Matahari menampakan diri nya setelah bulan memundurkan dirinya untuk beristirahat, kini keluarga Adam sudah berkumpul di meja makan untuk melakukan sarapan pagi.
Sudah Adam, Yesi dan Rafa yang ada dimeja makan tapi tidak ada yang bersuara apa pun dimeja makan setelah kemarin Adam dan Yesi dibuat malu oleh Rafa demi Sasa. Adam dan Yesi tidak ingin berbicara dengan Rafa.
"Pa, Ma aku berangkat dulu"
Adam maupun Yesi tidak menyahut mereka memilih meminggalkan Rafa yang tenga menatap kepergian orang tua nya dari hadapan nya.
"Selalu saja"
Rafa meninggalkan ruang makan dengan perasaan kesal dengan ke dua orang tua nya, yang tidak menghiraukan diri nya. Rafa masuk ke dalam mobil mewah nya yang hanya di gunakan untuk mengantar jemput Sasa.
Saat ingin melajukan mobil nya ponsel Rafa berdering, dia melihat nomor asisten pribadi nya menghubungi nya. "Hello"
.......
"Kamu sudah cek berkali kalikan??"
Rafa mematikan mesin mobil nya lalu dia turun dari mobil nya, dia masuk ke dalam rumah dan melihat kedua orang tuan nya duduk di sofa ruang keluarga.
Rafa mendekat ke arah adam dan Yesi yang sedang menonton acara Tv dengan buah di tangan Yesi.
"Pa"
Adam menoleh ke arah sumber suara dan melihat putra nya dengan pandangan bertanya kenapa dia balik ke rumah.
"Kenapa papa blok kartu aku???"
Adam tidak menjawab pertanyaan Rafa yang menurut nya tidak penting seharusnya dia paham dengan apa yang dilakukan kemarin.
"Pa, jangan diem aja dong"
Adam beranjak dari duduk nya melangka meninggalkan ruang keluarga, menyisakan Yesi yang ada diruang keluarga. Yesi selalu memanjakan Rafa sehingga membuat Rafa seenak nya.
"Ma, kenapa papa ngelakuin ini semua???"
Yesi hanya diam tidak memandang Rafa dia masih menatap layar lebar yang ada didepan nya dengan memakan buah yang ada di mangkuk yang ada di tangan nya.
"Ma, jangan diem aja lah Ma!!!"
"Kamu sudah membuat kita malu dan sekarang kamu masih bertanya kenapa!! Rafa Hendarso, kamu sadar gara gara kamu kami malu didepan keluarga terpandang" Pekik Yesi yang membaut Rafa terkejut karena selama ini Yesi tidak perna membentak nya.
"Ma"
"Asal kamu tau Rafa Hendarso, kami mendidik kamu itu untuk menjadi anak yang punya sopan santun, tata krama tapi kamu bertumbuh menjadi anak kurang ajar. Kamu meninggalkan pertemuan demi wanita sialan itu, wanita murahan itu"
"Maa!!!!!!!" Bentak Rafa dengan wajah memerah mantap Yesi
"Kamu boleh sekarang membentak mama Rafa, tapi saat nanti kamu terpuruk karena tau wanita sialan itu mengkhianati kamu, baru kamu datang ke Mama dan minta maaf karena sudah membentak Mama"
"Ma, tolong hargai Rafa Ma. Rafa mencintai Sasa dia wanita yang baik, hanya cara berpakaian nya yang salah Ma, dan wanita yang Mama jodoh kan belum tentu dia suci"
Plakkkk
Yesi menampar putra nya yang sudah melewati batasan nya, Yesi sangat marah terhadap putra satu satu nya yang sekarang ada didepan nya.
"Mama menampar Rafa demi wanita yang baru Mama kenal"
"Iyah, dan kamu membela dan membentak Mama demi Wanita sialan itu, Mama yang melahirkan kamu ke dunia, Mama yang memberikan kamu kekayaan selama ini, memanjakan kamu tapi ini balasan kamu Rafa"
"Ma bukan maksud Rafa membentak Mama, tapi kata kata Mama keterlaluan mengatakan Sasa sialan"
"Baik kalau begitu Rafa, mama tarik semua fasilitas yang kamu pakai, mama blok kartu yang mama kasih dan jangan injakkan kaki kamu di kantor mama dan papa Rafa Hendarso"
Rafa sangat terkejut dengan apa yang mama nya katakan, Yesi yang selalu memanjakan diri nya dengan kemewahan sekarang menari semua yang dia berikan.
"Ma jangan lakukan ini"
"Kamu takut wanita sialan itu meninggalkan kamu Raf??? Ayo kita lihat bagaimana Sasa itu bertahan saat kamu tak memiliki apa pun"
Dan saat Yesi menghentikan kata kata nya dering ponsel Rafa mengalikan mereka berdua, Rafa melihat siapa yang menghubungi nya, ternyata kekasih hati nya menghubunginya.
"Hello sayang"
..........
"Maaf sayang untuk saat ini aku enggak bisa menuruti kemauan kamu"
.........
"karena semua kartu aku di blok Mama dan Papa kau, jangankan itu semua fasilitas ku di jabut dan aku tidak lagi berkerja di kantor mama dan papa"
..........
"Sayang maaf yah"
"Kamu lihat itu Rafa Hendarso" Pekik Yesi memenuhi rumah mewa itu, pelayan dan penjaga yang mendengar teriakan itu sudah hafal kalau nyonya mereka sekarang marah besar.
Rafa meninggalkan ruang keluarga dan naik kelantai atas dimana kamar nya berada, dia sangat malu menghadapi Yesi karena apa yang Yesi katakan ada benar nya.
Meskipun mereka tidak putus tapi Sasa langsung mematikan sambungan telpon, Rafa yang memang membesar kan suara nya Yesi menjadi tau apa yang mereka bicarakan.
Rafa masuk ke dalam kamar nya mengunci pintu kamar berteriak bak orang gila dikamar nya. "Enggak mungkin Sasa kayak gitu, aku yakin ini tadi hanya kebetulan saja"
Rafa kembali menghubungi Sasa berkali kali tapi tidak diangkat oleh Sasa, sedangkan Sasa malah bersenang senang di apartemen nya bersama dengan dua laki laki, Sasa dengan bergelut dengan dua Pria.
Suara setan memenuhi kamar dilantai dua, bukan kamar Pribadi melainkan kamar yang hanya khusus untuk beradu dengan laki laki.
Masih pagi Sasa sudah dibolak balek seperti menggoreng ikan, Sasa menikmati semua dengan apa yang dua laki laki itu lakukan. Surah setan dan juga suara tubuh saling beradu terdengar sangat jelas.
Meninggalkan Sasa yang sedang dibolak balik seperti menggoreng ikan, beralih ke rumah mewah Zeufa yang sekarang sedang menikmati sarapan bersama Aisya dan putri semata wayang nya.
Sarapan mereka telat karena Aisya yang telat bangun, menjadikan dia harus memasak ke siangan. Mereka sarapan dengan obrolan ringan dari keluarga yang terdiri dari tiga orang.
"Mi, Pi aku mau ikut ke kantor Papi saja"
"Kenapa kamu berubah pikiran???"
"Hanya penasaran dengan pekerjaan Papi"
"Baik lah kamu nanti nya juga akan menggantikan Papi di sana jadi harus belajar dari bawa"
Setelah mereka Sarapan dengan apa yang Ara rencanakan yang akan mengikuti Zeufa Papi nya untuk pergi ke kantor.
Papi dan Anak itu berpamitan kepada Aisya yang mengantar mereka ke luar rumah, kebiasaan Aisya mengantar sampai luar saat Zeufa berangkat ke kantor.
"Mami baik baik di rumah yah, jangan lupa makan siang"
"Kamu tidak pulang nak???"
"Entahlah Mi lihat nanti saja, Kalau aku banyak yang tahu aku kan pulang dan makan siang bersama Mami"
"Baiklah anak solehah" Aisya mencium kening Ara dan setelah itu Ara mencium tangan Aisya sedangkan Aisya mencium tangan Zeufa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments