Misi Menolong Vina

"Aku harus mencarinya kemana?" Dave memegang dadanya yang terasa sedikit sesak.

[Tuan bisa menggunakan jasa sistem untuk mencari keberadaan Vina, tapi tidak gratis.]

Dave menghela nafas, dia terpaksa mengiyakan saja. "Ya sudah cepat lacak keberadaan Vina!"

[Sebentar Tuan, belajarlah bersabar menunggu!]

Cincin tersebut lama sekali meloading, mungkin ada sekitar 10 menitan.

"Jadi dimana dia?" Dave sudah tidak sabar menunggu.

[Vina sekarang berada di sebuh gedung tua, tak jauh dari hotel Tirta, Tuan.]

[Dana akan dikurangi secara otomatis atas jasa melacak target, 5000.000.]

[Nama: Dave Aliando

Usia: 29 tahun

Baterai kekuatan fisik : 50%

Ketampanan: 80

Pesona: 80

Dana: 100.000.000.]

Dave mendengus kesal, "Mahal amat 5 juta?" protesnya.

[Sudah menjadi ketentuan sistem, Tuan.]

Dave pasrah saja, dia harus segera menolong Vina, karena belum memiliki kendaraan, Dave terpaksa harus naik taksi kesana.

[Ongkos 100.000 telah dikurangi secara otomatis.]

[Nama: Dave Aliando

Usia: 29 tahun

Baterai kekuatan fisik : 50%

Ketampanan: 80

Pesona: 80

Dana: 99.900.000

Level: 0.]

...****************...

Ternyata apa yang dikatakan sistem memang benar, saat ini Vina sedang di culik oleh seorang psikopat.

Psikopat itu bernama Rizal.

Rizal begitu tergila-gila pada Vina, dia sudah beberapa kali menyatakan perasaan pada Vina, namun Vina selalu saja menolak cintanya. Membuat Rizal sangat geram.

"Tolong!"

"Tolong aku!"

Vina berusaha untuk terus berteriak meminta tolong, saat ini dia sedang duduk di sebuah kursi dengan keadaan kaki dan tangannya diikat oleh sebuah tali.

Rizal malah tertawa, "Hahaha... tidak akan ada yang mau mendengar teriakan kamu, Vina. Di tempat ini sangat sepi, hanya ada kita berdua."

Vina menatap tajam pada Rizal, "Kenapa kamu menculik aku? Kamu maunya apa?"

"Karena aku kesal, aku melihat kamu makan siang bersama pria lain. Kamu tidak boleh dekat-dekat dengan pria lain, Vina. Kamu hanyalah mililku."

"Dasar psikopat, aku tidak akan sudi menjadi milikmu!"

Rizal membelai wajah cantik Vina, "Jangan memancing amarahku! Aku tidak akan membiarkan siapapun merebut kamu dariku!"

Rizal mencondongkan wajahnya untuk mencium bibir Vina.

Cuihh...

Vina meludahi wajah Rizal, dia tidak terima jika harus berciuman dengan Rizal.

Rizal menegakkan badannya kembali, dia membersihkan wajahnya dengan tangan. Vina sudah memancing emosinya, "Kamu membuat aku marah, Vina!"

Rizal melayangkan tangannya untuk menampar Vina.

Vina langsung menundukkan kepalanya dan memejamkan matanya, dia sangat ketakutan sekali.

Rizal kaget tiba-tiba ada yang menahan tangannya.

Siapa lagi kalau bukan Dave.

"Siapa kamu? Jangan ikut campur urusan kami, atau kamu mau aku bunuh?" bentak Rizal.

Vina mendongakkan kepalanya, membuka matanya lebar-lebar. Vina membulatkan mata saat melihat Dave yang sedang menahan tangan Rizal.

Untuk kedua kalinya Dave sudah menolongnya.

Astaga, cowok tampan itu lagi._ kata hati Vina.

"Aku Dave Aliando, aku tidak akan membiarkan kamu menyakitinya." jawab Dave dengan penuh karisma.

