Bab 3

Dyfan sudah menyelesaikan makan malamnya, "maaf sebelumnya semua, Dyfan dan Faizah sudah selesai makan. Kita duluan ya. ada yang Dyfan obrolin dengan Faizah, Nanti sekalian Dyfan antar pulang Faizah pulang"ucap Dyfan dengan sopan sambil bangun dari duduknya.

"Eh siapa bilang Fai belum selesai, Fai masih makan"sahut Faizah langsung fokus ke makanannya, jantung rasanya berhenti seketika.

"Mampus gue"batin Faizah

"Ekhem.. Faizah, "panggil Wiratama dengan suara khasnya.

'glek'  Sangat menyeramkan.

Faizah menghela nafas.

"Fai udah selesai makannya kok,"ucap Faizah pada akhirnya dia kembali pasrah.

"Ayo Faizah,"ucap Dyfan sambil menarik tangan Faizah sampai berdiri dari tempat duduknya.

"Ya Allah apalagi nih, help me!!"teriak Faizah dalam hati. Adakah orang yang bisa menolongnya  saat ini, hiks.

Semua tersenyum melihat tingkah mereka dan penuh arti apalagi saat Dyfan menarik tangan Faizah.

"Wah sepertinya Faizah dan Dyfan udah mulai ada ketertarikan satu sama lain"Ucap Dashuki yang senang melihatnya.

"Iya Dashuki, nggak salah kita menjodohkan mereka berdua. semoga kelak mereka bisa hidup bahagia" sahut Wiratama dengan senyum kebahagiaan.

Saat ini Faizah berada di dalam satu mobil BMW sport bersama dengan sok perfect, selama perjalanan dia merasakan aura dingin dan mencekam, dia serasa lagi bersama dengan seorang psikopat pembunuh darah dingin. "huff, kenapa cowok yang dijodohkan sama gue, sifatnya dan karakternya sebelas duabelas dengan karakter Opa yang keras dan kaku. Apa ini yang membuat Opa  respek sama pria sok perfect"batin Faizah

"Kenapa lo lihat gue kayak gitu hah? apa lo merasa bersalah karna udah buat kaki gue sakit"ucap Dyfan datar sambil fokus mengendarai mobilnya.

"Ah lo ngomong apa sih gue nggak paham, emang kita pernah ketemu?"sergah Faizah.

"Setau gue ya.. lo itu cuman satu dan lo nggak punya kembaran atau lo tadi ketabrak truk gandeng sampai mendadak amnesia!"

"Heh kalau ngomong anggar nyablak aja tuh bibir, lo itu psikopat atau iblis sih!?"ketus Faizah bergidik ngeri mendengar ucapan pria gila satu ini.

"Gue cowok yang lo tabrak sampai jas gue kotor, belum lagi lo sumpel mulut gue dengan donat dan satu lagi lo nginjak kaki gue sampai sakit banget! Heran gue kok ada perempuan model seperti lo gini sih, lo juga udah mempermalukan gue tadi sore"bentak Dyfan.

"Bodo Amat!! lagian lo itu lebay banget gitu aja di bikin heboh tau nggak, coba gitu gue tendang sekalian itu kaki lo biar sekalian patah"ketus Faizah.

"terus lo mau apa? mau apa menuntut gue? mau dendam sama gue? Dasar cowok lebay, sok perfect ternyata lo juga pendendam"

"Sorry ya, gue orang bukan tipe pendendam seperti apa yang lo omongin. Gue hanya mau mendidik lo biar lebih sopan santun dan tau aturan" hardik Dyfan.

"Gue juga akan ngajarin lo biar jadi orang jangan sok perfect, tapi btw gue cuman tanya lo nggak ada buat niatan batalin perjodohan ini?"

"Lo mau menghasut gue buat membantah permintaan Opa gue gitu?"

"Bukan gitu kan gue cuman tanya, terus lo pasti punya pacar? atau nggak lo pasti ada cewek yang lo taksir?"

"Gue nggak punya pacar, kalau cewek yang ngedeketin gue banyak. tapi nggak ada satu pun yang minat buat deketin mereka."

"Jangan bilang lo Homo, ya?"tebak Faizah langsung.

Dyfan langsung mengerem mendadak untung saja tempatnya tidak terlalu ramai, untung juga tidak ada mobil di belakangnya. Dia lalu mendekatkan wajahnya dengan wajah Faizah hingga tubuh Faizah terhimpit di pintu mobil.

'glek' Sumpah Faizah terkejut sekali, jantung rasanya pengen copot.

"Lo mau bibir gue sumple bibir lo, buat buktiin kalau gue nggak homo" Dyfan menatap melekat wajah Faizah.

Faizah mencoba mendorong tubuh Dyfan menjauh darinya tapi tenaga Dyfan lebih besar dibanding dengan tenaganya. "Lo mau ngapain? jangan macem-macem ya, gue bisa teriak biar lo di gebukin"bentak Faizah, "Ya Allah lindungilah lah hambamu ini, Ya Allah gue harus gimana? berikan Fai jalan keluar,"batin Faizah yang takut sekali.

"Oh silahkan aja disini sepi sayang, nggak ada yang mendengar suara lo "ucap Dyfan seraya mendekati bibir Faizah, dia bisa melihat cewek ini sok berani aslinya dia takut. Dia semakin ingin menggoda cewek ini.

'bruk' Sekuat tenaga Faizah membentur keras jidat Dyfan dengan jidatnya, serasa ada celah, Faizah langsung buka pintu mobil dengan cepat keluar dari mobil dan berlari menjauhi mobil itu.

"Aarrgh Sialan, kenapa gue bisa di jodohin dengan cowok mesum seperti itu sih.." teriak Faziah mengeluarkan segala emosinya.

••••

Hingga sore ini Dyfan merasakan keningnya masih terasa cenat-cenut. Dyfan berfikir ternyata kuat juga tenaga cewek itu sampai bisa membuay jidatnya membiru seperti ini. Belum lagi kesepakatan kedua pihak semalam kalau Faizah dan dia akan melangsung pertunangan pada bulan depan. Entah bagaimana masa depannya nanti punya istri gayanya seperti preman, dia hanya pasrah mengikuti perjodohan ini karena dia tidak mungkin membuat Opa yang paling dia sayangi, kagumi, dan segani kecewa.

"Hai bro.."panggil Akkash yang masuk ke dalam ruangan sahabatnya.

Dyfan tersentak dari lamunannya mendengar nama panggil. "eh bro.."

"ngelamun aja lo, melamunin apa lo? gue telfon lo dari tadi," ucap Akkash

"Sorry, gue nggak denger ponsel gue bunyi" Dyfan melihat ponsel yang ada di atas meja.

"Oh ya bro gue cuman ngingatin kalau minggu depan, kita udah bisa mulai membangun hotel," ucap Akkash. saat ini perusahaannya lagi bekerja sama dengan perusahaan sahabatnya. "wait, jidat  lo kenapa tuh?"

"Semalam gue di tubruk banteng betina,"sahut Dyfan asal.

"Haha, hebat lo bro..sampai banteng betina naksir  lo ya,"ucap Akkash di sela-sela tawanya.

Dyfan tiba-tiba membayangkan wajah calon tunangannya tidak ada sopan santunnya sama sekali. kepalanya langsung mendadak pusing meningat tingkah lakunya.

"Kerjaan lo udah kelar belum? Tasya ajak kita ketemuan di Cafe Grand City yang baru di buka milik sepupu Tasya, sekalian kita udah lama nggak kumpul."ucap Akkash.

"Yaudah yuk kerjaan gue udah selesai, kita pergi sekarang"ucap Dyfan seraya bangun dari duduknya  dan mengambil kunci mobilnya lalu beranjak keluar ruangan diikuti oleh Akkash.

1 Jam kemudian...

Dyfan dan Akkash tiba cafe tempat mereka bertemu dengan sahabat-sahabat mereka yang lain. Mereka berdua berjalan masuk ke dalam Cafe  dan menghampiri meja sahabat-sahabat mereka yang sudah datang duluan.

"Nah akhirnya mereka datang juga, "ucap Tasya melihat dua sahabat tampannya mendekati meja mereka.

"Jidat lo kenapa Dyfan? kok bisa memar gitu"tanya Bella yang khawatir.

"Di sruduk banteng betina,"timpal Akkash langsung, melirik sahabatnya yang selalu dingin.

"Jangan bilang banteng betina itu naksir sama lo haha"tebak Bella,  Wanita ini terus menerus mendekati Dyfan. Dia selalu was-was wanita mana lagi yang akan mendekati dia.

"Hahaha, Gue tadi juga bilang gitu"sahut Akkash.

Dyfan yang menghepaskan tubuhnya di sofa, tiba-tiba matanya tidak sengaja melihat satu sosok cewek yang saat ini dan nanti akan membuat hidupnya berantakan. Tapi sepertinya calon tunangannya ini lagi memata-matai seorang cowok yang ada di pojokan sana. ckck

"Lo lagi lihatin sapa sih Dyfan serius banget,?"Bella mengikuti arah pandang mata Dyfan. Jangan bilang Dyfan naksir sama Hamida? adik dari Akkash membuat dia kesal sekali.

"Bro.., itu bukan adik lo ya. lagi nongkrong juga disini?"ucap Vino, "Akkash, ajak kesini gih Hamida  sama teman-temannya itu." pinta Vino yang tidak melepas pandangannya.

"Ok tunggu sebentar," Akkash berdiri dari tempat duduknya dan melangkah kakinya menuju ke tempat duduk Hamida, Citra dan Faizah.

"Lo tuh genit banget sih, Vin,"ketus Tasya.

"Loh genit gimana sih, wajar dong kalau gue lagi cari cewek yang bisa di deketin secara gue kan jomblo. jadi nggak masalah kan" Sahut Vino dengan santainya.

Entah kenapa Tasya kesal sekali sama Vino dengan kelakuan, rasanya pengen menjitak kepala Vino.

"memang lo pengen deketin yang mana? disitu ada 3 cewek cantik"tanya Jidan.

"iya yang imut itu, yang duduk sebelah kaca" sahut Vino yang terus melihat cewek itu, membuat Dyfan mendengus dia tau sapa yang dimaksud sama sahabatnya.

"Teman Hamida yang itu udah punya tunangan," timpal Dyfan datar. meskipun dia tidak suka sama perilaku calon tunangannya, tapi tetap saja Faizah itu akan menjadi miliknya dan dia tidak suka kalau miliknya di sukai oranglain.

"Serius lo Dyfan, lo tau darimana? memang lo kenal sama tuh cewek?"tanya Vino dengan penasaran.

"ya nggak kenal, gue cuman tebak saja. secara cewek itu cantik seperti itu pasti udah ada pasangan"sahut Dyfan asal.

"Oh gitu gue kirain, lo kenal sama temannya Hamida sampai tau tuh cewek udah punya tunangan."ucap Vino

Tasya semakin kesal sama Vino, Entah kenapa dia tidak suka Vino dekat-dekat sama cewek lain selain dia. "Udah deh Vin, lo nggak usah cari masalah. siapa tau tuh cewek udah punya tunangan, jangan sampai berurusan sama tunangannya" ketus Tasya.

Vino melihat Tasya kesal kenapa mendadak senang, "Melihat Tasya kesal apa artinya dia cemburu hihi"batin Vino

tak berapa lama Akkash datang bersama dengan adiknya, Faizah dan juga Clara.

Sumpah Faizah terkejut sekali saat melihat siapa salah satu sahabatnya kak Akkash. Kenapa sekarang nasib baik seakan tidak berpihak padanya, dia masih tidak menyangka ternyata pria sok perfect sahabatan dengan kak Akkash. "Bisa nggak sih, nggak selalu bertemu cowok sok pria itu"batin Faizah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!