Diel Menyebalkan

Di perjalanan...

“Diel, tumben bawa mobil,” tanya Nasha memecah keheningan, sedari naik mobil dan mobil sudah mendekati jalan besar mereka berdua hanya diam saja. Baru setelah itu Nasha memulai pembicaraan, dia juga penasaran karena biasanya Diel memakai motor.

“Ya lagi pingin aja, lagian kamu juga pake rok kan, jadi ada untungnya aku pake mobil, hehe,” jawab Diel sembari terkekeh.

“Ye.. kamu mah, kaya yang udah tau aja aku pake rok,” cibir Nasha

“Tau dong, apa sih yang aku gatau, haha,” ucap Diel diakhiri tawa.

“Iya deh iya, orang mah bebas,” jawab Nasha kesal.

“Udah sih jangan marah marah, lagian juga aku abis anter kamu mau pergi dulu ke suatu tempat, jadi ya gitu,” ucap Diel memberi penjelasan sedikit.

“Cie.. mau jalan sama cewek yaa, jangan dimain-in ya ceweknya, kalau bisa mah ajak serius, haha,” ucap Nasha sedikit meledek temannya itu.

“Iya aku mau jalan sama cewek, tapi cewek yang ini gabisa aku ajak serius soalnya udah ada yang punya,” ucap Diel yang tak sepenuhnya bohong, karena sebenarnya dia akan mengantar Mamanya ke pusat perbelanjaan untuk belanja bulanan.

“Loh kok gitu, masa kamu jalan sama cewek orang sih, gabisa nyari yang masih singgel gitu?!” ucap Nasha dengan sedikit kesal. sahabatnya ini masa mau jadi tukang tikung sih, kan ngga banget, batin Nasha.

“Hahaha.. Sha Sha, aku tuh mau anter Mama ke pusat perbelanjaan biasa, mau beli stok bulanan, makannya jangan negative thinking dulu sama orang,” ucap Diel sambil tertawa.

“Ish kan nyebelin. Tinggal bilang aja mau anter Mama apa susahnya sih,” kesal Nasha

“Iya maaf, gaakan gitu lagi deh, haha,” ucap Diel tapi masih tertawa juga.

“Hm,” hanya deheman dari Nasha sebagai jawabannya.

“Udah kali Sha jangan marah, kan udah minta maaf,” bujuk Diel agar Nasha tidak marah padanya.

“Iya iya, udah ga marah juga kok,” ucap Nasha pada akhirnya.

“Gitu dong, jadi lega kan sekarang. Oh iya kok tumben kamu pake rok gini? Biasanya juga pake celana,” tanya Diel, sedari tadi sebenarnya dia ingin bertanya hal itu, hanya saja dia lupa.

“Oh ini, aku lagi pengen aja, kenapa sih emang? Aneh banget ya?” tanya Nasha yang sedikit tidak pede akan penampilannya sekarang.

“Bukan gitu, aku cuma nanya aja kok, lagian kamu keliatan lebih cantik pake rok gini,” puji Diel yang memang benar adanya, penampilannya kali ini membuatnya lebih cantik dari yang biasanya.

“Kamu mah... malu tau,” ucap Nasha yang mukanya sedikit memerah karena tersipu malu.

“Hahaha.. muka nya merah banget, haha,” ledek Diel disertai tawa tanpa henti. Jarang banget bisa bikin Nasha kaya gitu, lucu, haha, batin Diel.

“Ishh kamu mahhh,” kesal Nasha dan memalingkan wajahnya ke samping jendela.

“Iya iya, ga lagi deh, udah ah jangan marah gitu, bentar lagi nyampe nih,” bujuk Diel lagi sambil berusaha menahan tawanya.

“Tau ah, males pokonya sama kamu,” ketus Nasha karena masih sedikit kesal.

“Hm.. bener nih males? Gaakan aku bantuin lagi deh, kan kamu udah males,” ucapnya sembari melirik ke arah Nasha.