Rizal segera menyerang Dave, dengan sigap Dave menahan sebuah bogem yang hampir saja melukai wajah tampannya, dia menendang perut Rizal, lalu memberikan pukulan keras ke wajah Rizal.

"Arrrggghhh!" Rizal meringis memegang hidungnya yang berdarah.

Rizal tak mau menyerah, dia segera menyerang Dave kembali, Dave menendang lutut Rizal, lalu dia mengangkat tubuhnya, dan membantingkannya ke lantai.

"Arrrggghhh!" Rizal merasakan badannya remuk, dia tak berdaya untuk berdiri kembali.

Sementara Vina, dia menatap takjub pada Dave, dengan sekuat hati ingin menjaga jarak dari Dave, tidak ingin terpesona dengan ketampanannya, tapi hatinya tidak bisa berbohong, Dave memang begitu mempesona.

Vina tidak paham mengapa ada pria yang begitu sangat tampan seperti Dave di dunia ini.

[Tuan berhasil mengalahkan lawan, uang 100.000.000 telah terkirim ke rekening Tuan.]

[Nama: Dave Aliando

Usia: 29 tahun

Baterai kekuatan fisik : 30 %

Ketampanan: 85

Pesona: 90

Dana: 199.900.000.]

[Tuan semakin terlihat tampan dan mempesona.]

Berhubung suara sistem di cincin itu hanya Dave yang bisa mendengar, jadi Dave pura-pura biasa saja, padahal sebenarnya dia sangat tidak menyangka bisa memiliki uang sebanyak itu.

Dave membuka tali yang mengikat kaki dan tangan Vina. Dia menatap gadis cantik itu, "Kamu tidak apa-apa?"

Vina menggelengkan kepalanya, seandainya tidak ada Dave, entah bagaimana nasib dia nanti ditangan pria gila seperti Rizal.

Terdengar suara sirine mobil polisi, ternyata Dave sebelum tiba di gedung sudah menelpon polisi dengan menggunakan telepon umum. Karena handphone Dave hanyut di sebuah muara, tempat saat mayatnya dibuang.

"Kamu yang memanggil polisi?" tanya Vina pada Dave.

"Iya." jawab Dave sambil tersenyum.

Dave menginjak punggung Rizal yang berusaha keras untuk berdiri.

"Arrrggghhh, ampun bang. Lepaskan aku!" Rizal memohon ampun.

Dave tak menggubrisnya, dia harus menyerahkan Rizal ke polisi, agar tidak mengganggu Vina lagi.

Akhirnya ada empat polisi datang, mereka segera meringkus Rizal.

"Ampun, Pak. Jangan tangkap saya, Pak." Rizal berusaha untuk berontak.

Salah satu polisi memborgol tangan Rizal, "Saudara Rizal, anda kami tahan atas kasus penculikan terhadap saudari Vina."

Rizal pun dibawa pergi dengan secara paksa oleh para polisi tersebut. Kini hanya Dave dan Vina di dalam gedung.

Dave memegang dadanya yang terasa sesak, mungkin karena baterai kekuatan fisiknya semakin menurun.

Vina nampak malu-malu sekali, dia mengucapkan terimakasih pada Dave karena sudah menolongnya lagi. "Terimakasih, Dave. Kamu sudah menolong aku lagi."

Dave tersenyum manis, "Iya sama-sama."

Senyuman Dave hampir membuat Vina terhipnotis, sepertinya dia memiliki ketertarikan pada pria itu, namun dia masih mempertahankan gengsinya. "Emm... ya sudah, kalau begitu aku harus pergi. Aku harus kembali ke kantor, takut bos marah padaku."

Dave menganggukkan kepala, "Ya sudah, tapi aku boleh minta nomor kamu?"

"Buat apa?"

"Aku ingin bisa mengenal kamu lebih dekat." Dave tidak pandai dalam bermain kata, tapi dia berusaha untuk membuat Vina tertarik padanya.

Vina tak menjawab, hanya menatap ke arahnya, Dave jadi deg-degan apa Vina akan memberikan nomor ponselnya atau tidak padanya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***