5. Marisa

Rizki minta gue memejamkan mata, dia sikep gue. Wahhhh, udah kelewatan ini anak. "Lo mau ngapain sih, jangan-jangan lo mau macem-macem ya?" ucap gue dengan penuh selidik.

"Lo mau banget gue macem-macemin," kata dia.

Gue pukul-pukul tu lengannya, bukannya merintih malah ketawa. Bangsyul kau.

"Udah, jangan cemberut gitu, tenang aja," kata dia nenangin gue.

Rizki nuntun gue, gue ga tau apa yang dia lakukan. Dia ngebuka penutup mata gue. Gue dipersilahkan duduk. Gue kaget, tempatnya bagus banget, romantis. Desain tempatnya gue suka. Demi apa, Rizki ngajak gue ke tempat kayak gini.

"Za, kok lo diam aja," tanya Rizki ngagetin gue.

"Kita makan di sini?" tanya gue.

"Iya," jawab Rizki dengan senyuman yang khas. "Makasih, lo udah berjasa banget buat hidup gue," lanjutnya sambil megang tangan gue.

Gue meleleh nih. Makanan udah datang, gue sama Rizki makan. Akhirnya gue bisa dekat lagi sama Rizki. Kita udah selesai makan. Rizki nganterin gue pulang.

Hubungan gue sama Rizki makin dekat, kayaknya gue punya rasa sama Rizki. Gue sering diajak Rizki jalan, gue dikenalin sama sahabatnya, Fian.

...      ****...

Suatu hari gue dapet telepon dari nomor ga di kenal, ga gue angkat. Dia nelepon lagi, gue diemin. Dia nelpon lagi, kali ini gue angkat. Gue risih dia nelpon gue mulu, ganggu aja.

"Halo!" ucap gue ngegas.

"Gue ingetin ya sama lo, lo jangan pernah deketin Rizki," kata orang yang nelpon.

Padahal mau gue gas lagi, eh malah telponnya dimatikan, aneh banget! Gue cerita ke Rizki, tapi bukan ngadu.

Gue udah nyampe di sekolah, kata satpam gue dicariin sama orang. Orang yang nyari gue turun dari mobil, dia ngedeketin gue.

"Eh, lo ngapain sih masih berani deketin Rizki, dasar cewek ganjen," kata cewek itu.

"Lo ngomong apaan sih. Gue ga ngerti maksud lo apa," ucap gue dengan masih gue baik-baikin. Ini orang, ga tau datangnya dari mana tiba-tiba sok kenal banget, pake bawa-bawa Rizki segala.

"Lo jangan pura-pura bego, lo itu udah ngerebut Rizki dari gue," kata dia lagi.

"Jangan-jangan lo yang kemarin nelpon gue? Pake bilang gue ganjen lagi, situ nga ngaca? Seragam sih boleh anak sekolahan, tapi kok makeup-nya kayak mau ngel*nte aja," ucap gue sinis.

Dia melotot ke arah gue. "Heh, mulut lo ya, minta banget gue beli!"

Sebelum gue sempet jawab ocehan ga bermutu cewek tadi,, Rizki datang, dia narik cewek itu pergi. "Marisa, lo ngapain di sini. lo pergi ke sekolah, sekarang!" kata Rizki ke cewek itu.

Riski minta maaf ke gue dan langsung ninggalin gue. Aneh banget! Bodo amat lah! Siangnya cewek itu nelpon gue lagi, gue lagi di toilet. Temen gue yang angkat telponnya, dia dikerjain sama temen gue. Biar tau rasa itu cewek.

Besok gue pulang pagi, Rizki ngajakin gue ke sekolahnya. "Lo serius ngajakin gue ke sekolah lo?" tanya gue.

"Serius lah. Besok lo gue jemput," kata Rizki.

"Jangan-jangan, gue naik ojol aja," cegah gue.

"Nggak-nggak, gini aja lo naik ojol sampai perempatan Sukorame, terus gue jemput disitu, gimana?" kata Rizki.

"Gitu juga ngga papa," kata gue.

Sesampainya di sekolah Rizki, gue langsung disambut sama cewek yang kemarin. "Lo ngapain sih datang ke sini, ganggu aja deh!" kata cewek itu kesal, wajahnya udah kusut banget begitu lihat gue sama Rizki jalan berdua.

"Suka-suka gue, orang gue diajak Rizki," kata Gue. Rizki mengangguk membenarkan.

"What? Ga salah denger gue?" kata cewek itu.

"Lo ga salah denger kok, Ris," kata Fian tiba-tiba. Fian ngajak cewek itu pergi.

"Masuk yuk!" ajak Rizki ke gue. Gue ngangguk. Gue di ajak keliling sekolah sama Rizki. Sekolahnya asri banget.

"Cewek yang tadi siapa?" tanya gue ke Rizki, sedikit ngelirik cowok yang masih menatap lurus ke depan.

"Dia Marisa," kata Rizki.

Gue ngangguk. "Dia kayaknya naksir elo tuh!" kata gue.

"Biasa aja kok," kata Rizki cuek.

"Lo kok kayak ga suka sama Marisa, kenapa?" tanya gue.

"Bukan kayak lagi, gue emang ga suka sama dia. Dia itu banyak tingkah," kata Rizki.

"Ohhh." Cuma itu kata-kata yang bisa keluar dari mulut gue.

Waktu terasa begitu cepat. Gak terasa gue udah mau kelas sebelas. Rizki cerita, dia mau ngajakin gue ke prom night-nya, dia minta gue jadi pasangannya. Gue minta saran ke temen-temen sama nyokap, mereka semua pada bilang iya. Waduwwww, mati deh gue.

****

Horee update, seneng ga kalian?

Jangan lupa like, komen sama rate dan vote yaaa, thanks ❤️

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***