Sebenarnya rumah yang kutempati ini bukanlah rumahku. Melainkan rumah kontrakan yang berada di lantai dua. Rumahnya cukup luas jika hanya ditempati sendiri. Ada satu kamar, ruang tamu dan ruang TV-nya. Dan juga dapur mini beserta kamar mandi di dalam. Mungkin luasnya sekitar 6x8 meter dengan biaya sewa satu juta per bulan.
Lantas aku pun bergegas mandi sebelum temanku datang. Kukunci pintu lalu membasuh badan di bawah shower air yang menyengarkan. Kunikmati hari libur ini untuk memanjakan diri.
Sabtu, pukul sebelas siang waktu ibu kota dan sekitarnya...
Aku mengenakan pakaian santai di hari libur ini. Temanku juga sudah datang. Namanya Elen, teman dekatku sejak kuliah. Hanya saja dia seorang karyawan di perusahaan lain. Berbeda gedung denganku. Tapi kami sering berada di halte bis yang sama untuk menunggu bis datang. Dan ya, kami sekarang sudah dekat melebihi seorang teman. Katakanlah kami sudah seperti saudara sendiri.
"Namanya Frans. Dia menjual diri di situs itu untuk bersenang-senang. Dia sebenarnya orang kaya, tapi menyukai kebebasan. Jadi karena gabut, dia menjual dirinya di sana." Temanku menceritakan pacar barunya.
Elen mendapat pacar baru dari situs ilegal, tempat menyewakan pria-pria tampan. Yang mana berdasarkan kesepakatan, pria-pria itu akan menjadi milik si penyewa dalam waktu beberapa bulan ke depan. Tentunya ada perjanjian yang harus disepakati bersama. Penyewa juga tidak boleh sembarang menyewa. Setidaknya good looking dan sedap dipandang. Atau kalau tidak, pihak yang menjual diri akan menimbang ulang tawaran pembelian atas dirinya.
"Jadi situs ini seperti ajang pencarian jodoh ya?" tanyaku pada Elen.
Elen mengangguk. "Mungkin. Tapi intinya kita bayar dan tugas mereka memuaskan. Kita sebagai pembeli jasa mereka di sini." Elen menceritakan.
"Lalu apa yang bisa pria-pria itu lakukan?" tanyaku lagi.
Elen tersenyum menyelidik kepadaku. "Kau mulai tertarik ya? Hayooo?" Dia ingin mencari tahu maksudku.
"Eh, tidak-tidak. Aku hanya bertanya saja." Aku segera mematahkan pemikirannya.
Temanku tersenyum. Dia kemudian membuka situs itu dari laptop milikku. "Lihat! Kau bisa memilih sesuka hatimu mana yang jadi pria idamanmu. Cicilannya juga murah. Dan yang pasti mereka memuaskan!" Temanku terlihat gemas sendiri.
Sontak saja pikiranku tertuju ke arah itu. "Apa sampai naik ranjang juga?" tanyaku dengan bibir gemetar.
Temanku mengangguk. "Jika kau mau, dia akan melayanimu bak seorang budak kepada ratu. Pokoknya puas!!!" Temanku meyakinkan.
Entah mengapa aku merasa mempunyai peluang dalam obrolan ini. Aku bisa saja menyewa pria tampan dari situs itu untuk pura-pura menjadi kekasihku. Setidaknya aku tidak akan ditanyakan kapan punya pasangan lagi. Tapi aku pikir lagi saat melihat harga pria-pria itu. Aku menimbang ulang apa cukup untuk menghidupi pria yang kusewa nanti? Sedang gajiku saja belum sepenuhnya mencukupi.
"Em, nanti saja. Aku belum tertarik," kataku.
Lantas aku pun menutup laptopku. Aku tidak ingin meneruskan pembicaraan ini. Aku belum mampu untuk menambah orang di kontrakanku. Karena bisa-bisa setiap bulan tidak lagi bisa menabung. Jadinya malah tidak bisa pulang kampung.
Semoga saja ada pria yang mau jadi pacarku tanpa harus kubayar. Doaku di siang hari ini.
Malam harinya...
"Saras, lho masih sendiri toh? Belum punya pasangan?" Pakde ku datang dari kampung.
"Iya, mana pacarnya? Bude mau lihat pacar Saras." Budeku menambahkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments