu karena aku sudah memancing banyak undead dari sana."
"Baiklah kami akan mengikutimu."
Mereka semua pergi ke tempat itu dan mencari berjam-jam sambil menghabisi skeleton yang tersisa tapi tetap tidak mendapatkan hasil menggembirakan.
"Sepertinya ini tak sesuai yang diharapkan, Thomas kita akan mencari tempat untuk berlindung dan membuat rencana lagi."
"Apakah kita akan keluar dari kota ini dan kembali besok Antonio."
"Itu kurang efektif kita akan masuk ke salah satu bangunan dan bermalam di sana."
"......"
Di istana kerajaan Artamia Raja Tainar dan penasehat kerajaanya sedang berdiskusi dan memikirkan apa yang harus di persiapkan untuk menyenangkan Ratu hutan saat dia datang ke danau Rimatir nanti.
"Baran bagaimana dengan pestanya."
"Sesuai perintah yang mulia festival dan pesta untuk merayakan kembalinya sang Ratu hutan akan di adakan selama 3 Hari dan gerbang akan di buka lebar untuk menyambut semua tamu dari suku-suku Elf yang ada di hutan Argamir ini."
"Bagus kalau begitu kita hanya tinggal menunggu utusan yang kita kirim kembali dan setelah itu aku akan pergi ke danau Rimatir untuk menemui Ratu hutan sendiri."
"Kalau begitu hamba akan menyiapkan pasukan pengawalan untuk yang mulia."
Sementara itu seorang prajurit penjaga gerbang istana mendekat dan bersujud.
"Yang mulia hamba datang untuk melapor bawa utusan yang anda kirim sudah kembali."
"Kalau begitu persilahkan dia untuk cepat menghadap."
Sebenarnya ketika Raja Tainar baru mendengar kabar kembalinya Ratu hutan, dia langsung memerintahkan utusan terbaik dan kuda tercepat untuk segera memastikanya.
Penjaga itupun pergi dan seorang Elf datang menghadap.
"Roko bagaimana, apakah kamu sudah bertemu dengan Ratu hutan."
"Benar yang mulia hamba sudah bertemu denganya dan menyampaikan pesan anda."
"Jadi sudah di pastikan, lalu bagaimana jawaban Ratu hutan apakah dia akan menerima kedatanganku."
"Yang mulia sebenarnya Ratu hutan berkata bahwa yang mulia tidak perlu untuk datang ke danau Rimatir."
Raja Tainar terlihat sedikit kecewa mendengar itu dan merenung apakah dia atau rakyatnya membuat kesalahan sehingga Ratu hutan tidak mau menemuinya.
Dia merasa takut kalau Ratu hutan yang mempunyai kemampuan untuk menggerakan seluruh hutan marah atau tersinggung.
"Kenapa Ratu hutan tidak mau menerima kedatanganku, apakah dia memberikan alasanya."
"Benar yang mulia Ratu hutan berkata kalau dia akan datang sendiri ke Artamia untuk menemui anda."
Raja Tainar yang mendengar itu tidak mampu menahan rasa senangnya, dia tidak pernah berpikir bahwa Ratu hutan mau repot-repot datang sendiri ke Kekerajaanya
"Ohh.. benarkah itu, jadi kapan dia akan datang dan bagaimana dia kemari bukankah dia tidak bisa pergi lama dari pohon Agung."
"Ratu hutan berkata dia akan datang saat pesta di selenggarakan nanti dan beliau akan datang dengan menaiki naga Helgram."
Raja Tainar dan penasehat Baran itu terkejut mendengar tentang naga Helgram yang terkenal mengerikan dan mampu menghancurkan sebuah kota dengan mudah.
"Apa, naga Helgram apakah Ratu hutan ingin menghancurkan Artamia, bagaimana ini yang mulia apakah kita akan mengungsikan para penduduk kota."
