Menyesal, Sebuah kesalahan yang tidak bisa diulang. Seperti biasa, itu hanyalah arti dari pendapat ku.
Mungkin kalian pernah mendengar, kalo manusia pasti punya penyesalan. Hal ini memang benar, meskipun kita tidak melakukan suatu kesalahan, tapi ujung-ujungnya ada rasa penyesalan. Bingung? Biar ku beri contoh.
Contoh mudahnya, ada lowongan kerja banyak dan kita boleh lamar salah satu atau semuanya. Pikiran orang normal pastinya ya, pilih saja semuanya dari pada menyesal, siapa tau ada salah satu yang akan keterima.
Menurut ku pemikiran seperti itu tidak lah salah, karena banyak pekerjaan yang kamu lamar, peluang kamu mendapatkan pekerjaan juga makin besar.
Apakah seperti itu yang kalian pikirkan? Gak bro, gak. Mungkin terdengar masuk akal, seperti sedang berburu. Kita pasang banyak perangkap, pasti salah satu perangkap ada yang berhasil. Tapi ini bukan masalah berburu, tapi ini masalah dunia kerja.
Aku tidak asal ngomong, karena aku memiliki teman yang telah mengalami hal pahit. Ada banyak lowongan pekerjaan yang di infokan dari sekolahan, tanpa ragu-ragu, dia melamar semua lowongan pekerjaan yang ada. Tapi yang terjadi adalah, Semua lowongan pekerjaan yang dia lamar, tidak ada satupun yang keterima.
Dia tidak tidak keterima bukan karena cuma nasib, dia tidak keterima karena di tidak bisa fokus dalam tes, karena banyak tes yang harus dia fiikir.
Jade karena itu, fokus lah dalam satu hal dan dalami hal tersebut. Dengan begitu, kamu pasti akan mendapatkan pekerjaan yang telah kamu tekuni, tapi tetap saja, pasti akan ada rasa penyesalan.
Seperti gajinya disini tidak begitu banyak lah, kayaknya pekerjaan disitu lebih enak lah, disini bosnya galak lah, dan lain-lain. Ini lah manusia, perbuatan apapun yang kita lakukan, pasti akan ada rasa penyesalan di akhir. Kita lanjutkan chapter kemarin.
"Bunuh 25 slim merah, mereka hanya keluar dimalam hari diatas jam delapan malam sampai jam lima pagi" Alpha membaca quest terbaru.
"Yang benar saja, masak malam hari kita diberi quest? Satu hari satu quest sudah cukup kan" kata Mai.
"Hem... Disini menunjukkan keberadaan slime merah berada di depan kita, tepat dibalik hutan sebrang sungai ini" Kata Velly.
Sedikit info, saat mereka mendapatkan quest, di belakang kertas cahaya, ada sebuah peta yang menunjukkan lokasi mereka berada dan lokasi quest yang harus diselesaikan. Itulah mengapa mereka bisa tau kalo ada slime di padang rumput.
"Tidak apa teman-teman, kita pasti bisa ... Meskipun malam begitu gelap, kalo kita bersama-sama, pasti baik-baik saja" kata Velly.
Kerja sama apanya yang kerja sama? Ujung-ujungnya pasti hanya aku yang akan berkerja ... Hah... Ampun dah, seandainya ada waktu untuk melatih mereka ... Waktu? Batin Alpha dan dia sekarang memikirkan sesuatu.
"Kalo Velly berkata seperti itu mah, pasti harus kita lakukan kan" kata Lily.
"Tunggu, gak usah terburu-buru, malam ini kita istirahat saja" Ucap Alpha.
"Apa yang kamu katakan? Slime ini hanya keluar malam hari lah, hanya di atas jam delapan malam sampai jam lima pagi dan sekarang sudah jam setengah sembilan, bukannya harus dilakukan sekarang?" Kata Velly.
"Itukan hanya batas waktu kemunculan slime, bukan batas waktu quest nya kan?" bantahan Alpha.
"Ta-tapi lebih cepat lebih baik!" balas Velly.
"Hah? 'Lebih cepat lebih baik' Bagus juga ucapan mu, Apa kalian yakin, dengan kemampuan kalian sekarang bisa mengalahkan slime tersebut? Pasti ujung-ujungnya semua pekerjaan diserahkan kepada ku ... Seandainya kalian tau ya, aku sangat benci kalo semua urusan diserahkan kepada ku" Perkataan Alpha.
Karena hal tersebut juga, aku dibenci oleh orang-orang yang aku sebut teman batin Alpha.
