Bab 8 (Ibu masuk rumah sakit.)

"Ee, maaf Riki. Aku tak sengaja. "

Ibu terdengar meringis kesakitan, sambil memegang kepalanya, " sakit. "

"Ibu bertahan ya, Riki akan membawa ibu ke rumah sakit. "

Puja tak mau pergi dari tempat duduknya, ia tetap saja duduk di depan bersebelahan denganku. Sari yang melihat hal itu, akhirnya mengalah, duduk dibelakang menjaga ibu. 

"Maunya apa si Puja ini." Gerutu hatiku. Dengan tangan yang memegang setir mobil, aku berusaha fokus untuk membawa ibu ke rumah sakit. 

Tak perlu menempuh perjalanan jauh, pada akhirnya aku berhasil membawa ibu ke rumah sakit. "Bu, bertahan ya. "

Perawat membawa ibu ke ruang UGD, mereka langsung menangani ibu yang terus mengeluarkan dari di kepalanya. 

"Mudah mudahan ibu baik baik saja."

Mendengar perkataan Puja, membuat aku geram, menunjuk ke arah wajahnya. " Semua ini gara gara kamu, andai saja kamu tidak datang ke rumah, ibu tak akan kenapa kenapa."

Puja terlihat bersedih dengan bentakan yang aku layangkan padanya, dimana Sari berusaha menenangkan amarah yang menggebu gebu pada hati ini. 

"Sudah mas, kamu harus tenang."

Setelah dokter keluar, membuat aku terburu buru menghampiri lelaki yang bertugas itu, " Bagaimana keadaan ibu saya dok. "

"Kami sudah menghentikan pendarahan dan menjahit beberapa kulit kepala yang terbuka, jadi anda tenang saja, ibu anda sebentar lagi akan segera pulih."

"Syukurlah kalau begitu, dok. Terima kasih. "

Sari yang berada di sampingku tersenyum, membuat aku memeluknya. 

"Hem, Hem. " Puja mengeluarkan suara, membuat aku melepaskan pelukanku. 

Dokter kini mengizinkan aku masuk ke dalam ruangan, terlihat jika ibu tengah terbaring di ranjang tempat tidur dengan tubuhnya yang terlihat lemas. 

"Bu, bagaimana keadaan ibu?"

Bertanya pada wanita tua itu, membuat ia malah diam dan memalingkan wajahnya dari hadapanku. "

"Bu." Tiba tiba saja Puja datang mendekat pada  ibu, terlihat ibu merespon panggilan dari wanita tua itu. 

"Iya bu, ada apa?" tanya Puja, dimana ibu memegang tangan gadis itu dengan lembut, sedangkan istriku, ia acuhkan begitu saja. 

"Ibu ingin di temani kamu di sini!" jawaban yang pastinya membuat istriku sakit hati, sebagai seorang suami, aku mencoba merangkul bahu Sari. Membuat ia tenang dan tak sakit hati karena perkataan ibu. 

"Iya bu, Puja pasti nemenin ibu. Ibu mau apa?" tanya Puja. 

"Ibu mau minum. "

Wanita tua itu menganggukan kepala, merasa nyaman dengan Puja, aku yang melihatnya kini berucap, " Bu, menantu ibu itu Sari bukan Puja. Ibu bisa tidak menghargai istriku?"

Menarik napas mengeluarkan secara perlahan, aku mencoba tetap tenang, walau perasaan ini sudah amat kacau. 

Ibu terlihat tak memperdulikan apa yang aku katakan, ia fokus dengan Puja. 

Sampai aku tak tahan, menarik tangan Sari untuk pergi dari ruangan ibu. 

"Ayo kita pergi dari sini. "

Mendengar hal itu, terlihat Sari menahan tanganku, membuat ia menyuruhku untuk, " Sudah mas, kamu temani ibu di sini, dia masih membutuhkan kamu, biarkan aku saja yang keluar dan mengalah. "

Dalam keadaan sakit pun, ibu masih saja bisa memarahi Sari, " Akhirnya kamu sadar diri Sari, begitu donk, kalau jadi mantu. "

"Bu."

"Mas, sudah jangan buat percikan api lagi. Nanti ibu kenapa kenapa, kamu juga yang repot. "

"Ahk, benar juga. "

"Ya sudah kamu temani ibu di sini, biar aku di luar. "

"Nggak ah, aku ingin sama kamu. Di dalam ada Puja, aku nggak mau nanti kamu salah paham lagi. "

Sari terdiam, sepertinya ia masih merasakan keraguan dalam hatinya karena perkataan Puja. 

Aku mulai meraih tangan suami istriku, menempelkannya pada dada bidangku sendiri." Setelah ibu keluar dari rumah sakit, aku akan membuktikan kejadian semalam."

Sari melepaskan tangannya, ia kini pergi dari hadapanku, membuat aku berusaha tetap sabar menjalani lika liku rumah tangga. 

