...~Happy Reading~...
Penelope berbaring telungkup, suara nyanyian burung terdengar di telinga Penelope membuat wanita itu agak meringis. Iya sih demamnya udah sembuh tapi pinggangnya jadi sakit.
Bagaimana bisa Steve bermain dengannya dari jam 9 pagi sampai 10 malam?! Emang ya yang namanya serigala itu tetaplah hewan buas walaupun sudah jinak. tubuh Penelope rasanya mau patah.
"Kau sudah bangun?" Steve memasuki kamarnya sambil membawa nampan yang berisi bubur dan air putih.
Steve meletakan nampan itu diatas nakas dan mendudukan diri di samping Penelope. Penelope belum berpakaian dan masih mengenakan selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya.
Penelope mulai mendudukan dirinya membuat selimut itu agak tersibak dan menampilkan beberapa 'tanda' yang Steve buat.
"Wah, ternyata aku hebat juga ya." Kata Steve dengan percaya dirinya yang sontak membuat Penelope kesal. Ia meraih selimut itu dan membungkus tubuhnya.
"Iya, ahli bikin pinggang orang patah!" Kesal Penelope yang malah membuat Steve terkekeh. Steve mengambil mangkuk bubur itu dan mulai menyuapi Penelope.
...🐺🐺...
"Kau sudah membereskannya?"
Steve menoleh kearah Penelope setelah meletakkan mangkuk kosong itu di nampan.
"Apa?"
"Mayat serigala nya, kau tidak mungkin membiarkannya begitu saja?"
"Tidak. Jake sudah mengurusnya. Semuanya sudah aman." Steve melirik kearah Penelope yang terlihat terdiam. "Kau takut hal itu terjadi lagi?"
"Tidak juga, hal seperti itu pasti akan terus terjadi selama aku masih hidup. Aku tidak heran sih kenapa wanita secantik aku dikejar begitu." Penelope mengibaskan rambutnya.
Steve tidak terkejut, Penelope memang memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi.
"Aku penasaran siapa yang berani membunuh ku? Pasti para tetua bau tanah itu!"
"Kau pernah bertemu dengannya?"
"Waktu kecil, tapi Papa mengusirnya."
Itu wajar sih, mana mungkin Adam membiarkan sesuatu yang berbahaya mendekati putrinya.
"Kau yakin mau mendiamkannya seperti ini?" tanya Steve yang membuat wanita itu menatapnya.
"Memangnya aku harus apa? Aku tidak punya kekuatan apapun."
"Hey, kau sudah menjadi istri ku tentu saja kekuatan mu adalah aku. Kalau kau mau, aku bisa menghabisi mereka semua."
Penelope tersenyum, ia mengelus wajah Steve dengan lembut. "Baiklah, lakukan saja apapun yang kau mau."
...🐺🐺...
BRAK. Kevin melempar meja dihadapannya, ia menatap orang-orang itu dengan marah.
"BAGAIMANA BISA KALIAN GAGAL?!!"
"Maaf Yang Mulai, tapi Yang Mulia Steve bukanlah tandingan kami." Kata para warrior itu dengan takut.
"Kau pikir aku peduli?!" Matanya melotot penuh amarah. "Kalian harus membunuh Penelope, apapun caranya! Kalau tidak maka aku yang akan membunuh kalian!" Ancam Kevin membuat orang-orang yang ada disana ketakutan. Kevin tidak pernah bermain-main dengan ancamannya.
"Ba-baik Yang Mulia."
Kevin menggeram marah, kalau kakaknya masih hidup bisa saja orang itu kembali menjadi Alpha, walaupun rumornya Penelope bukanlah Werewolf tapi kemungkinan ia hanya terlambat mendapatkan dalam mendapatkan kemampuannya.
Kevin harus menyingkirkan siapapun yang menjadi penghalang untuknya, tak terkecuali.
"Kevin kenapa kau terburu-buru begitu?" Ucap seorang pria tua dengan seluruh rambut dan jenggot yang sudah memutih. Itu adalah Roy, tetua kepercayaan Kevin.
"Saya harus bergerak cepat agar posisi saya tidak bisa diambil."
"Jangan terburu-buru Kevin, kau bisa saja menghancurkannya." Roy terkekeh pelan dan menepuk bahu cucunya. Walaupun rambutnya sudah memutih tapi tubuhnya masih gagah dan besar. "Santai saja, cepat atau lambat kita pasti bisa membunuhnya. Alpha Steve juga harus kita singkirkan." Ia menyeringai, rencana licik sudah tersimpan di otaknya.
...~BERSAMBUNG~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments