Bab 14 Pov Riki ( Menekan Sari)

"Sari, apa kamu mengizinkan Riki menikah lagi?"  Pertanyaan ibu membuat aku menggelengkan kepala menatap ke arah Sari, berharap jika Sari tidak menanggapi ucapan ibu. 

Aku menarik tangan Sari untuk pergi dari rumah Ibu, di mana wanita tua itu menjalankan kursi rodanya mengejarku dan juga Sari. 

"Tunggu Riki, istrimu belum menjawab perkataan ibu."

Wanita tua itu terus menahan langkah kakiku dan juga Sari, "Tunggu Riki. "

Aku bingung harus menjelaskan apa lagi terhadap ibu, " Bu. Sudah jangan membuat rumah tanggaku di abang kehancuran, cukup. izinkan aku bahagia bersama Sari, jangan usik lagi keluarga kami. "

"Ibu tidak …."

Aku berusaha memperlihatkan telapak tangan, menyudahi perdebatan, " Cukup bu, aku tidak ingin lagi mendengar perkataan ibu."

Ibu masih duduk di kursi roda, mengejar kami berdua, sampai tangan yang sudah terlihat mengkerut itu menahan tangan Sari. 

"Sari, apa kamu tidak kasihan pada ibu,  ibu sudah tua. Ibu ingin memiliki seorang cucu. "

Ibu memperlihatkan kesedihannya, berharap jika Sari mau mengasihani wanita yang sudah melahirkanku. 

"Bu, sudah cukup, jangan mengatakan hal yang membuat Sari tertekan dan menderita, " Tegas kepada ibu, membuat wanita tua itu terlihat tak ingin kalah dengan ucapanku. 

"Riki, ibu sama sekali tidak menekan istrimu Ibu hanya bertanya,  dan lagi ibu melakukan semua ini demi kebaikan kamu," balas ibu membuat aku merasa heran dengan pola pikirnya sebagai orang tua. 

"Sari."

Aku melihat ibu mencengkram lengan istriku, membuat Aku berusaha menyingkirkan tangan ibu. 

"Jangan sentuh istriku."

Puja tiba-tiba datang bak seperti penyelamat di siang bolong untuk ibu, " Riki, jangan marahi ibu kamu.  Kasihan dia sudah tua."

Aku mulai melayangkan sebuah telunjuk tangan ke arah wanita yang benar-benar aku benci," Apa jangan-jangan kalian berdua itu bersekongkol."

Kedua mata mereka saling menatap satu sama lain, seperti menyimpan rencana jahat yang tak pernah aku tahu.

"Jadi benar dugaanku, " aku langsung berucap begitu saja,  membuat mereka seperti orang gugup.

"Kenapa, hah. "

Terlihat sorot mata saling berpandang satu sama lain, " ayo mengaku saja. "

"Huek ... "

Sepontan, Puja memuntahkan isi perutnya, terlihat ia berlari ke kamar mandi, membuat ibu begitu panik.

"Riki, cepat urus Puja kasihan dia?"

"Kenapa harus aku, ibu saja. Aku mau pulang bersama istriku!"

Suara Puja terdengar begitu nyaring, saat ia memuntahkan isi perutnya, membuat Sari tiba tiba saja menahan tanganku.

"Kasihan Puja. Mas."

Aku menatap kedua mata sayu itu, merasa gemas dengan perkataan istriku yang selalu menyebut kata kasihan terhadap orang lain. " Sudah kita pulang saja, biarkan ibu yang mengurus Puja. "

Sari kini berlari ke kamar mandi, seperti ingin membantu Puja saat merasakan rasa mual, " Sari."

Aku berteriak, namun istriku tak menjawab panggilanku saat ini. Ia malah fokus berjalan untuk menemui Puja.

Mengusap kasar wajah, Kenapa harus ada drama seperti ini lagi sih. Aku menggerutu kesal diriku sendiri, ketika melihat Sari peduli terhadap Puja. Yang jelas jelas ia wanita itu menjadi penghancur bagi rumah tanggaku.

Karena tak tahan  ingin segera pulang dari rumah ibu, aku kini berlari menghampiri Istriku yang berada di kamar mandi bersama dengan Puja. 

"Sari, ayo pulang."

Sari memijit-mijit belakang pundak Puja, membuat gadis itu memuntahkan isi perutnya. 

"kamu lihatkan, kasihan Puja, kalau kamu tidak tanggung jawab." Ucapan ibu yang secara tiba-tiba, membuat aku membulatkan kedua mataku. 

" Terserah Ibu mau berbicara apapun, aku tidak pernah menyentuh sedikitpun badan Puja, apalagi sampai meniduri dirinya sampai hamil."

Balas ku pada sang ibu, entah kenapa orang tua yang sangat aku sayangi begitu tega memfitnah diriku. 

Apa sebegitu inginnya ibu menikahi aku dengan Puja, apa Spesialnya dari Puja, sampai Ibuku rela melakukan apa saja demi menjadikan Puja menantunya. 

Sedangkan  dengan Sari, apa yang dibenci Ibu dari Istriku, sampai dia rela menyakiti dan membuat istriku terluka terus menerus. 

"Sudahlah dengarkan apa kata ibu,  ini semua terbaik untuk kamu Riki, Sari juga akan mengerti," ibu terus berucap, di hadapan Sari, tanpa mengerti perasaan istriku saat ini. 

"Puja, bagaimana keadaan kamu sekarang."

Perhatian Ibu kini mengarah pada Puja, wanita yang sudah melahirkanku itu tersenyum manis, membawa hujan menuju ke kamarnya untuk beristirahat. 

Saat langkah kaki mereka yang sedikit menjauh dari hadapan aku dan juga Sari, membuat Ibu memberi peringatan kepada kami berdua, "Riki, pikirkan baik-baik ini demi masa depan kamu dan juga istri kamu."

Aku benar-benar tak memperdulikan perkataan Ibu saat itu, menatap keadaan istriku, " ayo kita pulang. "

Sari hanya diam, dia seperti wanita yang lemah, tak bisa membantah ataupun melawan perkataan ibu.

"Kak Riki."

Teriakan Riri membuat aku membalikkan badan, terlihat adikku itu, berlari tergopoh gopoh.

Memperlihatkan ssuatu rekaman video pada ponselnya.

"Kenapa?"

Riri yang terkesan jutek menjawab pertanyaanku dengan begitu simpel," liat saja. "

Aku tak menyangka ada orang yang memviralkan masalahku dengan saat di kantor, membuat orang-orang yang melihat rekaman video itu saling menghujat diri ini.

"Mas, ini kamu."

Aku menatap ke arah wajah istriku, melihat dia begitu kecewa, padahal dalam video ini tidak sepenuhnya benar.

"Ya ini, aku. Tapi ini semua tidak benar, mas tidak melakukan hal senista ini terhadap Puja. "

Istriku terlihat tak percaya dengan perkataan yang terlantar dari mulutku ini, " Sari, percaya padaku. "

Riri yang menjadi adikku, malah sengaja membuat kegaduhan pada kami berdua," Yaelah mana ada maling ngaku."

Aku yang mendengar perkataan Riri merasa tak terima, membuat aku menyuruh adikku untuk diam, " jaga ucapan kamu, jangan kamu mengompori kami berdua untuk bertengkar. "

"Kak, Sudahlah mengaku saja untuk apa kakak menutupi kejahatan Kakak sendiri. "

" Aku tidak pernah melakukan kejahatan, apalagi pelecehan terhadap Puja, kamu jangan berkomentar sebelum melihat kebenaran. "

Riri menyunggingkan bibirnya, di mana aku terus membantah perkataan adik perempuanku itu.

"Riri, sebaiknya kamu urus saja kehidupan kamu, setelah Kamu cerai dengan suaminya, kamu sangat bergantung terhadap kakak, semua kebutuhan kamu kakak yang urus. Jadi jangan sampai Kakak menyudahi kebutuhan kamu itu."

"Ya elah, Riri kan hanya Kakak berkata jujur terhadap Kak Sari," ketus Riri, membuat aku melemparkan ponselnya ke atas lantai.

"Kak Riki, kakak ini gila ya. Bisa bisanya membuat ponselku rusak. "

" kakak hanya ingin memberi kamu pelajaran, agar mulut kamu itu tidak asal menyalahkan orang lain, apalagi sampai memfitnah tanpa bukti yang jelas. "

Aku mulai menarik lagi tangan istriku untuk pergi dari hadapan Riri, dimana wanita yang sudah menjadi janda itu mengejarku.

