Tanpa buang waktu, Wira meminta Nadin untuk memanggil Nabilla." Baiklah. Minta Nabilla menemuiku di sini dan kamu temani tamu dan bicaralah semampumu. Kasihan mami sendirian," ucap Wira.
"Tidak mau. Aku minta hadiahku dulu sebelum permainan secara live berlangsung seru," protes Nadin yang ingin mendapatkan tambang emas dari Abangnya.
"Dasar! Kamu selalu saja tidak mau rugi. Apa yang kamu inginkan?" tanya Wira.
"Mobil Eropa keluaran terbaru," ucap Nadin.
"Kau...!"
"Mau atau nggak bang? atau mau kehilangan proyek yang triliunan rupiah itu? pokoknya Nadin jamin bakalan bang Wira akan meleleh melihat kehebatan Nabilla nanti saat dia beraksi," timpal Nadin makin membuat Wira greget.
"Baiklah. Cepat panggil gadis itu kemari!" titah Wira..
"Ok bos! slow bos. Tidak usah tegang begitu. Nanti cepat tua. Pelayan itu adalah seorang peri yang menjelma jadi pelayan," ledek Nadin tapi juga serius.
"Buruan!" Bentak Wira tidak sabaran.
"Sudah kepepet masih saja galak," semprot Nadin.
"Mbak Nabilla. Di panggil Abang Wira. Cepatan gihh!" Ucap Nadin.
"Baik."
Nabilla mendatangi Wira yang terlihat mondar-mandir seperti gosokan panas.
"Tuan!"
"Nabilla! Aku sudah banyak tahu tentangmu. Tolong dengar aku dan jangan menyela apa lagi protes karena saat ini sangat genting," ucap Wira.
"Ada apa Tuan?"
"Penerjemah yang kami sewa menderita diare. Dia tidak bisa datang dan tamu kita malam ini berasal dari Rusia. Aku ingin kamu menjadi penerjemah ku. Apakah kamu siap?" tanya Wira.
"Aku...?" tunjuk Nabilla pada dirinya sendiri.
"Ya kamu. Kalau kamu ingin meminta sesuatu nanti saja setelah urusan dengan tamuku selesai dan sekarang kita temui tamu kita dulu," ucap Wira langsung memegang pergelangan tangan Nabilla membawanya ke depan tamunya.
Nabilla yang terlihat gugup berusaha melepaskan tangannya dari Wira tapi Wira makin mengeratkan pegangannya membuat nyonya Irene kebingungan. Mau mangap tapi sudah diberi kode oleh putrinya Nadin untuk diam.
"Sapalah mereka dan perkenalkan anggota keluargaku!" titah Wira.
"Siapa nama tamu tuan?" tanya Nabilla lagi.
"Tuan Khalid."
"Apakah dia muslim?"'
"IYA."
"Ok."
Nabilla tersenyum sambil mengangguk hormat pada tamunya.
"Assalamualaikum Tuan Khalid dan selamat datang di kediaman tuan Wira. Perkenalkan nama saya, Nabilla dan saya akan menjadi penerjemah diantara kalian berdua. Tugas saya di dalam rumah ini adalah asisten rumah tangga keluarga tuan Wira," ucap Nabilla memperkenalkan diri.
"Apa...? aku kira kamu istrinya tuan Wira," ucap tuan Khalid.
"Tuan Wira adalah seorang duda dan memiliki satu putra bernama Arsen. Arsen. Perkenalkan dirimu pada tuan Khalid dengan bahasa Inggris, sayang!" Pinta Nabilla.
"Assalamualaikum Tuan Khalid!" Sapa Arsen memperkenalkan dirinya pada keluarga tuan Khalid lalu duduk lagi di tempatnya.
"Dan ini ibu kandungnya tuan Wira, namanya nyonya Irene dan si cantik itu adik bungsunya tuan Wira, namanya Nadin," ucap Nabilla.
"Wah. Anda sangat keren nona Nabilla. Tuan Wira. Kenapa anda tidak menikahi saja gadis hebat ini bukankah Anda seorang duda?" tanya tuan Khalid membuat Nabilla terperangah.
"Dia ngomong apa Nabilla?" desak Wira yang tidak mengerti celoteh tuan Khalid. Bukannya menjawab pertanyaan Wira, Nabilla malah berkata lagi pada tuan Khalid.
"Tolong bicarakan hal yang lain tuan Khalid! Jangan fokus pada diriku karena itu sangat merendahkan harga diriku sebagai wanita muslimah. Lagi pula aku sudah menikah. Jadi, bersikap profesional lah sebagai tamu di sini!" Ucap Nabilla tegas sebelum ocehan tamu ini merembet ke mana-mana.
"Wah. Apakah tuan Wira mengetahui ini? kalau pelayannya sudah menikah?" tanya tuan Khalid sambil nyengir kuda.
"Itu bukan ranah anda mau mengetahui kehidupan pribadi orang lain. Silahkan menikmati makan malamnya! Kami sudah menyiapkan sesuai apa yang anda inginkan, tuan Khalid," ucap Nabilla mengalihkan perhatian tuan Khalid.
"Tuan Wira. Tamunya sudah tidak sabar ingin menikmati hidangan makan malamnya. Apakah boleh dimakan sekarang?" tanya Nabilla.
"Oh, silahkan!" ucap Wira walaupun hati kecilnya merasa kalau tamunya tidak bicara sesuai dengan obrolannya dengan Nabilla.
