Berani keluar dari zona nyaman adalah keputusan yang sulit, dan tidak semua orang mau melakukannya. Sebagian orang melakukannya karena tuntutan, dan yang lain melakukannya karena kesadaran diri sendiri.
Sementara ada sebagian orang yang melakukannya karena terpaksa. Mungkin kita juga tidak rela bahkan tidak siap ketika harus menjalani sesuatu yang baru. Tidak perlu ragu, dan pandanglah ke depan, agar engkau tahu bahwa berjalan maju lebih baik daripada berjalan mundur. Eda Sally
*****
Waktu yang sangat tidak dinantikan Yuana pun akhirnya tiba. Mau tidak mau, siap tidak siap, Yuana harus pergi meninggalkan rumah orang tuanya dan orang-orang yang dikasihinya.
Pagi itu, paman Jack, tante Grace, dan Nita datang ke rumahnya sesuai janji mereka untuk menjemputnya. Sejak kedatangan mereka, kak Yosua yang sudah menyambut mereka tidak dapat menahan hatinya dan terus mengurung diri di kamar. Ia tidak mau dan tidak rela adiknya pergi.
Sementara Yuana yang disuruh ibunya menemani Nita untuk mengobrol di kamar, hanya menanggapi celotehan Nita dengan jawaban yang singkat berupa angggukan atau gelengan kepala. Sesekali ia tersenyum paksa. Nita yang terlalu senang karena akan memiliki teman di rumahnya berpikir bahwa mungkin Yuana belum terbiasa dengan dirinya.
"Yu, aku sangat senang, karena nanti aku punya teman bermain, belajar, dan teman mengobrol." Kata Nita.
Yuana menganggukan kepala dan tersenyum.
"Oya! Nanti kita daftar di sekolah yang sama ya biar seru." Mata Nita terlihat berbinar saat mengatakan itu. Yuana tersenyum dan kembali menganggukan kepala.
Tak terasa mereka sudah cukup lama mengobrol dan hari sudah mulai siang. Ayah dan ibu Yuana serta paman Jack dan tante Grace juga asyik mengobrol sendiri di ruang tamu.
Tok,,tok,,tok,,,
"Yuana, Nita, ayo makan. Sudah siang lho. Dari tadi di kamar, apa kalian tidak lapar?"
"Iya bu, Yuana dan Nita juga sudah lapar." Kata Yuana.
"Nit, ayo! Sudah waktunya makan." kata Yuana sambil beranjak keluar dari kamar diikuti Nita.
Setelah sampai di meja makan, mereka segera makan dengan sangat tertib. Paman Jack juga menerapkan aturan yang sama di meja makan karena paman Jack adalah adik kandung dari pak Fino, ayah Yuana. Sehingga tidak heran, Nita juga makan dengan tidak bersuara. Beda sekali dengan waktu di kamar, Nita yang paling banyak bicara.
Setelah selesai makan, paman Jack mulai membuka pembicaraan.
"Kak, nanti setelah ini kami langsung pulang. Besok kan hari minggu. Setidaknya biar Yuana ada waktu untuk mengenal suasana rumah dan bisa istirahat sehingga hari senin saat pendaftaran Yuana tidak kelelahan."
"Apa tidak bisa menginap semalam dek? Besok pagi saja baru berangkat." Kata ayah Yuana.
"Iya dek. Besok pagi saja baru berangkat. Kenapa terburu-buru? Baru juga sampai tadi pagi. Dari sana pasti subuh. Apa tidak lelah?" Kata bu Santy, ibu Yuana.
"Maunya menginap kak, tapi seperti yang di bilang papa Nita tadi, lebih enak berangkat sekarang, agar besok Yuana masih bisa istirahat. Kasian anaknya kalau kelelahan." kata tante Grace menimpali.
"Yu, paman sama tante maunya berangkat sekarang. Kamu tidak keberatan kan?" kata paman Jack menoleh pada Yuana sambil tersenyum.
"Baik paman. Yuana tidak keberatan." Yuana berkata demikian agar kak Yosua tidak sedih. Dalam hatinya ia menahan kesedihannya agar jangan sampai menangis di depan ayah, ibu, dan kak Yosua.
"Kalau begitu saya akan membantu Yuana berkemas." Kata bu Santy.
"Kak kalau bisa surat-surat penting Yuana saja yang disiapkan untuk dibawa. Minggu kemarin kita sudah membelikan baju dan semua keperluan untuk Yuana. Semuanya dipilihkan oleh Nita. Ya kan Nit?" Kata tante Grace sambil menoleh pada Nita.
Nita yang ditanya ibunya hanya menganggukan kepala dan tersenyum ke arah Yuana.
Bu Santy dan Yuana segera menuju kamar Yuana dan mengambil surat-surat penting dan segala keperluan untuk Yuana dan dimasukkan semuanya ke dalam tas yang telah disiapkan.
Setelah selesai, ibu segera keluar dari kamar dan menyuruh Yuana mengganti pakaian karena akan berangkat.
Yuana memandangi kamarnya. Tanpa terasa air matanya menetes. Ia akan memulai hidup baru di tempat yang baru.
Yuana segera keluar dari kamar setelah namanya dipanggil oleh Nita dari luar. Nita langsung memeluk Yuana yang sudah terlihat rapi. Ia sangat senang karena memiliki teman.
Yuana menghampiri ayah dan ibunya dan memeluk mereka. Saat sampai di depan kak Yosua, Yuana langsung memeluk kakaknya dan terlihat bahunya bergetar karena menangis.
"Jaga dirimu baik-baik di sana. Kakak akan selalu merindukanmu. Jangan lupa telpon kakak kalau kamu punya waktu." Kata Yosua sambil mengusap kepala adiknya.
Yosua terlihat tegar saat berbicara, tapi sebenarnya ia sedang menahan air matanya, karena sebagai seorang laki-laki, ia tidak boleh menangis, apalagi di depan pamannya.
Setelah selesai berpamitan, paman Jack, tante Grace, Nita, dan Yuana segera berangkat. Paman Jack dan tante Grace duduk di depan karena paman Jack sendiri yang menyetir. Sedangkan Nita dan Yuana duduk di belakang.
Kehidupan baru Yuana akan segera dimulai. Apakah Semua akan seperti yang Yuana impikan? Ikuti terus kisahnya!
.
.
.
.
.
Happy reading ya, semoga terhibur. Jangan lupa like, vote, rate bintang lima, dan komentar positifnya😍😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
rhytmee
hehe klo aku, hidup di luar kota sendiri tanpa saudara😅
2021-06-07
1
BELVA
5 like ka ka cantik aku kembali
2020-12-23
1
🐾♎🕸️ Alaska 12🕸️⚖️🐾
Semangat lanjut
2020-11-17
1