"Kak Riki tunggu. "

Aku tak meresponnya sama sekali, sampai di mana iya tiba-tiba saja.

Brukkk ....

Apa yang terjadi?

Terpopuler

Comments

Izaz Tismaini

Izaz Tismaini

kmu petcahya SMA suami mu kalau itu baik,harus cerdas sedikit d selidiki jgn Mao d bodohi orang,lebay skli

2023-05-14

0

Isma adawiyah

Isma adawiyah

gak suka akh terlalu lebay si sari nya , masa gak ada pembelaan untuk diri sendiri sih jadi males baca nya.. gak mau terusin..

2023-04-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pov 1 Riki
2 Bab 2 Pov Riki (Sari masuk ke rumah sakit)
3 Bab 3 Pov Riki. (Berhijabnya Puja.)
4 Bab 4 Pov Riki. (Marahnya Riki pada Ibu.)
5 Bab 5 Pov Riki, ( Pujian ibu menyakitkan hati)
6 Bab 6 Pov Riki ( Sakit hati Riki.)
7 Bab 7 Pov Riki (Fitnah)
8 Bab 8 (Ibu masuk rumah sakit.)
9 Bab 9 Pov Riki. (Pergi dari rumah.)
10 Bab 10 Pov Riki. ( Kontrakan.)
11 Bab 11 Pov Riki (Puja semakin menjadi jadi)
12 Bab 12 Pov Riki ( Sari mulai percaya)
13 Bab 13 Pov Riki ( Ibu menyuruh.)
14 Bab 14 Pov Riki ( Menekan Sari)
15 Bab 15
16 Bab 16 Pov Riki ( Perginya Sari.)
17 Bab 17 Pov Riki. (Mengalami kejang kejang.)
18 Bab 18 Pov Riki. (Riri bikin masalah.)
19 Bab 19 Pov Riki. (Kedatangan seseorang.)
20 Bab 20 Pov Riki. (siapa dokter itu?)
21 21 Pov Riki (Cemburu)
22 22 Terkejut Pov Raka.
23 23 Menelepon. ( Pov Riki.)
24 Bab 24 (Pov Riki) Bi Asih mengundurkan diri
25 Bab 25 (Pov Riki) Ibu ingin Puja.
26 Bab 26 (Pov Raka.) Menolak makanan.
27 Bab 27 (Pov Riki.) Ibu muntah
28 Bab 28 (Pov Riki. ) Bekerja.
29 Bab 29 Pov Riki (Membawa Puja.)
30 Bab 30 Pov Riki, ( Mengerjai Puja. )
31 Bab 31 Pov Riki, (Pergi untuk yang terakhir. )
32 Bab 32 Pov Riki egois.
33 Bab 33 Pov Riki, ( Ucapan Riri.)
34 Bab 34 Pov Riki. ( memblokir nomor.)
35 Bab 35 Baju yang dipakai istriku (Pov Riki.)
36 Bab 36 (Pov Riki) Tega
37 Bab 37 Riri berulah (Pov Riki.)
38 Bab 38 Pov autor. ( Kesedihan sang ibunda. )
39 Bab 39 Pov Autor. ( Ada apa dengan Riri.)
40 Bab 40 Pov Autor. (Ada rasa sesal.)
41 Bab 41 kepergian sang kakak. ( Pov Autor)
42 Bab 42 Pov Autor. ( Karma pelahan datang.)
43 Bab 43 Pov Autor. ( Masalah bertubi tubi. )
44 Bab 44 Pov Autor. ( Semakin terpuruknya Sang ibunda.)
45 Bab 45 Pov Autor (Menunggu kepastian Daniel.)
46 Bab 46 Pov Autor. (di tipu.)
47 Bab 47 Menyesal,
48 Bab 48 Pov Autor ( Bantuan.)
49 Bab 49 Pov Autor ( kematian.)
50 Bab 50 Pov Autor. ( Riri ke kantor sang kakak.)
51 Bab 51 Pov Autor, (Memohon.)
52 Bab 52 pov autor. ( Menghilangkan rasa Ego.)
53 Bab 53 Pov Autor. (Nasib Riri.)
54 Bab 54 Pov Autor( Tenang.)
55 Bab 55
56 Bab 56 Pov Autor, ( Mengintik. Siapa itu?)
57 Bab 57
