Taman

Disini aku sekarang. Kembali ke tempat yang memang sangat bersejarah bagi hidupku. Tempat dimana aku bertemu dengan dia yang memang selalu menemani dikala sepi.

“Apa kabar Kak? Apa Kakak baik-baik saja? Apa kehidupan Kakak berjalan dengan baik? Apa sekarang Kakak sudah menemukan seseorang yang Kakak cintai? Pasti sekarang Kakak sudah bahagia bersama dengan keluarga kecil Kakak kan?.. hiks..hiks..hiks” gumam Nasha sembari terisak pelan.

”Hah.. kenapa ini masih terasa menyakitkan. Padahal sudah lama. Mulut memang berkata jika aku ikhlas, tapi hati tetap saja menginginkan dia kembali. Sudahku coba untuk mengubur semuanya tapi yang terjadi malah sebaliknya. Melupakan memang bukan jalan yang terbaik. Nyatanya sekuat apapun aku mencoba untuk melupakan yang ku dapat hanya bayangan, harapan dan kerinduan yang tak bisa terbendung lagi. Akhirnya aku coba untuk mengikhlaskan, dan cara ini lebih baik ketimbang melupakan. Setidaknya hatiku meminimalisir harapan yang terlalu tinggi. Cukup dengan mendoakan yang terbaik. Tapi memang rasa rindu terkadang tak bisa dicegah, dan ke tempat ini adalah salah satu cara agar rasa rindu itu terobati.”

”Banyak yang ingin ku tanyakan padanya, tentang kepergiannya, janjinya dan... seseorang yang spesial untuknya sekarang hiks.. haha.. hiks..” Nasha menangis tapi tetawa disaat yang bersamaan. Menangisi sekaligus mentertawakan takdir yang dialaminya.

“Hidup memang seperti ini. Aku memang tak boleh larut dalam kesedihan, tapi juga aku tak bisa menahannya lagi.. entah sampai kapan hal ini akan berlangsung, entah kebahagiaan atau kesedihan yang bersamaku, aku tak ingin mengeluh tapi juga aku manusia biasa yang mempunyai perasaan. Dan sekuat apapun aku bertahan, tetap ada satu hari dimana hatiku begitu rapuh dan tak bisa diajak kompromi untuk tetap berfikir positif, bolehkah aku menyerah?”

“Mungkin ada banyak orang yang merasakan kepedihan melebihi dari yang ku alami, tapi mereka kuat dan tak mengeluh. Aku selalu mencoba untuk tak mengeluh, tapi disaat hatiku rapuh aku tak bisa menyembunyikannya. Mungkin didepan orang banyak aku akan kuat dan tahan banting, tapi saat aku sendiri maka air mata yang ku tahan akan meluncur begitu saja tanpa bisa dicegah,”

Hiks.. hiks.. hiks..

“Hahh.. sudah cukup lama aku disini. Sekarang waktunya aku pulang, sudah cukup aku menangis hari ini. Mungkin aku tak akan ke tempat ini lagi. Seperti biasa, aku akan kesini jika memang rasa rindu tak bisa ku bendung lagi. Doaku selalu sama, semoga kita bisa bertemu lagi dan saling bercerita tentang kehidupan masing-masing dan akhirnya kembali berteman seperti dulu. Sampai bertemu lagi nanti Kak..”

Nahsa akan pulang ke rumahnya, tapi dia merasa hatinya berdetak tak karuan, seperti akan ada suatu hal yang memang sangat dinantinya. Dia ingin lebih lama disini tapi tak mungkin karena waktu sudah semakin sore dan dia harus segera pulang. Mungkin ituhanyalah perasaannya saja yang memang sedang terlalu merindu, jadi dia mengabaikannya dan berlalu untuk pulang.

.

.

.

Sementara itu..

“Hah.. aku terlambat datang kesini. Jika saja tadi tak ada masalah dengan perusahaan yang ingin bermain main dengan keluargaku, aku tak akan telat untuk datang kesini. Tapi sepertinya aku tadi melihat ada orang disini. Mungkinkah itu.. dia? Ya.. itu pasti dia.. aku harus mengejarnya. Zacha tunggu Kakak. Kali ini aku pasti akan menemukanmu,” gumam seorang pria.

Pria itu berlari ke arah jalan yang tadi dilalui oleh orang yang dia pikir itu adalah gadis kecilnya, tapi sayang seribu sayang dia tak dapat mengejarnya, karena saat sudah berada di ujung jalan dia tak menemukan siapapun disana. Sepertinya takdir selalu mempermainkannya. Sekeras apapun dia berusaha mencarinya, tapi hasilnya selalu nihil. Mungkin memang dia tak di takdirkan bersama dengan gadis kecilnya.

