"Gustav beri tahu kelompok yang lain kita akan segera berangkat."
"Baiklah Krusen, apakah kita harus mengumpulkan mereka semua untuk berdiskusi terlebih dahulu."
"Ya segera kumpulkan mereka."
3 tim petualang berkumpul. mereka adalah Black Wolves beranggotakan 7 orang yang di pimpin oleh Krusen,
Krusen adalah Warior Sword petualang yang membuat gagasan untuk melakukan pencarian ini dan anggotanya terdiri dari 2 warior, 3 Thief, 1 Archer dan 1 Healer.
Kemudian ada tim Silver Eagle Shield beranggotakan 5 petualang yang di pimpin oleh Gustav dia adalah seorang dari ras Dwarf yang menjadi petualang di di negeri manusia, Anggotanya terdiri dari 1 Warior Axe ,1 Swordman, 1 Mage, 1 Archer dan 1 Priest.
Terakhir adalah tim Eye Of Sword beranggotakan 5 orang, 1 Archer, 1 Monk, 2 Warior dan 1 mage, pimpinan kelompok itu adalah Duran seorang Warior.
"Krusen aku ingin bertanya soal pembagian temuan kita nanti, apakah kami benar-benar berhak atas semua hasil temuan masing-masing tim kita.?"
"Itu benar Duran kalian berhak atas temuan tim kalian sendiri."
"Jadi hasil kami di tentukan keberuntungan tim kami sendiri dan yang tidak mendapat apapun tidak bisa berbuat apa-apa."
"Apakah ada masalah dengan itu Duran"
"Tidak kami tidak masalah dengan itu, kami hanya ingin memastikanya sekali lagi"
"Baiklah kalau tidak ada pertanyaan lagi kita akan segera berangkat."
15 Orang bergerak mendekati dinding utara dari reruntuhan kota itu dan 2 orang tetap tinggal untuk menjaga kereta kuda dan perkemahan di sana.
Mereka menembakan tali dengan pengait ke atas tembok kota dan salah satu petualang mendakinya untuk memasang tangga tali dari atas tembok.
"Baiklah sudah siap, kalian bisa naik sekarang."
Satu persatu mereka mulai memasuki kota, dan tempat itu memiliki banyak bangunan tinggi dan tidak banyak terdapat kerusakan karena tempat itu berada di tempat yang cukup jauh dari pusat pertempuran di masa perang yang menghancurkan kota itu.
Mereka mulai terpencar dan memasuki rumah-rumah untuk mencari harta yang tersisa disana.
Lilia priest dari kelompok Silver Eagle Shield yang di pimpin oleh Gustav menemukan beberapa harta di reruntuhan dan menunjukanya pada rekan-rekanya.
"Lihat ini aku menemukan beberapa perhiasan dari rumah besar di sana."
"Kau hebat Lilia, Kita sangat beruntung sepertinya belum ada petualang yang sampai di tempat ini."
"Bukankah itu bagus Gustav kita juga harus terus mencari, sepertinya masih ada banyak harta yang tersisa."
"Baiklah tapi kita harus berhati-hati dan tetap bersama agar lebih aman."
"Tapi bukankah lebih baik kita berpencar agar mendapatkan lebih banyak harta."
"Aku kurang setuju dengan ide itu Python."
"Ada apa Gustav, apakah ada sesuatu yang mengganggumu."
"Entahlah aku merasa tidak nyaman dengan tempat ini, lihatlah gang-gang gelap di sana, kita tidak tahu ada apa di balik bayangan gelap itu."
Mereka melihat sekeliling dan mulai mengerti apa yang di katakan Gustav, tadinya mereka terlalu bersemangat untuk mencari harta sampai melupakan kalau sedang berada di tempat yang berbahaya.
"Baiklah Gustav aku akan mengikuti saranmu karena kamu adalah ketua kelompok ini."
Mereka terus menyusuri tempat itu dan semakin jauh memasuki kota, salah satu kelompok yang di pimpin Duran menemukan sebuah pedang yang sangat bagus.
"He kalian lihatlah pedang ini..!?"
"Ini sangat indah pedang ini sangat mengkilap, sepertinya itu di buat dengan logam khusus seperti Mithril dan di lapisi adamatium."
"Mungkin pedang besar ini sebelumnya milik bangsawan atau Jendral atau bahkan milik raja, melihat bahanya yang tidak biasa."
__________________________________________
Terlihat bangunan dan puing-puing reruntuhan kota dari celah di tembok yang hancur sebagian.
Antonio dan 3 Elf petualang berdiri dan bersiap menjalankan rencana untuk memancing para skeleton dari dalam kota.
