UZZA

BRUAAKK

Tubuh preman itu, Naina banting ke arah peti bekas buah-buahan yang ada di samping warteg. Sampai si peti, hancur berantakan.

Naina menepuk kedua telapak tangannya, lalu melipat kedua tangannya di depan dada.

"Rupanya kalian masih berani memungut bayaran di sini, HAH?!" teriak Naina menggelegar

Preman yang lain langsung berlutut di depan Naina, seraya mengangkat kedua tangannya yang terkepal ke atas.

"Ma-maafkan kami, UZZA," ucap salah satu preman.

"U-UZZA," ucap si preman yang baru saja dibanting Naina.

Dua tahun lalu....

Naina mendapatkan julukan UZZA yang berarti YANG TERKUAT, nama itu berawal dari seorang kakek keturunan Arab yang memanggil Naina dengan sebutan nama tersebut dimana setelah Naina mengalahkan para preman dan ketuanya yang berjumlah belasan orang, hanya seorang diri. Ingat, HANYA SEORANG DIRI😌

Saat itu, Naina yang masih duduk di bangku kelas 3 SMP, ia pulang sekolah hendak mencari alat untuk tugas sekolahnya, dan ia tak sengaja melihat ada sekumpulan anak-anak jalanan yang tengah di pukuli oleh orang yang mengaku bila ia adalah ketua preman.

Anak itu di pukuli karena tak membawa uang untuk ia setorkan. Ketua preman yang memang tidak mau menerima alasan apapun, langsung menendang dan memukuli anak tersebut.

Naina yang memang dasarnya berhati lembut, sangat membenci melihat aksi tersebut terjadi tepat di depan matanya.

Tanpa babibu, Naina berlari dan langsung menendang ketua preman itu dari samping sampai orang itu pun jatuh tersungkur ke arah samping.

"Br*ngsek!" teriak ketua preman itu. Seperti biasa, tak ada raut takut di wajah Naina, ia malah balik menatap preman tersebut.

"Berani-beraninya bocah ingusan kaya lo ngelawan gue, hah?!" ucapnya lagi, preman itu berusaha untuk berdiri.

Bukannya menangis ketakutan, Naina malah menyeringai. Ia melakukan peregangan pada jari jemari dan lehernya, ia melepaskan tas gendongnya dan di lemparkan dengan asal, lalu memasang kuda-kuda.

"Ayo maju, jangan banyak omong," tantang Naina yang mengangkat kedua tangannya ke depa dadanya.

Ketua preman yang di tantang bocah ingusan merasa kehilangan muka, ia langsung maju menyerang Naina. Karena ketua preman itu menyerang dengan perasaan marah yang membuncah, sehingga membuat suatu keuntungan untuk Naina.

Naina hanya sedikit menggeser tubuhnya ke samping, sehingga membuat ketua preman itu kembali jatuh tersungkur. Anak buah preman tak terima, mereka langsung maju bersamaan menyerang Naina. Namun dengan gerakan lembut, tetapi mengeluarkan kekuatan yang bukan main-main di setiap hentakan dan pukulan. Sehingga membuat para preman itu kewalahan dan juga berkali-kali mendapatkan pukulan dan tendangan dari Naina, kini para preman jatuh kesakitan.

Naina menegakkan tubuhnya dan berbalik, tepat si ketua preman mengayunkan pukulan. Namun lagi-lagi dengan mudahnya Naina menangkap tangan tersebut, ia memelintir tangan ketua preman dan sekali ayunan. Tubuh itu terbanting dengan kerasnya, ke atas tanah.

"Bagaimana? Masih berani berulah di daerah sini?" tanya Naina, ketua preman kini berlutut di ikuti yang lainnya.

"Angkat kedua tangan kalian ke atas, jawab pertanyaanku!" bentak Naina.

"Ti-tidak, Nona," jawab ketua preman.

"Aku akan sering ke sini dan mengawasi anak-anak langsung. Bila sampai aku mendengar aduan mengenai hal ini lagi, kalian akan tau akibatnya," ancam Naina.

"Ti-tidak akan terulang, Nona. Kami janji," jawab si ketua, Naina menghembuskan nafasnya lega. Ia lalu meminta mereka semua untuk berdiri dan Naina menundukkan tubuhnya.

"Maaf, maaf sudah menyakiti kalian. Aku tidak bermaksud melakukannya, maaf. Tapi, coba kalian balik posisinya. Seandainya yang di tendang dan di pukuli seperti tadi adalah anak, adik atau salah satu keluarga paman sekalian, apa yang akan paman-paman rasakan? Yakin, paman sekalian akan diam saja bila melihat orang yang paman kasihi terluka? Yakin paman akan bersorak sorai bergembira, bila melihat orang yang paman sekalian sayangi dianiaya?" tanya Naina yang menyadarkan para preman tersebut.

Para preman menunduk malu, mereka membenarkan ucapan Naina. Bila anggota keluarganya yang di perlakukan seperti ini, pasti akan mengamuk.

"Kamu benar, maafkan aku. Maafkan kami nak," ucap si ketua preman pada anak yang tadi ia aniaya.

Anak yang di perlakukan kasar pun mengangguk dengan memegang bagian tubuh yang terluka.

"Aku tak menyangka akan di kalahkan oleh gadis ingusan seperti mu, hahaha. Tapi, terimakasih karena telah menyadarkan aku. Panggil aku Rambo. Bila kamu membutuhkan bantuan kami, panggil saja kami. Jangan sungkan," ucap ketua preman tersebut

Naina mengembangkan senyumannya, yang mana membuat semua orang terpana.

"Baik, kedepannya aku takkan sungkan bila membutuhkan bantuan paman Rambo," ucap Naina.

"Bagus, kalau begitu akan membawa anak ini ke klinik terdekat," ucap paman Rambo, ia langsung menggendong anak yang ia perlakukan tidak baik, begitu juga anak buah Rambo membawa anak lainnya.

Dan di saat itu juga, ada seorang kakek bersorban. Terlihat bila ia keturunan Arab, ia pun mendekati Naina dan sedikit menundukkan kepalanya. Lalu, ia memanggil Naina UZZA sang Dewi Perang. Maka dari itu sekarang daerah ini di pegang oleh Naina, ia meminta Ilham yang usianya di atas Naina 8 tahun untuk mengajari anak-anak jalanan.

Kembali kemasa saat ini...

"U-UZZA," ucap si preman yang baru saja di banting Naina.

"Kenapa? Masih mau bertarung denganku?" tanya Naina. Preman itu menggelengkan kepalanya.

"Pergilah, sebelum aku memanggil paman Rambo," ucapnya lagi.

Preman yang lain langsung melangkah maju dan membantu preman baru itu untuk berdiri dan memapahnya untuk pergi dari tempat itu.

"Neng Uzza, ini pesanannya," ucap bu Kom, menyadarkan Naina.

"Eh, iya... Berapa total semuanya, Bu Kom?" tanya Naina.

"Enam ratus rebu, Neng," jawab bu Kom,

Naina menyodorkan uang tersebut. Dengan senang hati bu Kom menerima uang tersebut.

"Alhamdulillah. Makasih ya, Neng," ucapnya.

"Saya yang terimakasih, Bu Kom. Kalau gitu Naina pamit ya, Bu. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam," jawab bu Kom. Ia masih diam berdiri memperhatikan Naina sampai tak terlihat lagi.

"Saya ngga nyangka, kalo gadis mungil itu mempunyai tenaga yang luar biasa besar. Bahkan mungkin melebihi tenaga 5 orang dewasa," ucap salah satu pelanggan bu Kom.

"Kaya Samson ya cuy.."

"Ho'oh... Kalau si Neng Naina mau mah sama saya di jodohkan sama anak saya."

"Jangan mimpi ketinggian, Kang. Saya yakin jodohnya pasti orang hebat alias bukan orang sembarangan. Karena neng Uzza bukan hanya cantik fisik melainkan cantik sampai ke hatinya."

"Aamiin, semoga Allah mengijabah ucapan kamu Man," ucap bu Kom tersenyum.

.

.

Setelah berpamitan, Naina pun berniat untuk menemui anak-anak jalanan serta bang Ilham.

"Assalamu'alaikum, Kang," Naina mengucapkan salam pada Ilham yang sedang merapihkan buku bacaan dan buku tulis yang akan di pakai anak-anak jalanan sebentar lagi.

"Wa'alaikum salam. Ya Allah, Nai. Kemana aja kamu hampir 2 minggu ga kesini? Anak-anak nyariin Uzza-nya, setiap hari," jawab Ilham.

"Hehehe, maaf Kang. Nai sibuk nyari kerja dan Alhamdulillah hari ini keterima, makanya Nai datang bawa ini buat makan siang bareng," jawab Naina tersenyum pepsodent, Ilham hanya menghembuskan nafasnya pelan.

"Ngapain nyari kerja, sedangkan uang kamu aja udah banyak," ucap Ilham.

"Ehhh... ari kang Ilham, kan bunda mah ga tau. Nanti malah mikir yang nggak-nggak gimana sama Nai? Ga kerja ko bisa kasih uang tiap bulan? Hayooo... Nanti malah di kira Naina nuyul, hahaha," jawab Naina tertawa geli dengan ucapannya sendiri.

"Iya iya, si paling berbakti. Semoga Allah selalu memberikan kamu perlindungan dan kesehatan Nai. Sudah waktunya kamu membahagiakan diri sendiri," ucap Ilham.

"Gampang itu mah. Bahagia Nai adalah bahagianya orang-orang terdekat, Nai," jawab Nai.

"Teh Mae mana?" tanya Nai mengalihkan pembicaraan. Ia menanyakan wanita yang baru 3 bulan di nikahi Ilham.

"Teh Mae nemenin ibu akang ke klinik, buat cek rutin," jawab Ilham.

"Ibu sehat kan, Kang? Kalau butuh apa-apa, jangan sungkan minta sama Nai."

"Alhamdulillah, sekarang ibu udah lebih baik dari sebelumnya. Semua atas bantuan kamu Nai, entah apa yang akan terjadi sama ibu bila akang ngga ketemu kamu, Nai," jawab Ilham.

"Semua pertolongan datangnya dari Allah, Kang. Nai hanya sebagai perantara," ucap Naina.

'Ya Allah, hamba benar-benar bersyukur dengan kehadiran gadis yang sudah aku anggap adik ini. Berikan ia kebahagiaan lahir batin, dunia akhirat. Aamiin,' gumam Ilham dalam hati.

...****************...

Mood nya lagi bagus.... jadi aku kasih double!!

Besok mah nggak kayanya, mau nyari si Ilham dulu.

Di cariin, ternyata ngajar anak-anak nya Naina😆😆

......HAPPY READING ALL💞💞💞......

Terpopuler

Comments

Lina Suwanti

Lina Suwanti

Mak,,jd penasaran sm Naina🤔

2024-04-20

1

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusceria

2024-03-30

1

Nur Hayati

Nur Hayati

pinter, kuat.. dan pastinya Sholehah🥰

2024-03-24

1

lihat semua
Episodes
1 Mencari Pekerjaan
2 Interview
3 Flashback
4 Preman Pasar
5 UZZA
6 Anak Asuh Nai
7 SATRIA
8 Lina
9 Keramaian di Pagi Hari
10 Hah?! Asisten Pribadi?
11 Cewek B*kasan
12 Novia
13 YURA
14 Tentang Naina
15 MAYA
16 Rencana Pindah ke Indonesia
17 Masih tentang Maya
18 Kebahagiaan Rania
19 Kecemburuan Ken
20 Kelebihan Yura
21 Mulut Ember Sintya
22 Wajah Naina yang Tersebar
23 Ken Membawa Naina
24 Di Kadalin Buaya?
25 Menyusul ke Indonesia
26 Keterkejutan Mama Kinan
27 Restu Kinan
28 Rencana Melamar
29 Penyerangan
30 Part 31
31 Ketakutan Bunda Ros
32 Hukuman dan Hadiah Sintya
33 Hampir
34 Meminta Restu
35 Kebenaran yang Terungkap
36 Kaharuan di malam itu
37 Restu Reinhard
38 Undangan?
39 Belinda
40 Masih tentang Belinda
41 Ulang Tahun Nicholas
42 Terasa Hangat
43 Part 44
44 Ternyata Rania...
45 Reksa dan Linda
46 Lagi-lagi Penyerangan
47 Luapan Amarah Sintya
48 Reksa, Linda dan Nicholas
49 Mantan Suami Ros
50 Part 51
51 Kegaduhan di Kelas
52 Endah....
53 Kekecewaan Rudolf
54 Hukuman untuk Novia
55 Alasan Nurul
56 Permohonan maaf Miftah
57 Maafkan aku
58 Keterkejutan Steven dan Barbara
59 Endah vs Nurul
60 Pernyataan
61 Pernyataan 2
62 Kekesalan Naina
63 Pram
64 Serangan
65 Pertarungan
66 Meminta Restu
67 Penyataan Dadakan
68 Mini Market
69 Mini Market 2
70 Rumah Dus
71 Membantu Ari
72 Rumah Sakit
73 Pulang ke Mansion
74 Ternyata
75 Rencana
76 Ema dan Fajar
77 Tertembak
78 Ricuh
79 Kondisi Ken dan Ari
80 ICU
81 Memulai penyembuhan Ari
82 Siuman
83 Part 84
84 Part 85
85 Trauma Ari
86 Kekhawatiran semua orang
87 Gerak Cepat
88 Terbawa Mimpi
89 Melamar
90 Alhamdulillah
91 Tentang Sari
92 Masih tentang Sari
93 Tragedi
94 Markas Tersembunyi
95 Cerita saat Kejadian
96 Fakta lain Nai
97 O oowww... Ketahuan
98 Akhirnya
99 Ke uwuan Ken dan Naina
100 Penantian Berbuah Manis
101 Merestui dan Penyerangan
102 Kenyataan yang Mengejutkan
103 Mentari
104 Mentari 2
105 Mentari 3
106 Ketakutan Sinar
