Hah?! Asisten Pribadi?

Di restoran

Sintya mengumpulkan semua pegawai, sebelum memulai aktivitas.

'Ada apa ya?'

'Kasih bonus kali'

'Baru juga kemaren, jangan asal tebak deh. Rakus banget sama duit'

'Kan cuma nebak mbak, ga bisa di ajak becanda nih mbaknya.'

"Pagi semua, maaf sudah mengganggu aktivitas kalian. Hari ini, kita akan kedatangan orang baru. Dia gadis yang masih sangat muda, namun saya yakin bila kemampuannya ada di atas kalian. Bukan saya menyepelekan, tapi saya bicara sesuai Fakta. Perlakukan dia sebagai teman, rekan dan juga partner, jadi saya minta... TAK ADA YANG NAMANYA SENIOR ataupun JUNOR di tempat ini, terutama untuk kamu MAYA. Cukup sekali saya mendapatkan aduan tidak baik tentang kamu, kamu sudah kena SP. Jadi jagalah sikap kamu, bila masih mau bekerja di sini." terang Sintya, orang yang di maksud Sintya pun menunduk. Ia mengepalkan kedua tangannya di belakang punggungnya, menahan amarah.

'Lihat saja, aku pasti akan menggantikan posisimu dan menendangmu dari sini.' gumamnya dalam hati

"Kalian paham?!"

"Paham bu" jawab mereka serentak

Tak lama setelah pasukin bubar, Naina mun tiba.

"Selamat pagi" ucapnya tersenyum, tentu saja para pegawai pria terpesona melihatnya. Dan terjadilah saling sikut, juga bisik-bisik tetangga🤣.

'Sstt... cantiknya kelewatan.'

'Daun muda cuy'

'Mundur gua mah, bu Sintya aja tadi bilang kalo dia itu kemampuannya di atas kita.'

"Pagi" jawab mereka

"Hai, kamu yang kemarinkan. Mmm... Nai, iyakan?" sapa Mira seraya menepuk pelan pundak Nai dan memberikan senyum terbaiknya.

"Iya kak, mohon bantuannya." jawab Naina tak kalah ramah

"Bu Sintya sudah menunggumu di ruangannya, temuilah terlebih dahulu." ucap Mira

"Baiklah, terimaksih. Aku menghadap bu Sintya terlebih dahulu kalau begitu." jawab Naina, Mira mengangguk dan pergi melanjutkan pekerjaannya dan Naina berlalu pergi ke ruangan bu Sintya

tok tok

"Masuk"

"Pagi bu"

"Kau sudah sampai?" di angguki Nai

"Pekerjaanmu adalah menjadi asisten pribadiku, karena aku akan lebih sering pergi ke luar kota bahkan ke luar negeri. Dan kamu akan menggantikan tugasku di sini, mengawasi semua pegawai." ucap Sintya to the point

"Tapi bu? Saya hanya lulusan SMA, dan lagipula bukankah ada pegawai yang lebih berhak dengan lamanya dia bekerja di sini." ucap Naina yang merasa keberatan, pasalnya ia tak mau adanya kecemburuan sosial. Apalgi di sini ia hanya anak baru, dengan pendidikan SMA.

"Lamanya bekerja tidak bisa menjadi jaminan seseorang bisa dan paham bagaimana cara kerja suatu usaha. Bukan aku meremehkan kualitas mereka, hanya saja aku yakin padamu. Semua bukti yang sudah aku lihat, membuatku semakin yakin bila kamu lebih dari sanggup." jawab Sintya

Naina menarik nafas dan menghembuskannya dengan pelan.

"Ibu yakin, hal ini tidak menimbulkan kecemburuan sosial?" tanya Naina

"Bohong kalau aku mengatakan tidak akan ada, di dunia kerja pasti akan ada orang yang selalu merasa iri melihat kesuksesan temannya. Tapi itu tidak akan mengubah keputusanku untuk menempatkan kamu di sampingku, ingat!! Jabatanmu lebih tinggi di sini, jangan diam saja bila ada yang menindasmu. Jangan merasa tak enakan pada yang lain, bila ia memang membuat kesalahan, jangan segan untuk menegur mereka. Jangan sungkan melindungi rekanmu yang sedang tertindas, aku tidak akan menyalahkan mu. Karena aku percaya kamu bukan hanya baik dari luar saja, kamu memiliki inner beauty yang sangat nyata.." jawab Sintya tegas

Naina menatap Sintya, mau tak mau ia akhirnya menganggukan kepalanya.

"Tapi, aku boleh membantu teman yang lain kan?" tanya Naina lagi

"Tentu saja, kamu boleh melakukan apapun yang kamu mau. Membantu temanmu menjadi waiters ataupun kasir, tak masalah." jawab Sintya

Naina mengangguk tersenyum, setidaknya ia masih di perbolehkan menggunakan tenaganya.

"Ini kartu ATM milikmu, beli pakaian yang menunjang jabatnmu sebagai asistenku. Untuk hari ini aku memaklumi pakaianmu, selamat bergabung." ucap Seraya memberikan kartu persegi panjang tersebut pada Naina

"Tak ada penolakan, dan no pinnya adalah tanggal ulang tahunmu." lanjutnya lagi saat melihat Naina hendak mengembalikan kartu tersebut. Naina pun menerima kartu tersebut dan menyimpannya di dalam tas.

"Oya, lokermu di ruangan ini. Jadi taruh tas milikmu di lemari itu, sekarang aku akan pergi keluar terlebih dahulu. Aku akan bertemu klient yang akan me reservasi restoran ini, untuk acara ulangtahun putranya. Jadi, pekerjaan pertamamu adalah...."

BRUUKK

"Tolong periksa berkas ini, urutkan sesuai tanggal. Teliti di setiap pemasukan dan pengeluaran, kamu sesuaikan dengan yang ada di komputer. Pisahkan map yang terbukti adanya selisih, bisakan? Pasti bisa dan harus bisa, kalau begitu aku pergi dulu. Selamat bersenang-senang dengan tumpukan kertas itu." ucap Sintya seraya pergi meninggalkan ruangan

Sedangkan Naina terlihat menurunkan pundaknya ke bawah, melihat begitu banyaknya map yang ada di atas meja.

"Bisa, kamu bisa Naina. Ini sudah biasa kamu alami, tapi ini sangat banyak. Bisaaaaa.... semangat Naina." ucap Naina memberi semangat pada dirinya sendiri, dengan mengepalkan kedua tangannya sejajar dengan wajahnya. Sedangkan Sintya yang masih ada di balik pintu, menahan tawanya.

"Maaf, tapi kamu harus bisa melawan kejamnya dunia tipu-tipu ini. Ken benar-benar keterlaluan, hanya gara menahan gadisnya di tempat. Malah memberikan dia pekerjaan sebanyak itu, sinting." gumam Sintya seraya melangkah pergi

"Mir" panggil Sintya saat berpapasan

"Iya bu?"

"Tolong buatkan minuman untuk Nai dan antar ke ruangan saya, sekarang ia adalah asisten saya. Jadi apapun keputusannya adalah keputusanku, tolong bantu dia agar bisa menyesuaikan diri." titah Sintya

"Siap bu" Sintya mengangguk dan berlalu pergi

.

.

.

"Darimana kamu punya uang buat bawa ibu ke rumah sakit nak? Tambah lagi kamar ini, bagaimana kita akan membayar nya? Kalaupun kamu udah dapat kerja, ga mungkin dalam satu hari menghasilkan uang sebanyak ini dan hari ini kamu juga tidak ada berangkat untuk kerja." tanya ibu Satria, Satria yang sedang mengupas kulit apel pun menghentikan kegiatannya dan menatap sang ibu.

"Bu" Satria menyimpan apel dan pisau di atas piring yang ada di atas nakas.

"Apa ibu percaya bila di dunia ini ada seorang malaikat tak bersayap?" tanya Satria seraya menggenggam tangan ibunya

"Maksudmu?"

"Kemarin, saat pulang mnecari kerja. Satria naik bis, saat itu pikiran Satria benar-benar gelap. Memikirkan kondisi ibu yang semakin menurun dan juga ibu belum makan sejak kemarin. Akhirnya membuat Satria berbuat nekat untuk mencopet seseorang yang duduk di sebelah Satria..." ucapan Satria terpotong

"APA?! Jadi kamu biayain ibu di rawat, dari hasil nyopet? Uang haram, hah?!" bentak sang ibu, karena terkejut mendengar jawaban putranya. Ia juga menepis tangan Satria.

"Dengarkan aku dulu ibu, aku belum selesai bercerita" ucap Satria yang berusaha menggenggam kembali tangan sang ibu

"Ibu tau? Orang yang akan Satria copet, mengetahui apa niat Satria..."

Satria pun menceritakan kejadian kemarin, sampai dimana Naina memanggil seseorang untuk membawa sang ibu ke Rumah Sakit dan membayarkan semua biayanya.

"Dan ibu tau tidak, Naina juga memberikan pekerjaan pada Satria. Dia menawarkan Satria untuk membantu bundanya menjadi pengawas di Panti Asuhan milik bunda nya." ibu Satria merasa terharu mendengarnya, ia benar-benar tak percaya bila masih ada orang baik di dunia ini.

"Lalu, mana gadis itu?"

...****************...

...Happy Reading all💞💞...

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusdemsngst

2024-03-30

1

Mur Wati

Mur Wati

kebiasaan yg begini kalo jadi sekertaris jg cuma kedok aja seperti novel yg lain dia hanya seorang jalang😡

2024-02-27

1

Tasya R.

Tasya R.

sumpahh, ini cerita nya seruu bangettt/Smile//Smile/

2023-11-25

11

lihat semua
Episodes
1 Mencari Pekerjaan
2 Interview
3 Flashback
4 Preman Pasar
5 UZZA
6 Anak Asuh Nai
7 SATRIA
8 Lina
9 Keramaian di Pagi Hari
10 Hah?! Asisten Pribadi?
11 Cewek B*kasan
12 Novia
13 YURA
14 Tentang Naina
15 MAYA
16 Rencana Pindah ke Indonesia
17 Masih tentang Maya
18 Kebahagiaan Rania
19 Kecemburuan Ken
20 Kelebihan Yura
21 Mulut Ember Sintya
22 Wajah Naina yang Tersebar
23 Ken Membawa Naina
24 Di Kadalin Buaya?
25 Menyusul ke Indonesia
26 Keterkejutan Mama Kinan
27 Restu Kinan
28 Rencana Melamar
29 Penyerangan
30 Part 31
31 Ketakutan Bunda Ros
32 Hukuman dan Hadiah Sintya
33 Hampir
34 Meminta Restu
35 Kebenaran yang Terungkap
36 Kaharuan di malam itu
37 Restu Reinhard
38 Undangan?
39 Belinda
40 Masih tentang Belinda
41 Ulang Tahun Nicholas
42 Terasa Hangat
43 Part 44
44 Ternyata Rania...
45 Reksa dan Linda
46 Lagi-lagi Penyerangan
47 Luapan Amarah Sintya
48 Reksa, Linda dan Nicholas
49 Mantan Suami Ros
50 Part 51
51 Kegaduhan di Kelas
52 Endah....
53 Kekecewaan Rudolf
54 Hukuman untuk Novia
55 Alasan Nurul
56 Permohonan maaf Miftah
57 Maafkan aku
58 Keterkejutan Steven dan Barbara
59 Endah vs Nurul
60 Pernyataan
61 Pernyataan 2
62 Kekesalan Naina
63 Pram
64 Serangan
65 Pertarungan
66 Meminta Restu
67 Penyataan Dadakan
68 Mini Market
69 Mini Market 2
70 Rumah Dus
71 Membantu Ari
72 Rumah Sakit
73 Pulang ke Mansion
74 Ternyata
75 Rencana
76 Ema dan Fajar
77 Tertembak
78 Ricuh
79 Kondisi Ken dan Ari
80 ICU
81 Memulai penyembuhan Ari
82 Siuman
83 Part 84
84 Part 85
85 Trauma Ari
86 Kekhawatiran semua orang
87 Gerak Cepat
88 Terbawa Mimpi
89 Melamar
90 Alhamdulillah
91 Tentang Sari
92 Masih tentang Sari
93 Tragedi
94 Markas Tersembunyi
95 Cerita saat Kejadian
96 Fakta lain Nai
97 O oowww... Ketahuan
98 Akhirnya
99 Ke uwuan Ken dan Naina
100 Penantian Berbuah Manis
101 Merestui dan Penyerangan
102 Kenyataan yang Mengejutkan
103 Mentari
104 Mentari 2
105 Mentari 3
106 Ketakutan Sinar
107 Detik-detik Terkuaknya Rahasia Besar
108 Flashback 1
109 Flashback 2
110 Kencan
111 COPET ga tau waktu
112 Bertemu Ayah Ezra dan Ayah Calvin
113 Part 114
114 Fitting
115 Perlawanan Cici
116 Rencana Naina dan Ken
117 Lagi-lagi bertemu
118 Kumpul Riweh
119 Masalah Bulan
120 Pertolongan Naina
121 Kemarahan Naina
122 Amukan Naina
123 Penyelesaian
124 Penyelesaian 2
125 Part 126
126 Ikatan Bathin Naina dan Yura
127 The Day
128 Sungkeman
129 Rencana Honeymoon
130 Malam Pertama
131 Mulai Magang
132 Oo.. Ternyata begitu
133 Rencana Naina
134 Show time
135 Akhir dari para Pengkhianat
136 Pengakuan
137 Hahhh... masalah baru
138 Apa?!
139 Merasa Di Abaikan
140 Aryo Wiguna
141 Masa Lalu Sofia dan Satria
142 Masih FLASHBACK
143 Keterkejutan Satria
144 Part 145
145 Hamil??????
146 Rencana kejutan untuk Ken
147 Kejutan
148 Pertemuan
149 Terbongkarnya Rahasia Besar Kiara
150 Part 151
151 Hukuman untuk Kiara dan Aryo
152 Part 153
153 Ken yang Berubah
154 Dunia Selebar Daun-Daunan
155 Seperti itu....
156 Salah satu kebaikan Nai
157 Awal Pendekatan
158 Menerima Tantangan
159 Keluarga Niken
160 Duel
161 Lamaran
162 Alhamdulillah
163 Dua Pernyataan
164 Ngidam
165 Angkringan
166 Baku Hantam
167 Perubahan Hormon
168 Kegesrekan para Orang Tua
169 Meminta Ijin
170 KUA
171 Rencana Resepsi
172 Lamaran di Luar Rencana
173 3 Pelaminan
174 Sedikit masa lalu Damian
175 Kebahagiaan
176 Ngidam Naina
177 Naina Pingsan
178 Drama
179 Flashback
180 Hadiah Mobil
181 Kehancuran Atmadja
182 Hukuman Felicia
183 Rencana ke Rusia
184 Langit dan Senja
185 Langit dan Senja 2
186 Rusia
187 Segerombolan Penjahat
188 Cici & Sam
189 Rencana Melamar Cici
190 Luapan Hati Cici
191 Pernyataan Cinta
192 Yura yang Dewasa
193 Hari Penuh Senyuman
194 Alasan Sakit Bunda Ros
195 Kekhawatiran Naina
196 Akhirnya Naina Tahu
197 Kedatangan Tio
198 Akhir dari Tio
199 Kesedihan Yura
200 Pertemuan Yura dan sang Ibu
201 Mendadak melamar
202 Kedatangan Biang Rusuh
203 Rencana 7 bulanan
204 Tujuh Bulanan
205 Banci Kaleng
206 Mood Ken Anjlok
207 Lamaran Tak Terduga
208 Lamaran lagi??
209 Pertanyaan Sari yang di luar Nurul
210 Detik-detik Kesayangan Lahir
211 End
212 Bewaraaaaaaa
213 Pengumuman karya Baru
Episodes

Updated 213 Episodes

1
Mencari Pekerjaan
2
Interview
3
Flashback
4
Preman Pasar
5
UZZA
6
Anak Asuh Nai
7
SATRIA
8
Lina
9
Keramaian di Pagi Hari
10
Hah?! Asisten Pribadi?
11
Cewek B*kasan
12
Novia
13
YURA
14
Tentang Naina
15
MAYA
16
Rencana Pindah ke Indonesia
17
Masih tentang Maya
18
Kebahagiaan Rania
19
Kecemburuan Ken
20
Kelebihan Yura
21
Mulut Ember Sintya
22
Wajah Naina yang Tersebar
23
Ken Membawa Naina
24
Di Kadalin Buaya?
25
Menyusul ke Indonesia
26
Keterkejutan Mama Kinan
27
Restu Kinan
28
Rencana Melamar
29
Penyerangan
30
Part 31
31
Ketakutan Bunda Ros
32
Hukuman dan Hadiah Sintya
33
Hampir
34
Meminta Restu
35
Kebenaran yang Terungkap
36
Kaharuan di malam itu
37
Restu Reinhard
38
Undangan?
39
Belinda
40
Masih tentang Belinda
41
Ulang Tahun Nicholas
42
Terasa Hangat
43
Part 44
44
Ternyata Rania...
45
Reksa dan Linda
46
Lagi-lagi Penyerangan
47
Luapan Amarah Sintya
48
Reksa, Linda dan Nicholas
49
Mantan Suami Ros
50
Part 51
51
Kegaduhan di Kelas
52
Endah....
53
Kekecewaan Rudolf
54
Hukuman untuk Novia
55
Alasan Nurul
56
Permohonan maaf Miftah
57
Maafkan aku
58
Keterkejutan Steven dan Barbara
59
Endah vs Nurul
60
Pernyataan
61
Pernyataan 2
62
Kekesalan Naina
63
Pram
64
Serangan
65
Pertarungan
66
Meminta Restu
67
Penyataan Dadakan
68
Mini Market
69
Mini Market 2
70
Rumah Dus
71
Membantu Ari
72
Rumah Sakit
73
Pulang ke Mansion
74
Ternyata
75
Rencana
76
Ema dan Fajar
77
Tertembak
78
Ricuh
79
Kondisi Ken dan Ari
80
ICU
81
Memulai penyembuhan Ari
82
Siuman
83
Part 84
84
Part 85
85
Trauma Ari
86
Kekhawatiran semua orang
87
Gerak Cepat
88
Terbawa Mimpi
89
Melamar
90
Alhamdulillah
91
Tentang Sari
92
Masih tentang Sari
93
Tragedi
94
Markas Tersembunyi
95
Cerita saat Kejadian
96
Fakta lain Nai
97
O oowww... Ketahuan
98
Akhirnya
99
Ke uwuan Ken dan Naina
100
Penantian Berbuah Manis
101
Merestui dan Penyerangan
102
Kenyataan yang Mengejutkan
103
Mentari
104
Mentari 2
105
Mentari 3
106
Ketakutan Sinar
107
Detik-detik Terkuaknya Rahasia Besar
108
Flashback 1
109
Flashback 2
110
Kencan
111
COPET ga tau waktu
112
Bertemu Ayah Ezra dan Ayah Calvin
113
Part 114
114
Fitting
115
Perlawanan Cici
116
Rencana Naina dan Ken
117
Lagi-lagi bertemu
118
Kumpul Riweh
119
Masalah Bulan
120
Pertolongan Naina
121
Kemarahan Naina
122
Amukan Naina
123
Penyelesaian
124
Penyelesaian 2
125
Part 126
126
Ikatan Bathin Naina dan Yura
127
The Day
128
Sungkeman
129
Rencana Honeymoon
130
Malam Pertama
131
Mulai Magang
132
Oo.. Ternyata begitu
133
Rencana Naina
134
Show time
135
Akhir dari para Pengkhianat
136
Pengakuan
137
Hahhh... masalah baru
138
Apa?!
139
Merasa Di Abaikan
140
Aryo Wiguna
141
Masa Lalu Sofia dan Satria
142
Masih FLASHBACK
143
Keterkejutan Satria
144
Part 145
145
Hamil??????
146
Rencana kejutan untuk Ken
147
Kejutan
148
Pertemuan
149
Terbongkarnya Rahasia Besar Kiara
150
Part 151
151
Hukuman untuk Kiara dan Aryo
152
Part 153
153
Ken yang Berubah
154
Dunia Selebar Daun-Daunan
155
Seperti itu....
156
Salah satu kebaikan Nai
157
Awal Pendekatan
158
Menerima Tantangan
159
Keluarga Niken
160
Duel
161
Lamaran
162
Alhamdulillah
163
Dua Pernyataan
164
Ngidam
165
Angkringan
166
Baku Hantam
167
Perubahan Hormon
168
Kegesrekan para Orang Tua
169
Meminta Ijin
170
KUA
171
Rencana Resepsi
172
Lamaran di Luar Rencana
173
3 Pelaminan
174
Sedikit masa lalu Damian
175
Kebahagiaan
176
Ngidam Naina
177
Naina Pingsan
178
Drama
179
Flashback
180
Hadiah Mobil
181
Kehancuran Atmadja
182
Hukuman Felicia
183
Rencana ke Rusia
184
Langit dan Senja
185
Langit dan Senja 2
186
Rusia
187
Segerombolan Penjahat
188
Cici & Sam
189
Rencana Melamar Cici
190
Luapan Hati Cici
191
Pernyataan Cinta
192
Yura yang Dewasa
193
Hari Penuh Senyuman
194
Alasan Sakit Bunda Ros
195
Kekhawatiran Naina
196
Akhirnya Naina Tahu
197
Kedatangan Tio
198
Akhir dari Tio
199
Kesedihan Yura
200
Pertemuan Yura dan sang Ibu
201
Mendadak melamar
202
Kedatangan Biang Rusuh
203
Rencana 7 bulanan
204
Tujuh Bulanan
205
Banci Kaleng
206
Mood Ken Anjlok
207
Lamaran Tak Terduga
208
Lamaran lagi??
209
Pertanyaan Sari yang di luar Nurul
210
Detik-detik Kesayangan Lahir
211
End
212
Bewaraaaaaaa
213
Pengumuman karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!