“Ih.. tau ah,” ucap Nasha dengan bibir yang mengerucut dan terus menatap ke jendela. Persis orang pacaran lagi berantem banget, padahal mah bukan.

“Udah nyampe nih, turun sana,” ucap Diel yang sedang berpura pura marah.

“...” Nasha hanya diam tidak menanggapi ucapan Diel, dia hanya kesal sedikit tapi sekarang dia merasa bersalah karena Diel sedikit berbeda menurutnya.

“Zaina,” panggil Diel

“Ah kamu mah marah terus aku sebel pokonya sama kamu males banget. Makasih udah di anter. Bye,” ucap Nasha teramat kesal tapi tetap tidak lupa mengucapkan kata terimakasih karena Diel sudah mengantarnya. Tapi sebelum membuka pintu, Diel sengaja masih mengunci pintu agar Nasha tidak bisa keluar.

“Buka pintunya Dariel. Aku mau turun. Udah telat ini,” ucap Nasha karena memang sudah hampir jam 7 dan dia takut jika datang sesudah Farzan.

“Ck baru juga jam 7 Sha, biasanya jam 8 kan masuknya,” ucap Diel karena setaunya seperti itu saat dia mengantar Nasha sebelum sebelumnya.

“Iya emang baru jam 7, tapi emang hari ini aku masuk jam 7, buka pintunya Diel, please,” mohon Nasha karena dia benar benar takut sekarang.

“Aku buka pintunya asal kamu maaf-in aku dulu,” ucap Diel

“Oke fine, dari tadi juga aku udah maaf-in, tapi please sekarang buka pintunya, aku harus buru buru,” putus Nasha

“Kayanya ga ikhlas gitu sih Sha,” ucap Diel

“Iya Diel, ya ampun, cepet ih, aku buru buru,” kesal Nasha. Padahal tadi dia yang marah, sekarang malah puter balik fakta, ngeselin, batin Nasha.

“Oke oke, aku bukain, jangan turun dulu,” ucap Diel karena melihat Nasha seperti sedang dikejar waktu.

“Ck.. yaudah sana,” decak Nasha dan menyetujui mau Diel karena dia memang sedang buru buru. Diel pun turun lebih dulu dan membukakan pintu untuk Nasha.

Tanpa mereka sadari sedari tadi sudah ada yang memperhatikan mereka berdua sejak mereka sampai di perusahaan, karena memang Diel memarkirkan mobil dekat dengan lobby. Muka orang tersebut tidak bisa dikatakan baik, karena sejak tadi tatapan tajam dan nada yang terdengar lebih sinis dari biasanya setiap ada yang bertanya.

Orang itu adalah Farzan. Dia sedari tadi belum turun dari mobilnya karena tadi melihat orang yang berada di mobil belakangnya. Jadi dia masih berdiam di mobil sembari memperhatikan mereka berdua. Dan saat melihat Nasha yang sedikit manja dan juga di bukakan pintu oleh laki laki yang belum dia ketahui itu siapa.

“Apa mungkin itu adalah kekasihnya? Tapi setauku dia masih sendiri tapi kenapa melihat mereka seperti itu membuatku menjadi ragu. Tapi sebelum dia sah, aku masih bisa memilikinya,” batin Farzan dengan sedikit seringai licik.

*Dilain sisi..*

“Silahkan Tuan Putri,” ucap Diel seakan yang akan turun adalah putri raja.

“Apaan sih Diel, jangan aneh aneh deh,” elak Nasha dengan pipi yang memerah.

“Haha.. kali kali Sha,” ucap Diel

“Serah ah, udah yah aku mau masuk dulu, btw makasih udah anterin hari ini, aku masuk yah,” ucap Nasha sembari berjalan masuk.

“IYA HATI HATI SAYANG,” teriak Diel dan mendapati pelototan tajam dari Nasha karena dirinya sangat malu.

