Bukan PEBINOR

Perkataan mas Biru yang mengungkap alasannya yang menolongku selama ini cukup mengejutkan, bagaimana mungkin pria itu bisa mencintaiku yang masih terikat pernikahan. Aku sangat terkejut dan bahkan hampir tidak percaya, tapi itu sangatlah nyata, dia tidak berada di alam mimpi. 

"Mas serius?" tanyaku penasaran.

Mas Biru menganggukkan kepala, kemudian menghela nafas dalam. "Iya, mengapa kamu terlihat tidak percaya." 

"Jangan tersinggung dengan ekspresi yang aku tunjukkan ini, faktanya kita jarang bertemu untuk bertutur sapa. Bagaimana mungkin cinta itu tumbuh?" aku sedikit tertawa menutupi rasa gugup dan canggung ku.

"Cinta bukan sekedar say hello saja, tanpa berbicara cinta itu bisa datang. Aku tidak pernah melupakanmu sampai detik ini, kau pasti sangat lupa. Tidak masalah, karena kejadian itu sangat lama sekali."

Aku semakin di buat bingung oleh mas Biru, kejadian apa yang dia maksudkan? Aku mencoba untuk mengingat momen yang terlupakan olehku, tapi tidak ada satu pun yang mengganjal pernah bertemu dengannya. "Aku tidak mengerti, apa kita pernah bertemu sebelumnya?" 

Aku semakin penasaran saat mas Biru kembali mengangguk. "Saat dulu kamu pernah menyelamatkanku dari penculik, apa kamu lupa? Kejadian di saat umur mu saat itu lima belas tahun dan aku berusia tujuh belas tahun."

Kedua pupil mata ku membesar, tidak aku sangka kami pernah bertemu saat masih kecil. Saat itu aku membantu mas Biru yang di sekap penculik menggunakan kecerdasanku mengelabui para penjahat, setelah berhasil aku mengambil kesempatan lengah mereka dan menarik tangan seorang anak laki-laki yang dua tahun lebih tua darinya. 

Akhirnya aku ingat kalau anak laki-laki yang aku tolong sangatlah angkuh dan bahkan tidak mengucapkan terima kasih padaku, benar-benar tidak tahu diuntung, sudah aku tolong malah pergi tanpa mengucapkan kata terima kasih. 

"Jadi si pria angkuh itu kamu? Maaf Mas, aku terlalu bersemangat karena saat itu kamu sangat menjengkelkan juga menyebalkan." Aku terkekeh dan rasa canggung perlahan menghilang, entahlah … mungkin dari efek pertemuan mereka dulu. 

"Iya, itu aku." 

Aku menepuk pundak mas Biru tanpa sungkan lagi, sambil tertawa mengingat kejadian masa lalu mereka. "Tapi bagaimana Mas bisa tahu mengenai aku?" 

"Pertanyaan sangat bagus, tapi aku tidak menjawabnya." 

Aku begitu bersemangat mendengarkannya bercerita, kemudian pria itu memutuskan semangat yang sudah aku capai. "Apa susahnya memberitahu aku?" 

"Itu karena kamu banyak bertanya, lihatlah jamnya!" 

Sontak aku terkejut saat kedua tangan mas Biru mencubit kedua pipi ku dengan sangat gemas. 

"Aku pulang dulu, jika butuh sesuatu segera kabari aku." 

Aku melihat kepergiannya yang menghilang di balik pintu, kembali memikirkan ucapan mas Biru yang ternyata mencintaiku, entah itu benar atau salah. 

"Apa yang membuatnya bisa suka padaku?" monolog ku yang menatap diriku di cermin, tidak ada yang bisa di banggakan. Tubuh yang berisi setelah melahirkan di tambah kulit putihnya berubah sedikit kecoklatan setelah di tutupi oleh sinar matahari yang menyengat. 

Segera aku menepis pikiranku dan kembali fokus pada Kanaya, juga memikirkan bagaimana aku bisa bercerai dari mas Adam yang pastinya tidak akan tinggal diam.