"Apakah gadis ini menyembunyikan sesuatu dariku? sepertinya nada bicaranya terdengar ketus saat menjawab pertanyaan tuan Khalid yang terkesan menggodanya. Nanti aku tanyakan setelah makan malam ini," batin Wira..
"Ini apa Nabilla ?" tanya Nyonya Ghena, istrinya Khalid.
"Oh, ini adalah rendang terbuat dari sapi yang diolah dengan beberapa macam bumbu di tambah santan kental dan di biarkan hingga santan menyerap pada dagingnya hingga empuk," jelas Nabilla membuat Wira, Nadin dan nyonya Irene tercengang. Bahasa Rusia Nabilla begitu lancar dan tidak terkesan kaku atau berpikir dulu sebelum menjawab, layaknya orang ngobrol dengan bahasa keseharian.
"Wow! Mami Nabilla keren! Coba ayah mau nikahin mami Nabilla, di jamin sukses dunia akhirat. Sudah orangnya cantik ditambah jenius lagi. Aku pingin punya istri seperti mami Nabilla," imbuh Arsen membuat Wira menahan nafasnya sambil mengunyah makanannya secara pelan-pelan.
"Putraku, kalau tidak ingat dia berhijab dan bercadar, rasanya aku ingin memeluknya saat ini karena aku sangat kagum dengan gadis misterius ini," batin Wira.
Nadin melirik Wira yang ikut menatapnya. Nadin mengeluarkan jemarinya membentuk gaya menembak sambil mengerlingkan matanya ke arah Wira." Yes, kena deh!"
Sementara itu Nabilla sibuk menjelaskan aneka masakan pada tamu majikannya yang saat ini sedang menyantap makanan yang mereka makan sesuai dengan ciri khas daerahnya masing-masing.
Usai makan malam, tuan Khalid terlihat puas dan iapun menyetujui kerja sama dengan tuan Wira untuk membangun beberapa hotel dan real estate di pinggir kota Jakarta atau daerah perbatasan Jakarta dan Bandung.
"Tuan Wira! Apakah anda sudah siap berkas penanda tanganan kontrak kerjasama kita?" tanya tuan Khalid yang langsung di terjemahkan oleh Nabilla.
Mata Wira membulat sempurna lalu tersenyum dan Nabilla mengerti arti senyuman itu." Sepertinya tuan Wira setuju dan siap bekerjasama dengan anda tuan," ucap Nabilla.
Tuan Khalid langsung berdiri dan ia penasaran dengan masakan lezat yang baru saja ia habiskan bersama dengan keluarganya. Dua anaknya yang sudah berusia sepuluh tahun dan dua belas tahun itu, ikut juga memuji makan malam tersebut.
"Daddy! Semuanya terasa lezat makanan di negara ini. Kapan-kapan aku mau makan lagi," pinta Mariam.
"Aku juga mommy." Ucap Ammar adiknya Mariam.
Setelah menyelesaikan urusan makan malam dan bisnis keduanya, akhirnya rumah itu kembali sepi. Wira menarik tangan Nabila untuk ke kamarnya karena ia masih penasaran dengan gadis ini. Sementara itu, nyonya Irene yang ingin mangap menegur Nabilla, lagi-lagi di cegah oleh Nadin.
"Berhentilah menghinanya mami! Karena orang yang setiap saat mami hina justru sudah menyelamatkan Abang Wira dengan keuntungan triliun rupiah. Jika mami masih menghinanya, bersiaplah untuk jatuh miskin karena tuan Khalid akan menarik kerjasamanya dengan perusahaan kita dan itu akan membuat mami hidup di jalanan," ancam Nadin sedikit memberi syok terapi pada nenek sihir ini yang kebanyakan bacot.
Di dalam kamar Wira, Wira sedang mengintrogasi Nabilla." Siapa kamu sebenarnya Nabilla ? Mengapa gadis sejenius dirimu mau saja bekerja menjadi pembantu. Apa yang terjadi padamu?" tanya Wira sambil menatap bola mata Nabilla yang begitu indah. Mata bening yang sangat meneduhkan bahkan menggairahkan jika terlalu lama menatap mata indah itu.
"Karena setiap perusahaan yang aku datangi, hanya mempermasalahkan penampilan modis dan tampilan seksi untuk menyenangkan mata lelaki di tempat tersebut daripada kualitas ilmu yang dimiliki wanita yang berpenampilan kampungan seperti saya. Gaji yang mereka tawarkan sangat menggiurkan jika saya mau mengenakan pakaian seperti karyawan yang mereka contohkan untuk mengumbar kecantikan mereka dengan bebasnya hingga tidak ada lagi tempat istimewa untuk suaminya.
Jadi, kesannya kecantikan para karyawan wanita dinikmati bersama antara suami dan para pekerja kasar lainnya. Apakah itu sangat menarik untuk suami mereka yang hanya mendapatkan sisanya?" ungkap Nabilla melampiaskan kekecewaannya pada pemilik perusahaan seperti Wira.
"Astaga! Ternyata ini permasalahannya? hingga gadis ini putus asa dan mau bekerja jadi pelayan di rumahku? dan lebih mirisnya kami terus menghinanya tanpa memberinya kesempatan untuk membalas. Benar-benar penuh kejutan kamu Nabilla," batin Wira sangat syok saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 313 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
jadi penasaran, siapakah sebenarnya Nabila 🤔🤔
2024-08-26
1
Ani Ani
DIA sebenar yangterlalu pandai
2024-08-02
0
Ramlah Kuku
jilatlah ludah mu Wisnu
2024-05-23
1