Penasehat Baran mengatakan itu dia tidak mampu menyembunyikan rasa kawatirnya.
"Tenanglah Baran dia belum tentu datang untuk melakukanya, lagipula kalau dia ingin menghancurkan Artamia dia tidak akan menunggu sampai pestanya di mulai dan tidak akan memberitahu kita semua itu."
"Tapi yang mulia naga itu.."
"Tenanglah Baran kita dengarkan dulu cerita dari Roko sepertinya dia belum selesai bicara, jadi cepat katakan pada kami apa yang kamu dengar."
"Benar yang mulia dia akan datang dengan naga Helgram untuk mempersingkat waktu dan hamba juga sudah bertemu dengan naga itu, sepertinya Ratu hutan dan naga Helgram sangat akrab dan juga menjamin Naga itu tidak akan menyerang kita."
"Jadi begitu, sekarang aku bisa sedikit tenang mendengarnya, jadi Roko apakah ada hal lain lagi."
"Sebenarnya yang mulia pada saat hamba pertama datang kesana Ratu hutan sepertinya sedang menunggu pria bernama Antonia, dia menyebut nama itu dan mengira pria itu yang datang mengunjunginya, dia bahkan menanyakan kabar dari pria itu."
"Oh.. benarkah, sepertinya alasan sebenarnya Ratu Hutan mau datang kesini untuk menemui Antonio, jadi kita tidak boleh mengecewakanya aku akan memanggil Antonio ke istana untuk memberi tahunya."
"Kalau begitu apakah hamba harus mencarinya sekarang."
"Kurasa tidak Roko kamu baru saja kembali jadi kamu pasti sangat lelah, beristirahatlah aku akan mengirim prajurit lain untuk mencarinya."
Utusanpun itu meninggalkan ruangan dan 2 orang prajurit masuk ke ruang singgasana.
"Saya prajurit Karon dan Dakar siap menerima perintah dari yang mulia."
"Kalian berdua pergilah cari Antonio katakan padanya aku ingin menemuinya."
Karon dan Dakar tidak tahu banyak tentang Antonio, mereka hanya tahu pernah mendengar ada seorang manusia yang tinggal di kota ini dimana seharusnya manusia di larang masuk apa lagi menetap di kota ini.
"Oh manusia itu apakah kami harus menyeretnya kemari jika dia menolak."
"Kalian tidak boleh melakukan itu padanya, bahkan jika dia menolak kalian tidak boleh berbuat apapun, entah apa yang akan dilakukan sang Ratu pada kota ini jika kita sampai menyinggungnya."
"Siap kami akan melakukan perintah yang mulia."
"Pergilah."
____________________________________________________
Eredan yang baru kembali dari quest pengawalan sedang berbicara dengan para petualang guild.
"Jadi mereka belum kembali dari quest berburu di reruntuhan Traimar, padahal kupikir mereka sudah menyerah dengan quest itu."
"Eredan apakah menurutmu mereka sudah mati menginggat Thomas dan kelompoknya hanyalah petualang perunggu yang berspesialis untuk misi pengawalan."
"Entahlah kita tidak tahu hingga batas waktu quest itu selesai."
Sementara perhatian mereka teralih oleh 2 prajurit Karon dan Dakar yang memasuki guild petualang, dan dua prajurit itu langsung menuju Resepsionis.
"Maaf apakah manusia yang bernama Antonio ada di sini, kami sudah mendatangi tempat tinggalnya tapi dia tidak ada di sana."
Para petualang penasaran kenapa para prajurit mencarinya dan para petualang di guild juga saling berbicara.
"Kenapa para prajurit mencarinya, apakah Antonio berbuat kejahatan."
"Entahlah aku juga tidak tahu, tapi mungkin mereka hanya ingin mengusirnya dari kota ini."
sementara para petualang saling berbicara Resepsionis Guild menjawab 2 prajurit Elf itu.
