Naik Ranjang Arya & Dira Season 1-2
Di sebuah ruangan yang penuh nuansa putih, dan tercium bau obat di mana-mana, terdengar isakan tangis seorang wanita yang harus melihat suaminya terbaring pucat bahkan seperti tak ada semangat hidup.
Dengan sesegukan, wanita itu terus menciumi sang suami dan memohon agar tak meninggal kan dirinya sendiri. Namun tangisan dan ocehan sang wanita tersebut, tak di respon oleh suaminya.
"Sayang, bangun lah, aku mohon jangan begini. Kita baru saja memulai jalan hidup kita, kamu juga sudah berjanji bahwa kita akan bersama. Kamu juga bilang, tak akan pernah meninggalkan aku," ucap Dira sambil menangis sesegukan.
"Kamu ingat? Kita pernah bermimpi akan membangun rumah kecil, dan di situ ada kita dan anak kita. Kamu juga bilang ingin anak perempuan, yang cantik kan? Jadi aku mohon bangunlah, jangan membuat ku takut," ucap Dira sekali lagi. Vano selama ini menyembunyikan, penyakitnya dari keluarga dan Dira. Vano tak mau, semua orang merasa kasihan dengan dirinya, hingga memutuskan untuk menyembunyikan semuanya.
Namun keadaan Vano, semakin hari semakin memburuk, hingga dia tak bisa menyembunyikan lagi tentang penyakitnya. Waktu pun berlalu begitu cepat, satu bulan sudah Vano koma di rumah sakit. Setelah dia di temukan pingsan, di dalam kamar mandi dengan hidung bercucuran darah segar. Akhirnya dokter memvonis, jika Vano terkena kanker otak stadium akhir.
"Dira," panggil Arya saat masuk ke ruang ICU
"Iya kak," balas Dira dengan tatapan senduh.
"Dokter bilang waktu berkunjung sudah habis, kamu di suruh keluar oleh dokter," ucap Arya dengan lembut. Sedangkan Dira langsung, tersenyum hangat.
"Terima kasih, untuk informasi nya Kak." Setelah itu Dira mulai menyelimuti Vano, sebelum meninggalkan sang Suami. Dira bahkan menyempatkan, mencium kening Vano sebelum pergi.
"Aku tunggu kamu di luar, Sayang." bisik Dira,tepat di telinga Vano. Setelah itu, Dira keluar dari ruang ICU dengan langkah berat. Sesekali, Dira menoleh ke arah Vano.
"Aku, tak rela melepaskan kamu Vano. Tapi dokter, menyuruhku pergi. Kamu yang kuat, kamu harus berjuang." gunam Dira. Namun setelah itu, tubuh Dira langsung hilang di balik pintu.
Dira berjalan dengan langkah yang gontai, dan setelah itu duduk di ruang tunggu, sambil memandang Vano dari balik jendela. Namun tak lama setelah itu, suster langsung menutup jendela kaca itu dengan gorden. Dengan berat hati, Dira harus menaati peraturan rumah sakit. Sedangkan kehidupan Dira sendiri, adalah anak yatim piatu yang tak memiliki saudara sama sekali. Dalam keluarga nya, Dira adalah anak pertama, jadi dia sama sekali tak memiliki keluarga semenjak orang tuanya meninggal.
"Dira kamu makan dulu, aku sudah belikan makan siang. Kamu juga butuh energi agar kamu kuat, jadi kamu makan dulu ya." bujuk Arya. Arya sebenarnya sedikit kesal, dengan Dira. Karena semenjak keadaan Vano koma, Dira jarang sekali makan. Bahkan sering lupa, dan tak makan sampai sehari full.
"Dira gak laper, kak." tolak Dira yang membuat Arya kesal.
"Kamu jangan egois, Dira!
Fikirkan kesehatan mu, jika Vano tau kamu kayak gini, dia pasti akan marah dan sedih!" bentak Arya. Arya merasa jengkel, dengan kebiasaan Dira yang mulai tak mau memperhatikan Kesehatannya.
"Aku bilang gak lapar, Kak!" tolak Dira dengan nada agak meninggi. Mereka berdua pun tersulut emosi, namun tak lama setelah itu, seorang perawat memanggil mereka berdua dan memberikan kabar tentang Vano.
"keluarga, Pak Vano?" panggil seorang perawat. Sedangkan Dira dan Arya, langsung berlari kecil dan menuju kearah perawat tadi.
"Iya, Sus." Dira dan Arya pun sampai berkata, bersamaan.
