Antonio menuju ke rombongan kereta kuda yang di parkir berjajar di pinggir jalan, di sana ada banyak petualang dan mereka adalah petualang yang menjalankan quest pengawalan barang dan ada seorang pria elf berpakaian bagus mendatangi rombongan Antonio dan bertanya.
"Oh tuan Antonio apakah kamu sudah siap untuk berangkat"
"Ya dan mereka adalah rekan petualangku yang aku ceritakan tadi pagi.."
"Baiklah kalian bisa naik kereta kuda yang di belakang, di sana masih ada tempat yang kosong"
Elf memang menyayangi binatang tapi mereka tidak mungkin lepas dari kebutuhan tranportasi seperti kuda, jadi mereka memperbolehkan mempekerjakan kuda selama kuda-kuda itu di perlakukan dan di rawat dengan baik.
"Antonio apakah kamu akan berangkat bersama ayahku"
Seorang gadis kecil yang ceria bertanya, dia adalah Laura Teanir gadis Elf yang aku temui saat pertama datang ke kota ini.
Antonio tak sengaja bertemu dengan Laura dan ayahnya saat berbelanja di salah satu toko perusahaan Teanir dan Antonio tidak menyangka bahwa keluarga Gadis kecil itu adalah seorang bangsawan yang memiliki banyak bisnis perdagangan di kota ini.
Saat Antonio menceritakan tentang Antonio yang akan pergi menjalankan quest di luar kota, mereka menawarkan tumpangan sampai di luar wilayah hutan Argamir, karena ayah Laura juga akan pergi untuk mengirim anggur ke kota lain.
"Ya aku akan berangkat bersama Ayahmu sekarang dan perkenalkan mereka teman satu kelompoku yang itu Thomas dan Ninda dan yang manis itu Lidya."
Lidya menutup wajahnya dengan tombaknya meskipun masih terlihat jelas saat dia tersenyum malu dan dia memang sangat manis.
"He Antonio berhenti menggoda Lidya."
Ninda memperingatkan Antonio dan Antonio merasa dia sedikit kesal.
"Aku tidak menggodanya dia memang manis.
"Kalau begitu berhentilah berkata manis pada semua wanita."
"Ada apa Ninda apa kamu ingin aku mengatakan kalau kau juga manis padamu"
"......"
"Hahaha Sepertinya teman-teman kak Antonio sangat baik, oh ya namaku Laura Teanir salam kenal."
Ninda, Lidya dan Thomas terkejut saat mengetahui nama gadis itu, mereka tau bahwa nama Teanir adalah seorang bangsawan yang memiliki bisnis terbesar di kota ini, perusahaan Teanir sering memberi quest untuk guild sehingga mereka sangat di hormati oleh para petualang.
Perusahaan Teanir juga yang mengajukan permintaan quest untuk pengawalan barang yang sebelumnya akan di ambil oleh Ninda dan kedua rekanya.
"Kalau begitu Kami berangkat dulu sepertinya mereka sudah menunggu kami"
"Ya baiklah, tapi nanti kalau kamu kembali kamu harus mengajaku main, jadi cepatlah kembali"
Laura mengatakan itu dengan ceria..
"Tentu dan kamu jadilah anak yang baik selama kami pergi."
Antonio mengelus kepala gadis kecil ini dan dia sepertinya sangat senang karenanya.
Antonio dan ketiga petualang Elf itupun menaiki kereta kuda, ada dua kursi panjang yang saling berhadapan, Antonio duduk di sebelah Lidya, Thomas dan Ninda duduk berhadapan dengannya.
Kereta segera berangkat, Thomas, Lidya dan Ninda menatap Antonio dengan penasaran, mereka heran karna Antonio bisa mengenal Keluarga Teanir bahkan akrab dengan putri tunggalnya.
"Jadi apa rencana kita Antonio."
Ninda bertanya karena sepertinya mereka sudah menjadikan Antonio sebagai ketua kelompok ini.
"Kita akan menumpang kereta ini menuju utara, kurasa besok pagi kita baru akan keluar dari wilayah hutan Argamir dan kita akan turun disana, kemudian berjalan ke arah timur lewat area luar hutan menuju reruntuhan kota Traimar itu hanya akan butuh waktu 1 hari."
Rombongan kereta kuda bergerak keluar dari gerbang kota dan berjalan melalui jalan di tengah hutan menuju utara, itu lebih baik daripada berjalan selama 5 hari di dalam hutan yang penuh monster.
Di perjalanan terkadang kami mengobrol dan mereka juga bertanya siapa Antonio sebenarnya dan dari mana asalnya.
Antonio hanya bilang kalau berasal dari negeri yang sangat jauh di mana mereka mungkin tidak akan pernah sampai meskipun sepuluh tahun berjalan kaki kesana.
Antonio juga ingin mengumpulkan informasi dari mereka jadi Antonio juga bertanya banyak hal pada mereka.
"Antonio apa kamu selalu seperti ini."
"Aku kenapa.?"
"Kau terus bertanya dan bertanya bahkan untuk hal-hal yang tidak penting."
Sepertinya Ninda sudah mulai kesal karena itu.
"Hahaha maaf aku hanya ingin mencari informasi sebanyak-banyaknya, karena mengetahui 1 hal berarti bisa melakukan 1000 hal."