"Maaf tapi tuan Antonio masih sedang menjalankan quest di reruntuhan kota Traimar kuno saat ini."
"Hm.. jadi dia sedang pergi, jadi kapan kira-kira dia akan kembali."
"Maafkan kami, kami tidak tahu kapan tuan Antonio akan kembali tapi mereka sudah pergi lebih dari seminggu menjalankan Quest berburu di sana."
2 prajurit Karon dan Dakar kemudian terlihat berpikir dan saling berbicara.
"Bagaimana ini Karon apakah kita harus menyusulnya ke Reruntuhan kota kuno Traimar di wilayah kerajaan Palangka."
"Kurasa tidak Dakar mungkin itu akan mengganggu perburuanya dan apa kamu tidak ingat apa yang di katakan raja, kita tidak boleh sampai menyinggungnya karena itu bisa membahayakan kerajaan ini."
"Lalu apa yang harus kita lakukan?"
"Karon kita akan kembali dan melaporkan hal ini pada raja dan menunggu perintah selanjutnya"
Mereka yang mendengar pembicaraan kedua Prajurit itu berpikir, kenapa seorang manusia bisa membahayakan seluruh kerajaan Artamia dan siapa sebenarnya Antonio itu.
"Maafkan aku prajurit Karon Dakar aku ingin bertanya kenapa kerajaan mencari tuan Antonio dan kalau boleh kami tahu siapa sebenarnya tuan Antonio itu."
"Maaf kami hanya di perintah oleh raja Tainar untuk mencarinya dan soal siapa Antonio itu kami tidak tahu banyak, Raja hanya berkata kalau kami sampai menyinggungnya sang Ratu akan marah dan itu bisa membahayakan negeri kita."
"Sang Ratu.. Apakah Antonio anak dari seorang Ratu.."
"Soal itu kami tidak mengetahuinya."
Para petualang di sana terkejut mendengarnya dan saling berbicara saat kedua prajurit Karon dan Dakar pergi meninggalkan guild.
"Apa, dia Anak seorang Ratu.."
"Apakah itu benar, aku meragukan itu."
"Tapi prajurit itu bilang sang raja Tainar sendiri yang mengatakanya."
"Semua itu mungkin saja, bukankah ada beberapa kerajaan yang mengirim putra mahkota atau pangeranya pergi jauh untuk mencari pengalaman agar bisa memimpin kerajaanya kelak."
"Lalu kenapa dia menjadi seorang petualang bukankah itu aneh, yang aku tahu biasanya seorang pangeran yang di kirim akan menjadi seorang prajurit."
"Jika itu benar lalu dia dari kerajaan mana dan kenapa dia menutupi identitasnya."
"Entah dia hanya pernah bilang kalau dia berasal dari negeri yang sangat jauh dan dia menutupi identitasnya mungkin itu untuk keamanya."
"Kamu benar bagaimana mungkin ada yang percaya kalau seseorang yang baru muncul tiba-tiba mengatakan kalau dirinya seorang pangeran dan jika indentitasnya terbongkar mungkin itu akan menimbulkan masalah seperti para penculik atau saingan politiknya."
"Apakah dia pangeran dari kerajaan Remaria atau Kartia, setahuku hanya dua kerajaan itu yang di pimpin oleh seorang Ratu.
"Itu mungkin saja atau mungkin dia berasal dari kerajaan di belahan dunia lain yang juga memiliki tradisi mengirim pangeranya jauh ke negeri lain."
Dengan begitu rumor bahwa Antonio adalah seorang pangeran tersebar luas di Artamia karena para petualang terus membicarakanya di kota dan terus menyebar dari mulut ke mulut oleh para penduduk dan pedagang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 360 Episodes
Comments
John Singgih
ketika gosip semakin menyebar menjadi semakin panjang dan lebar ceritanya
2022-02-10
0
Katakiri
Rame nih!!
2021-04-21
0
Slenderman
roaming lagi wkwk
2021-03-23
0