“duh itu Diel ngapain si kaya gitu segala, bikin malu aja,” gumam Nasha sembari menundukan kepalanya. Dia benar benar malu sekarang, walaupun dia tau itu hanya candaan.

Tiba tiba..

“Siapa dia? Kekasih kamu?” ucap seseorang di belakangnya yang tak lain adalah Farzan.

“Eh. Bu.. bukan Pak,” kaget Nasha karena dia dari tadi tidak memperhatikan sekitar.

“Hari ini kamu terlambat dan dikantor membuat keributan seperti tadi, jika nanti sampai berantakan karena ulahmu akan ada hukuman yang tentu memberatkan,” ucap tajam Farzan dan berlalu meninggalkan Nasha yang masih terdiam dengan kaku di dekat lift.

“Pak, tunggu,” ucap Nasha yang baru tersadar dari keterdiamanya, namun lift yang digunakan oleh Farzan terlanjur tertutup. Alhasil Nasha mengejarnya dengan lift lain yang memang digunakan untuk karyawan.

“Duh kalau Pak Farzan marah bisa gawat, lagian Diel mah gatau tempat banget sih, aku lagi kan yang nanggung resikonya. Semoga apa yang aku khawatirkan tidak terjadi Ya Allah,” batin Nasha meyakinkan dirinya sendiri agar sedikit lebih tenang

.

.

.

.

.

.

Episodes
1 Perkenalan Cerita
2 Kembali Kerja
3 Kampus
4 Rutinitas (kuliah&kerja)
5 Keputusan
6 Taman
7 Ujian Akhir Semester
8 DiSh’S Cafe (part 1)
9 DiSh’S Cafe (part 2)
10 Kembali Bekerja
11 Pengganti Pak Zeroun
12 Jadi Sekertaris?
13 Menguping
14 Diminta Ikut Meeting
15 Diel Menjemput Nasha
16 Diel Menyebalkan
17 Serba salah
18 Klien Sekaligus Sahabat
19 Hukuman Atau...
20 Diantara 2 Pilihan
21 Sedikit Reward
22 Bertemu Keluarga
23 Bertemu Keluarga . . . (2)
24 Garden Party
25 Menginap
26 Sarapan
27 ARCHA MALL
28 Pulang, Nonton, Masak.
29 Wedding day
30 Wedding day 2
31 Sarapan dan sedikit perdebatan
32 Aneh?
33 Bertemu Acha?
34 Paviliun
35 Ke RS yang hampir gagal
36 Jadi Ke RS
37 Kembali ke Mall
38 Penjelasan Farzan
39 Memberitahu
40 Supermarket dan jajanan
41 Tidur terus
42 Pergi lagi
43 Cengeng
44 Bertemu seseorang
45 Ternyata!?
46 Rumah Sakit
47 Kondisi Nasha
48 Kekacauan Di Perusahaan
49 Dijenguk adik?
50 Rasa Sakit
51 Panik
52 Pergi?
53 Sahabat
54 Makan Bersama
55 Kepanikan
56 Mimpi?
57 Menyadari semua hanya mimpi
58 Siapa?!
59 Mual Di Pagi Hari
60 Emosi yang tidak stabil
61 Membaik
62 Masih kepikiran wanita itu
63 Rumah Sakit
64 Bertemu Reno
65 Akhirnya mengetahui
66 Pemilik perusahaan?
67 Mansion Lakeswara
68 Kabar kehamilan Nasha
69 Makan malam
70 Susah Tidur
71 Lapar tengah malam
72 Membuatnya bahagia itu mudah~Farzan
73 Bandel
74 Kumpul
75 Menjelaskan pada mereka
76 Mengobrol
77 Mual dan sedikit keluhan
78 Zupa Soup
79 Drama Pagi ini
80 Ijin Pergi Main?
81 Mall
82 Kaget, Marah dan Kepanikan
83 Tidak mau ditinggal
84 Mama dan Papa Reno
85 Baby boy again
86 Perdebatan seperti biasa
87 Kedatangan Zetta dan Zeroun
88 Danish Adelard Adinatha
89 Bosan dan rengekan
90 Mansion Lakeswara
91 Supermarket
92 Pulang dari supermarket
93 Pasta Buatan Para Uncle
94 Ngidam Jajan Malam Hari
95 Masih Seputar Ngidam dan Makan
96 Bangun Kesiangan
97 Teman arisan yang julid
98 Acara dan Tangisan Nasha
99 Lebih banyak diam
100 Part 100
101 Rencana Liburan
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 110
111 111
112 112
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Perkenalan Cerita
2
Kembali Kerja
3
Kampus
4
Rutinitas (kuliah&kerja)
5
Keputusan
6
Taman
7
Ujian Akhir Semester
8
DiSh’S Cafe (part 1)
9
DiSh’S Cafe (part 2)
10
Kembali Bekerja
11
Pengganti Pak Zeroun
12
Jadi Sekertaris?
13
Menguping
14
Diminta Ikut Meeting
15
Diel Menjemput Nasha
16
Diel Menyebalkan
17
Serba salah
18
Klien Sekaligus Sahabat
19
Hukuman Atau...
20
Diantara 2 Pilihan
21
Sedikit Reward
22
Bertemu Keluarga
23
Bertemu Keluarga . . . (2)
24
Garden Party
25
Menginap
26
Sarapan
27
ARCHA MALL
28
Pulang, Nonton, Masak.
29
Wedding day
30
Wedding day 2
31
Sarapan dan sedikit perdebatan
32
Aneh?
33
Bertemu Acha?
34
Paviliun
35
Ke RS yang hampir gagal
36
Jadi Ke RS
37
Kembali ke Mall
38
Penjelasan Farzan
39
Memberitahu
40
Supermarket dan jajanan
41
Tidur terus
42
Pergi lagi
43
Cengeng
44
Bertemu seseorang
45
Ternyata!?
46
Rumah Sakit
47
Kondisi Nasha
48
Kekacauan Di Perusahaan
49
Dijenguk adik?
50
Rasa Sakit
51
Panik
52
Pergi?
53
Sahabat
54
Makan Bersama
55
Kepanikan
56
Mimpi?
57
Menyadari semua hanya mimpi
58
Siapa?!
59
Mual Di Pagi Hari
60
Emosi yang tidak stabil
61
Membaik
62
Masih kepikiran wanita itu
63
Rumah Sakit
64
Bertemu Reno
65
Akhirnya mengetahui
66
Pemilik perusahaan?
67
Mansion Lakeswara
68
Kabar kehamilan Nasha
69
Makan malam
70
Susah Tidur
71
Lapar tengah malam
72
Membuatnya bahagia itu mudah~Farzan
73
Bandel
74
Kumpul
75
Menjelaskan pada mereka
76
Mengobrol
77
Mual dan sedikit keluhan
78
Zupa Soup
79
Drama Pagi ini
80
Ijin Pergi Main?
81
Mall
82
Kaget, Marah dan Kepanikan
83
Tidak mau ditinggal
84
Mama dan Papa Reno
85
Baby boy again
86
Perdebatan seperti biasa
87
Kedatangan Zetta dan Zeroun
88
Danish Adelard Adinatha
89
Bosan dan rengekan
90
Mansion Lakeswara
91
Supermarket
92
Pulang dari supermarket
93
Pasta Buatan Para Uncle
94
Ngidam Jajan Malam Hari
95
Masih Seputar Ngidam dan Makan
96
Bangun Kesiangan
97
Teman arisan yang julid
98
Acara dan Tangisan Nasha
99
Lebih banyak diam
100
Part 100
101
Rencana Liburan
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
110
111
111
112
112

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!