"Pak Vano sudah siuman, dan beliau mencari Istri dan Kakak, Pak Vano. Apakah yang di maksud kalian berdua?" tanya perawat. Seketika Arya dan Dira langsung menganggukkan kepala.
"Iya kami adalah, Istri dan Kakaknya pasien," ucap Dira dengan senang. Hati Dira langsung plong, saat mendengar Vano telah sadar.
"Kalau gitu, silahkan masuk. Karena Pak Vano,menunggu kalian berdua." setelah itu, perawat mengajak Dira dan Arya masuk kedalam ruangan.
"Kak ayo, kita masuk." ajak Dira. Namun Arya menolak ajakan Dira, karena Arya mau memberi tau Dinda dan Ryant.
"Kamu masuk dulu saja, Kakak mau menghubungi papa dan mama dulu, kan mereka masih ada di cafetaria," ucap Arya.
"Kalau gitu aku masuk dulu ya, Kak?" Arya pun menganggukkan kepala. Dengan sangat cepat, Dira memasuki ruangan ICU, dengan jantung yang berdegup dengan kencang. Dira merasa sangat senang, karena suaminya sudah sadar.
Saat Dira sampai, betapa bahagianya Dira yang melihat suaminya tersenyum manis ke arahnya. Tanpa basa-basi Dira langsung memeluk tubuh Vano, dengan erat dan tak memperdulikan alat-alat yang menempel di tubuh Vano.
"Kamu sudah bangun, Vano," tanya Dira sambil menangis. Dira sangat bahagia, suaminya telah sadar.
"Iya aku bangun, Sayang. Tapi aku bangun hanya untuk menyelesaikan urusan duniaku, Sayang," ucap Vano lirih. Seketika dahi Dira langsung mengkerut, Dira gak tau kenapa suaminya berkata seperti itu.
"Kamu apa-apaan sih, kok bicara kaya gitu!" protes Dira. Namun tak lama setelah itu, Dira ingat dengan apa yang ingin dia katakan.
"Kenapa kamu merahasiakan semua nya dariku Vano, kenapa kamu berbohong padaku, tentang penyakit mu ini?" tanya Dira dengan nada menuntut. Namun seketika Vano langsung tersenyum, Vano sangat suka jika Dira mulai marah-marah.
"Inilah yang membuat, aku jatuh cinta denganmu Dira. kamu sangat bawel tau gak," ucap Vano dengan tertawa kecil. Sedangkan Dira langsung merasa malu, karena dikatai bawel.
"Sayang, jika aku pergi jangan pernah kamu menangisi kepergian ku. Jika sampai kamu menangis saat aku pergi, sama saja kamu menyakitiku nanti. Jadi aku mohon, jika aku pergi jangan tangisi aku," ucap Vano tiba-tiba.
"Vano kamu omong apa sih? Aku gak suka dengan ucapan mu itu, kamu gak akan pergi. Kita akan tetap bersama, sampai maut memisahkan." Dira pun marah dengan Vano. Dira sangat tak suka dengan perkataan Vano tadi, dan ingin rasanya Dira membungkam mulut itu.
"Sayang, semua ciptaan tidak ada yang kekal dalam dunia ini. Semua pasti akan kembali ke pangkuan nya, dan kamu pun tak bisa melawan takdir. Jika memang takdir ku harus pergi, aku tak bisa mencegah semua itu, Sayang," ucap Vano sekali lagi.
"Aku tau, tapi aku belum siap dengan semua nya. Please aku mohon, jangan bahas ini aku gak mau." Dira pun mulai menangis. Dira gak mau perkataan Vano, adalah pertanda dia akan pergi.
"Kamu satu-satunya yang aku punya, Vano. Ayah, Ibuku sudah pergi meninggalkan aku, dan aku gak mau itu terjadi lagi aku mohon." pinta Dira dengan tangisan yang begitu pilu.
"Aku juga ingin bisa bersamamu, selamanya Sayang. Tapi takdir berkata lain, takdir menginginkan kita berpisah dan kamu harus menerima itu," ucap Vano. Dan tak lama kemudian, Arya masuk ke ruang ICU.
"Kak," panggil Vano. Arya yang merasa di panggil pun, langsung mendekat ke arah Vano.
"Kak, tolong bilang sama Vano. Jangan pernah katakan kata-kata perpisahan, aku tak mau menemuinya lagi jika terus membahas itu." mohon Dira, agar Arya bisa membujuk Vano.
"Kenapa kamu berucap begitu, Vano?" tanya Arya dengan lebut. Bahkan kini tangan Arya membelai rambut sang adik, dengan lembut dan penuh kasih sayang.
"Kak, kamu sangat menyayangi aku kan?" tanya Vano dengan nada lemah.
"Kakak sangat menyayangimu, Dek. Kamu adalah adikku satu-satunya, jadi mana mungkin aku gak sayang kamu." Arya berbicara dengan tenang. Bahkan Arya berusaha menyembunyikan kesedihannya itu.
"Jika Kakak sayang sama Vano, tolong jaga Dira untuk Vano, Kak. Jika Vano pergi, tolong gantikan peran Vano untuk menjaga Dira." seketika Dira dan Arya pun langsung terkejut dengan perkataan Vano. Mereka berdua tak habis fikir, jika Vano akan berkata seperti itu.
"Maksud kamu apa, Dek?" tanya Arya. Arya benar-benar tak tau, maksud dari adiknya itu.
"jika vano tak ada tolong nikahi dira,jaga dira dan sayang i dira kak.vano tak bisa melakukan itu semua jadi vano mohon lakukan semua nya demi vano" pinta vano
"Gak aku gak mau, kamu pasti sembuh. Cukup jangan tambah ngelantur kamu, Vano." kini Dira mulai kesal dengan permintaan Vano.
"Kak, waktu ku sudah gak banyak lagi. Aku mohon, berjanjilah padaku, jika kamu akan menikahi Dira dan menjaga nya setelah aku pergi." pinta Vano kembali. Sedangkan Arya bingung mau menjawab bagaimana, Arya sangat bingung dan lidahnya juga keluh.
"Aku tak bisa Vano. Jika Kakak menikahi istrimu, bagaimana dengan Fani?" tolak Arya. Namun setelah Arya menolak, keadaan Vano langsung drop. Nafas Vano juga mulai tersenggal-senggal, dan tak bisa bernafas.
"Kak, Vano kenapa?" Dira mulai panik, saat melihat keadaan Vano seperti itu.
"Cepat panggil dokter! " teriak Arya. Seketika Dira langsung berlari keluar, dengan sangat cepat.
"Aku mohon berjanji lah, Kak. Jangan persulit langkah ku, berjanji lah biar aku melangkah dengan tenang," ucap Vano yang terbata-bata.
"Kamu diam lah, dokter sebentar lagi akan datang." Arya semakin panik, saat mata Vano semakin melirik ke atas.
"Kak," kini Vano mencengkram tangan Arya dengan erat, Vano merasa tubuhnya sangatlah sakit. Sekujur tubuhnya panas, dan Ubun-ubun nya berdenyut dengan kencang.
"Vano kamu jangan buat kakak takut, baiklah jika itu mau kamu. Aku akan menikahi istrimu, dan menjaganya, menyayanginya seperti yang kamu harap kan. Kamu puas sekarang?" kini Arya mulai takut dengan kondisi adik nya, Arya pun berteriak memanggil dokter dengan kencang saat melihat Vano semakin sekarat.
"Terima kasih, Kak." setelah berucap dengan perlahan, Vano langsung menutup matanya. Arya yang tau adiknya telah pergi bun berteriak, dengan histeris. Arya belum siap kehilangan adik satu-satunya itu.
"Bangun Vano, buka matamu! Ini perintah Kakak, cepat bangun." teriak Arya. Sedangkan Dira yang baru masuk, melihat suami nya sudah pergi pun langsung menjerit.
"Vano..!"
Bruuukkk....
.
.
.
Happy Reading
Hai akak, maaf ya dulu kisah Raya sempat ke hapus, karena suatu kendala. Sekarang sudah ada lagi loh, silakan chek profil aku ya. silakan ramein ya, agar aku semangat upacara 😆 eh update pokoknya love sak kebon.
Jika tanya covernya kok beda, aku jawab, cover lama ilang 😎 entah ke mana, pokoknya ku ubek-ubek nggak nemu. ayo siapa penasaran sama kekonyolan mereka, baca di 👇👇
Judul : Mendadak Nikah
Author : nunuk pujiati
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
bunday
baca novel ini kedua kalinya karena sebagus itu
2022-09-16
0
moemoe
Ywd ni kn maut yg mau mmisahkn
2022-08-28
0
moemoe
Yaah,,,namany lakikny sakiit,,,tiba2 udh marah2 aja
2022-08-28
0