DiSh’S Cafe (part 1)

Nasha bingung sebenarnya, kenapa dia dibawa ke tempat seperti ini, dan belum sempat dia bertanya, Diel mengajak masuk ke dalam Cafe. Nasha kira mereka akan duduk di lantai 2 karena Diel jalan ke arah tangga. Tapi ternyata mereka hanya melewatinya saja.

Bingung? Tentu saja, karena sebelum naik ke lantai paling atas atau lantai 3 di tempat ini terdapat tulisan “selain yang berkepentingan dilarang masuk” dan yang jadi pertanyaannya sekarang adalah kenapa Diel mengajak Nasha kesini? Apa dia mau melamar pekerjaan? Atau ada masalah dengan pemilik Cafe? Sungguh membingungkan, teka teki ini tak bisa dipecahkan untuk saat ini.

Tak lama mereka duduk di dekat jendela besar yang langsung mengarah pada keindahan pemandangan sekitar bukit, dari atas sini kita bisa melihat pemandangan dari beberapa sisi, karena ada balkon kecil dengan tempat duduk yang bisa terayun dan juga ada karpet berbulu tebal dibawahnya serta beberapa bantal dan meja di tengah karpet. Mereka sendiri duduk di sofa berukuran sedang dengan meja di depannya.

“Indah sekali tempat ini. Jika di lihat di bawah saja sudah indah, apalagi dari atas sini, semua terasa jauh lebih indah lagi,” batin Nasha.

Lama menikmati pemandangan sekitar dan keindahan yang terlihat dari tempat ini, Ada beberapa pelayan yang datang untuk membawakan beberapa makanan. Tunggu dulu, bukannya mereka dari tadi sama sekali belum memesan makanan? Kenapa sudah ada makanan yang datang? Tak ingin lebih pusing dengan semua pertanyaannya akhirnya Nasha mencoba untuk bertanya pada Diel.

“Diel.. bukannya kita belum pesan makanan yah? Kok udah dianterin aja?” Tanya Nasha bingung.

“Haha.. tadi aku udah pesan kali, kamu nya aja yang daritadi sibuk perhatiin luar jendela,” jawab Diel sambil tertawa.

“Loh?! Emang iya? Perasaan tadi ga kaya gitu kok, ini aku yang emang lagi eror atau gimana sih? Terus kenapa kamu ajak kesini coba, kan tadi mau beli minum aja,” rajuk Nasha kesal bercampur bingung.

“Hahaha.. kamu eror karna tadi ujian mungkin, ya kan aku juga lapar jadi sekalian aja makan disini kan, hehehe,” ucap Diel yang tertawa sekaligus gemas, karna jarang Nasha merajuk seperti itu, walau jika bersama dengan dia maupun Rumi, Nasha akan menunjukkan kelakuannya yang sedikit kekanakan, tapi lebih sering menunjukkan sifatnya yang galak dimana pun haha.

“Tau ah pusing, Huh,” kesal Nasha yang langsung mengambil garpu dan juga pisau.

Kenapa mengambil garpu dan pisau? Jawabannya karena di meja kecil ini ada 2 piring Tea Smoked Salmon, Chocolate Hazelnut Ice Cream, dengan beberapa makanan ringan lainnya, serta Mango Thai, Milk Shake Chocolate, dan satu teko Teh hijau hangat dengan gula yang terpisah.

Sekarang kebingungan ini bertambah lagi, tapi karena kekesalan tadi Nasha jadi melupakan sejenak kebingungannya, walau dia sedikit menyesal karena hari ini dia menghamburkan uang yang telah dia tabung.

“Huh.. enak sih, tapi kan sayang uang kalo makan beginian, mending beli yang murah aja, eh tapi bukan aku yang pesen kan, tapi berhubung udah terlanjur ada daripada pusing mending makan ajalah, lagian sedikit mengeluarkan uang untuk hal seperti ini juga tak apa, yang pening jangan keseringan haha,” batin Nasha.

Selesai menghabiskan makanan utama dan sedikit cemilan, mereka duduk santai sambil menunggu makanan turun Haha.. berhubung jarum kecil di jam dinding menunjukkan angka 4 dan jarum panjang ke angka 10, yang artinya sekarang sudah hampir jam 5 sore, jadi Nasha memutuskan untuk bertanya agar dia bisa cepat pulang juga.

“Ehm.. Diel?” tanya Nasha.

“Ya?” jawab Diel.

Terdiam sebentar, dan..

“Kenapa tiba tiba ngajak kesini?”

“Karna aku ingin,”

Tapi bukan itu jawaban yang diinginkan Nasha.

“Please jawab yang bener, aku juga harus pulang Diel,” pinta Nasha lagi.

“Hhah.. sebenernya aku pingin bicara sama kamu, tentang kita,” ucapnya, dan Nasha hanya diam mendengarkannya, sampai..

“Bisakah kita lebih dari sekedar teman atau sahabat? Aku tau mungkin ini terasa mendadak, tapi apa kamu tak pernah merasakan jika aku hanya lebih baik padamu? Aku bingung sebenarnya, aku tau bagaimana kamu, dan begitu juga sebaliknya, aku juga tau jika kamu sedang menunggu seseorang dari masa lalu mu kan? Tapi adakah kesempatan untukku?” sambung Diel.

Nasha sempat terkejut karena Diel membahas tentang dia yang menunggu seseorang dimasa lalunya. Tapi dia lebih terkejut lagi saat Diel berbicara tentang hal yang tak terduga seperti ini.

“Apa karna omongan orang lain?” tiba tiba pertanyaan itu yang terlintas dikepala Nasha.

“Bukan,” jawabnya cepat.

“Aku sudah ingin berbicara, dari awal, hanya saja aku tak bisa, karena kamu yang membuat jarak pada setiap orang dan kami semua menyadari itu. Mungkin memang kamu akan menerima sebuah pertemanan, tapi dalam berteman pun kamu tak sepenuhnya percaya, jadi kuputuskan untuk menjadi seseorang yang memang berguna dan bisa kamu andalkan. Bahkan aku memulai untuk selalu bercerita tentang hidupku, dan setiap orang terdekatku. Aku juga mencoba mencari tau bagaimana tanggapan kamu mengenai beberapa orang yang memang hanya dekat sebagai temanku namun aku bilang akan mendekatinya. Dan respon yang kamu berikan hanya sebatas saran yang tak pernah ku gunakan, karena aku mengharapkan jawaban lain. Tapi tak pernah ada. Aku terus bertahan sampai saat ini, untuk tetap diam dan menjadi sandaran di waktu sulit yang kamu alami, tapi saat kamu bercerita akan cuti untuk semester depan, aku berpikir hal lain. Bagaimana jika memang tak akan ada kesempatan lagi? Bagaimana jika kamu dipertemukan kembali dengan orang lain yang memang kamu harapkan? Dan berbagai “bagaimana” lainnya. Jadi kuputuskan untuk mencoba walau nanti hasilnya tak seindah harapan, haha,” ucap panjang Diel.

Diel memang mengetahui tentang Nasha, bahkan yang tidak diketahui orang lain, karena dia mencari tau tentang segala hal yang menyangkut Nasha. Untuk tempat kerja atau beberapa hal lain memang Nasha sendiri yang cerita kepada Diel dan Rumi, walau lebih banyak bercerita pada Diel. Karena jika bersama Rumi, lebih banyak dia yang mendengarkan. Sebaliknya juga begitu hanya saja seperti itulah.

“Kenapa aku? Dan kenapa kamu tau tentang hal yang menyangkut masa laluku?” ucap Nasha, setelah terdiam untuk beberapa saat karena mendengar perkataan Diel.

“Karena itu kamu. Bahkan aku tak mengetahui apa alasannya, tapi bersama denganmu aku merasa nyaman, bahkan aku tak ingin main main, aku serius. Berharap kamu yang mendampingiku sampai tua nanti. Dan untuk masa lalu itu, aku tau karena tak sengaja mendengar gumaman saat kamu tertidur dikelas beberapa waktu lalu, dan ya, aku mencari tau lebih dalam tentang hal itu. Aku minta maaf soal itu,”

“Aku bingung harus bagaimana sekarang. Kamu juga sudah tau tentang masa lalu ku, jadi aku harus bagaimana?”

“Tak perlu memikirkannya sekarang, jika belum ingin menjawabnya. Dan untuk masa lalu itu, Huh.. mungkin jika memang sudah saatnya kamu bersama dengan dia nanti, aku ikhlas melepaskanmu. Tapi jika kamu tak bahagia bersamanya, aku akan merebutmu dari dia.”

“Bagaimana jika jalani saja dulu?”

“Bukannya tak ingin meng-iya-kan, tapi terkadang kata itu tak berakhir bahagia, haha,” ucap Diel dengan tawa sumbangnya.

“Jadi? Apa harus sebuah jawaban?”

.

.

.

