Semua urusan jadi runyam, aku sengaja mengatakan hal itu, karena memang aku tak bersalah.
Sampai dimana sosok wanita yang menjadi istriku datang tiba tiba, " Kenapa Sari datang diwaktu yang tak tepat, aku takut jika nanti Puja mengatakan hal yang aneh aneh dan memfitnahku lagi di depan Sari. "
"Mas, akhirnya aku menemukanmu, dari tadi aku menanyakan keberadaan kamu. Ternyata kamu ada disini," Kepolosan istriku membuat orang orang saling berbisik satu sama lain.
"Jadi ini wanita yang menjadi istri Riki, pantas saja Riki tertarik pada Puja, lihat saja penampilan istrinya, norak. "
Aku tak peduli jika mereka menghinaku, tapi jika mulut mereka sampai berani menghina istriku. Aku tak akan tinggal diam, beraninya mereka.
"Ada apa Sari, kenapa kamu jauh jauh datang kesini," ucapku pada Sari, takut jika para orang kantor mengatakan masalah yang kini tengah menimpaku.
"Aku hanya ingin mengantarkan ini mas," balas Sari menyodorkan berkas penting yang aku butuhkan untuk meeting nanti siang.
Mengambil, dimana salah satu teman kantorku merebut berkas itu, ia menatap ke arah istriku yang tak tahu apa apa?"
"kebetulan sekali ada istri Raka," ucap lelaki bernama Anwar, ia sekilas menatap ke arah Puja.
"Apa yang kamu lakukan, istriku tak tahu apa apa, jadi jangan katakan!" Aku mencoba menjaga hati istriku agar ia tak terluka, berusaha mencegah Anwar untuk tidak mengatakan kekacauan yang terjadi.
"Istri kamu berhak tahu," tegas Anwar.
Aku mengusap kasar wajah setelah Anwar ingin memberitahu istriku.
"Ada apa memangnya mas?" tanya Sari, melihat istriku terlihat kebingungan seperti itu membuat aku bangkit dan mengajaknya pergi.
Namun Puja malah menahan tubuh ini dengan melebarkan kedua tangan. " Menyingkir dari hadapanku. Biar aku bawa istriku pergi dari sini."
"Aku tidak akan biarkan kamu pergi, sebelum Sari tahu kelakuan busuk kamu. " Pekik Puja membuat Sari menatap ke arahku, wanita polos yang menjadi istriku itu memperlihatkan raut wajah penuh pertanyaan.
"Apa maksud dari perkataan wanita ini, mas?"
Aku berusaha tetap tenang dan menjawab, " dia mencoba memfitnahku, jadi jangan dengarkan perkataannya."
"Riki, aku berkata apa adanya, kalau kamu mau memperkosaku lagi," pekataan Puja, membuat Sari tiba tiba syok, ia memegang dadanya. Membuat aku melihatnya berusaha mendekat.
"Sari."
Namun wanita yang aku cintai, malah menjauh, " mas, apa benar yang dikatakan wanita ini?"
Aku mencoba menggelengkan kepala, memberi tahu istriku agar tak percaya begitu saja!" jangan percaya dia hanya memfitnahku saja."
"BOHONG."
Asal suara itu membuat aku menatap ke arahnya, " orang orang di kantor ini sebagai saksinya. Bahwa Riki melakukan hal tak pantas pada Puja. "
Sari terlihat tak tenang, air matanya mengalir, membuat aku berusaha menarik tangannya untuk memeluk tubuh istriku itu.
Namun, tangan ini tiba tiba tak sampai, dimana Sari menjauh dan berkata, " jadi semalam itu?"
Sari terlihat tak berdaya, membuat langkahnya gontai, aku tak tahu harus membuat pembelaan apalagi, orang orang kini berpihak pada Puja.
"Sudahlah, sebaiknya kamu tanggung jawab saja dari pada masuk ke penjara, siapa nanti yang akan membiayai istri kamu dan Puja. "
"Jaga mulut kamu. " Aku berusaha menghentikan perkataan Anwar yang terdengar tak pantas, menunjuk ke arah wajahnya.
Sari seperti tak kuasa menahan air matanya, " mas, aku tunggu kamu di rumah. Setelah pulang kerja. "
Tetap perkataan Sari, masih terdengar lembut, ia datang mendekat, meraih tanganku menciumnya dengan lembut. " Aku pulang dulu. "
Langkah kaki yang biasa terlihat tegap, kini terlihat gontai. Aku benar benar merasa bersalah dengan masalah yang terjadi, dimana Puja menjebakku.
"Sudahlah, sekarang kalian selesaikan masalah kalian secara kekeluargaan, karena jika melalui jalur hukum. Sangat disayangkan pekerjaan kamu ini akan hilang, dan kamu akan menjadi pengangguran. "
Semua orang di kantor, berusaha menasehatiku dengan kesalahan yang tak pernah aku perbuat, dimana hati dan pikiranku masih tertuju pada keadaan Sari yang sekarang.
Aku berusaha menghembuskan napas, melihat Puja masih tetap tenang, perlahan aku menghampiri dia yang dijaga oleh sahabatnya.
"Puas kamu menghancurkan rumah tanggaku, dengan aksi konyol kamu itu, Puja. "
Puja mempelihatkan wajah sedihnya, agar orang orang menaruh simpati dan rasa kasihan kepada Puja.
"Riki, harusnya kamu itu sebagai seorang lelaki tanggung jawab, bukan malah menyalahkan Puja, " para sahabat di kantor begitu antusias membela Puja membuat kepalaku terasa pusing.
"Bela terus wanita tak tahu diri ini, " hardikku menunjuk kearah Puja, tak ikhlas rasanya jika harus melihat ke tenangan yang dirasakan wanita yang sudah memfitnahku saat ini.
"Riki, jadi laki kamu tidak tahu diri ya, " pembelaan itu terus saja berlanjut, membuat aku pergi dari hadapan mereka.
Aku mencoba meraih ponsel untuk menghubungi istriku, takut jika ia kenapa kenapa saat dijalan menuju pulang.
"Sari kenapa kamu tidak mau mengangkat panggilan telepon dariku, ayolah angkat, ini hanya fitnah. "
Aku mencoba mengirim pesan pada istriku, ( Sari percayalah padaku, aku di fitnah.)
Tak ada balasan sama sekali, aku berusaha tetap tenang tak tersudut emosi yang malah membuat kepalaku semakin pusing.
. Anwar datang mendekat, dan berkata." aku sudah menolong kamu menyebunyikan kejadian tadi, agar pemilik perusahaan ini tidak memecat kamu. "
Mendengar perkataan Anwar, membuat aku enggan mengatakan kata terima kasih. Aku malah kesal kepadanya. " Anwar, jika pemilik Perusahaan ini tahu, aku tak peduli, lebih baik di pecat dari pada bertahan dengan kesalah yang tak pernah aku perbuat. "
"Riki, jangan munafik kamu, berkata jika kamu tidak salah. "
"Memang aku tidak salah, makanya aku lebih baik dipecat dan disered ke kantor polisi. "
"Riki, urusan dengan polisi akan tambah masalah. "
"Aku tak peduli. "
Aku membereskan setiap lembar kertas untuk persiapan meetting nanti.
"Aku tak punya banyak waktu untuk membahas kesalahan aku yang tak pernah aku perbuat."
"Riki."
Aku pergi dari ruangan kerjaku sendiri, mencari sebuah bukti, jika aku tak bersalah.
"Kamu mau kemana?"
Mengabaikan ucapan Anwar berjalan lebih cepat untuk keluar. Namun langkah kakiku terhalang oleh Puja yang sudah ada di depan mata.
"Ada apa lagi, mau memfitnahku lagi atau mengatakan jika aku ini orang jahat. "
Puja menundukkan pandangan, ia malah menangis membuat orang orang di kantor melirik kearahku. " Riki, apa yang sudah kamu lakukan lagi pada Puja, kenapa dia menangis. "
Puja terlihat mencari kesempatan, dimana ia mempelihatkan berkas kehamilan pada orang orang di kantor.
"Aku hanya ingin meminta pertanggung jawaban Riki, atas perbuatannya selama ini, aku hamil anaknya, selama ini aku tahan dan tak ingin menceritakan semuanya, tapi semakin kesini Riki semakin menjadi jadi, ia sering memaksaku melakukan hubungan terlarang."
Deg ....
Aku terkejut, fitnahan apa lagi yang dikatakan Puja untukku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Siti Julaeha
hebat drama nya puja
2024-04-12
0
Izaz Tismaini
k kantor polisi aja jgn bodoh,keluar aja dari pekerjaan siapa tau bos nya percaya sama Riki,harus d lawan
2023-05-14
0