...~Happy Reading~...
Setelah kejadian itu Steve terus cemberut membuat Penelope merasa tak enak. Lagipula tidak semua mahluk di dunia ini memiliki kekurangan dan kelebihan.
Penelope menepuk pundak Steve dan menatapnya prihatin. "Jangan begitu, namanya juga mahluk hidup sudah pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Takut dengan hantu bukan sesuatu yang berdosa kok."
"Ucapan mu itu malah membuat ku semakin kesal tau!"
"Apa?! Aku kan sedang menghibur mu!"
"Apa menurut mu itu hiburan?!"
"Kau tidak tau terimakasih!"
"Memangnya kau melakukan apa pada ku sampai aku harus berterima kasih!"
"Kau itu..."
DUAR. Gedung disamping Penelope meledak seketika membuat wanita menoleh ke sumber suara.
Steve langsung menggendong tubuh Penelope dan melompat menjauhi reruntuhan gedung itu.
"Kita bisa menarik perhatian kalau begini." Seru Penelope.
"Kalau begitu kau mau mati karena tertimbun reruntuhan?"
"Lagipula kenapa tiba-tiba ada ledakan?"
"Aku mencium bau Rogue."
"Mereka menyerang manusia?" Penelope berucap tidak percaya.
"Aku yakin mereka pasti memiliki alasannya."
Aneh, bukankah semuanya baik-baik saja? Tapi kenapa tiba-tiba jadi seperti ini? Penelope memang merasa sejak tadi ada yang mengikuti mereka sih, tapi...
"Itu dia target kita." Beberapa orang berjubah hitam muncul dihadapan mereka, membuat Steve memasang gerakan waspada dengan Penelope yang masih berada dalam gendongannya.
"Pegangan yang erat, karena aku tidak akan memeluk mu."
"Wah kejamnya." Walaupun begitu Penelope tau, Steve harus melawan musuhnya sambil menggendong Penelope pasti bukan hal yang mudah.
Steve merogoh saku celananya dan memberikan pistol berisi peluru perak pada Penelope. "Pegang ini."
"Kalau begitu aku akan mengurus bagian belakang." Penelope memeluk leher Steve dengan erat.
"Kalau kau jatuh aku tidak akan menolong mu."
"Kalau aku mati aku akan jadi hantu yang menggentayangi mu."
Mereka berdua menampilkan senyum sinisnya, Steve menggerakkan tangannya membuat sebuah bola api dan melemparnya kearah musuh-musuhnya. Setelah itu Steve melompat dan berlari menghindari mereka.
Tidak baik bertarung ditempat yang banyak manusia, mereka bisa menjadi perhatian publik nanti.
Steve kemudian melompat tubuhnya mengeluarkan cahaya yang merubahnya menjadi sosok serigala besar.
"Kenapa kau tidak bilang jika kau akan berubah menjadi Tev?!" Protes Penelope karena pelukannya hampir terlepas.
"Memangnya ada waktu untuk menjelaskan? Pegangan yang erat Pene." Itu suara Tev (serigalanya Steve).
Penelope cemberut, ia menoleh kebelakang dan melihat serigala-serigala lainnya tengah mengejar mereka. Benar-benar menyebalkan, kencannya hancur dan Penelope tidak akan memaafkannya.
Tangan kiri Penelope yang memegang pistol diarahkan kebelakang, Penelope terlihat fokus. Karena hanya ada lima peluru Penelope harus membidiknya dengan benar.
Jantung. Adalah sasaran Penelope sekarang.
Dor. Berhasil, serigala itu tumbang karena Penelope membidiknya tepat sasaran.
Wajah Penelope seketika ceria dan berbinar. "Aku membidiknya tepat sasaran! Bukankah aku akan mendapatkan hadia jika membidik tepat sasaran sebanyak 5 kali."
"Kau pikir ini permainan?!"
"Dan kenapa juga kau terlihat menikmatinya?"
Penelope tidak menjawab, ia hanya akan menembak jika musuh berada didekat mereka dan jika dalam keadaan darurat.
'Tidak sia-sia aku belajar pada Sophie.' batin Penelope menjerit senang.
Walaupun Sophie adalah Werewolf psikopat tapi Sophie cukup berguna. Ia akan memuji Sophie nanti.
...🐺🐺...
"Ada apa?" Tanya Daniel bingung ketika melihat Sophie menoleh kebelakang. Saat ini Daniel dan Sophie berada di apartemen Sophie atau lebih tepatnya di kamar Sophie.
"Aku merasa ada yang memuji ku." Katanya dengan serius.
"Hah? Itu hanya perasaan mu saja."
...~BERSAMBUNG~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments