Kelebihan Yura

Pagi kembali menyapa para penghuni bumi, Maya yang semalam meminta ijin untuk tinggal di panti. Kini ia sudah bangun dan ikut sibuk dengan bunda Ros dan Juga Lina di dapur, Lina sudah dengar cerita tentang Maya dari sang Bunda. Walau belum terlihat adanya senyuman di bibir Maya, namun kini ia sudah bisa mengendalikan perasaannya.

"Kakak mu mana? Kenapa belum keluar?" tanya bunda Ros

"Ga tau bun, aku susul ke kamar ya." Lina pun pergi dari ruang makan untuk memanggil Naina.

"Una, tata itu tapa?" tanya Yura yang duduk di samping bunda Ros dan menunjuk pada Maya

"Oh iya, bunda belum kenalin sama Yura ya? Kenalan dong sama kakaknya, coba Yura dekati dan tanya kakaknya" jawab bunda Ros, Yura terdiam sebentar dan akhirnya ia berdiri dari duduknya. Yura pun melangkah mendekati Maya, Maya yang melihat Yura semakin dekat langsung tersenyum.

"Hai tata, tenaltan namatu Ula. Nama tata tapa?" tanya Yura dengan suara cadelnya, membuat siapapun yang mendengarnya pasti merasa gemas.

Maya tersenyum dan memegang tangan Yura.

DEG

Seolah terasa ada sengatan pada tubuhnya, hal itu langsung terasa sampai ke ulu hatinya. Maya kembali meneteskan air matanya, ia semakin menggenggam tangan mungil milik Yura. Bunda yang paham apa yang di rasakan Maya, hanya bisa tersenyum.

Ya, entah kenapa? Siapapun yang memiliki beban di hati dan pikirannya, akan terasa lebih ringan bila memegang atau memeluk Yura. Oleh sebab itu, Yura adalah kesayangan semua orang di Panti ini.

Maya langsung menarik tubuh Yura ke dalam pelukannya, ia menangis sesenggukan. Tanpa ada rasa malu, bila keluarga panti yang lain sedang melihatnya. Yura membalas pelukan tersebut dan menepuk pelan punggung Maya, seolah ia paham apa yang tengah di rasakan oleh Maya.

Naina dan Lina yang baru saja datang, duduk terdiam bergabung di sana. Tangisan Maya benar-benar membuat siapapun ikut merasakan penyesalan yang teramat dalam.

Setelah beberapa menit, Maya menghentikan tangisannya dan melerai pelukannya. Yura tersenyum, ia mengangkat kedua tangan mungilnya dan menghapus kedua pipi Maya yang basah karena air mata.

"Inda apa-apa tata, paman cudah tenang di cana. Tata inda boleh tulus nanis, temua tudah bait-bait tada. Paman tudah memaaftan tata, tetalang tata tolat dan do'a buat paman. Dadi tetalang, tata hulus tenyum ya." ucap Yura dengan wajah polosnya, Maya pun menganggukkan cepat kepalanya.

"Terimakasih sayang" ucap Maya dengan suara seraknya, ia pun tersenyum. Senyuman yang benar-benar tulus dan membuat Maya terlihat cantik.

"Ya sudah ayo kita mulai sarapannya" potong bunda Ros seraya menarik nafasnya yang terasa berat, ia seakan ikut merasa sesak di dadanya.

"Ah, maaf sudah membuat sarapan kalian tertunda." ucap Maya seraya menghapus pipinya yang masih terasa basah, Yura kini duduk di atas pangkuan Naina

"Tidak apa-apa kak" ucap semua anak serentak

'Terimakasih sayangnya kakak' bisik Naina seraya mencium wajah Naina bertubi-tubi, sehingga terdengar suara tawa yang sangat renyah dari mulut Yura karena kegelian.

"Apun tata, apun." mohon Yura di sela tawanya, sehingga membuat orang-orang yang ada di ruang makan ikut tertawa. Maya yang melihatnya, merasakan hangat di hatinya. Suasana di sini benar-benar terasa kekeluargaannya, padahal mereka tak ada hubungan darah sama sekali satu sama lain.

"Sudah sudah, Bobi pimpin do'a ya sayang" ucap bunda Ros dan di angguki Bobi, mereka pun memulai sarapan setelah Bobi selesai memimpin do'a.

.

.

"Kalau begitu, Nai pamit ya bunda. Lin, kakak sudah tf untuk membayar uang sekolah ya. Kak Maya di sini saja dulu, nanti Nai akan bicara pada bu Sintya untuk meminta memberikan keringanan pada kakak." ucap Nai

"Tapi Nai, tidak apa-apa. Kakak ikhlas menerima keputusan di keluarkan dari tempat kerja, karena itu memang mutlak kesalahan kakak." ucap Maya

"Tapi kakak sekarang sudah berubah dan yang lain juga sudah memaafkan kakak, kakak tenang saja. Aku yang akan menjadi jaminannya, ok. Assalmu'alaikum" Setelah mencium punggung tangan bunda Ros dan Maya, serta Lina yang mencium punggung tangannya. Naina pun berangkat, tak lama di susul Lina.

"Apa yang kamu pikirkan?" tanya bunda Ros, saat melihat Maya melamun

"Maya hanya tak habis pikir dengan hati Naina bunda, semudah itu ia memaafkan kesalahanku. Dan semudah itu juga, ia menawarkan bantuan pada Maya." jawab Maya, yang membuat bunda Ros tersenyum.

"Itulah salah satu kelebihan Naina, hatinya terlalu lembut dan bersih. Ia tak pernah memiliki prasangka buruk pada orang lain, mau sejahat apapun orang tersebut. Ayo masuk" jawab bunda Ros

.

.

.

Naina sudah sampai di Restoran, Mira sedang sibuk mengelap meja.

"Pagi kak" sapa Naina

"Eh, pagi Nai." jawab Mira

"Kak, bu Sintya udah datang belum?" tanya Nai

"Belum, kenapa?" jawab Mira yang bertanya balik

"Kak, kalau misalnya Nai meminta kak Maya untuk kembali kerja di sini... Apa kalian keberatan?" tanya Nai

Mira dan yang lainnya menghentikan pekerjaan mereka, saat mendengar pertanyaan Naina.

"Kenapa? Apa ada yang salah dengan pertanyaan Nai?" tanya Naina kembali

"Tidak, sebenarnya aku ataupun yang lain tidak keberatan bila Maya kembali masuk dan bergabung kembali bersama kita. Melihatnya menangis kemarin dan juga permintaan maafnya yang begitu terselimuti rasa penyesalan, tak ada alasan untuk kami menolaknya bukan? Kami yakin, bila Maya kini sudah benar-benar berubah dan menyesali perbuatannya." jawab Mira yang di angguki oleh yang lainnya, Naina pun tersenyum

"Ya, dan kini kak Maya tinggal di Panti bersama aku dan yang lain." ucap Naina senang

Ternyata pembicaraan mereka di dengarkan oleh Ken dan juga Sintya yang baru saja tiba, mereka tersenyum mendengar nya.

'Gadismu memang benar-benar berbeda, selain memaafkan orang yang sudah berbuat jahat padanya. Ia pun menerima kehadirannya untuk tinggal di Panti, dimana tempat dirinya bernaung. Membuat lawan menjadi kawan, sepertinya memang keahliannya.' ucap Sintya pelan

'Hahhhh.... bagaimana aku tidak semakin jatuh pada pesonanya Sin, ia selalu memberikan kejutan-kejutan setiap harinya. Entah apa lagi yang tidak aku ketahui. ' jawab Ken seraya menghela nafas panjang, membuat Sintya terkikik geli melihat ekspresi jatuh cinta di wajah sahabatnya itu.

"Ayo kita masuk" ajak Sintya sembari menepuk pundak Ken berkali-kali

"Pagi semua" sapa Sintya, mengejutkan Nai dan yang lainnya

"Pagi bu, pagi bos" jawab mereka serempak, dengan sedikit membungkukkan tubuhnya

"Nai, ayo masuk." ajak Sintya, yang langsung di angguki olehnya. Sintya dan Ken berjalan terlebih dahulu ke ruang manager.

"Kak, aku menghadap bu Sintya dulu ya." pamit Naina

"Ok" ucap Mira, mereka melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing.

.

.

"Ada yang hendak kamu katakan?" tanya Sintya yang duduk di sofa, seraya melipat kedua tangannya di depan dada. Sedangkan kursi kebesaran, di tempati oleh Ken.

"Mmm... anu bu, bos Ken. Apa boleh, bila seandainya saya meminta kak Maya untuk kembali?" jawab Naina to the poin

"Kenapa? Apa alasanmu meminta Maya yang sudah jelas-jelas sudah berbuat tidak baik padamu kemarin, untuk kembali bergabung?" tanya Ken, Naina menarik nafas dan menghembuskannya dengan pelan.

...****************...

Hari ini ga ada double up yaaaaa....

Otaknya sedang malas berpikir😅

Sedang dalam mode senggol bacok nih, periode hari pertama.😮‍💨😮‍💨🥴

...Happy Reading all💞💞💞

...

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusberksrya

2024-03-30

1

Amriati Plg

Amriati Plg

Dunia novel pemeran utama kelewat sempurna

2023-12-05

2

Zudiyah Zudiyah

Zudiyah Zudiyah

Naina qo g kaget ya ketemu Ken d tmpat kerjanya, qo biasa saja sikap Nai kaya'g prna ketemu?

2023-12-03

2

lihat semua
Episodes
1 Mencari Pekerjaan
2 Interview
3 Flashback
4 Preman Pasar
5 UZZA
6 Anak Asuh Nai
7 SATRIA
8 Lina
9 Keramaian di Pagi Hari
10 Hah?! Asisten Pribadi?
11 Cewek B*kasan
12 Novia
13 YURA
14 Tentang Naina
15 MAYA
16 Rencana Pindah ke Indonesia
17 Masih tentang Maya
18 Kebahagiaan Rania
19 Kecemburuan Ken
20 Kelebihan Yura
21 Mulut Ember Sintya
22 Wajah Naina yang Tersebar
23 Ken Membawa Naina
24 Di Kadalin Buaya?
25 Menyusul ke Indonesia
26 Keterkejutan Mama Kinan
27 Restu Kinan
28 Rencana Melamar
29 Penyerangan
30 Part 31
31 Ketakutan Bunda Ros
32 Hukuman dan Hadiah Sintya
33 Hampir
34 Meminta Restu
35 Kebenaran yang Terungkap
36 Kaharuan di malam itu
37 Restu Reinhard
38 Undangan?
39 Belinda
40 Masih tentang Belinda
41 Ulang Tahun Nicholas
42 Terasa Hangat
43 Part 44
44 Ternyata Rania...
45 Reksa dan Linda
46 Lagi-lagi Penyerangan
47 Luapan Amarah Sintya
48 Reksa, Linda dan Nicholas
49 Mantan Suami Ros
50 Part 51
51 Kegaduhan di Kelas
52 Endah....
53 Kekecewaan Rudolf
54 Hukuman untuk Novia
55 Alasan Nurul
56 Permohonan maaf Miftah
57 Maafkan aku
58 Keterkejutan Steven dan Barbara
59 Endah vs Nurul
60 Pernyataan
61 Pernyataan 2
62 Kekesalan Naina
63 Pram
64 Serangan
65 Pertarungan
66 Meminta Restu
67 Penyataan Dadakan
68 Mini Market
69 Mini Market 2
70 Rumah Dus
71 Membantu Ari
72 Rumah Sakit
73 Pulang ke Mansion
74 Ternyata
75 Rencana
76 Ema dan Fajar
77 Tertembak
78 Ricuh
79 Kondisi Ken dan Ari
80 ICU
81 Memulai penyembuhan Ari
82 Siuman
83 Part 84
84 Part 85
85 Trauma Ari
86 Kekhawatiran semua orang
87 Gerak Cepat
88 Terbawa Mimpi
89 Melamar
90 Alhamdulillah
91 Tentang Sari
92 Masih tentang Sari
93 Tragedi
94 Markas Tersembunyi
95 Cerita saat Kejadian
96 Fakta lain Nai
97 O oowww... Ketahuan
98 Akhirnya
99 Ke uwuan Ken dan Naina
100 Penantian Berbuah Manis
101 Merestui dan Penyerangan
102 Kenyataan yang Mengejutkan
103 Mentari
104 Mentari 2
105 Mentari 3
106 Ketakutan Sinar
107 Detik-detik Terkuaknya Rahasia Besar
108 Flashback 1
109 Flashback 2
110 Kencan
111 COPET ga tau waktu
112 Bertemu Ayah Ezra dan Ayah Calvin
113 Part 114
114 Fitting
115 Perlawanan Cici
116 Rencana Naina dan Ken
117 Lagi-lagi bertemu
118 Kumpul Riweh
119 Masalah Bulan
120 Pertolongan Naina
121 Kemarahan Naina
122 Amukan Naina
123 Penyelesaian
124 Penyelesaian 2
125 Part 126
126 Ikatan Bathin Naina dan Yura
127 The Day
128 Sungkeman
129 Rencana Honeymoon
130 Malam Pertama
131 Mulai Magang
132 Oo.. Ternyata begitu
133 Rencana Naina
134 Show time
135 Akhir dari para Pengkhianat
136 Pengakuan
137 Hahhh... masalah baru
138 Apa?!
139 Merasa Di Abaikan
140 Aryo Wiguna
141 Masa Lalu Sofia dan Satria
142 Masih FLASHBACK
143 Keterkejutan Satria
144 Part 145
145 Hamil??????
146 Rencana kejutan untuk Ken
147 Kejutan
148 Pertemuan
149 Terbongkarnya Rahasia Besar Kiara
150 Part 151
151 Hukuman untuk Kiara dan Aryo
152 Part 153
153 Ken yang Berubah
154 Dunia Selebar Daun-Daunan
155 Seperti itu....
156 Salah satu kebaikan Nai
157 Awal Pendekatan
158 Menerima Tantangan
159 Keluarga Niken
160 Duel
161 Lamaran
162 Alhamdulillah
163 Dua Pernyataan
164 Ngidam
165 Angkringan
166 Baku Hantam
167 Perubahan Hormon
168 Kegesrekan para Orang Tua
169 Meminta Ijin
170 KUA
171 Rencana Resepsi
172 Lamaran di Luar Rencana
173 3 Pelaminan
174 Sedikit masa lalu Damian
175 Kebahagiaan
176 Ngidam Naina
177 Naina Pingsan
178 Drama
179 Flashback
180 Hadiah Mobil
181 Kehancuran Atmadja
182 Hukuman Felicia
183 Rencana ke Rusia
184 Langit dan Senja
185 Langit dan Senja 2
186 Rusia
187 Segerombolan Penjahat
188 Cici & Sam
189 Rencana Melamar Cici
190 Luapan Hati Cici
191 Pernyataan Cinta
192 Yura yang Dewasa
193 Hari Penuh Senyuman
194 Alasan Sakit Bunda Ros
195 Kekhawatiran Naina
196 Akhirnya Naina Tahu
197 Kedatangan Tio
198 Akhir dari Tio
199 Kesedihan Yura
200 Pertemuan Yura dan sang Ibu
201 Mendadak melamar
202 Kedatangan Biang Rusuh
203 Rencana 7 bulanan
204 Tujuh Bulanan
205 Banci Kaleng
206 Mood Ken Anjlok
207 Lamaran Tak Terduga
208 Lamaran lagi??
209 Pertanyaan Sari yang di luar Nurul
210 Detik-detik Kesayangan Lahir
211 End
212 Bewaraaaaaaa
213 Pengumuman karya Baru
Episodes

Updated 213 Episodes

1
Mencari Pekerjaan
2
Interview
3
Flashback
4
Preman Pasar
5
UZZA
6
Anak Asuh Nai
7
SATRIA
8
Lina
9
Keramaian di Pagi Hari
10
Hah?! Asisten Pribadi?
11
Cewek B*kasan
12
Novia
13
YURA
14
Tentang Naina
15
MAYA
16
Rencana Pindah ke Indonesia
17
Masih tentang Maya
18
Kebahagiaan Rania
19
Kecemburuan Ken
20
Kelebihan Yura
21
Mulut Ember Sintya
22
Wajah Naina yang Tersebar
23
Ken Membawa Naina
24
Di Kadalin Buaya?
25
Menyusul ke Indonesia
26
Keterkejutan Mama Kinan
27
Restu Kinan
28
Rencana Melamar
29
Penyerangan
30
Part 31
31
Ketakutan Bunda Ros
32
Hukuman dan Hadiah Sintya
33
Hampir
34
Meminta Restu
35
Kebenaran yang Terungkap
36
Kaharuan di malam itu
37
Restu Reinhard
38
Undangan?
39
Belinda
40
Masih tentang Belinda
41
Ulang Tahun Nicholas
42
Terasa Hangat
43
Part 44
44
Ternyata Rania...
45
Reksa dan Linda
46
Lagi-lagi Penyerangan
47
Luapan Amarah Sintya
48
Reksa, Linda dan Nicholas
49
Mantan Suami Ros
50
Part 51
51
Kegaduhan di Kelas
52
Endah....
53
Kekecewaan Rudolf
54
Hukuman untuk Novia
55
Alasan Nurul
56
Permohonan maaf Miftah
57
Maafkan aku
58
Keterkejutan Steven dan Barbara
59
Endah vs Nurul
60
Pernyataan
61
Pernyataan 2
62
Kekesalan Naina
63
Pram
64
Serangan
65
Pertarungan
66
Meminta Restu
67
Penyataan Dadakan
68
Mini Market
69
Mini Market 2
70
Rumah Dus
71
Membantu Ari
72
Rumah Sakit
73
Pulang ke Mansion
74
Ternyata
75
Rencana
76
Ema dan Fajar
77
Tertembak
78
Ricuh
79
Kondisi Ken dan Ari
80
ICU
81
Memulai penyembuhan Ari
82
Siuman
83
Part 84
84
Part 85
85
Trauma Ari
86
Kekhawatiran semua orang
87
Gerak Cepat
88
Terbawa Mimpi
89
Melamar
90
Alhamdulillah
91
Tentang Sari
92
Masih tentang Sari
93
Tragedi
94
Markas Tersembunyi
95
Cerita saat Kejadian
96
Fakta lain Nai
97
O oowww... Ketahuan
98
Akhirnya
99
Ke uwuan Ken dan Naina
100
Penantian Berbuah Manis
101
Merestui dan Penyerangan
102
Kenyataan yang Mengejutkan
103
Mentari
104
Mentari 2
105
Mentari 3
106
Ketakutan Sinar
107
Detik-detik Terkuaknya Rahasia Besar
108
Flashback 1
109
Flashback 2
110
Kencan
111
COPET ga tau waktu
112
Bertemu Ayah Ezra dan Ayah Calvin
113
Part 114
114
Fitting
115
Perlawanan Cici
116
Rencana Naina dan Ken
117
Lagi-lagi bertemu
118
Kumpul Riweh
119
Masalah Bulan
120
Pertolongan Naina
121
Kemarahan Naina
122
Amukan Naina
123
Penyelesaian
124
Penyelesaian 2
125
Part 126
126
Ikatan Bathin Naina dan Yura
127
The Day
128
Sungkeman
129
Rencana Honeymoon
130
Malam Pertama
131
Mulai Magang
132
Oo.. Ternyata begitu
133
Rencana Naina
134
Show time
135
Akhir dari para Pengkhianat
136
Pengakuan
137
Hahhh... masalah baru
138
Apa?!
139
Merasa Di Abaikan
140
Aryo Wiguna
141
Masa Lalu Sofia dan Satria
142
Masih FLASHBACK
143
Keterkejutan Satria
144
Part 145
145
Hamil??????
146
Rencana kejutan untuk Ken
147
Kejutan
148
Pertemuan
149
Terbongkarnya Rahasia Besar Kiara
150
Part 151
151
Hukuman untuk Kiara dan Aryo
152
Part 153
153
Ken yang Berubah
154
Dunia Selebar Daun-Daunan
155
Seperti itu....
156
Salah satu kebaikan Nai
157
Awal Pendekatan
158
Menerima Tantangan
159
Keluarga Niken
160
Duel
161
Lamaran
162
Alhamdulillah
163
Dua Pernyataan
164
Ngidam
165
Angkringan
166
Baku Hantam
167
Perubahan Hormon
168
Kegesrekan para Orang Tua
169
Meminta Ijin
170
KUA
171
Rencana Resepsi
172
Lamaran di Luar Rencana
173
3 Pelaminan
174
Sedikit masa lalu Damian
175
Kebahagiaan
176
Ngidam Naina
177
Naina Pingsan
178
Drama
179
Flashback
180
Hadiah Mobil
181
Kehancuran Atmadja
182
Hukuman Felicia
183
Rencana ke Rusia
184
Langit dan Senja
185
Langit dan Senja 2
186
Rusia
187
Segerombolan Penjahat
188
Cici & Sam
189
Rencana Melamar Cici
190
Luapan Hati Cici
191
Pernyataan Cinta
192
Yura yang Dewasa
193
Hari Penuh Senyuman
194
Alasan Sakit Bunda Ros
195
Kekhawatiran Naina
196
Akhirnya Naina Tahu
197
Kedatangan Tio
198
Akhir dari Tio
199
Kesedihan Yura
200
Pertemuan Yura dan sang Ibu
201
Mendadak melamar
202
Kedatangan Biang Rusuh
203
Rencana 7 bulanan
204
Tujuh Bulanan
205
Banci Kaleng
206
Mood Ken Anjlok
207
Lamaran Tak Terduga
208
Lamaran lagi??
209
Pertanyaan Sari yang di luar Nurul
210
Detik-detik Kesayangan Lahir
211
End
212
Bewaraaaaaaa
213
Pengumuman karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!