58 Bab 58 Pov Autor. (Merasa malu.)
59 Bab 59 Pov autor ( Menderitanya Puja.)
60 Bab 60
61 Bab 61 Pov Autor. ( Melepaskan demi bahagia.)
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74 pengumuman.
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1 Pov 1 Riki
2
Bab 2 Pov Riki (Sari masuk ke rumah sakit)
3
Bab 3 Pov Riki. (Berhijabnya Puja.)
4
Bab 4 Pov Riki. (Marahnya Riki pada Ibu.)
5
Bab 5 Pov Riki, ( Pujian ibu menyakitkan hati)
6
Bab 6 Pov Riki ( Sakit hati Riki.)
7
Bab 7 Pov Riki (Fitnah)
8
Bab 8 (Ibu masuk rumah sakit.)
9
Bab 9 Pov Riki. (Pergi dari rumah.)
10
Bab 10 Pov Riki. ( Kontrakan.)
11
Bab 11 Pov Riki (Puja semakin menjadi jadi)
12
Bab 12 Pov Riki ( Sari mulai percaya)
13
Bab 13 Pov Riki ( Ibu menyuruh.)
14
Bab 14 Pov Riki ( Menekan Sari)
15
Bab 15
16
Bab 16 Pov Riki ( Perginya Sari.)
17
Bab 17 Pov Riki. (Mengalami kejang kejang.)
18
Bab 18 Pov Riki. (Riri bikin masalah.)
19
Bab 19 Pov Riki. (Kedatangan seseorang.)
20
Bab 20 Pov Riki. (siapa dokter itu?)
21
21 Pov Riki (Cemburu)
22
22 Terkejut Pov Raka.
23
23 Menelepon. ( Pov Riki.)
24
Bab 24 (Pov Riki) Bi Asih mengundurkan diri
25
Bab 25 (Pov Riki) Ibu ingin Puja.
26
Bab 26 (Pov Raka.) Menolak makanan.
27
Bab 27 (Pov Riki.) Ibu muntah
28
Bab 28 (Pov Riki. ) Bekerja.
29
Bab 29 Pov Riki (Membawa Puja.)
30
Bab 30 Pov Riki, ( Mengerjai Puja. )
31
Bab 31 Pov Riki, (Pergi untuk yang terakhir. )
32
Bab 32 Pov Riki egois.
33
Bab 33 Pov Riki, ( Ucapan Riri.)
34
Bab 34 Pov Riki. ( memblokir nomor.)
35
Bab 35 Baju yang dipakai istriku (Pov Riki.)
36
Bab 36 (Pov Riki) Tega
37
Bab 37 Riri berulah (Pov Riki.)
38
Bab 38 Pov autor. ( Kesedihan sang ibunda. )
39
Bab 39 Pov Autor. ( Ada apa dengan Riri.)
40
Bab 40 Pov Autor. (Ada rasa sesal.)
41
Bab 41 kepergian sang kakak. ( Pov Autor)
42
Bab 42 Pov Autor. ( Karma pelahan datang.)
43
Bab 43 Pov Autor. ( Masalah bertubi tubi. )
44
Bab 44 Pov Autor. ( Semakin terpuruknya Sang ibunda.)
45
Bab 45 Pov Autor (Menunggu kepastian Daniel.)
46
Bab 46 Pov Autor. (di tipu.)
47
Bab 47 Menyesal,
48
Bab 48 Pov Autor ( Bantuan.)
49
Bab 49 Pov Autor ( kematian.)
50
Bab 50 Pov Autor. ( Riri ke kantor sang kakak.)
51
Bab 51 Pov Autor, (Memohon.)
52
Bab 52 pov autor. ( Menghilangkan rasa Ego.)
53
Bab 53 Pov Autor. (Nasib Riri.)
54
Bab 54 Pov Autor( Tenang.)
55
Bab 55
56
Bab 56 Pov Autor, ( Mengintik. Siapa itu?)
57
Bab 57
58
Bab 58 Pov Autor. (Merasa malu.)
59
Bab 59 Pov autor ( Menderitanya Puja.)
60
Bab 60
61
Bab 61 Pov Autor. ( Melepaskan demi bahagia.)
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74 pengumuman.
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!