“Jika saja tadi aku datang lebih awal. Jika saja perusahaan mahesa tidak mencoba bermain main tadi. Mungkin aku sudah menemukannya. Mungkin aku sudah bersamanya. Mungkin kami akan mengukir kembali kenangan kami. Menulis kenangan baru yang lebih indah,” geram pria itu.

Pria itu kembali ke taman dengan amarah yang membuncah, sedikit saja ada yang mengganggunya dia akan murka. Melihat itu salah satu pengawal yang memang selalu menjaganya dari kejauhan, mencoba mendekati pria itu, dan mengajak pria itu berbicara.

“Apakah Tuan baik baik saja? Apa yang terjadi Tuan?” ucap salah satu pengawal, dan itu adalah pengawal pribadinya. Karena selain dia tak ada yang berani berbicara pada Tuan nya itu.

“Aku hampir mendapatkannya tadi. Jika tidak karena perusahaan b******n itu aku pasti sudah ada disini tadi. Aku selalu ke tempat ini setiap waktu setelah kepulanganku ke negara ini. Tapi aku tak bisa menemukannya, sekarang dia datang tapi aku terlambat. Dan aku harus kehilangan dia lagi. Tadinya aku ingin bermain dengan perusahaan itu, tapi karena mereka aku tak bisa bersama dengan gadis kecilku, aku akan menghancurkannya langsung. Sekarang aku ingin kalian jatuhkan perusahaan itu dan aku ingin besok mendapatkan laporan tentang kehancuran mereka dan keluarganya. Sudah cukup aku takk ingin berbaik hati untuk kali ini. Aku tak ingin lagi melihat mereka,” ucapnya dingin pada pengawal itu.

“Sepertinya Tuan begitu marah sekarang, dan jika Tuan sudah bicara begitu aku tak bisa membantahnya. Saat ini suasana hatinya sedang kacau dan Tuan sedang tak bisa berfikir jernih, sebaiknya ku turuti saja perintahnya tanpa membantah untuk kali ini. Perusahaan Mahesa memang sedang kurang beruntung karena bermain disaat seperti ini.” Batin pengawal itu.

“Baik Tuan, kalau begitu saya permisi dulu,” ucap pengawal itu sambil berlalu karena tak akan mendapatkan jawaban dari Tuannya itu.

“Aku harap nanti kita bertemu lagi disini gadis kecil, aku akan selalu menunggumu,” ucapnya lembut.

.

.

.

Sebelumnya..

“Angkot kenapa lama sih tumben banget, apa aku jalan dulu aja ya ke jalan yang lebih besar? Hmm.. kayanya emang harus jalan dulu sih,” batin Nasha.

Saat Nasha berjalan dan akan berbelok di dekat persimpangan, barulah pria itu datang.

(Sinetron banget ga sih hahaha..)

Episodes
1 Perkenalan Cerita
2 Kembali Kerja
3 Kampus
4 Rutinitas (kuliah&kerja)
5 Keputusan
6 Taman
7 Ujian Akhir Semester
8 DiSh’S Cafe (part 1)
9 DiSh’S Cafe (part 2)
10 Kembali Bekerja
11 Pengganti Pak Zeroun
12 Jadi Sekertaris?
13 Menguping
14 Diminta Ikut Meeting
15 Diel Menjemput Nasha
16 Diel Menyebalkan
17 Serba salah
18 Klien Sekaligus Sahabat
19 Hukuman Atau...
20 Diantara 2 Pilihan
21 Sedikit Reward
22 Bertemu Keluarga
23 Bertemu Keluarga . . . (2)
24 Garden Party
25 Menginap
26 Sarapan
27 ARCHA MALL
28 Pulang, Nonton, Masak.
29 Wedding day
30 Wedding day 2
31 Sarapan dan sedikit perdebatan
32 Aneh?
33 Bertemu Acha?
34 Paviliun
35 Ke RS yang hampir gagal
36 Jadi Ke RS
37 Kembali ke Mall
38 Penjelasan Farzan
39 Memberitahu
40 Supermarket dan jajanan
41 Tidur terus
42 Pergi lagi
43 Cengeng
44 Bertemu seseorang
45 Ternyata!?
46 Rumah Sakit
47 Kondisi Nasha
48 Kekacauan Di Perusahaan
49 Dijenguk adik?
50 Rasa Sakit
51 Panik
52 Pergi?
53 Sahabat
54 Makan Bersama
55 Kepanikan
56 Mimpi?
57 Menyadari semua hanya mimpi
58 Siapa?!
59 Mual Di Pagi Hari
60 Emosi yang tidak stabil
61 Membaik
62 Masih kepikiran wanita itu
63 Rumah Sakit
64 Bertemu Reno
65 Akhirnya mengetahui
66 Pemilik perusahaan?
67 Mansion Lakeswara
68 Kabar kehamilan Nasha
69 Makan malam
70 Susah Tidur
71 Lapar tengah malam
72 Membuatnya bahagia itu mudah~Farzan
73 Bandel
74 Kumpul
75 Menjelaskan pada mereka
76 Mengobrol
77 Mual dan sedikit keluhan
78 Zupa Soup
79 Drama Pagi ini
80 Ijin Pergi Main?
81 Mall
82 Kaget, Marah dan Kepanikan
83 Tidak mau ditinggal
84 Mama dan Papa Reno
85 Baby boy again
86 Perdebatan seperti biasa
87 Kedatangan Zetta dan Zeroun
88 Danish Adelard Adinatha
89 Bosan dan rengekan
90 Mansion Lakeswara
91 Supermarket
92 Pulang dari supermarket
93 Pasta Buatan Para Uncle
94 Ngidam Jajan Malam Hari
95 Masih Seputar Ngidam dan Makan
96 Bangun Kesiangan
97 Teman arisan yang julid
98 Acara dan Tangisan Nasha
99 Lebih banyak diam
100 Part 100
101 Rencana Liburan
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 110
111 111
112 112
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Perkenalan Cerita
2
Kembali Kerja
3
Kampus
4
Rutinitas (kuliah&kerja)
5
Keputusan
6
Taman
7
Ujian Akhir Semester
8
DiSh’S Cafe (part 1)
9
DiSh’S Cafe (part 2)
10
Kembali Bekerja
11
Pengganti Pak Zeroun
12
Jadi Sekertaris?
13
Menguping
14
Diminta Ikut Meeting
15
Diel Menjemput Nasha
16
Diel Menyebalkan
17
Serba salah
18
Klien Sekaligus Sahabat
19
Hukuman Atau...
20
Diantara 2 Pilihan
21
Sedikit Reward
22
Bertemu Keluarga
23
Bertemu Keluarga . . . (2)
24
Garden Party
25
Menginap
26
Sarapan
27
ARCHA MALL
28
Pulang, Nonton, Masak.
29
Wedding day
30
Wedding day 2
31
Sarapan dan sedikit perdebatan
32
Aneh?
33
Bertemu Acha?
34
Paviliun
35
Ke RS yang hampir gagal
36
Jadi Ke RS
37
Kembali ke Mall
38
Penjelasan Farzan
39
Memberitahu
40
Supermarket dan jajanan
41
Tidur terus
42
Pergi lagi
43
Cengeng
44
Bertemu seseorang
45
Ternyata!?
46
Rumah Sakit
47
Kondisi Nasha
48
Kekacauan Di Perusahaan
49
Dijenguk adik?
50
Rasa Sakit
51
Panik
52
Pergi?
53
Sahabat
54
Makan Bersama
55
Kepanikan
56
Mimpi?
57
Menyadari semua hanya mimpi
58
Siapa?!
59
Mual Di Pagi Hari
60
Emosi yang tidak stabil
61
Membaik
62
Masih kepikiran wanita itu
63
Rumah Sakit
64
Bertemu Reno
65
Akhirnya mengetahui
66
Pemilik perusahaan?
67
Mansion Lakeswara
68
Kabar kehamilan Nasha
69
Makan malam
70
Susah Tidur
71
Lapar tengah malam
72
Membuatnya bahagia itu mudah~Farzan
73
Bandel
74
Kumpul
75
Menjelaskan pada mereka
76
Mengobrol
77
Mual dan sedikit keluhan
78
Zupa Soup
79
Drama Pagi ini
80
Ijin Pergi Main?
81
Mall
82
Kaget, Marah dan Kepanikan
83
Tidak mau ditinggal
84
Mama dan Papa Reno
85
Baby boy again
86
Perdebatan seperti biasa
87
Kedatangan Zetta dan Zeroun
88
Danish Adelard Adinatha
89
Bosan dan rengekan
90
Mansion Lakeswara
91
Supermarket
92
Pulang dari supermarket
93
Pasta Buatan Para Uncle
94
Ngidam Jajan Malam Hari
95
Masih Seputar Ngidam dan Makan
96
Bangun Kesiangan
97
Teman arisan yang julid
98
Acara dan Tangisan Nasha
99
Lebih banyak diam
100
Part 100
101
Rencana Liburan
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
110
111
111
112
112

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!