107 Detik-detik Terkuaknya Rahasia Besar
108 Flashback 1
109 Flashback 2
110 Kencan
111 COPET ga tau waktu
112 Bertemu Ayah Ezra dan Ayah Calvin
113 Part 114
114 Fitting
115 Perlawanan Cici
116 Rencana Naina dan Ken
117 Lagi-lagi bertemu
118 Kumpul Riweh
119 Masalah Bulan
120 Pertolongan Naina
121 Kemarahan Naina
122 Amukan Naina
123 Penyelesaian
124 Penyelesaian 2
125 Part 126
126 Ikatan Bathin Naina dan Yura
127 The Day
128 Sungkeman
129 Rencana Honeymoon
130 Malam Pertama
131 Mulai Magang
132 Oo.. Ternyata begitu
133 Rencana Naina
134 Show time
135 Akhir dari para Pengkhianat
136 Pengakuan
137 Hahhh... masalah baru
138 Apa?!
139 Merasa Di Abaikan
140 Aryo Wiguna
141 Masa Lalu Sofia dan Satria
142 Masih FLASHBACK
143 Keterkejutan Satria
144 Part 145
145 Hamil??????
146 Rencana kejutan untuk Ken
147 Kejutan
148 Pertemuan
149 Terbongkarnya Rahasia Besar Kiara
150 Part 151
151 Hukuman untuk Kiara dan Aryo
152 Part 153
153 Ken yang Berubah
154 Dunia Selebar Daun-Daunan
155 Seperti itu....
156 Salah satu kebaikan Nai
157 Awal Pendekatan
158 Menerima Tantangan
159 Keluarga Niken
160 Duel
161 Lamaran
162 Alhamdulillah
163 Dua Pernyataan
164 Ngidam
165 Angkringan
166 Baku Hantam
167 Perubahan Hormon
168 Kegesrekan para Orang Tua
169 Meminta Ijin
170 KUA
171 Rencana Resepsi
172 Lamaran di Luar Rencana
173 3 Pelaminan
174 Sedikit masa lalu Damian
175 Kebahagiaan
176 Ngidam Naina
177 Naina Pingsan
178 Drama
179 Flashback
180 Hadiah Mobil
181 Kehancuran Atmadja
182 Hukuman Felicia
183 Rencana ke Rusia
184 Langit dan Senja
185 Langit dan Senja 2
186 Rusia
187 Segerombolan Penjahat
188 Cici & Sam
189 Rencana Melamar Cici
190 Luapan Hati Cici
191 Pernyataan Cinta
192 Yura yang Dewasa
193 Hari Penuh Senyuman
194 Alasan Sakit Bunda Ros
195 Kekhawatiran Naina
196 Akhirnya Naina Tahu
197 Kedatangan Tio
198 Akhir dari Tio
199 Kesedihan Yura
200 Pertemuan Yura dan sang Ibu
201 Mendadak melamar
202 Kedatangan Biang Rusuh
203 Rencana 7 bulanan
204 Tujuh Bulanan
205 Banci Kaleng
206 Mood Ken Anjlok
207 Lamaran Tak Terduga
208 Lamaran lagi??
209 Pertanyaan Sari yang di luar Nurul
210 Detik-detik Kesayangan Lahir
211 End
212 Bewaraaaaaaa
213 Pengumuman karya Baru
Episodes

Updated 213 Episodes

1
Mencari Pekerjaan
2
Interview
3
Flashback
4
Preman Pasar
5
UZZA
6
Anak Asuh Nai
7
SATRIA
8
Lina
9
Keramaian di Pagi Hari
10
Hah?! Asisten Pribadi?
11
Cewek B*kasan
12
Novia
13
YURA
14
Tentang Naina
15
MAYA
16
Rencana Pindah ke Indonesia
17
Masih tentang Maya
18
Kebahagiaan Rania
19
Kecemburuan Ken
20
Kelebihan Yura
21
Mulut Ember Sintya
22
Wajah Naina yang Tersebar
23
Ken Membawa Naina
24
Di Kadalin Buaya?
25
Menyusul ke Indonesia
26
Keterkejutan Mama Kinan
27
Restu Kinan
28
Rencana Melamar
29
Penyerangan
30
Part 31
31
Ketakutan Bunda Ros
32
Hukuman dan Hadiah Sintya
33
Hampir
34
Meminta Restu
35
Kebenaran yang Terungkap
36
Kaharuan di malam itu
37
Restu Reinhard
38
Undangan?
39
Belinda
40
Masih tentang Belinda
41
Ulang Tahun Nicholas
42
Terasa Hangat
43
Part 44
44
Ternyata Rania...
45
Reksa dan Linda
46
Lagi-lagi Penyerangan
47
Luapan Amarah Sintya
48
Reksa, Linda dan Nicholas
49
Mantan Suami Ros
50
Part 51
51
Kegaduhan di Kelas
52
Endah....
53
Kekecewaan Rudolf
54
Hukuman untuk Novia
55
Alasan Nurul
56
Permohonan maaf Miftah
57
Maafkan aku
58
Keterkejutan Steven dan Barbara
59
Endah vs Nurul
60
Pernyataan
61
Pernyataan 2
62
Kekesalan Naina
63
Pram
64
Serangan
65
Pertarungan
66
Meminta Restu
67
Penyataan Dadakan
68
Mini Market
69
Mini Market 2
70
Rumah Dus
71
Membantu Ari
72
Rumah Sakit
73
Pulang ke Mansion
74
Ternyata
75
Rencana
76
Ema dan Fajar
77
Tertembak
78
Ricuh
79
Kondisi Ken dan Ari
80
ICU
81
Memulai penyembuhan Ari
82
Siuman
83
Part 84
84
Part 85
85
Trauma Ari
86
Kekhawatiran semua orang
87
Gerak Cepat
88
Terbawa Mimpi
89
Melamar
90
Alhamdulillah
91
Tentang Sari
92
Masih tentang Sari
93
Tragedi
94
Markas Tersembunyi
95
Cerita saat Kejadian
96
Fakta lain Nai
97
O oowww... Ketahuan
98
Akhirnya
99
Ke uwuan Ken dan Naina
100
Penantian Berbuah Manis
101
Merestui dan Penyerangan
102
Kenyataan yang Mengejutkan
103
Mentari
104
Mentari 2
105
Mentari 3
106
Ketakutan Sinar
107
Detik-detik Terkuaknya Rahasia Besar
108
Flashback 1
109
Flashback 2
110
Kencan
111
COPET ga tau waktu
112
Bertemu Ayah Ezra dan Ayah Calvin
113
Part 114
114
Fitting
115
Perlawanan Cici
116
Rencana Naina dan Ken
117
Lagi-lagi bertemu
118
Kumpul Riweh
119
Masalah Bulan
120
Pertolongan Naina
121
Kemarahan Naina
122
Amukan Naina
123
Penyelesaian
124
Penyelesaian 2
125
Part 126
126
Ikatan Bathin Naina dan Yura
127
The Day
128
Sungkeman
129
Rencana Honeymoon
130
Malam Pertama
131
Mulai Magang
132
Oo.. Ternyata begitu
133
Rencana Naina
134
Show time
135
Akhir dari para Pengkhianat
136
Pengakuan
137
Hahhh... masalah baru
138
Apa?!
139
Merasa Di Abaikan
140
Aryo Wiguna
141
Masa Lalu Sofia dan Satria
142
Masih FLASHBACK
143
Keterkejutan Satria
144
Part 145
145
Hamil??????
146
Rencana kejutan untuk Ken
147
Kejutan
148
Pertemuan
149
Terbongkarnya Rahasia Besar Kiara
150
Part 151
151
Hukuman untuk Kiara dan Aryo
152
Part 153
153
Ken yang Berubah
154
Dunia Selebar Daun-Daunan
155
Seperti itu....
156
Salah satu kebaikan Nai
157
Awal Pendekatan
158
Menerima Tantangan
159
Keluarga Niken
160
Duel
161
Lamaran
162
Alhamdulillah
163
Dua Pernyataan
164
Ngidam
165
Angkringan
166
Baku Hantam
167
Perubahan Hormon
168
Kegesrekan para Orang Tua
169
Meminta Ijin
170
KUA
171
Rencana Resepsi
172
Lamaran di Luar Rencana
173
3 Pelaminan
174
Sedikit masa lalu Damian
175
Kebahagiaan
176
Ngidam Naina
177
Naina Pingsan
178
Drama
179
Flashback
180
Hadiah Mobil
181
Kehancuran Atmadja
182
Hukuman Felicia
183
Rencana ke Rusia
184
Langit dan Senja
185
Langit dan Senja 2
186
Rusia
187
Segerombolan Penjahat
188
Cici & Sam
189
Rencana Melamar Cici
190
Luapan Hati Cici
191
Pernyataan Cinta
192
Yura yang Dewasa
193
Hari Penuh Senyuman
194
Alasan Sakit Bunda Ros
195
Kekhawatiran Naina
196
Akhirnya Naina Tahu
197
Kedatangan Tio
198
Akhir dari Tio
199
Kesedihan Yura
200
Pertemuan Yura dan sang Ibu
201
Mendadak melamar
202
Kedatangan Biang Rusuh
203
Rencana 7 bulanan
204
Tujuh Bulanan
205
Banci Kaleng
206
Mood Ken Anjlok
207
Lamaran Tak Terduga
208
Lamaran lagi??
209
Pertanyaan Sari yang di luar Nurul
210
Detik-detik Kesayangan Lahir
211
End
212
Bewaraaaaaaa
213
Pengumuman karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!