"Antonio apa kamu tidak papa-papa sendirian masuk kesana"
"Tentu saja aku pasti bisa sampai di sini dengan selamat dengan membawa banyak skeleton jadi kalian bersiap-siaplah aku tidak akan lama."
"Antonio kamu haru berhati-hati dan kembali dengan selamat."
Antonio memasuki celah itu melewati jalanan kota yang porak poranda, dia menyaksikan bangunan-bangunan yang telah di tinggalkan.
Antonio berpikir jika saja semua itu tidak hancur dan tidak ada undead di sini pasti akan menjadi kota yang luar biasa.
Tidak ada manusia di sini semua bangunan yang hancur terlihat menakutkan dengan tumbuhan liar dan lorong-lorong yang gelap itu, tidak ada gambaran lain selain kota hantu.
"Sekarang bagaimana aku akan mengumpulkan mereka."
Antonio duduk di beranda sebuah rumah kosong sambil berpikir membuat rencana.
"Aku harus menarik perhatian mereka tapi bagaimana caranya, undead sangat peka terhadap kehidupan aku bisa berjalan mendekati mereka dan mereka akan langsung menyerang tapi itu tidak efektif dan hanya bisa memancing 5 atau 6 saja skeleton saja."
Antonio berpikir mungkin aku bisa membuat kegaduhan tapi apa mereka bisa mendengarnya karena mereka sudah tidak punya daun telinga lagi,
"Em.. tapi mereka jelas bisa melihat walaupun tidak punya bola mata, jadi mungkin itu akan berhasil."
Antonio berbicara sendirian di tempat itu untuk membuat rencana.
"Baiklah tidak ada salahnya mencoba cara ini."
Antonio mencari benda yang bisa membuat suara keras dan dia menemukan sebuah tameng yang terbuat dari logam dan berpikir kurasa ini milik bekas prajurit yang gugur di tempat ini, baiklah aku akan menggunakanya untuk membuat keributan.
Memegang tameng di tangan kiri dan pedang pendek di tangan kanan Antonio lalu memukul-mukulnya seperti sebuah lonceng.
"Clang..!!"
"Clang..!"
"Clang..!"
"Clang..!!?"
Antonio memukulnya menghancurkan ketenangan kota mati itu dan..
"Rarr..."
Terdengar suara raungan undead dari beberapa tempat di sekitar wilayah itu.
"Kurasa ini berhasil."
"Clang..!"
"Clang..!"
"Clang..!"
"Arrr..!!"
Suara raungan undead semakin mendekat sepertinya jumlahnya juga meningkat.
Antonio terus memukul perisai itu dan sekelompok skeleton mulai terlihat berdatangan dari segala arah dan semakin mendekat mengepung Antonio.
"Ini bagus kurasa sudah ada sekitar 20 skeleton..?"
Antonio langsung berlari dengan lincah menerobos kepungan skeleton itu, dia berhasil melewati pedang dan tombak skeleton karena gerakan dari skeleton yang kaku dan lebih lambat dari Antonio. sedangkan di luar benteng rekan-rekan Antonio masih menunggu.
"Thomas apa menurutmu ini akan berhasil.?"
"Entahlah Ninda aku juga tidak tahu."
"Antonio masuk ketempat itu sendirian untuk memancing kumpulan undead, apa menurutmu dia akan baik-baik saja. karena kupikir itu adalah sesuatu yang cukup gila untuk di lakukan."
"Antonio yang membuat rencana ini jadi kupikir mungkin akan berhasil karena dia sangat pintar, dia tidak akan melakukan sesuatu tanpa memikirkanya terlebih dahulu."
"Ya itu memang benar dia adalah orang gila yang cerdas."
"Clang..!"
"Clang..!"
"Clang..!"
"Ninda, Thomas dia datang"
Lidya yang bertugas mengawasi celah di dinding kota itu berteriak memberi sinyal kepada Thomas dan Ninda.
"Baiklah kita harus segera bersiap.!"
"Heehhhh....?!!"
"Apa Antonio membawa skeleton sebanyak itu.?!"
Mereka terkejut melihat Antonio yang datang berlari sambil memukul-mukul perisai dengan kumpulan undead mengejarnya dan Antonio tidak menyadari kalau undead yang mengejarnya terus bertambah selama dia mencoba melarikan diri.
Di sana Ninda yang menunggu sinyal terlihat sedikit panik sambil mengangkat tongkatnya.
"Thomas bagaimana ini..!?"
"Ninda kita tidak bisa lari undead tidak akan pernah lelah jadi bersiaplah menunggu sinyal dari Antonio."
"Baik..!"
Antonio berlari melewati celah itu dan kumpulan skeleton yang mengejarnya terjepit saling berdesakan di celah dinding.
"Sekarang..!"
Antonio memberi sinyal kepada Ninda, dan ninda yang sudah bersiap dengan sihir earth surge melepaskan mantranya dan gelombang tanah dari luar dan dalam dinding bergerak menjepit skeleton di celah itu.
Antonio segera berbalik menyerang skeleton yang masih terbebas dengan perisai dan pedang. Lidya dan Thomas juga langsung membantu Antonio.
Mereka melawan 6 skeleton yang masih terbebas, tombak dari skeleton sempat mengenai tubuh Antonio dan dia tertusuk tombak itu cukup dalam hingga darah mengalir dari perut Antonio tapi Antonio terlihat masih bisa berdiri dan bertarung.
Berkat kekuatan dari pohon Agung yang Antonio miliki, Antonio tidak terlalu merasa sakit. Tapi Ninda, Thomas dan Lidya yang menyaksikan hal itu terlihat sangat kawatir karena Antonio tidak mengenakan armor sama sekali.
Lidya juga terkena tebasan pedang skeleton di lengan kirinya karena tidak fokus saat menyaksikan kondisi Antonio yang di kepung skeleton.
"Antonio kau baik-baik saja..?!"
"Tenang saja Lidya aku tidak apa-apa, tetaplah waspada jangan pikirkan aku."
Mereka terus melawan dan sampai akhirnya mengalahkan 6 skeleton yang tidak ikut terjebak oleh sihir earth surge yang di lepaskan Ninda.
"Lidya apa lenganmu tidak papa.?"
"Jangan kawatirkan aku, lukamu sendiri jauh lebih parah daripada aku."
Lidya terlihat sangat kawatir melihat darah di pakaian Antonio, tapi Antonio masih mau terus bertarung dengan kondisi seperti itu dan berbicara.
"Baiklah mari kita selesaikan ini secepatnya sebelum para skeleton yang terjebak juga ikut terbebas."
"Baik..!"
mereka membantai satu-persatu lebih dari 30 skeleton yang terjebak di celah tembok itu sampai habis.
"Akhirnya berakhir."
Lidya, Thomas dan Ninda langsung terjatuh karena kelelahan sedangkan Antonio duduk di puing-puing beton dari tembok dan memeriksa lukanya sendiri.
"Sepertinya ini cukup dalam."
Thomas memberikan Potion pada Lidya yang terluka tapi Lidya masih tampak mengawatirkan Antonio.
"Terimakasih Thomas, tapi bagaimana dengan Antonio."
Mereka bertiga melihat lalu melihat ke arah Antonio dan menyaksikan luka di perut Antonio saat Antonio memeriksanya, kemudian mereka mendekat ke Antonio dengan cukup cemas.
"Antonio apa kamu baik-baik saja.?"
"Kamu tertusuk cukup dalam tadi, Lukamu pasti sangat parah."
"Ninda benar jadi cepat minum potion ini"
"Itu tidak perlu Thomas bukankah sudah kubilang kalau aku akan baik-baik saja."
Thomas, Lidya dan Ninda tidak tahu tentang kekuatan regenerasi yang Antonio miliki sehingga mereka terlihat sangat kawatir.
"Antonio jangan memaksakan diri, tadi kamu terus bertarung dengan luka separah itu dan luka itu pasti sangat menyakitkan.?!"
"Tidak Ninda, ini tidak sakit sama sekali dan sebentar lagi luka ini pasti akan sembuh dengan sendirinya"
"Apa maksudmu dengan segera sembuh, luka seperti itu pasti butuh waktu berminggu-minggu untuk sembuh total."
"Antonio dengarkan perkataan Ninda dan cepat minum potion ini, mungkin ini bisa sedikit menyembuhkan luka di perutmu"
Mereka terus mengawatirkan Antonio dan Thomas menyodorkan Healing potion pada Antonio jadi Antonio berbicara.
"Itu tidak perlu Thomas lihatlah ini, sepertinya lukanya sudah menghilang."
Antonio melepas bajunya yang berlumuran darah dan memperlihatkan perutnya yang cukup sixpack dan mereka tampak heran melihat tubuh Antonio yang sama sekali tak tak ada bekas luka sama sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 360 Episodes
Comments
John Singgih
kejutan dari antonio
2022-02-10
0
Setiawan Budhi
goods
2021-03-14
0
Alter-Ruu
yang cewek sehat?
2020-11-19
1