"Itulah hasil dari pertemuan kita hari itu," kata gue.
Tiba-tiba Marisa nangis, gue bingung mesti ngapain. Dia ngedeketin gue, dia meluk gue sambil nangis. "Lo kok nangis?" tanya gue.
"Gue udah banyak salah sama lo, tapi kenapa lo tetap baik sama gue. Gue mau kok kalo harus masuk penjara, gue udah bikin lo hampir celaka, gue siap kok bertanggung jawab dengan apa yang gue lakuin ke lo," kata Marisa.
Gue ngelepas pelukannya, gue megang kedua tangan Marisa. "Enggak, lo nga perlu ngelakuin itu. Hanya aja, lo harus bisa ngerubah sikap lo ke orang-orang. Gue ga mau lo kayak gini, lo harus berubah," kata gue.
Dia meluk gue lagi. "Iya, gue janji sama lo. Selama hidup, gue belum pernah buat orang tua gue bangga, sampai nyokap gue meninggal, gue masih gini-gini aja. Gue pengen ngeliat nyokap senyum di atas sana," kata Marisa.
"Lo pasti bisa buat nyokap lo senyum," kata gue.
Marisa ngelepas pelukannya. "Lo itu jelek kalo lagi nangis, udah jangan nangis lagi," kata gue sambil ngehapus air matanya.
Marisa berbalik, dia ngadep ke temen-temen. "Gue minta maaf sama kalian semua, terutama sama lo, Ki. Gue udah banyak bikin masalah di kehidupan lo," kata Marisa.
"Tanpa lo minta maaf kita udah maafin lo kok. Iya nga temen-temen?" tanya Rizki buat ngeyakinin Marisa.
"Yo'i," timpal Fian.
"Makasih yah, kalian udah maafin gue," kata Marisa.
Marisa ngedeketin Rizki, dia mau meluk Rizki. Tinggal satu jangkah, Marisa ngelirik gue. "Kenapa lo? Kalau mau meluk, meluk aja. Lo nga perlu ijin ke gue, emang gue siapanya Rizki," kata gue. Kita semua ketawa.
Marisa meluk Rizki sesaat terus langsung dilepasin.
"Kok gue ga dipeluk juga?!" kata Fian.
"Ya udah sini, gue peluk," kata gue.
Rizki ngeliat gue dipeluk sama Fian, dia mukanya cemberut gitu. Lucu banget!
"Yahhh, kalian pada peluk-pelukan, lah gua meluk siapa coba?" kata Devan.
"Lo meluk tembok aja, ntar kalo manusia, Una marah lagi ke gue," kata gue. Devan cuma cengengesan.
Tiba-tiba HP-nya Marisa bunyi, dia dapat telepon dari orang. Habis nerima telepon mukanya berubah sedih.
"Lo kenapa?" tanya gue.
"Bokap gue ... bokap gue kena tuduhan korupsi di kantornya. Gue ga tau itu bener apa nga, sekarang bokap gue ada di kantor polisi. Gue harus nemenin bokap gue, gue harus nemuin dia," kata Marisa ke kita. Marisa hampir aja nangis, dia panik.
Dia langsung pergi ninggalin kita, dia ga nengok kanan kiri, taunya jalan lagi sepi, dia lewat aja. Tiba-tiba dari arah selatan muncul truk dengan kecepatan tinggi dan akan menabrak Marisa. Fian langsung lari ke arah Marisa dan mendorong Marisa.
BRUKKK!!!
Kecelakaan tak dapat dihindarkan, Fian tertabrak oleh truk. Truknya langsung berhenti ketika dia tahu kalau dia udah nabrak orang. Marisa yang masih tergeletak di pinggir jalan akibat dorongan Fian yang kuat, dia langsung berdiri ketika melihat orang yang tadi nyelamatin nyawanya tertabrak oleh truk.
Fian terluka parah dan nga sadarkan diri. Kita langsung bawa Fian ke IGD rumah sakit terdekat. Fian langsung dibawa ke masuk ke IGD. Kita nunggu di luar.
Rizki nelepon keluarganya Fian. Kita berdoa semoga Fian ga kenapa napa. Kemudian dokter keluar dan mengatakan kalau Fian baik-baik aja. Hanya saja ada pendarahan di kepala.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Yoanita_Situmorang
Aduh kasihan banget Fian demi nyelamatin nyawa Marisa rela mencelakai dirinyaa
Muda mudahan bisa diselamatkan
2023-02-16
0
Yoanita_Situmorang
Astaga Marisa kamu harus tetap tenang semoga bokapnya gak dipenjarakan
2023-02-16
0