Keramaian di Pagi Hari

"Ingat!! Kami menyayangi mu tanpa syarat dan jadilah diri sendiri, berhenti membebani pikiranmu dengan hal-hal yang tidak perlu kamu pikirkan." Lina menangis dan langsung balas memeluk Naina.

"Aku tidak terbebani sama sekali kak, karena tujuan ku adalah membahagiakan kalian, melihat senyum kalian. Aku benar-benar tidak bisa membayangkan bila kelak, aku tanpa kalian. Saat sebelum bertemu dengan kalian setahun yang lalu, hidupku benar-benar gelap, hilang arah, melangkah tanpa tujuan. Sampai akhirnya aku menemukan cahaya yang menerangi hidupku kembali, yaitu kalian. Kalian cahayanya, terutama kamu kak. Aku sangat menyayangi kamu, bunda dan juga adik-adik" ucap Lina terisak, Naina mengeratkan pelukan Lina dan mengusap sayang punggung Lina.

Mendengar ucapan Lina, Naina merasakan sesak di dadanya. Ia tak menyangka, bila gadis yang ia tolong setahun lalu, bisa menyayanginya sebesar ini, Naina lagi-lagi mengeratkan pelukannya.

"Justru bahagia kami adalah saat melihat kalian tersenyum bahagia tanpa beban setiap hari, karena itulah tujuan bunda mendirikan Panti Asuhan ini, agar senyuman kalian selalu ada dan tak menghilang." ucap Naina seraya melerai pelukannya, ia menghapus air mata di pipi Lina.

"Sudah malam, ayo tidur. Besok kamu sekolah dan kakak mulai bekerja, kita harus bangun lebih pagi untuk menyiapkan sarapan." Lina mengangguk.

Tanpa mereka tau, di luar kamar mereka ada yang ikut meneteskan air matanya. Bunda Ros tak sengaja mendengar percakapan mereka berdua, niat hati ingin mengisi air. Ia malah mendengar curahan hati Lina, bunda Ros menangis terisak dengan menutup mulut, agar suaranya tidak sampai terdengar. Ia sangat bahagia, di usianya yang sudah tak muda lagi di temukan dengan anak-anak luar biasa.

Di tinggal pergi oleh suaminya yang menikah lagi, sempat membuatnya sampai hancur. dan hampir melakukan bunuh diri. Alasan sang suami karena tak kunjung melahirkan seorang anak, sehingga suami bunda Ros lebih memilih menceraikan dirinya dan menikah dengan wanita lain.

Saat ia berniat keluar rumah, untuk melakukan b*nuh diri dengan melompat terjun dari jembatan.

Namun, saat akan keluar gerbang. Ia mendengar tangisan seorang bayi, ia menatap sekeliling mencari asal suara tersebut. Akhirnya ia melihat sebuah keranjang cukup besar dan ternyata isinya adalah seorang bayi dan juga beberapa keperluan untuk bayi tersebut.

Bayi yang mungkin masih berusia kurang dari 7 hari itu, menangis dengan nyaring. Ros membungkuk dan mengangkat bayi tersebut, tak lama bayi itu terdiam. Seolah paham bila orang yang menggendongnya tengah gelisah, tangan bayi itu menggenggam jari Ros yang tengah mengusap sayang pipi si bayi.

Ros langsung meneteskan air matanya dan menangis meraung seraya memeluk tubuh si bayi.

"Aku akan merawat dan menyayangimu seperti putriku sendiri, terimakasih telah hadir dalam hidupku. Hidup yang sempat akan aku akhiri, karena terlalu gelap menatap ke depan. Hanya karena pria bodoh yang menyalahkan orang lain mandul, tanpa ia ketahui bila dirinyalah yang mandul. Tuhan sangat menyayangiku, sehingga mengirimkan malaikat kecil secantik kamu. Naina, namamu adalah Naina, bayi kecilku yang cantik." ucapnya tersenyum lebar

Ros akhirnya kembali masuk ke dalam rumah dengan menggendong si bayi dan mengambil keranjang tadi. Awalnya hanya Naina, namun semakin Naina besar dan karena perasaan Naina yang terlalu lembut. Lambat laun, anak-anak bertambah karena berawal dari simpati, dan yang terakhir adalah Lina, dimana setahun yang lalu Naina membawa gadis itu dalam kondisi kacau dan berantakan.

Ros langsung menjauh dari pintu dan kembali masuk ke kamarnya, mengurungkan niatnya untuk mengambil air minum.

.

.

.

Pagi pun menyapa, matahari bersinar dengan hangatnya. Para burung berkicau merdu, mengiringi penghuni Panti Asuhan mengawali hari ini.

Naina dan Lina tengah sibuk membuat sarapan dari setelah mereka melakukan shalat subuh, bunda Ros hanya memperhatikan kedua anak gadisnya yang sibuk memasak sambil bersenda gurau.

"Unaaa" panggil Yura dengan suara serak, yang baru saja bangun dengan mengucek salah satu matanya, karena tangan satunya tengah memegang telinga boneka kelinci dan menyeret boneka kelinci yang lebih besar darinya.

"Kesayangan semua orang sudah bangun." ucap bunda seraya mengangkat tubuh Yura dan memangkunya

"Tata Nai, ana una? Malin Ula ta liat tata, tata ilan ladi?" tanya Yura yang belum melihat keberadaan Naina, Yura menyandarkan kepalanya di dada bunda Ros.

"Kakak Nai di culik, belum pulang." jawab Lina seraya membawa mangkuk besar berisi nasi untuk di hidangkan di ruangan tersebut.

Karena kursi yang dulu tak cukup, akhirnya bunda Ros memutuskan untuk makan dengan cara lesehan saja.

"Tulik una? Tata Nai ilan? Huaaaaaaa" tangisan Yura terdengar sangat nyaring, membuat Naina menghentikan kegiatannya dan menghampiri Yura.

Bunda Ros menghela nafasnya dan menggelengkan kepalanya, selalu seperti ini, tidak Lina, tidak Naina sangat suka menggoda si bungsu kesayangan penghuni panti.

"Adiknya kakak kenapa nangis hmm? Siapa yang nakal?" tanya Naina, seraya mengambil alih gendongan Yura dari bunda.

Yura melepaskan bonekanya dan melingkarkan tangan mungilnya ke leher putih Naina. Yura menyandarkan kepalanya di bahu Naina dan menyembunyikan wajahnya.

"Tata ta di tulik? Tata Ina bian tadi, tata Nai di tulik. hiks" Naina langsung menoleh dan memelototi Lina, Lina memilih kabur menyiapkan sarapan.

"Kakak Lina cuma iseng becandain Yura, kakak ga di culik ko. Yura udah sikat gigi sama cuci muka belum?" jawab Naina, lalu bertanya

"Bulum tata,,," jawab Yura

"Ya udah kita bersihkan badan Yura dulu yuk, lanjut sarapan bareng-bareng." ucap Naina seraya melangkahkan kakinya ke kamar

"Lin Lin, kebiasaan kamu kalo udah isengin Yura." ucap Bunda

"Habisnya lucu bunda, wajahnya kalo nangis bikin gemes pengen nyubit. Tapi ada pawangnya, jadi ga bisa dehhh" jawab Lina cekikikan

Sarapan sudah tersedia di atas karpet.

Teng Teng Teng

Lina memukul panci menggunakan sinduk sayur

"Banguuuuunn... banguuuuunnnn.... ayo kita sarapan" teriak Lina, tak lama berhamburan anak-anak dan duduk tertib di depan makanan. Setelahnya Naina datang dengan menuntun Yura

"Yula inda nau detet-detet tata Ina, tata Ina natal. Nomonnya tulik-tulik...." ucap Yura seraya memeletkan lidah pada Lina, Lina pun tak mau kalah. Ia memasang wajah jelek, mengejek Yura. Melihat wajah Yura yang sudah mau menangis, Lina kembali tertawa.

"Ya Allah Lin, mbok ya ngalah sama bocah napa." ucap Naina yang mulai kesal

"Udah biarin kak Lina, nanti biar di gigit semut tangannya. Yuk makan" Mereka mulai makan yang di pimpin do'a oleh Bobi..

.

.

"Seperti yang sudah kakak katakan kemarin kemarin, mulai hari ini kakak akan kerja. Yura sama bunda dan kakak-kakak yang lain di sini ya." ucap Naina

"Tali uan ya ta?" tanya Yura

"Iya, kakak mau cari uang buat bisa bikin Yura dan kakak-kakak jalan-jalan ke kebun binatang. Mau nggak?"

" Nau tata, nati di tana liat dajah ya ta."

"Iya, pinter nya adik kakak. Makanya semua sayang, ya udah kakak pamit ya. Nurut sama bunda ya pinter" ucap Naina, Yura mengangguk paham. Ia langsung berlari ke arah taman, untuk ikut bermain dengan kakaknya yang lain.

"Naina berangkat ya bun, kalo ada apa-apa hubungi Naina. Assalamu'alaikum" ucap Naina seraya mencium punggung tangan bunda Ros dan tak lupa mencium pipi bunda Ros.

"Iya nak, semoga hari mu menyenangkan. Wa'alaikumsalam"

...****************...

...Happy Reading all 💞💞💞...

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussehat

2024-03-30

1

teddy pesek

teddy pesek

aku butuh translator 🤔🤔🤔

2024-01-10

1

Tasya R.

Tasya R.

yura lucu amatt

2023-11-25

7

lihat semua
Episodes
1 Mencari Pekerjaan
2 Interview
3 Flashback
4 Preman Pasar
5 UZZA
6 Anak Asuh Nai
7 SATRIA
8 Lina
9 Keramaian di Pagi Hari
10 Hah?! Asisten Pribadi?
11 Cewek B*kasan
12 Novia
13 YURA
14 Tentang Naina
15 MAYA
16 Rencana Pindah ke Indonesia
17 Masih tentang Maya
18 Kebahagiaan Rania
19 Kecemburuan Ken
20 Kelebihan Yura
21 Mulut Ember Sintya
22 Wajah Naina yang Tersebar
23 Ken Membawa Naina
24 Di Kadalin Buaya?
25 Menyusul ke Indonesia
26 Keterkejutan Mama Kinan
27 Restu Kinan
28 Rencana Melamar
29 Penyerangan
30 Part 31
31 Ketakutan Bunda Ros
32 Hukuman dan Hadiah Sintya
33 Hampir
34 Meminta Restu
35 Kebenaran yang Terungkap
36 Kaharuan di malam itu
37 Restu Reinhard
38 Undangan?
39 Belinda
40 Masih tentang Belinda
41 Ulang Tahun Nicholas
42 Terasa Hangat
43 Part 44
44 Ternyata Rania...
45 Reksa dan Linda
46 Lagi-lagi Penyerangan
47 Luapan Amarah Sintya
48 Reksa, Linda dan Nicholas
49 Mantan Suami Ros
50 Part 51
51 Kegaduhan di Kelas
52 Endah....
53 Kekecewaan Rudolf
54 Hukuman untuk Novia
55 Alasan Nurul
56 Permohonan maaf Miftah
57 Maafkan aku
58 Keterkejutan Steven dan Barbara
59 Endah vs Nurul
60 Pernyataan
61 Pernyataan 2
62 Kekesalan Naina
63 Pram
64 Serangan
65 Pertarungan
66 Meminta Restu
67 Penyataan Dadakan
68 Mini Market
69 Mini Market 2
70 Rumah Dus
71 Membantu Ari
72 Rumah Sakit
73 Pulang ke Mansion
74 Ternyata
75 Rencana
76 Ema dan Fajar
77 Tertembak
78 Ricuh
79 Kondisi Ken dan Ari
80 ICU
81 Memulai penyembuhan Ari
82 Siuman
83 Part 84
84 Part 85
85 Trauma Ari
86 Kekhawatiran semua orang
87 Gerak Cepat
88 Terbawa Mimpi
89 Melamar
90 Alhamdulillah
91 Tentang Sari
92 Masih tentang Sari
93 Tragedi
94 Markas Tersembunyi
95 Cerita saat Kejadian
96 Fakta lain Nai
97 O oowww... Ketahuan
98 Akhirnya
99 Ke uwuan Ken dan Naina
100 Penantian Berbuah Manis
101 Merestui dan Penyerangan
102 Kenyataan yang Mengejutkan
103 Mentari
104 Mentari 2
105 Mentari 3
106 Ketakutan Sinar
107 Detik-detik Terkuaknya Rahasia Besar
108 Flashback 1
109 Flashback 2
110 Kencan
111 COPET ga tau waktu
112 Bertemu Ayah Ezra dan Ayah Calvin
113 Part 114
114 Fitting
115 Perlawanan Cici
116 Rencana Naina dan Ken
117 Lagi-lagi bertemu
118 Kumpul Riweh
119 Masalah Bulan
120 Pertolongan Naina
121 Kemarahan Naina
122 Amukan Naina
123 Penyelesaian
124 Penyelesaian 2
125 Part 126
126 Ikatan Bathin Naina dan Yura
127 The Day
128 Sungkeman
129 Rencana Honeymoon
130 Malam Pertama
131 Mulai Magang
132 Oo.. Ternyata begitu
133 Rencana Naina
134 Show time
135 Akhir dari para Pengkhianat
136 Pengakuan
137 Hahhh... masalah baru
138 Apa?!
139 Merasa Di Abaikan
140 Aryo Wiguna
141 Masa Lalu Sofia dan Satria
142 Masih FLASHBACK
143 Keterkejutan Satria
144 Part 145
145 Hamil??????
146 Rencana kejutan untuk Ken
147 Kejutan
148 Pertemuan
149 Terbongkarnya Rahasia Besar Kiara
150 Part 151
151 Hukuman untuk Kiara dan Aryo
152 Part 153
153 Ken yang Berubah
154 Dunia Selebar Daun-Daunan
155 Seperti itu....
156 Salah satu kebaikan Nai
157 Awal Pendekatan
158 Menerima Tantangan
159 Keluarga Niken
160 Duel
161 Lamaran
162 Alhamdulillah
163 Dua Pernyataan
164 Ngidam
165 Angkringan
166 Baku Hantam
167 Perubahan Hormon
168 Kegesrekan para Orang Tua
169 Meminta Ijin
170 KUA
171 Rencana Resepsi
172 Lamaran di Luar Rencana
173 3 Pelaminan
174 Sedikit masa lalu Damian
175 Kebahagiaan
176 Ngidam Naina
177 Naina Pingsan
178 Drama
179 Flashback
180 Hadiah Mobil
181 Kehancuran Atmadja
182 Hukuman Felicia
183 Rencana ke Rusia
184 Langit dan Senja
185 Langit dan Senja 2
186 Rusia
187 Segerombolan Penjahat
188 Cici & Sam
189 Rencana Melamar Cici
190 Luapan Hati Cici
191 Pernyataan Cinta
192 Yura yang Dewasa
193 Hari Penuh Senyuman
194 Alasan Sakit Bunda Ros
195 Kekhawatiran Naina
196 Akhirnya Naina Tahu
197 Kedatangan Tio
198 Akhir dari Tio
199 Kesedihan Yura
200 Pertemuan Yura dan sang Ibu
201 Mendadak melamar
202 Kedatangan Biang Rusuh
203 Rencana 7 bulanan
204 Tujuh Bulanan
205 Banci Kaleng
206 Mood Ken Anjlok
207 Lamaran Tak Terduga
208 Lamaran lagi??
209 Pertanyaan Sari yang di luar Nurul
210 Detik-detik Kesayangan Lahir
211 End
212 Bewaraaaaaaa
213 Pengumuman karya Baru
Episodes

Updated 213 Episodes

1
Mencari Pekerjaan
2
Interview
3
Flashback
4
Preman Pasar
5
UZZA
6
Anak Asuh Nai
7
SATRIA
8
Lina
9
Keramaian di Pagi Hari
10
Hah?! Asisten Pribadi?
11
Cewek B*kasan
12
Novia
13
YURA
14
Tentang Naina
15
MAYA
16
Rencana Pindah ke Indonesia
17
Masih tentang Maya
18
Kebahagiaan Rania
19
Kecemburuan Ken
20
Kelebihan Yura
21
Mulut Ember Sintya
22
Wajah Naina yang Tersebar
23
Ken Membawa Naina
24
Di Kadalin Buaya?
25
Menyusul ke Indonesia
26
Keterkejutan Mama Kinan
27
Restu Kinan
28
Rencana Melamar
29
Penyerangan
30
Part 31
31
Ketakutan Bunda Ros
32
Hukuman dan Hadiah Sintya
33
Hampir
34
Meminta Restu
35
Kebenaran yang Terungkap
36
Kaharuan di malam itu
37
Restu Reinhard
38
Undangan?
39
Belinda
40
Masih tentang Belinda
41
Ulang Tahun Nicholas
42
Terasa Hangat
43
Part 44
44
Ternyata Rania...
45
Reksa dan Linda
46
Lagi-lagi Penyerangan
47
Luapan Amarah Sintya
48
Reksa, Linda dan Nicholas
49
Mantan Suami Ros
50
Part 51
51
Kegaduhan di Kelas
52
Endah....
53
Kekecewaan Rudolf
54
Hukuman untuk Novia
55
Alasan Nurul
56
Permohonan maaf Miftah
57
Maafkan aku
58
Keterkejutan Steven dan Barbara
59
Endah vs Nurul
60
Pernyataan
61
Pernyataan 2
62
Kekesalan Naina
63
Pram
64
Serangan
65
Pertarungan
66
Meminta Restu
67
Penyataan Dadakan
68
Mini Market
69
Mini Market 2
70
Rumah Dus
71
Membantu Ari
72
Rumah Sakit
73
Pulang ke Mansion
74
Ternyata
75
Rencana
76
Ema dan Fajar
77
Tertembak
78
Ricuh
79
Kondisi Ken dan Ari
80
ICU
81
Memulai penyembuhan Ari
82
Siuman
83
Part 84
84
Part 85
85
Trauma Ari
86
Kekhawatiran semua orang
87
Gerak Cepat
88
Terbawa Mimpi
89
Melamar
90
Alhamdulillah
91
Tentang Sari
92
Masih tentang Sari
93
Tragedi
94
Markas Tersembunyi
95
Cerita saat Kejadian
96
Fakta lain Nai
97
O oowww... Ketahuan
98
Akhirnya
99
Ke uwuan Ken dan Naina
100
Penantian Berbuah Manis
101
Merestui dan Penyerangan
102
Kenyataan yang Mengejutkan
103
Mentari
104
Mentari 2
105
Mentari 3
106
Ketakutan Sinar
107
Detik-detik Terkuaknya Rahasia Besar
108
Flashback 1
109
Flashback 2
110
Kencan
111
COPET ga tau waktu
112
Bertemu Ayah Ezra dan Ayah Calvin
113
Part 114
114
Fitting
115
Perlawanan Cici
116
Rencana Naina dan Ken
117
Lagi-lagi bertemu
118
Kumpul Riweh
119
Masalah Bulan
120
Pertolongan Naina
121
Kemarahan Naina
122
Amukan Naina
123
Penyelesaian
124
Penyelesaian 2
125
Part 126
126
Ikatan Bathin Naina dan Yura
127
The Day
128
Sungkeman
129
Rencana Honeymoon
130
Malam Pertama
131
Mulai Magang
132
Oo.. Ternyata begitu
133
Rencana Naina
134
Show time
135
Akhir dari para Pengkhianat
136
Pengakuan
137
Hahhh... masalah baru
138
Apa?!
139
Merasa Di Abaikan
140
Aryo Wiguna
141
Masa Lalu Sofia dan Satria
142
Masih FLASHBACK
143
Keterkejutan Satria
144
Part 145
145
Hamil??????
146
Rencana kejutan untuk Ken
147
Kejutan
148
Pertemuan
149
Terbongkarnya Rahasia Besar Kiara
150
Part 151
151
Hukuman untuk Kiara dan Aryo
152
Part 153
153
Ken yang Berubah
154
Dunia Selebar Daun-Daunan
155
Seperti itu....
156
Salah satu kebaikan Nai
157
Awal Pendekatan
158
Menerima Tantangan
159
Keluarga Niken
160
Duel
161
Lamaran
162
Alhamdulillah
163
Dua Pernyataan
164
Ngidam
165
Angkringan
166
Baku Hantam
167
Perubahan Hormon
168
Kegesrekan para Orang Tua
169
Meminta Ijin
170
KUA
171
Rencana Resepsi
172
Lamaran di Luar Rencana
173
3 Pelaminan
174
Sedikit masa lalu Damian
175
Kebahagiaan
176
Ngidam Naina
177
Naina Pingsan
178
Drama
179
Flashback
180
Hadiah Mobil
181
Kehancuran Atmadja
182
Hukuman Felicia
183
Rencana ke Rusia
184
Langit dan Senja
185
Langit dan Senja 2
186
Rusia
187
Segerombolan Penjahat
188
Cici & Sam
189
Rencana Melamar Cici
190
Luapan Hati Cici
191
Pernyataan Cinta
192
Yura yang Dewasa
193
Hari Penuh Senyuman
194
Alasan Sakit Bunda Ros
195
Kekhawatiran Naina
196
Akhirnya Naina Tahu
197
Kedatangan Tio
198
Akhir dari Tio
199
Kesedihan Yura
200
Pertemuan Yura dan sang Ibu
201
Mendadak melamar
202
Kedatangan Biang Rusuh
203
Rencana 7 bulanan
204
Tujuh Bulanan
205
Banci Kaleng
206
Mood Ken Anjlok
207
Lamaran Tak Terduga
208
Lamaran lagi??
209
Pertanyaan Sari yang di luar Nurul
210
Detik-detik Kesayangan Lahir
211
End
212
Bewaraaaaaaa
213
Pengumuman karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!