Bab 19 Pov Riki. (Kedatangan seseorang.)

Dan benar saja Sari datang, membuat semua orang yang berada di rumah menatap ke arah istriku. 

"Sari, itu kamu?"

Sari mendekat menghampiriku, dimana wanita itu memperlihatkan senyuman lebarnya. 

"Ngapain kamu datang ke rumah ini lagi, aku tak butuh menantu seperti kamu?"

 Perkataan ibu sedikit menyakitkan, " Bu, kenapa ibu malah berbicara seperti itu!"

Aku menimpal, membela istriku, dimana Ibu mendekat, " Ibu tak habis pikir dengan kamu Riki, bisa bisanya kamu membela wanita yang jelas jelas sudah tidak ada harga dirinya ini. Pergi meninggalkan kamu dan sekarang dia malah datang lagi tanpa rasa malu sedikitpun."

Sari kini menegakkan wajahnya, ia terlihat lebih tegar. 

Sedangkan aku berusaha mengajaknya untuk pulang ke kontrakan demi menghindari perdebatan. 

"Sari, sebaiknya kita pulang ke kontrakan. "

Sari malah menggubris ajakanku untuk pulang ke kontrakan, ia menunjukkan sebuah video yang membuat aku terkejut. 

"Ini."

Sari menatap ke arah wajahku, ia kini berucap, " Maafkan aku mas, sudah berburuk sangka padamu. Setelah melihat video ini sekarang aku tahu jika kamu tidak bersalah."

Puja tiba tiba melangkahkan kaki ke belakang, " Mau kemana kamu Puja?"

"Ee, aku. "

Sari kini menahan tangan Puja, " Mau pergi kemana kamu. "

"Lepaskan tangan kotormu itu."

Sari tersenyum tipis, ia begitu berbeda, sikapnya yang selalu terlihat lemah kini menjadi sedikit tegas. 

"Jadi kamu hamil anak siapa?" Pertanyaan istriku membuat  aku tak berpikir ke arah sana. 

Ibu kini menjadi sosok penyelamat untuk Puja. 

"Pake nanya lagi kamu Sari, jelas dalam perut Puja itu cucuku anak Riki!"

Sari tiba tiba saja tertawa, " anak Mas Riki? Bukannya di video ini sudah jelas, kalau Mas Riki tidak pernah melakukan hal yang tak pantas pada Puja?"

Ibu terlihat gelisah setelah Sari berani melawan, " Owh, jadi begini ya sikap asli kamu."

Sari terlihat tetap tenang, " disini Sari tidak menyuruh ibu untuk menilai sikap Sari yang sebenarnya. Tapi Sari ingin menjelaskan jika Mas Riki tidak pernah melakukan hal tidak baik pada Puja, yang ada Puja terlalu kecentilan. "

Aku melihat Puja seakan tak terima dengan perkataan Sari, ia menimpal, " jaga bicaramu, dasar lemah. "

Aku merangkul bahu istriku dan menjawab, " lemah, bukannya kamu yang lemah, selalu meminta perlindungan dari ibu."

"Riki, kenapa kamu malah membela Sari?"

"Karena dia istriku, bu!"

Perdebatan semakin memanas, " bu, sudahlah, mengaku saja, ini semua akal akalan ibu kan, menyuruh Puja berpura pura hamil?"

Ibu menundukkan wajah, aku melihat kedua tangan ibu mengepal, seperti menahan amarah karena ucapan dari Istriku. 

"Jaga mulut kamu Sari, aku tak pernah menyuruh Puja berpura pura hamil, memang Riki sudah, "

Saking kesalnya dengan ibu yang terus menyalahkan aku, anaknya sendiri membuat aku langsung memotong pembicaraan. 

"Sudah bu, cukup. Riki anak ibu, kenapa ibu selalu memfitnah Riki. Ibu seakan sengaja ingin membuat Riki dan Sari berpisah, sebenarnya ibu itu kenapa? Sari dan Puja sama sama wanita, tak ada bedanya."

Ibu berusaha berdiri, " tidak, Riki. Sari dan Puja berbeda, asal kamu tahu Sari wanita miskin yang kamu pungut di panti asuhan, berbeda dengan Puja anak orang kaya. Dan punya segalanya dia bisa mengangkat derajat keluarga kita menjadi orang terpandang."

Aku tak habis pikir dengan ibu, hanya karena kekayaan menjadikan ibu memandang rendah Sari.

"Yang mengangkat derajat seseorang bukan kekayaan bu."

"Lantas apa, hah. Apa?"

Tiba tiba saja, mulut ibu menganga, tangannya memegang dada, " Ah. "

Sari dengan sigap menahan tubuh ibu yang hampir terjatuh, " kita bawa ibu ke rumah sakit."

Puja hanya berdiri, ia terlihat syok melihat ibu tiba tiba mengalami serangan jantung. 

Aku dan Sari membawa ibu ke rumah sakit, berharap jika ibu masih bisa terselamatkan. 

"Ayo mas. "

Menatap sekilas ke arah Puja, wanita itu masih berdiri, ia menatap ke arah mobil. Tak ada pergerakan sedikitpun melihat ibu mengalami serangan jantung. Kenapa dengan dia, seperti ketakutan. 

Sari panik, ia menyuruhku untuk segera menjalankan mesin mobil, " Ayo mas. "

"Iya."

Membawa mobil dengan kecepatan tinggi, sampai akhirnya mobil sampai di rumah sakit. 

Ini yang kedua kalinya ibu mengalami hal ini, " mas, kamu harus tenang."

Mendengar suara istriku, membuat aku langsung memeluknya dengan begitu erat. 

"Aku rindu padamu. "

"Aku juga, mas."

"Oh ya, dari mana kamu  dapat video itu?"

Melepaskan pelukan istriku, membuat Sari kini menjawab, " dari sahabat kamu, mas!"

"Sahabat? Siapa?"

Tiba tiba sosok itu datang, mengejutkanku. " Hay, Riki, apa kabar. Sudah seminggu kamu tak masuk kerja."

"Farhan."

Lelaki yang bekerja bersamaku di kantor yang sama, kini memukul mukul bahu, " Gimana, sebuah kejutan bukan. "

"Kenapa kamu bisa dapat Video itu, dan berpikir untuk memberikan pada istriku?"

"Tentu saja aku bisa, saat fitnahan itu terjadi. Aku sudah mencurigai Anwar, dimana ia menjadi dalang semua rencana jahat Puja. Mengecek cctv, dari pertama kamu masuk ke dalam ruangan. Dengan susah payah, aku berusaha menyogok satpam dengan uang nominal yang lumayan cukup besar. Ya kamu tahu sendirikan, Anwar sudah membuat satpam itu diam karena dia  lebih dulu nyogok satpam itu dengan uang bernominal seratus ribu. Uang yang aku beri  pada satpam itu otomatis lebih gede dong, jadinya dia mau memberikan  bukti video itu. "

"Semudah itu?"

"Heh, Riki, dengan uang orang pasti mau melakukan apa saja!"

"Benar juga. "

Dokter kini keluar dari ruangan ibu, dimana dokter memberi tahu jika ibu mengalami struk.

"Struk."

Padahal ibu sangat menjaga pola makan," Mas, ayo kita lihat ibu."

Lamunanku membuyar saat Sari menyuruhku masuk ke dalam ruangan ibu. 

Perlahan melangkahkan kaki, ibu terlihat tak bisa bergerak, kakinya terlihat kaku. 

"Ibu."

"Ri-ki ib-u. Ke-na-pa." 

Aku mendengar ibu berusaha berbicara dimana sebelah tubuhnya tidak berfungsi. 

"Ibu yang sabar ya, saat ini ibu mengalami struk. "

"A-a-pa. Tid-ak mu-ng-ki-n. "

Ibu berusaha memberontak dengan tangan dan kaki kanan nya yang masih berfungsi. 

"Ibu tenang dulu, ibu masih bisa sembuh asal  rutin menjalankan terapi. "

Sari perlahan mendekat ke arah ibu, ia menangis, " Bu, yang kuat ya. "

Tak kusangka, ibu malah menarik rambut panjang istriku ia berusaha mengungkapkan kekesalannya. " S-em-ua ga-ra g-a-ra ka-mu. "

"Bu."

Aku berusaha melepaskan tangan kanan ibu yang menarik rambut istriku, " Bu, lepaskan. Bu, kasihan Sari. "

"Ti-da-k ak-an di-a p-ant-a-s me-n-dap-kan pe-la-jaran. "

"Bu, harusnya ibu sadar, Sari itu tak salah, yang salah itu ibu. "

Aku berusaha melepaskan tangan ibu dengan sekuat tenaga, sampai.

Episodes
1 Bab 1 Pov 1 Riki
2 Bab 2 Pov Riki (Sari masuk ke rumah sakit)
3 Bab 3 Pov Riki. (Berhijabnya Puja.)
4 Bab 4 Pov Riki. (Marahnya Riki pada Ibu.)
5 Bab 5 Pov Riki, ( Pujian ibu menyakitkan hati)
6 Bab 6 Pov Riki ( Sakit hati Riki.)
7 Bab 7 Pov Riki (Fitnah)
8 Bab 8 (Ibu masuk rumah sakit.)
9 Bab 9 Pov Riki. (Pergi dari rumah.)
10 Bab 10 Pov Riki. ( Kontrakan.)
11 Bab 11 Pov Riki (Puja semakin menjadi jadi)
12 Bab 12 Pov Riki ( Sari mulai percaya)
13 Bab 13 Pov Riki ( Ibu menyuruh.)
14 Bab 14 Pov Riki ( Menekan Sari)
15 Bab 15
16 Bab 16 Pov Riki ( Perginya Sari.)
17 Bab 17 Pov Riki. (Mengalami kejang kejang.)
18 Bab 18 Pov Riki. (Riri bikin masalah.)
19 Bab 19 Pov Riki. (Kedatangan seseorang.)
20 Bab 20 Pov Riki. (siapa dokter itu?)
21 21 Pov Riki (Cemburu)
22 22 Terkejut Pov Raka.
23 23 Menelepon. ( Pov Riki.)
24 Bab 24 (Pov Riki) Bi Asih mengundurkan diri
25 Bab 25 (Pov Riki) Ibu ingin Puja.
26 Bab 26 (Pov Raka.) Menolak makanan.
27 Bab 27 (Pov Riki.) Ibu muntah
28 Bab 28 (Pov Riki. ) Bekerja.
29 Bab 29 Pov Riki (Membawa Puja.)
30 Bab 30 Pov Riki, ( Mengerjai Puja. )
31 Bab 31 Pov Riki, (Pergi untuk yang terakhir. )
32 Bab 32 Pov Riki egois.
33 Bab 33 Pov Riki, ( Ucapan Riri.)
34 Bab 34 Pov Riki. ( memblokir nomor.)
35 Bab 35 Baju yang dipakai istriku (Pov Riki.)
36 Bab 36 (Pov Riki) Tega
37 Bab 37 Riri berulah (Pov Riki.)
38 Bab 38 Pov autor. ( Kesedihan sang ibunda. )
39 Bab 39 Pov Autor. ( Ada apa dengan Riri.)
40 Bab 40 Pov Autor. (Ada rasa sesal.)
41 Bab 41 kepergian sang kakak. ( Pov Autor)
42 Bab 42 Pov Autor. ( Karma pelahan datang.)
43 Bab 43 Pov Autor. ( Masalah bertubi tubi. )
44 Bab 44 Pov Autor. ( Semakin terpuruknya Sang ibunda.)
45 Bab 45 Pov Autor (Menunggu kepastian Daniel.)
46 Bab 46 Pov Autor. (di tipu.)
47 Bab 47 Menyesal,
48 Bab 48 Pov Autor ( Bantuan.)
49 Bab 49 Pov Autor ( kematian.)
50 Bab 50 Pov Autor. ( Riri ke kantor sang kakak.)
51 Bab 51 Pov Autor, (Memohon.)
52 Bab 52 pov autor. ( Menghilangkan rasa Ego.)
53 Bab 53 Pov Autor. (Nasib Riri.)
54 Bab 54 Pov Autor( Tenang.)
55 Bab 55
56 Bab 56 Pov Autor, ( Mengintik. Siapa itu?)
57 Bab 57
58 Bab 58 Pov Autor. (Merasa malu.)
59 Bab 59 Pov autor ( Menderitanya Puja.)
60 Bab 60
61 Bab 61 Pov Autor. ( Melepaskan demi bahagia.)
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74 pengumuman.
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1 Pov 1 Riki
2
Bab 2 Pov Riki (Sari masuk ke rumah sakit)
3
Bab 3 Pov Riki. (Berhijabnya Puja.)
4
Bab 4 Pov Riki. (Marahnya Riki pada Ibu.)
5
Bab 5 Pov Riki, ( Pujian ibu menyakitkan hati)
6
Bab 6 Pov Riki ( Sakit hati Riki.)
7
Bab 7 Pov Riki (Fitnah)
8
Bab 8 (Ibu masuk rumah sakit.)
9
Bab 9 Pov Riki. (Pergi dari rumah.)
10
Bab 10 Pov Riki. ( Kontrakan.)
11
Bab 11 Pov Riki (Puja semakin menjadi jadi)
12
Bab 12 Pov Riki ( Sari mulai percaya)
13
Bab 13 Pov Riki ( Ibu menyuruh.)
14
Bab 14 Pov Riki ( Menekan Sari)
15
Bab 15
16
Bab 16 Pov Riki ( Perginya Sari.)
17
Bab 17 Pov Riki. (Mengalami kejang kejang.)
18
Bab 18 Pov Riki. (Riri bikin masalah.)
19
Bab 19 Pov Riki. (Kedatangan seseorang.)
20
Bab 20 Pov Riki. (siapa dokter itu?)
21
21 Pov Riki (Cemburu)
22
22 Terkejut Pov Raka.
23
23 Menelepon. ( Pov Riki.)
24
Bab 24 (Pov Riki) Bi Asih mengundurkan diri
25
Bab 25 (Pov Riki) Ibu ingin Puja.
26
Bab 26 (Pov Raka.) Menolak makanan.
27
Bab 27 (Pov Riki.) Ibu muntah
28
Bab 28 (Pov Riki. ) Bekerja.
29
Bab 29 Pov Riki (Membawa Puja.)
30
Bab 30 Pov Riki, ( Mengerjai Puja. )
31
Bab 31 Pov Riki, (Pergi untuk yang terakhir. )
32
Bab 32 Pov Riki egois.
33
Bab 33 Pov Riki, ( Ucapan Riri.)
34
Bab 34 Pov Riki. ( memblokir nomor.)
35
Bab 35 Baju yang dipakai istriku (Pov Riki.)
36
Bab 36 (Pov Riki) Tega
37
Bab 37 Riri berulah (Pov Riki.)
38
Bab 38 Pov autor. ( Kesedihan sang ibunda. )
39
Bab 39 Pov Autor. ( Ada apa dengan Riri.)
40
Bab 40 Pov Autor. (Ada rasa sesal.)
41
Bab 41 kepergian sang kakak. ( Pov Autor)
42
Bab 42 Pov Autor. ( Karma pelahan datang.)
43
Bab 43 Pov Autor. ( Masalah bertubi tubi. )
44
Bab 44 Pov Autor. ( Semakin terpuruknya Sang ibunda.)
45
Bab 45 Pov Autor (Menunggu kepastian Daniel.)
46
Bab 46 Pov Autor. (di tipu.)
47
Bab 47 Menyesal,
48
Bab 48 Pov Autor ( Bantuan.)
49
Bab 49 Pov Autor ( kematian.)
50
Bab 50 Pov Autor. ( Riri ke kantor sang kakak.)
51
Bab 51 Pov Autor, (Memohon.)
52
Bab 52 pov autor. ( Menghilangkan rasa Ego.)
53
Bab 53 Pov Autor. (Nasib Riri.)
54
Bab 54 Pov Autor( Tenang.)
55
Bab 55
56
Bab 56 Pov Autor, ( Mengintik. Siapa itu?)
57
Bab 57
58
Bab 58 Pov Autor. (Merasa malu.)
59
Bab 59 Pov autor ( Menderitanya Puja.)
60
Bab 60
61
Bab 61 Pov Autor. ( Melepaskan demi bahagia.)
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74 pengumuman.
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!