Anting Milik Siapa?!

Steven dan Jia bukanlah seseorang yang berasal dari keluarga sederhana. Mereka berasal dari keluarga terpandang, kedua orang tuanya berasal dari China. Tapi mereka dibesarkan di Korea, karena disanalah usaha keluarganya mulai dirintis.

Perusahaan yang awalnya kecil berkembang pesat menjadi perusahaan raksasa yang memiliki cabang dimana-mana. Perusahaan milik keluarga Steven menjadi perusahaan garment terbesar di Korea. Semua produk yang diluncurkan oleh perusahaannya selalu merajai dunia, sampai suatu ketika.

Ada perusahaan besar pesaingnya yang tidak suka dengan kesuksesan yang diraih oleh Ayah Steven, tidak ingin perusahaannya dikalahkan.

Akhirnya CEO dari perusahaan tersebut, menyewa pembunuh bayaran untuk menyingkirkan Ayah Steven dan menghancurkan perusahaannya. Sedangkan Ibunya berada di rumah sakit jiiwa, dia depresi karena kematian suaminya.

Dan semenjak saat itu, keluarga Steven hancur. Mereka kehilangan segalanya, harta dan seluruh asetnya diambil alih oleh orang lain. Dan hal itu memaksa Jia untuk bekerja keras membanting tulang demi memenuhi kebutuhan hidupnya bersama Steven juga membayar biaya rumah sakit Ibunya. Sedangkan rumah yang mereka tempati saat ini adalah rumah milik Ibunya.

Menyakitkan memang, namun itulah kenyataan pahit yang harus mereka terima. Dan Steven telah bersumpah, akan membalaskan dendam orang tuanya. Kemudian merebut kembali semua yang menjadi haknya dan Jia

"Kemarikan lenganmu." Jia menarik lengan Steven yang terluka dan mulai membersihkan sisa darah yang ada pada lengannya.

"Ahhh, pelan-pelan, Jie." Steven meringis, menahan sakit dan perih yang terasa diwaktu bersamaan. Sedangkan Jia hanya menggeleng diiringi dengusan ringan.

"Katanya jagoan, baru luka sedikit saja sudah merengek. Bagaimana bisa kau melindungi Jie-Jie?" Ucap Jia ditengah kesibukan.

"Kau meragukan kemampuanku, Jie? Apa kau tidak percaya jika aku bisa melindungi mu?" Steven menatap Jia dengan pandangan dingin. Aura tidak mengenakan yang Jia rasakan dari sorot mata Steven yang tajam, membuat Jia bergidik ngeri.

"Sama sekali tidak, Jie-Jie tidak pernah meragukan mu. Karena Jie-Jie sangat mempercayaimu." Bibir Jia mengukir senyum lembut.

Jia mengangkat tangan kanannya yang kemudian Ia letakkan di atas kepala Steven, mengacak rambutnya kemudian bangkit dari duduknya, melenggang meninggalkan Steven begitu saja saja

Pemuda itu menoleh, menatap punggung Jia yang semakin menjauh dengan sendu. Ada rasa sedih yang memenuhi perasaanya hingga membuat dada Steven terasa sesak seperti dihimpit dua batu besar. Membuat nafasnya tercekat.

"Bersabarlah sebentar lagi, Jie, aku pasti akan mengambil semua yang menjadi hak kita. Aku akan menghancurkan orang itu sehancur-hancurnya. Hingga dia tidak lagi mampu menghadapi dunia."

Steven mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat hingga membuat kuku-kuku jarinya memutih. Kedua matanya berkilat tajam penuh kebencian.

Dia bersumpah akan mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi miliknya dan Jia. Steven membiarkan orang itu berlama-lama menikmati harta keluarganya. Dan cepat atau lambat, Steven pasti akan mengambilnya kembali dan menghancurkan orang itu sehancur-hancurnya.

Pemuda itu bangkit dari duduknya, kemudian melangkah. Berjalan menuju kamarnya yang berada dilantai dua.

.

.

"Aku memiliki solusi untukmu. Saat aku masih kecil, Mama selalu mengatakan jika aku sedang sedih. Dia memintaku untuk berdiri di depan jendela sambil menutup mata selama 5 detik. Dan Mama mengatakan padaku, jika kesedihan itu akan hilang,"

Steven tersenyum tipis mengingat kenangan masa lalunya. Saat Ia bertemu seorang gadis kecil bermarga Kang.

Gadis kecil yang pernah menjadi teman baiknya saat masih anak-anak yang juga merupakan cinta masa kecilnya. Steven ingin sekali kembali dan mengulang masa itu, namun sayangnya masa-masa itu tidak mungkin bisa terulang lagi.

Pemuda itu ingin sekali bertemu dengan teman masa kecilnya itu walaupun hanya dalam mimpi, tapi sekali pun keinginannya tidak pernah menjadi kenyataan.

"Mao, aku merindukan mu." lirih Steven bergumam.

Steven menggumamkan nama gadis kecil itu dengan lirih. Mencoba menyampaikan rasa rindunya pada gadis kecil itu melalui angin malam. Ya meskipun mustahil jika rindu yang Ia kirim melalui angi akan sampai pada gadis itu yang rimbanya saja tidak Steven ketahui.

Pemuda itu menundukkan wajahnya setelah mendengar sesuatu benda terjatuh dan berbenturan dengan lantai kamarnya. Suaranya lumayan pelan, namun masih bisa tertangkap oleh telinganya yang tajam.

Steven lalu membungkukkan tubuhnya agar lebih mudah mengambil benda yang berkilau itu. Rupanya itu adalah sebuah anting berlian, tinggi-tinggi Steven mengangkat anting itu dan menatapnya dengan dahi berkerut.

"Anting milik siapa ini? Mungkinkah anting ini milik gadis tidak tau terimakasih itu?" ucapnya setengah bergumam.

Anting itu sangat cantik, dan seingatnya Jia tidak memiliki anting seperti itu. Dan kemungkinan besar jika anting itu adalah milik gadis tak tau terimakasih yang telah ditolongnya tadi.

.

.

Bersambung.

.

.

T.B.C

Terpopuler

Comments

Radya Arynda

Radya Arynda

jadi penasaran...semangaat💪💪💪💪💪💪

2023-04-15

1

Sumawita

Sumawita

Akan kah Steven dendam salah alamat ya thor

2023-04-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!