Sementara di tempat lain, Biru yang baru saja sampai di rumahnya yang asli di sambut oleh kedua orang tuanya dengan senyuman merekah. 

"Akhirnya kamu kembali juga ke rumah ini," seorang pria paruh baya tersenyum melihat anak sulungnya sudah kembali setelah lama tak pernah menginjakkan kaki di tempat itu. 

"Maaf Ayah … Bunda, aku melakukan ini demi wanita yang dulu pernah menyelamatkanku." Biru memeluk ayahnya dan bergantian memeluk ibunya.

"Tidak masalah, walau terkadang kami merasa kesepian tanpa mu. Bagaimana dengan misimu? Sudah mendapatkan wanita itu?" tanya wanita paruh baya yang sudah tidak sabar mendengarkan cerita dari anaknya. 

Lantas Biru tersenyum. "Aku belum mendapatkannya, hanya menyatakan perasaanku padanya." 

"Kalau dia sudah tahu, bagaimana kalau kamu bawa calon menantuku itu ke sini." 

Biru diam sejenak ingin merangkai kata-kata yang pas. "Begini Ayah … Bunda, sebenarnya Luna masih terikat pernikahan dengan pria lain."

"Apa? Aku pikir Luna itu seorang gadis atau janda. Mengapa kamu tidak mengatakannya dari awal? Jika Bunda tahu hal ini lebih awal tidak akan memberimu izin untuk menjadi pria merebut istri orang." Wanita paruh baya langsung menghukum putra sulungnya dengan jeweran. 

"Bunda, sakit." Ringis Biru yang pasrah. 

"Antarkan Luna pada suaminya, Bunda tidak mau kalau kamu salah melangkah." Wanita paruh baya semakin mengencangkan jeweran nya. 

"Dengarkan dulu penjelasan Biru, Bunda." 

"Tidak ada yang perlu di dengar! Mulai sekarang jauhi istri orang, Bunda akan mencarikan calon yang baru." 

"Tidak mau Bunda, Luna cinta pertamaku dan akan membantunya bercerai dari suaminya itu." Biru menolak dengan tegas dan berlari untuk menghindari amukan sang ibu tercinta. 

"Kurang ajar. Biru … kembalilah!" pekik wanita paruh baya bertolak pinggang dengan tatapannya yang tajam, ide gila dari anaknya membuatnya sangat kesal.

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

ternyata mereka pernah bertemu bahkan Luna yg menyelamatkan Boru dari tangan penculik .. sayang nya Biru tak bercerita dngn gamblang pada ibu dan ayah nya jadi ibu nya salah paham

2023-09-11

1

Uneh Wee

Uneh Wee

semoga luna cepet bercerai dan menikah dngn biru ...

2023-05-02

2

STARLA my journey

STARLA my journey

moga lekss cerai dr pria bangsaaat kek gtu

2023-04-25

1

lihat semua
Episodes
1 Usul ibu mertua
2 Ada yang aneh
3 Tanda merah
4 Kedekatan Mawar dan ibu mertua
5 Penolakan ibu mertua
6 Kesabaran mulai terkikis
7 Kebenaran membuatku gila
8 Ceraikan aku!
9 Jangan menahanku
10 Hasrat mas Adam
11 Kamu tetaplah pembantu
12 Pasutri gila
13 Mawar mengidam
14 Kesabaranku ada batasnya
15 Ancamanku
16 Kebaikan mas Biru
17 Kegilaan mas Adam
18 Mas Biru
19 Alasan mas Biru
20 Bukan PEBINOR
21 Talak
22 Awal kebahagian Biru
23 Pintar atau bodoh?
24 Peluang
25 Mas Adam tiba-tiba baik?
26 Rujuk?
27 Perasaan Luna
28 Namanya juga cinta, Bun!
29 Siapa bosmu?
30 Sedikit berbohong
31 Resmi berpisah
32 Nyonya tak menyukai ku
33 Tumbuhnya getaran cinta
34 Perlakuan mas Biru membuatku tersipu
35 Dia cantik
36 Pertemuan yang tidak disengaja
37 Hinaan dari mantan ibu mertua
38 Janda semakin di depan
39 Indri dan tante Mehta
40 Suami sayang istri
41 Tendangan Luna
42 Rahasia
43 Mawar bebas
44 Rahasia part 2
45 Pertemuan
46 Renggang
47 Merancang kencan
48 Kuntilanak
49 Ayah Bintang mulai beraksi
50 Lamaran ala Biru
51 Tekadku menyentuh sisi baik
52 Ulang tahun Indri
53 Dia calon istriku
54 Kacang lupa kulitnya
55 Kekacauan pesta
56 Balas dendam Mawar
57 Tak tertolong
58 Karma
59 Mendapat restu
60 Nasib Mawar
61 Biru yang sudah tidak sabar
62 Menggoda
63 Kebaya putih
64 Kedatangan Putih
65 Terlambat pulang
66 Guncangan mental
67 Hari pernikahanku dan mas Biru
68 Sosok Mutia
69 Rahasia mulai terkuak
70 Bunda wanita kedua?
71 Kecelakaan
72 Penyesalan seorang anak
73 Saling memaafkan dan damai
74 Karma Adam dan ibunya
75 Sudah membaik
76 Memutuskan untuk pindah ke Paris
77 Happy ending
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Usul ibu mertua
2
Ada yang aneh
3
Tanda merah
4
Kedekatan Mawar dan ibu mertua
5
Penolakan ibu mertua
6
Kesabaran mulai terkikis
7
Kebenaran membuatku gila
8
Ceraikan aku!
9
Jangan menahanku
10
Hasrat mas Adam
11
Kamu tetaplah pembantu
12
Pasutri gila
13
Mawar mengidam
14
Kesabaranku ada batasnya
15
Ancamanku
16
Kebaikan mas Biru
17
Kegilaan mas Adam
18
Mas Biru
19
Alasan mas Biru
20
Bukan PEBINOR
21
Talak
22
Awal kebahagian Biru
23
Pintar atau bodoh?
24
Peluang
25
Mas Adam tiba-tiba baik?
26
Rujuk?
27
Perasaan Luna
28
Namanya juga cinta, Bun!
29
Siapa bosmu?
30
Sedikit berbohong
31
Resmi berpisah
32
Nyonya tak menyukai ku
33
Tumbuhnya getaran cinta
34
Perlakuan mas Biru membuatku tersipu
35
Dia cantik
36
Pertemuan yang tidak disengaja
37
Hinaan dari mantan ibu mertua
38
Janda semakin di depan
39
Indri dan tante Mehta
40
Suami sayang istri
41
Tendangan Luna
42
Rahasia
43
Mawar bebas
44
Rahasia part 2
45
Pertemuan
46
Renggang
47
Merancang kencan
48
Kuntilanak
49
Ayah Bintang mulai beraksi
50
Lamaran ala Biru
51
Tekadku menyentuh sisi baik
52
Ulang tahun Indri
53
Dia calon istriku
54
Kacang lupa kulitnya
55
Kekacauan pesta
56
Balas dendam Mawar
57
Tak tertolong
58
Karma
59
Mendapat restu
60
Nasib Mawar
61
Biru yang sudah tidak sabar
62
Menggoda
63
Kebaya putih
64
Kedatangan Putih
65
Terlambat pulang
66
Guncangan mental
67
Hari pernikahanku dan mas Biru
68
Sosok Mutia
69
Rahasia mulai terkuak
70
Bunda wanita kedua?
71
Kecelakaan
72
Penyesalan seorang anak
73
Saling memaafkan dan damai
74
Karma Adam dan ibunya
75
Sudah membaik
76
Memutuskan untuk pindah ke Paris
77
Happy ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!