17. Saling Senggol

Senin, gue capek banget hari ini. Hari ini emang libur tanggal merah, tapi jadwal gue padat banget. Gue baru pulang dari acara syukuran ulang tahun temen gue.

Temen-temen gue udah pada pulang duluan, gue bantu tuan rumah beres-beres. Gue sebenernya mau diantar pulang sama temen gue, tapi gue ga mau, gue lebih milih naik ojek. Masalahnya, yang mau nganterin tuh temen gue, yang punya hajat. Masa iya, gue suruh dia nganterin gue balik. Ga enak, cuy! Jadi, gue putusin kalau naik ojek aja, sambil gue jalan menuju pangkalan ojek yang asa di ujung jalan sana.

Gue jalan sambil mainin HP, gue ga sengaja nabrak seseorang, HP gue jatuh. "Maaf mba, saya nga sengaja," kata gue sambil meminta maaf, karena emang gue yang salah. Jalan sambil mainan handphone.

"Lain kali kalo jalan lihat-lihat dong," kata mba yang gue tabrak, nadanya ketus kelihatan nga suka kalau bersinggungan dengan gue.

Gue berdiri tegak, mbaknya ngelihat gue, gue ngelihat mbaknya. Dia dan gue sama-sama terkejut begitu melihat satu sama lain. "Ternyata elo, ngapain lo di sini?" tanya mbaknya yang ternyata Marisa, gue kaget.

"Suka-suka gue dong, emang lo siapa?" kata gue dengan ikutan marah. Males banget sebenarnya ketemu sama Marisa. Perasaan sial mulu gue kalau ketemu sama dia.

"Au ah, minggir lo!" kata Marisa sambil nerabas gue, tangannya ia lencangkan buat ngedorong gue.

Gue masa bodoh terhadap Marisa. Gue lanjutin jalan. Gue mau nyebrang, gue udah nyampe di tengah jalan. Tiba-tiba dari samping kanan ada mobil yang melaju kencang ke arah gue, mobil itu hampir sampai di depan gue.

Saat mobil itu hampir mendekati gue, tiba-tiba ada orang lari ke arah gue, dia nyelamatin gue. Kita loncat, kita jatuh, orang yang nyelamatin gue nindih gue.

Dengan posisi yang masih belum berubah, kepala gue nengok ke sisi jalan. Gue lihat mobil yang tadi mau nabrak gue tetap melaju kencang.

Kita udah bangun. "Lo nga papa, kan?" tanya orang itu.

"Gue ngak pa—Devan!" kata gue berhenti, setelah gue tahu orang yang berada di depan gue itu Devan. "Lo ngapain di sini?" tanya gue.

"Biasa, gue tadi abis nongkrong di situ," kata Devan sambil menunjuk sebuah tempat.

"Makasih ya, kalo nga ada lo gue mungkin udah ketabrak," kata gue.

"Iya, udah tanggung jawab gue sebagai manusia, buat nolongin manusia lain," kata Devan. Gue senyum ke dia.

Tiba-tiba Rizki sama Fian datang, Rizki langsung mukul Devan. Gue sama Fian berusaha misahin mereka. Akhirnya kita berhasil misahin mereka setelah rahang mereka sama-sama keluar darah dan membiru.

"Apa apaan sih, kalian berdua! Elo juga, ngapain datang-datang langsung mukul dia?" Gue berucap marah pada Rizki. "Ada apa sebenarnya di antara kalian?" kata gue ke Rizki dan Devan.

"Gue ga suka aja, kalo lo dideketin sama dia. You're mine, Faza. Gue ingetin kalo lo lupa!" kata Rizki dengan menatap gue tajam.

Gue cemberut aja, apa-paan tuh?

"Lo salah faham. Orang tadi gue cuma nolongin dia," kata Devan membela diri.

"Nolongin ya nolongin, tapi nga segitunya juga kali," kata Rizki kesel. Dia kayaknya cemburu banget sama Devan.

"Udah-udah. Ga ada gunanya tau, kalian berantem," kata gue menengahi.

Terpopuler

Comments

💜⃞⃟𝓛 ⏤͟͟͞R𝐙⃝🦜༄༅⃟𝐐ƙׁׅуα

💜⃞⃟𝓛 ⏤͟͟͞R𝐙⃝🦜༄༅⃟𝐐ƙׁׅуα

Devan tu cuma nolongin Riz..plis d harusnya km berterimakasih lah sm devan bukan main hajar begitu

2023-02-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!