Episodes
1 Perkenalan Cerita
2 Kembali Kerja
3 Kampus
4 Rutinitas (kuliah&kerja)
5 Keputusan
6 Taman
7 Ujian Akhir Semester
8 DiSh’S Cafe (part 1)
9 DiSh’S Cafe (part 2)
10 Kembali Bekerja
11 Pengganti Pak Zeroun
12 Jadi Sekertaris?
13 Menguping
14 Diminta Ikut Meeting
15 Diel Menjemput Nasha
16 Diel Menyebalkan
17 Serba salah
18 Klien Sekaligus Sahabat
19 Hukuman Atau...
20 Diantara 2 Pilihan
21 Sedikit Reward
22 Bertemu Keluarga
23 Bertemu Keluarga . . . (2)
24 Garden Party
25 Menginap
26 Sarapan
27 ARCHA MALL
28 Pulang, Nonton, Masak.
29 Wedding day
30 Wedding day 2
31 Sarapan dan sedikit perdebatan
32 Aneh?
33 Bertemu Acha?
34 Paviliun
35 Ke RS yang hampir gagal
36 Jadi Ke RS
37 Kembali ke Mall
38 Penjelasan Farzan
39 Memberitahu
40 Supermarket dan jajanan
41 Tidur terus
42 Pergi lagi
43 Cengeng
44 Bertemu seseorang
45 Ternyata!?
46 Rumah Sakit
47 Kondisi Nasha
48 Kekacauan Di Perusahaan
49 Dijenguk adik?
50 Rasa Sakit
51 Panik
52 Pergi?
53 Sahabat
54 Makan Bersama
55 Kepanikan
56 Mimpi?
57 Menyadari semua hanya mimpi
58 Siapa?!
59 Mual Di Pagi Hari
60 Emosi yang tidak stabil
61 Membaik
62 Masih kepikiran wanita itu
63 Rumah Sakit
64 Bertemu Reno
65 Akhirnya mengetahui
66 Pemilik perusahaan?
67 Mansion Lakeswara
68 Kabar kehamilan Nasha
69 Makan malam
70 Susah Tidur
71 Lapar tengah malam
72 Membuatnya bahagia itu mudah~Farzan
73 Bandel
74 Kumpul
75 Menjelaskan pada mereka
76 Mengobrol
77 Mual dan sedikit keluhan
78 Zupa Soup
79 Drama Pagi ini
80 Ijin Pergi Main?
81 Mall
82 Kaget, Marah dan Kepanikan
83 Tidak mau ditinggal
84 Mama dan Papa Reno
85 Baby boy again
86 Perdebatan seperti biasa
87 Kedatangan Zetta dan Zeroun
88 Danish Adelard Adinatha
89 Bosan dan rengekan
90 Mansion Lakeswara
91 Supermarket
92 Pulang dari supermarket
93 Pasta Buatan Para Uncle
94 Ngidam Jajan Malam Hari
95 Masih Seputar Ngidam dan Makan
96 Bangun Kesiangan
97 Teman arisan yang julid
98 Acara dan Tangisan Nasha
99 Lebih banyak diam
100 Part 100
101 Rencana Liburan
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 110
111 111
112 112
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Perkenalan Cerita
2
Kembali Kerja
3
Kampus
4
Rutinitas (kuliah&kerja)
5
Keputusan
6
Taman
7
Ujian Akhir Semester
8
DiSh’S Cafe (part 1)
9
DiSh’S Cafe (part 2)
10
Kembali Bekerja
11
Pengganti Pak Zeroun
12
Jadi Sekertaris?
13
Menguping
14
Diminta Ikut Meeting
15
Diel Menjemput Nasha
16
Diel Menyebalkan
17
Serba salah
18
Klien Sekaligus Sahabat
19
Hukuman Atau...
20
Diantara 2 Pilihan
21
Sedikit Reward
22
Bertemu Keluarga
23
Bertemu Keluarga . . . (2)
24
Garden Party
25
Menginap
26
Sarapan
27
ARCHA MALL
28
Pulang, Nonton, Masak.
29
Wedding day
30
Wedding day 2
31
Sarapan dan sedikit perdebatan
32
Aneh?
33
Bertemu Acha?
34
Paviliun
35
Ke RS yang hampir gagal
36
Jadi Ke RS
37
Kembali ke Mall
38
Penjelasan Farzan
39
Memberitahu
40
Supermarket dan jajanan
41
Tidur terus
42
Pergi lagi
43
Cengeng
44
Bertemu seseorang
45
Ternyata!?
46
Rumah Sakit
47
Kondisi Nasha
48
Kekacauan Di Perusahaan
49
Dijenguk adik?
50
Rasa Sakit
51
Panik
52
Pergi?
53
Sahabat
54
Makan Bersama
55
Kepanikan
56
Mimpi?
57
Menyadari semua hanya mimpi
58
Siapa?!
59
Mual Di Pagi Hari
60
Emosi yang tidak stabil
61
Membaik
62
Masih kepikiran wanita itu
63
Rumah Sakit
64
Bertemu Reno
65
Akhirnya mengetahui
66
Pemilik perusahaan?
67
Mansion Lakeswara
68
Kabar kehamilan Nasha
69
Makan malam
70
Susah Tidur
71
Lapar tengah malam
72
Membuatnya bahagia itu mudah~Farzan
73
Bandel
74
Kumpul
75
Menjelaskan pada mereka
76
Mengobrol
77
Mual dan sedikit keluhan
78
Zupa Soup
79
Drama Pagi ini
80
Ijin Pergi Main?
81
Mall
82
Kaget, Marah dan Kepanikan
83
Tidak mau ditinggal
84
Mama dan Papa Reno
85
Baby boy again
86
Perdebatan seperti biasa
87
Kedatangan Zetta dan Zeroun
88
Danish Adelard Adinatha
89
Bosan dan rengekan
90
Mansion Lakeswara
91
Supermarket
92
Pulang dari supermarket
93
Pasta Buatan Para Uncle
94
Ngidam Jajan Malam Hari
95
Masih Seputar Ngidam dan Makan
96
Bangun Kesiangan
97
Teman arisan yang julid
98
Acara dan Tangisan Nasha
99
Lebih banyak diam
100
Part 100
101
Rencana Liburan
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
110
111
111
112
112

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!