"Aku baru tahu kalau pikiranmu seperti itu, sekarang aku tidak heran kamu bisa mengenal keluarga Teanir bahkan di akui oleh raja.."
Thomas memang cukup cerdas dan dia berpikir seperti itu tentang Antonio..
"Tapi aku juga sedikit heran pada kalian, karena kalian mau mengambil resiko dengan quest berburu yang aku ambil."
"Kenapa kamu berpikir begitu Antonio apa kau meragukan kemampuan kami."
Ketiga petualang Elf itu berpikir kalau Antonio juga merasa quest berburu skeleton ini terlalu berbahaya bahkan dengan kami bertiga ikut membantu di dalamnya dan apakah Antonio baru menyadarinya sekarang..
"Aku tidak meragukan kemampuan kalian, hanya saja kekuatan sebagian besar Elf seperti sihir angin hanya bisa menguatkan senjata seperti anak panah menjadi lebih kuat, sihir tanah mungkin bisa melukai skeleton tapi itu juga tidak begitu efektif, di tambah lagi tidak ada priest dengan sihir sucinya itu sedikit berbahaya."
Ninda yang seorang elf penyihir tanah sedikit bersalah karena dari kata-kata Antonio kekuatanya tidak akan cukup berguna, tapi Ninda masih sedikit berharap pada rekanya yang lain, jadi dengan tenang dia mulai berbicara.
"Tapi kita masih bisa mengandalkan serangan fisik bukan.."
"Sebenarnya itu juga masih sedikit sulit untuk kita, senjata tumpul dan senjata yang memiliki sifat menghancurkan seperti Morningstar, Tomahawk, War Hammer dan Big Sword adalah senjata yang paling cocok untuk melawan skeleton."
"Benarkah kamu juga mengetahui semua itu"
"Ya sedangkan aku hanya menggunakan pedang pendek dan pisau. Panah dari Thomas hanya akan melewati rongga tulang skeleton, Ninda adalah Penyihir jelas tak punya serangan fisik dan hanya tombak Lidya yang akan cukup membantu."
Thomas, Ninda dan Lidya tertegun membeku mendengar penjelasan Antonio, karna dia tidak hanya memikirkan perjalanan paling mudah dan cepat tapi juga mengetahui kemampuan musuh dan kekurangan mereka semua.
"Kalau begitu kenapa kamu menawarkan quest itu pada kami, tidak bukan tapi kenapa kamu mengambil quest itu bahkan setelah mengetahui keunggulan para undead, apa kamu ingin mati dan apa kamu ingin mengajak kita semua untuk mati bersamamu.!!?"
Ninda mengatakanya sambil berteriak membuat sang kusir terkejut dan bertanya.
"Apa di sana baik-baik saja"
"Ya kami baik-baik saja, tidak ada masalah"
"Antonio bagaimana bisa kamu berkata semua baik-baik saja, sedangkan kita sedang menuju ke gerbang kematian"
Ninda kelihatanya marah pada Antonio, dia kawatir karna Antonio akan membawa mereka ke pertempuran yang tidak menguntungkan.
Tapi Antonio berpikir kalau itu bukanlah kesalahannya karena mereka yang memutuskan untuk ikut jadi seharusnya mereka juga sudah tau resikonya, bukankah petualang adalah pekerjaan yang berbahaya sejak awal. Jadi Antonio berkata dengan tenang..
"Hehehe..benar mungkin kita akan mati dan mungkin kita akan menjadi undead juga disana dan kamu Ninda mungkin akan jadi lich karna kamu seorang penyihir.."
Lidya juga menatap Antonio sambil berharap cemas dan bilang..
"Apa, aku tidak ingin menjadi undead."
Antonio hanya membalasnya dengan tersenyum lebar, kurasa Antonio suka melihat wajahnya yang ketakutan.
"Antonio seriuslah..!"
Ninda masih kesal, berbeda dengan Thomas dia masih tenang dan bertanya kepada Antonio.
"Tapi kamu bisa begitu tenang, apa itu artinya kita bisa menyelesaikan quest ini dengan baik Antonio"
"Ya kalian tenang saja, selama kalian mendengarkanku kita akan baik-baik saja"
"Kalau kau berpikir begitu baiklah aku akan percaya padamu"
"Tapi Thomas kita tidak memiliki keunggulan untuk menang"
"Tenanglah Ninda kalau mendengar semua yang Antonio katakan dia pasti memiliki Rencana yang bagus"
Thomas berpikir manusia ini benar-benar tahu banyak hal, mungkin dia mengumpulkan informasi dengan bertanya pada orang-orang yang berpengalaman, mengingat dia sangat menyebalkan karena terus bertanya setiap saat.
"Baiklah kalau begitu Thomas tapi aku masih tidak menyukai hal ini."
Haripun mulai berganti petang dan kami semua beristirahat di kereta itu..
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Senin 1 April 2019
mulai dari Chapter 6.1 POV atau sudut pandang akan berubah sampai chapter 29.1 karena belum aku perbaiki.
Davit Riyanto
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 360 Episodes
Comments
John Singgih
Antonio yang menyebalkan
2022-02-09
0
xiao fang
seruuu banget thor
2021-04-09
0
Setiawan Budhi
goods
2021-03-14
0