2.Pernikahan

Beberapa hari berlalu dan hari ini adalah hari dimana acara pernikahan Gio diselenggarakan. Gio menikahi wanita yang bernama Zea. Zea Violetta, seorang wanita berusia 23 tahun dengan paras yang begitu ayu. Memiliki tubuh ideal dengan kulit berwana sawo matang dan hidung mancung serta bola mata yang kecoklatan membuat Zea bisa dibilang wanita yang cukup sempurna.

Namun dihari pernikahannya, bukannya bahagia , Zea justru tampak sedih dan hanya murung sejak beberapa hari yang lalu.

Sebaliknya dengan Gio, wajah pria itu tampak dingin seperti orang yang sedang menyimpan bara api didalam dirinya.

Sedangkan Anes, wanita itu hilang begitu saja bak ditelan bumi. Bahkan Gio sendiri pun tak tahu dimana keberadaan Anes karena semua jalur komunikasi telah terputus.

"Kalau saja semuanya tidak terjadi, mungkin aku tidak akan mau jika anakku menikah dengan wanita seperti mu!" Ucap Maya pada Zea.

"Wanita yang tidak jelas asal usulnya dari mana!" Timpal Maya.

Hati Zea bagaikan terisis pisau saat mendengar ucapan dari wanita paruh baya yang sebentar lagi akan menjadi mamah mertuanya.

"Maafkan saya, tapi sebenarnya saya juga tidak ingin menikah dengan anak anda." Balas Zea.

Maya mendecih, "Cih........tidak ingin? Dasar wanita tidak jelas, bilang saja sekarang kau sangat bahagia karena telah menikah dengan lelaki kaya raya!"

"Itu tidak benar," sanggah Zea dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Kalau tidak benar lantas apa? Apa alasannya? Sementara kau saja tida mengenal Gio sebelumnya! Jadi bisa diasumsikan kalau kau itu hanya ingin mengincar harta saja!" Seru Maya dan Zea pun seketika tertunduk diam.

Zea tak mampu berkata-kata, di satu sisi dia sangat bingung karena rencananya untuk membatalkan pernikahan Gio dan Anes malah berujung dialah yang mengantikan Anes. Rencananya sungguh diluar dugaan.

Melihat Zea yang hanya diam mematung, Maya pun berlalu begitu saja.

"Kenapa semuanya malah jadi begini?" Tanya Zea membatin.

Beberapa saat kemudian, para tamu yang diundang sudah mulai berdatangan satu persatu. Pernikahan yang cukup terbilang mewah, membuat semua yang hadir tampak bahagia. Tapi berbeda dengan kedua pengantin itu, mereka tak memperlihatkan kebahagian diwajah mereka, khususnya Zea , ia tampak frustasi dengan pernikahan tersebut.

Meskipun begitu, acara pernikahan berjalan dengan lancar. Namun tak ada sedikitpun senyuman yang bisa ditemukan diwajah kedua pengantin saat acara itu berlangsung.

Dari keluarga Zea, hanya Yesa adiknya lah yang hadir. Sementara orangtua Zea yang sudah lama bercerai tak bisa datang karena sang ibu sedang sakit parah dan keberadaan ayahnya yang tak tahu dimana.

Pernikahan berlangsung, Janji suci sudah di ucapkan, ke dua cincin sudah melingkar di jari manis masing-masing. Para tamu juga bergantian untuk bersalaman dan memberikan ucapan selamat kepada Gio dan Zea.

Zea menatap sekilas lelaki yang baru saja mengucapkan janji suci padanya, terlihat Gio tersenyum namun senyumnya begitu menusuk dan menakutkan. Zea lalu mengalihkan pandangannya.

"Apa kau bahagia sekarang?" Tanya Gio setengah berbisik.

Zea gelagapan, tak berani menjawab.

"Seharusnya orang yang kucintai lah yang berdiri disampingku saat ini, bukan kau wanita asing!" Lirih Gio.

"Tapi tenang saja, habis ini aku akan memberikan mu sebuah pernikahan yang begitu mengerikan sampai rasanya kau ingin mati saja!" Kata Gio lalu tersenyum menyeringai.

Seluruh tubuh Zea menjadi gemetaran saat mendengar perkataan Gio yang seperti itu. Dia tak bisa berbuat apa-apa lagi, dia mengakui kalau dirinya bersalah karena telah melakukan hal gila hingga menjebak dirinya sendiri dalam pernikahan yang tak diinginkan.