Perkataan Alpha, membuat Velly tidak berani membalas lagi, begitu juga dengan yang lainnya.
"Ha... Jangan pasang wajah bersalah seperti itu, malam ini kita istirahat, besok pagi hari, persiapkan diri kalian untuk latih, biar aku yang melatih kalian" Kata Alpha.
"Katanya gak mau repot? Bukan kah itu sama saja
akan merepotkan mu?" Tanya Lily.
"Iya sih, bakalan repot banget ini mah ... Tapi gak masalah, selama kita bisa saling bertarung! Itu sudah cukup untuk membayar rasa repot nya" Ucapan kejam dari Alpha.
Saat Alpha berkata seperti itu, semua orang yang tadinya terdiam dan merasa canggung, sekarang melihat kearah Alpha.
"Besok mungkin kalian akan membenci ku karena latihan yang berat. Tidak, sekarang saja mungkin kalian sudah mulai membenci ku ... Tatapan kalian sangat tajam woi" Ucapan Alpha yang sambil tersenyum.
Keesokan harinya, latihan pun dimulai. Alpha melatih sesuai job yang mereka miliki. Seperti Velly yang jobnya Kesatria berpedang, Alpha menyuruh Velly untuk mengayunkan pedangnya sampai seribu kali.
Alice yang jobnya sebagai Sang penghancur, Alpha menyuruh Alice untuk menghancurkan batu dengan pakunya. Tidak tanggung-tanggung, batu yang harus dihancurkan adalah batu yang berukuran besar dengan lebar 100 centimeter atau satu meter dan ketebalannya mencapai 220 centimeter atau 2,2 meter. Batu yang sebesar itu, tentu saja Alice sulit menghancurkannya.
Kalo Mai, yang jobnya Pahlawan tombak, Alpha menyuruh Mai untuk latihan melempar tombak. Tidak hanya melempar, tombak yang Mai lempar, harus menancap tepat sasaran. Targetnya ini dibuat Alpha dari batang kayu yang kebetulan ada di sekitar.
Sedangkan Lily, jobnya yang sebagai manusia perisai, dia berlatih dengan Alpha. Alpha melempar kartunya dan Lily haru menangkis kartu tersebut dengan tepat dan cepat. Latihan ini juga menguntungkan Alpha, dengan latihan terus melempar, Alpha pasti akan terbiasa dengan melempar kartu.
Waktu pun terus berlalu, mereka berlima latihan tanpa pedulikan waktu. Mau urus siang atau malam, mereka terus berlatih.
Lima hari empat malam kemudian, Latihan mereka pun mendapat hasil yang memuaskan. Velly yang awalnya cuma latihan mengayunkan pedang sampai ribuan kali, sekarang dia mendapatkan hasil, dia bisa memotong sebuah ranting pohon dengan sekali tebasan.
Alice yang hampir mustahil untuk menghancurkan sebuah batu besar, dia pun berhasil memecahkan batu tersebut. Hasil yang dia dapat adalah, dia mulai terbiasa dengan palu besarnya dan punya Benyak teknik dalam mengayunkan palu.
Mai yang berlatih melempar tombak, dia pun sudah bisa mengenai sasaran yang di buat oleh Alpha. Gak peduli jarak berapa pun itu, dia bisa menancapkan tombaknya dan mengenai tepat sasaran. Ya, hasilnya itu, ya... Mai, jadi jitu lah dalam melempar tambak.
Lily yang berlatih dengan Alpha, dia juga mendapat hasil atau kemajuan. Sekarang dia sudah benar-benar menjadi manusia perisa. Tidak peduli seberapa cepat dan dari jarak mana pun, Lily dengan reflek yang terlatih, bisa menangkis kartu Alpha.
Sedangkan Alpha sendiri, dia sudah mulai terbiasa dengan cara kerja kartunya, mulai dari kecepatan kartu melaju, jalur lengkung kartu saat dilempar, dan jarak yang dapat di jangkau kartu, semua itu sudah dapat diatur oleh Alpha. Tidak hanya itu, Alpha sesekali mengunakan skill teleportasi nya dan sekarang dia sudah tau, bagaimana cara mengunakan skill teleportasi nya dengan tepat.
"Waktunya sudah tiba ya?" ucap Velly.
"A-apakah benar kita akan baik-baik saja?" Tanya Alice.
"Ya ampun Alice, kamu terlalu khawatir lah" Ucap Mai.
"Kita sudah melalui latihan begitu berat, tentu saja kita akan baik-baik saja lah" Kata Lily.
"Ngomong-ngomong, dimana Alpha?" Tanya Velly.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments