Kebahagiaan Rania

Mansion Rei

Kini Rania sudah kembali ceria, walau tubuhnya masih terasa lemah. Namun, senyuman tak pernah pudar dari wajahnya. Dan hal ini, tentu saja membuat Rei ikut merasakan kebahagiaan yang di tularkan oleh sang istri kesayangan.

Rania kini mau turun ke bawah untuk makan siang bersama, para pekerja rumah tangga yang sudah lama ikut sang tuan besar pun ikut tersenyum. Melihat sang nyonya kini ssudah mau kembali beraktifitas.

"Nyonya, anda sudah baik-bak saja?" tanya Miriam, wanita yang 5 tahun di atas Rania. Mereka sangat dekat, karena semenjak Rania di boyong oleh sang suami. Miriam merupakan teman pertama yang di miliki oleh Rania.

"Miriam, aku baik. Sangat baik" jawab Rania seraya memeluk Miriam

"Syukurlah, sudah beberapa tahun aku tidak melihatmu tersenyum. Apa ada berita baik?" tanya Miriam

"Ya, Miriam apa kamu tau?" tanya Rania

"Tentu saja aku tidak tau" jawab Miriam

"Kamu tidak akan tau, karena aku belum memberitahukannya. Bagiamana sih kamu ini?" gerutu Rania

Rei hanya tersenyum mendengar istrinya kembali cerewet seperti dulu, ini salah satu yang ia rindukan selama ini. Rei membiarkan Rania bersama Miriam, ia pun berpamitan untuk ke ruangan kerja miliknya.

"Sayang, aku akan memeriksa beberapa email yang di kirim oleh Ben." ucapnya

"Baiklah, aku di sini bersama Miriam." Rania menjawab dengan tersenyum

"Titip istriku" ucap Rei setelah ia mencium kening Rania

"Baik tuan"

"Miriam, 2 minggu ke depan kami akan pindah ke negara kelahiranku. Kami akan pindah" ucap Rania bercerita dengan riangnya pada Miriam

"Benarkah? Tunggu, kamu bilang akan pindah? Itu artinya tidak akan kembali?" tanya Miriam

"Ya, kamu benar. Rei sudah menemukan keberadaan putriku, walau kami belum tahu ada dimana tepatnya. Tapi Ben mengatakan bila putriku ada di Indonesia,dan kami akan tetap mencarinya." jawab Rania

"Lalu aku akan di tinggalkan?" tanya Miriam sedih

"Tentu saja tidak, kalian akan ikut kami pindah ke sana. Aku tidak ingin mengganti anggota keluargaku, karena itu aku mengatakan hal ini dari sekarang. Agar kamu dan yang lainnya bisa mengurus kepindahan kalian." jawab Rania

"Tapi, bagaimana dengan suami dan putra kecilku Ran? Yang lain juga pasti akan berpikiran sama." tanya Miriam lagi

"Aku dan Rei sudah membicarakannya, kami akan membawa semuanya. Putramu masih kecil, kita bisa lanjut menyekolahkannya di sana. Begitu pun yang lainnya, putra putrinya akan di pindahkan di sana." jawab Rania semangat

"Ran, bahasa kami berbeda, begitu juga dengan budaya kami. Apa kamu yakin kami bisa menyesuaikan diri dengan baik?" tanya Miriam

"Bukankah sejak aku pindah ke sini, kalian sudah mempelajari bahasaku? Kita akan sama-sama belajar. Rei sudah membeli sebuah mansion yang sama besar seperti di sini, agar kita semua bisa tetap berkumpul. Di belakang mansion pun ada paviliun untuk kalian, sama seperti di sini. Kamu mau kan? Aku saja bisa beradaptasi di sini, aku percaya bila kalian juga bisa. " jawab Rania, Miriam yang melihat kebahagiaan di wajah Rania pun akhirnya mengangguk

"Bagus, beritahu yang lainnya. Aaaaa... aku bahagia Miriam, sangat bahagia." ucap Rania, tanpa terasa ia kembali meneteskan air matanya

"Hei, kalau bahagia kenapa kamu menangis?" tanya Miriam, ia mengusap air mata di pipi Rania. Namun, ia sendiri ikut meneteskan air matanya.

Miriam paham, sangat paham dengan apa yang di rasakan oleh Rania.

"Aku sangat bahagia Miriam, walau kesempatan bertemu dengan putriku sangat kecil. Tapi, aku sangat senang memiliki harapan ini. Aku sangat meridukannya, setiap malam aku selalu bermimpi bertemu dengannya." jawab Rania

"Aku yakin kalian akan bertemu, Tuhan sudah membukakan jalan utama untuk kalian bertemu. Ahhh... aku jadi tidak sabar ingin bertemu dengan putrimu, pasti ia cantik. Karena memiliki ibu yang cantik juga imut dan memiliki seorang ayah yang tampan. Sifatnya pasti lemah lembut sepertimu dan sikapnya akan tegas dan berwibawa seperti tuan Rei. Demi Tuhan, aku sangat ingin bertemu dengan nona muda, Ran" ucap Miriam tak kalah bahagia

Rania hanya tersenyum mendengar ucapan Miriam, begitu juga dengan Rei yang baru saja keluar dari ruang kerjanya.

"Sayang, aku akan keluar mengurus kepindahan kita semua. Apa kamu akan ikut?" tanya Rei

"Ya, bolehkah?" tanya Rania balik

"Tentu saja, aku akan senang bila di sampingku ada bidadari menemaniku." jawab Rei

"Hmm.. makin pintar menggombal suami mafiaku. Ayo!!" canda Rania, Miriam terkekeh mendengarnya

"Tuan, apakah anda membutuhkan berkas kami?" tanya Miriam

"Tidak perlu, sebelum masuk ke rumah ini. Kalian sudah menyerahkan berkas tersebut, kini kalian cukup bersiap dan membereskan barang yang akan kalian bawa ke Indonesia nanti." jawab Rei

"Baik tuan"

"Beritahu yang lain, istriku ingin kalian semua ikut pindah. Jadi usahakan semuanya harus ikut" titah Rei

"Baik tuan"

"Miriam, aku pergi dulu ya. Pokonya kamu harus bisa membuat mereka semua ikut, ok!! Bye.." ucap Rani dan di angguki oleh Miriam

Rei dan Rania melangkahkan kaki mereka keluar dari tuang keluarga tersebut.

"Hubby, apa aku tidak perlu berganti pakaian? Apa kamu tidak malu membawaku seperti ini?" tanya Rania seraya melangkah mengikuti sang suami.

Rei menarik pelan tangan Rania, agar berjalan beriringan di sampingnya.

"Di mataku, kamu sudah cantik sayang. Seperti apapun dirimu, hanya kamu yang paling cantik." jawab Rei

"Baiklah" ucap Rania

Saat keluar, di samping mobil sudah ada Ben yang menunggu tuan dan nyonya nya keluar dari mansion. Ia tersenyum kecil melihat sang nyonya sudah mau keluar dari persembunyiannya selama ini, binar di wajah sang nyonya pun sudah kembali.

"Selamat siang nyonya." sapa Ben

"Hai Ben, bagaimana kabarmu?" tanya Rania

"Baik nyonya, silahkan" Ben membukakan pintu dan menunggu Rania dan Rei untuk masuk, lalu ia pun segera melangkahkan kakinya untuk duduk di sebelah kursi kemudi.

Ben memerintahkan supir untuk ke kantor kedutaan Jerman.

.

.

Sedangkan di lain tempat, yang masih satu negara dengan Rei.

"Aaaaaaaaa... aku tidak terima. Aku akan menghabisi Rania, bila aku tidak bisa memiliki Rei. Maka siapapun tidak ada yang boleh memilikinya" ucap Jen, setelah ia berhenti membuat kamarnya seperti kapal pecah.

"Aku harus menemukan putrinya terlebih dahulu dan langsung menghabisinya, hal itu pasti akan membuat Rania semakin gila. Si bodoh Juan, kemana ia membuangnya? Dia benar-benar bodoh, aku menyuruhnya menghabisi bayi itu. Tapi ia malah tak tega, dan memilih membuang ke asal tempat. Sekarang aku harus mencarinya kemana?" Jen menggigiti kuku jarinya seraya duduk di atas ranjang.

"Aku harus mulai mencarinya dimana? Di negara mana Juan membuang bayi itu? Br*ngsek, S*alan, B*jingan, kamu benar-benar bodoh Juan. Seandainya kamu belum mati, aku akan memb*nuhmu." ucapnya lagi

Jen menghubungi seseorang

"Aku butuh bantuanmu"

"......"

"Aku ingin kamu menemukan seorang... gadis, ya pasti bayi itu sudah tunbuh menjadi seorang gadis."

"...."

"Tidak ada, aku tidak memiliki foto atau mengetahui ciri-ciri gadis itu."

"...." orang di sebrang di sana kesal dan langsung menutup sambungan teleponnya

"Haishhh.... br*ngsek."

...****************...

Sekali lagi maaf ya, part nya bolak balik Jerman-Indonesia. Hari ini double up lagi ko, soalnya 1 part orangtua Nai.. satunya Nai😣🙇‍♀️

...Happy Reading all💞💞💞...

Terpopuler

Comments

Lina Suwanti

Lina Suwanti

Mak,enaknya baca "tempat asal" kali yaa bukan "asal tempat"🙏🏻😁

2024-04-20

1

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusberkarya

2024-03-30

1

Rizky Sultan

Rizky Sultan

transmigrasi berjamaah🤫 semoga segera bertemu

2023-11-28

2

lihat semua
Episodes
1 Mencari Pekerjaan
2 Interview
3 Flashback
4 Preman Pasar
5 UZZA
6 Anak Asuh Nai
7 SATRIA
8 Lina
9 Keramaian di Pagi Hari
10 Hah?! Asisten Pribadi?
11 Cewek B*kasan
12 Novia
13 YURA
14 Tentang Naina
15 MAYA
16 Rencana Pindah ke Indonesia
17 Masih tentang Maya
18 Kebahagiaan Rania
19 Kecemburuan Ken
20 Kelebihan Yura
21 Mulut Ember Sintya
22 Wajah Naina yang Tersebar
23 Ken Membawa Naina
24 Di Kadalin Buaya?
25 Menyusul ke Indonesia
26 Keterkejutan Mama Kinan
27 Restu Kinan
28 Rencana Melamar
29 Penyerangan
30 Part 31
31 Ketakutan Bunda Ros
32 Hukuman dan Hadiah Sintya
33 Hampir
34 Meminta Restu
35 Kebenaran yang Terungkap
36 Kaharuan di malam itu
37 Restu Reinhard
38 Undangan?
39 Belinda
40 Masih tentang Belinda
41 Ulang Tahun Nicholas
42 Terasa Hangat
43 Part 44
44 Ternyata Rania...
45 Reksa dan Linda
46 Lagi-lagi Penyerangan
47 Luapan Amarah Sintya
48 Reksa, Linda dan Nicholas
49 Mantan Suami Ros
50 Part 51
51 Kegaduhan di Kelas
52 Endah....
53 Kekecewaan Rudolf
54 Hukuman untuk Novia
55 Alasan Nurul
56 Permohonan maaf Miftah
57 Maafkan aku
58 Keterkejutan Steven dan Barbara
59 Endah vs Nurul
60 Pernyataan
61 Pernyataan 2
62 Kekesalan Naina
63 Pram
64 Serangan
65 Pertarungan
66 Meminta Restu
67 Penyataan Dadakan
68 Mini Market
69 Mini Market 2
70 Rumah Dus
71 Membantu Ari
72 Rumah Sakit
73 Pulang ke Mansion
74 Ternyata
75 Rencana
76 Ema dan Fajar
77 Tertembak
78 Ricuh
79 Kondisi Ken dan Ari
80 ICU
81 Memulai penyembuhan Ari
82 Siuman
83 Part 84
84 Part 85
85 Trauma Ari
86 Kekhawatiran semua orang
87 Gerak Cepat
88 Terbawa Mimpi
89 Melamar
90 Alhamdulillah
91 Tentang Sari
92 Masih tentang Sari
93 Tragedi
94 Markas Tersembunyi
95 Cerita saat Kejadian
96 Fakta lain Nai
97 O oowww... Ketahuan
98 Akhirnya
99 Ke uwuan Ken dan Naina
100 Penantian Berbuah Manis
101 Merestui dan Penyerangan
102 Kenyataan yang Mengejutkan
103 Mentari
104 Mentari 2
105 Mentari 3
106 Ketakutan Sinar
107 Detik-detik Terkuaknya Rahasia Besar
108 Flashback 1
109 Flashback 2
110 Kencan
111 COPET ga tau waktu
112 Bertemu Ayah Ezra dan Ayah Calvin
113 Part 114
114 Fitting
115 Perlawanan Cici
116 Rencana Naina dan Ken
117 Lagi-lagi bertemu
118 Kumpul Riweh
119 Masalah Bulan
120 Pertolongan Naina
121 Kemarahan Naina
122 Amukan Naina
123 Penyelesaian
124 Penyelesaian 2
125 Part 126
126 Ikatan Bathin Naina dan Yura
127 The Day
128 Sungkeman
129 Rencana Honeymoon
130 Malam Pertama
131 Mulai Magang
132 Oo.. Ternyata begitu
133 Rencana Naina
134 Show time
135 Akhir dari para Pengkhianat
136 Pengakuan
137 Hahhh... masalah baru
138 Apa?!
139 Merasa Di Abaikan
140 Aryo Wiguna
141 Masa Lalu Sofia dan Satria
142 Masih FLASHBACK
143 Keterkejutan Satria
144 Part 145
145 Hamil??????
146 Rencana kejutan untuk Ken
147 Kejutan
148 Pertemuan
149 Terbongkarnya Rahasia Besar Kiara
150 Part 151
151 Hukuman untuk Kiara dan Aryo
152 Part 153
153 Ken yang Berubah
154 Dunia Selebar Daun-Daunan
155 Seperti itu....
156 Salah satu kebaikan Nai
157 Awal Pendekatan
158 Menerima Tantangan
159 Keluarga Niken
160 Duel
161 Lamaran
162 Alhamdulillah
163 Dua Pernyataan
164 Ngidam
165 Angkringan
166 Baku Hantam
167 Perubahan Hormon
168 Kegesrekan para Orang Tua
169 Meminta Ijin
170 KUA
171 Rencana Resepsi
172 Lamaran di Luar Rencana
173 3 Pelaminan
174 Sedikit masa lalu Damian
175 Kebahagiaan
176 Ngidam Naina
177 Naina Pingsan
178 Drama
179 Flashback
180 Hadiah Mobil
181 Kehancuran Atmadja
182 Hukuman Felicia
183 Rencana ke Rusia
184 Langit dan Senja
185 Langit dan Senja 2
186 Rusia
187 Segerombolan Penjahat
188 Cici & Sam
189 Rencana Melamar Cici
190 Luapan Hati Cici
191 Pernyataan Cinta
192 Yura yang Dewasa
193 Hari Penuh Senyuman
194 Alasan Sakit Bunda Ros
195 Kekhawatiran Naina
196 Akhirnya Naina Tahu
197 Kedatangan Tio
198 Akhir dari Tio
199 Kesedihan Yura
200 Pertemuan Yura dan sang Ibu
201 Mendadak melamar
202 Kedatangan Biang Rusuh
203 Rencana 7 bulanan
204 Tujuh Bulanan
205 Banci Kaleng
206 Mood Ken Anjlok
207 Lamaran Tak Terduga
208 Lamaran lagi??
209 Pertanyaan Sari yang di luar Nurul
210 Detik-detik Kesayangan Lahir
211 End
212 Bewaraaaaaaa
213 Pengumuman karya Baru
Episodes

Updated 213 Episodes

1
Mencari Pekerjaan
2
Interview
3
Flashback
4
Preman Pasar
5
UZZA
6
Anak Asuh Nai
7
SATRIA
8
Lina
9
Keramaian di Pagi Hari
10
Hah?! Asisten Pribadi?
11
Cewek B*kasan
12
Novia
13
YURA
14
Tentang Naina
15
MAYA
16
Rencana Pindah ke Indonesia
17
Masih tentang Maya
18
Kebahagiaan Rania
19
Kecemburuan Ken
20
Kelebihan Yura
21
Mulut Ember Sintya
22
Wajah Naina yang Tersebar
23
Ken Membawa Naina
24
Di Kadalin Buaya?
25
Menyusul ke Indonesia
26
Keterkejutan Mama Kinan
27
Restu Kinan
28
Rencana Melamar
29
Penyerangan
30
Part 31
31
Ketakutan Bunda Ros
32
Hukuman dan Hadiah Sintya
33
Hampir
34
Meminta Restu
35
Kebenaran yang Terungkap
36
Kaharuan di malam itu
37
Restu Reinhard
38
Undangan?
39
Belinda
40
Masih tentang Belinda
41
Ulang Tahun Nicholas
42
Terasa Hangat
43
Part 44
44
Ternyata Rania...
45
Reksa dan Linda
46
Lagi-lagi Penyerangan
47
Luapan Amarah Sintya
48
Reksa, Linda dan Nicholas
49
Mantan Suami Ros
50
Part 51
51
Kegaduhan di Kelas
52
Endah....
53
Kekecewaan Rudolf
54
Hukuman untuk Novia
55
Alasan Nurul
56
Permohonan maaf Miftah
57
Maafkan aku
58
Keterkejutan Steven dan Barbara
59
Endah vs Nurul
60
Pernyataan
61
Pernyataan 2
62
Kekesalan Naina
63
Pram
64
Serangan
65
Pertarungan
66
Meminta Restu
67
Penyataan Dadakan
68
Mini Market
69
Mini Market 2
70
Rumah Dus
71
Membantu Ari
72
Rumah Sakit
73
Pulang ke Mansion
74
Ternyata
75
Rencana
76
Ema dan Fajar
77
Tertembak
78
Ricuh
79
Kondisi Ken dan Ari
80
ICU
81
Memulai penyembuhan Ari
82
Siuman
83
Part 84
84
Part 85
85
Trauma Ari
86
Kekhawatiran semua orang
87
Gerak Cepat
88
Terbawa Mimpi
89
Melamar
90
Alhamdulillah
91
Tentang Sari
92
Masih tentang Sari
93
Tragedi
94
Markas Tersembunyi
95
Cerita saat Kejadian
96
Fakta lain Nai
97
O oowww... Ketahuan
98
Akhirnya
99
Ke uwuan Ken dan Naina
100
Penantian Berbuah Manis
101
Merestui dan Penyerangan
102
Kenyataan yang Mengejutkan
103
Mentari
104
Mentari 2
105
Mentari 3
106
Ketakutan Sinar
107
Detik-detik Terkuaknya Rahasia Besar
108
Flashback 1
109
Flashback 2
110
Kencan
111
COPET ga tau waktu
112
Bertemu Ayah Ezra dan Ayah Calvin
113
Part 114
114
Fitting
115
Perlawanan Cici
116
Rencana Naina dan Ken
117
Lagi-lagi bertemu
118
Kumpul Riweh
119
Masalah Bulan
120
Pertolongan Naina
121
Kemarahan Naina
122
Amukan Naina
123
Penyelesaian
124
Penyelesaian 2
125
Part 126
126
Ikatan Bathin Naina dan Yura
127
The Day
128
Sungkeman
129
Rencana Honeymoon
130
Malam Pertama
131
Mulai Magang
132
Oo.. Ternyata begitu
133
Rencana Naina
134
Show time
135
Akhir dari para Pengkhianat
136
Pengakuan
137
Hahhh... masalah baru
138
Apa?!
139
Merasa Di Abaikan
140
Aryo Wiguna
141
Masa Lalu Sofia dan Satria
142
Masih FLASHBACK
143
Keterkejutan Satria
144
Part 145
145
Hamil??????
146
Rencana kejutan untuk Ken
147
Kejutan
148
Pertemuan
149
Terbongkarnya Rahasia Besar Kiara
150
Part 151
151
Hukuman untuk Kiara dan Aryo
152
Part 153
153
Ken yang Berubah
154
Dunia Selebar Daun-Daunan
155
Seperti itu....
156
Salah satu kebaikan Nai
157
Awal Pendekatan
158
Menerima Tantangan
159
Keluarga Niken
160
Duel
161
Lamaran
162
Alhamdulillah
163
Dua Pernyataan
164
Ngidam
165
Angkringan
166
Baku Hantam
167
Perubahan Hormon
168
Kegesrekan para Orang Tua
169
Meminta Ijin
170
KUA
171
Rencana Resepsi
172
Lamaran di Luar Rencana
173
3 Pelaminan
174
Sedikit masa lalu Damian
175
Kebahagiaan
176
Ngidam Naina
177
Naina Pingsan
178
Drama
179
Flashback
180
Hadiah Mobil
181
Kehancuran Atmadja
182
Hukuman Felicia
183
Rencana ke Rusia
184
Langit dan Senja
185
Langit dan Senja 2
186
Rusia
187
Segerombolan Penjahat
188
Cici & Sam
189
Rencana Melamar Cici
190
Luapan Hati Cici
191
Pernyataan Cinta
192
Yura yang Dewasa
193
Hari Penuh Senyuman
194
Alasan Sakit Bunda Ros
195
Kekhawatiran Naina
196
Akhirnya Naina Tahu
197
Kedatangan Tio
198
Akhir dari Tio
199
Kesedihan Yura
200
Pertemuan Yura dan sang Ibu
201
Mendadak melamar
202
Kedatangan Biang Rusuh
203
Rencana 7 bulanan
204
Tujuh Bulanan
205
Banci Kaleng
206
Mood Ken Anjlok
207
Lamaran Tak Terduga
208
Lamaran lagi??
209
Pertanyaan Sari yang di luar Nurul
210
Detik-detik Kesayangan Lahir
211
End
212
Bewaraaaaaaa
213
Pengumuman karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!