Tiba-tiba sorot mata Gio tertuju pada dua sosok yang tak asing baginya, yaitu Dion dan Anes yang ternyata hadir ke acara pernikahannya. Dion sendiri adalah sahabat dekat dari Gio.

"Selamat atas pernikahan kalian!" Ucap Dion pada Gio dan Anes.

Gio tak menanggapinya dan malah bertanya pada Dion mengapa dia bisa bersama Anes.

"Kenapa kau bisa bersama dengan Anes?" Tanya Gio.

Dion tak buru-buru menjawab, ia menatap sebentar ke arah Anes seolah membiarkan Anes untuk menjawabnya.

"Akulah yang menghubungi Dion agar Dion bisa menemani ku untuk datang ke pernikahanmu." Ujar Anes.

"Aku datang hanya ingin mengucapkan selamat atas pernikahanmu," timpal Anes dengan senyuman lalu menatap Zea dengan tatapan penuh arti.

"Anes......seharusnya kau lah yang berdiri di sampingku." Ucap Gio. "Tapi semuanya sudah terlambat, aku ingin sekali menjelaskan semuanya padamu, tapi kau memutuskan semua komunikasi padaku." Jelas Gio dengan wajah sendu.

"Sudahlah Gio, tidak usah disesali, memang kita bukan ditakdirkan untuk berjodoh. Mulai sekarang lupakan lah aku," Ucap Anes.

"Aku mencintaimu, mana mungkin aku akan melupakanmu!"

"Aku tahu, tapi kau harus bisa Gio. Aku sudah iklas, sekarang jalani Lah kehidupanmu dengan wanita yang sekarang sudah menjadi istrimu." Kata Anes.

Gio menghela nafas panjang, tak bis dipungkiri bahwa dirinya memang benar-benar mencintai Anes.

" Selamat ya......!" Ucap Anes lalu memeluk tubuh Zea.

"Terimakasih," Bisik Anes ditelinga Zea seraya tersenyum licik.

Acara telah selesai, para tamu satu persatu mulai pulang. Ada juga yang sebagian mengobrol dengan keluarga Gio.

Sore hari, setelah pamitan kepada kedua orangtua Gio yang sekarang sudah menjadi orangtuanya juga, Zea langsung diboyong Gio untuk pulang ke hunian baru yang akan mereka tinggali. Sebelumnya papah Gio memang membelikan sebuah rumah yang cukup mewah untuk Gio dan Zea tinggal nanti.

Sepanjang perjalanan, Zea terus saja membuang muka ke arah jendela. Ia merasa gugup dan canggung berada didalam situasi yang seperti ini. Sesekali juga dia melirik ke arah samping dimana terlihat Gio sedang memejamkan matanya, mungkin pikirnya mengantuk dan lelah karena seharian sudah berdiri di pelaminan.

Beberapa saat kemudian, supir menghentikan mobil tepat dihalaman rumah mewah.

Kebetulan juga Gio sudah bangun dari tidurnya dan tanpa sepatah katapun, Gio membuka pintu mobil lalu keluar begitu saja tanpa menghiraukan Zea.

"Ayo nyonya, keluarlah!" Ucap pak Supir yang membukakan pintu mobil.

Zea mengangguk, lalu ia turun dari mobil. Dia mematung sejenak saat memandangi sekelilingnya, rumah mewah bernuansa Eropa modern itu sungguh membuat mata tak berkedip. Zea merasa dirinya bagai bermimpi akan tinggal di rumah semegah ini. Zea memang berasal dari keluarga sederhana, jadi melihat rumah seperti ini sungguh membuat Zea takjub.

Dirumah besar ini kehidupan baru akan dimulai. Rumah ini akan menjadi saksi bisu tentang kehidupan pernikahan mereka. Entah itu baik atau buruk tergantung mereka yang menjalani.

"Nyonya silahkan masuk, saya akan membawakan koper nyonya nanti!" Kata pak Supir.

Zea lalu melangkahkan kaki nya untuk masuk ke dalam rumah tersebut. Sampai didalam, Zea merasa bingung dan tak tahu harus kemana dan berbuat apa.

Terpopuler

Comments

Noor Sukabumi

Noor Sukabumi

seru bnget ceritanya n msh penasaran Sama alur cerita berikutnya

2023-04-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!