"Ahk, cuman menunggu di luar, harus ada adegan perpisahan, lebay sekali," ucap ibu, berusaha memancing emosiku. 

Aku mendekat, menjaga ibu dan berkata pada Puja. " Sebaiknya kamu keluar saja dari ruangan ini, biarkan aku yang menjaga ibuku sendiri. "

 Puja kini beranjak pergi dari hadapanku dan ibu, membuat tangan wanita tua yang sudah terlihat mengkerut itu menahan tangan Puja. 

"Kamu tetap di sini ya, temani ibu. "

Puja menghentikan langkah kakinya, membuat aku berdiri dan berkata, " nggak bisa gitu dong bu."

"Itukan hak ibu, kenapa kamu malah sewot?"

Bentak ibu dengan pertanyaan yang membuat aku ingin memarahinya. Namun sebagai seorang anak lelaki aku harus benar benar ekstra sabar.

"Bu, tolonglah jangan egois seperti ini. Menantu ibu Sari, ibu biarkan menunggu di luar sedangkan Puja yang bukan siapa siapa ibu. Malah ibu suruh menunggu ibu di dalam, Riki tak habis pikir dengan ibu ini. "

"Kamu masih nanya lagi Riki, bukannya sudah jelas ibu ini kurang suka dengan Sari, jadi wajarlah ibu seperti ini. Ibu ini lebih suka Puja, "

Perkataan macam apa yang dilontarkan ibu dihadapanku, seolah oleh aku ini robot yang harus menuruti keinginannya.

"Cukup bu, aku pusing dengar ibu seperti ini terus."

"Kalau memang pusing, makanya, menikahlah dengan Puja, biar ibu bisa menyayangi Sari. "

"Bu, tolonglah saring perkataan ibu itu. Aku lebih baik pergi dari rumah membawa istriku dari pada harus menuruti perintah konyol ibu. "

Aku yang benar benar sudah tak tahan dengan perkataan ibu, pada akhirnya angkat tangan pergi dari ruangan wanita tua itu.

Aku berniat membawa istriku pulang, untuk segera mengemasi barang barang dan hidup mengontrak.

"Riki, kamu mau ke mana? Jangan pergi begitu saja. "

Aku sudah tak mempedulikan perkataan ibu, teriakannya pun aku abaikan, keluar dari ruangan ibu, meraih tangan istriku.

"Ayo kita pergi dari sini. "

Sari terlihat terkejut dengan aksi yang aku layangkan padanya, " mas, ibu bagaimana. "

"Sudah, jangan pedulikan ibu. Sebaiknya kita pulang, kemasi barang kita di rumah dan pergi ngontrak, karena itu lebih baik. "

Aku membuka pintu mobil, menyuruh istriku untuk masuk, " cepat pakai sabuk pengaman."

"Tapi mas, ibu. Kasihan dia pasti butuh kita. "

Aku kesal dengan ocehan istriku yang terus menghawatirkan mertuanya sendiri, membuat aku memegang kedua pipinya dan berkata, " stop, jangan katakan itu lagi, kamu harus pedulikan perasaan kamu sendiri, jangan memikirkan perasaan orang yang tak menghargai kamu sama sekali. "

"Tapi mas. "

Aku menempelkan telunjuk tangan pada bibir istriku dan berkata, " jangan katakan itu lagi, aku tak mau mendengarnya dari mulutmu, turuti perkataanku lalu kita pergi dari sini, biarkan Riri yang mengurus ibu. "

Akhirnya Sari menurut, ia duduk dengan raut wajah yang terlihat gelisah, membuat aku memegang tangannya.

Melajukan mobil untuk segera mengemasi barang di rumah ibu.

Dan entah apa jadinya nanti, setelah aku pergi dari rumah dengan kondisi ibu?

Terpopuler

Comments

Far AzaLah

Far AzaLah

Cerita nya terlalu di buat2....Auh ah

2024-01-21

0

Sri Suryani

Sri Suryani

meuakkan..sungguh keterlaluan..jd malass

2023-06-06

0

Izaz Tismaini

Izaz Tismaini

orang tua seperti itu jgn trllu d ikuti,anak sopan sma orang tua kalau orang tua seperti itu harus tegas sedikit

2023-05-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pov 1 Riki
2 Bab 2 Pov Riki (Sari masuk ke rumah sakit)
3 Bab 3 Pov Riki. (Berhijabnya Puja.)
4 Bab 4 Pov Riki. (Marahnya Riki pada Ibu.)
5 Bab 5 Pov Riki, ( Pujian ibu menyakitkan hati)
6 Bab 6 Pov Riki ( Sakit hati Riki.)
7 Bab 7 Pov Riki (Fitnah)
8 Bab 8 (Ibu masuk rumah sakit.)
9 Bab 9 Pov Riki. (Pergi dari rumah.)
10 Bab 10 Pov Riki. ( Kontrakan.)
11 Bab 11 Pov Riki (Puja semakin menjadi jadi)
12 Bab 12 Pov Riki ( Sari mulai percaya)
13 Bab 13 Pov Riki ( Ibu menyuruh.)
14 Bab 14 Pov Riki ( Menekan Sari)
15 Bab 15
16 Bab 16 Pov Riki ( Perginya Sari.)
17 Bab 17 Pov Riki. (Mengalami kejang kejang.)
18 Bab 18 Pov Riki. (Riri bikin masalah.)
19 Bab 19 Pov Riki. (Kedatangan seseorang.)
20 Bab 20 Pov Riki. (siapa dokter itu?)
21 21 Pov Riki (Cemburu)
22 22 Terkejut Pov Raka.
23 23 Menelepon. ( Pov Riki.)
24 Bab 24 (Pov Riki) Bi Asih mengundurkan diri
25 Bab 25 (Pov Riki) Ibu ingin Puja.
26 Bab 26 (Pov Raka.) Menolak makanan.
27 Bab 27 (Pov Riki.) Ibu muntah
28 Bab 28 (Pov Riki. ) Bekerja.
29 Bab 29 Pov Riki (Membawa Puja.)
30 Bab 30 Pov Riki, ( Mengerjai Puja. )
31 Bab 31 Pov Riki, (Pergi untuk yang terakhir. )
32 Bab 32 Pov Riki egois.
33 Bab 33 Pov Riki, ( Ucapan Riri.)
34 Bab 34 Pov Riki. ( memblokir nomor.)
35 Bab 35 Baju yang dipakai istriku (Pov Riki.)
36 Bab 36 (Pov Riki) Tega
37 Bab 37 Riri berulah (Pov Riki.)
38 Bab 38 Pov autor. ( Kesedihan sang ibunda. )
39 Bab 39 Pov Autor. ( Ada apa dengan Riri.)
40 Bab 40 Pov Autor. (Ada rasa sesal.)
41 Bab 41 kepergian sang kakak. ( Pov Autor)
42 Bab 42 Pov Autor. ( Karma pelahan datang.)
43 Bab 43 Pov Autor. ( Masalah bertubi tubi. )
44 Bab 44 Pov Autor. ( Semakin terpuruknya Sang ibunda.)
45 Bab 45 Pov Autor (Menunggu kepastian Daniel.)
46 Bab 46 Pov Autor. (di tipu.)
47 Bab 47 Menyesal,
48 Bab 48 Pov Autor ( Bantuan.)
49 Bab 49 Pov Autor ( kematian.)
50 Bab 50 Pov Autor. ( Riri ke kantor sang kakak.)
51 Bab 51 Pov Autor, (Memohon.)
52 Bab 52 pov autor. ( Menghilangkan rasa Ego.)
53 Bab 53 Pov Autor. (Nasib Riri.)
54 Bab 54 Pov Autor( Tenang.)
55 Bab 55
56 Bab 56 Pov Autor, ( Mengintik. Siapa itu?)
57 Bab 57
58 Bab 58 Pov Autor. (Merasa malu.)
59 Bab 59 Pov autor ( Menderitanya Puja.)
60 Bab 60
61 Bab 61 Pov Autor. ( Melepaskan demi bahagia.)
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74 pengumuman.
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1 Pov 1 Riki
2
Bab 2 Pov Riki (Sari masuk ke rumah sakit)
3
Bab 3 Pov Riki. (Berhijabnya Puja.)
4
Bab 4 Pov Riki. (Marahnya Riki pada Ibu.)
5
Bab 5 Pov Riki, ( Pujian ibu menyakitkan hati)
6
Bab 6 Pov Riki ( Sakit hati Riki.)
7
Bab 7 Pov Riki (Fitnah)
8
Bab 8 (Ibu masuk rumah sakit.)
9
Bab 9 Pov Riki. (Pergi dari rumah.)
10
Bab 10 Pov Riki. ( Kontrakan.)
11
Bab 11 Pov Riki (Puja semakin menjadi jadi)
12
Bab 12 Pov Riki ( Sari mulai percaya)
13
Bab 13 Pov Riki ( Ibu menyuruh.)
14
Bab 14 Pov Riki ( Menekan Sari)
15
Bab 15
16
Bab 16 Pov Riki ( Perginya Sari.)
17
Bab 17 Pov Riki. (Mengalami kejang kejang.)
18
Bab 18 Pov Riki. (Riri bikin masalah.)
19
Bab 19 Pov Riki. (Kedatangan seseorang.)
20
Bab 20 Pov Riki. (siapa dokter itu?)
21
21 Pov Riki (Cemburu)
22
22 Terkejut Pov Raka.
23
23 Menelepon. ( Pov Riki.)
24
Bab 24 (Pov Riki) Bi Asih mengundurkan diri
25
Bab 25 (Pov Riki) Ibu ingin Puja.
26
Bab 26 (Pov Raka.) Menolak makanan.
27
Bab 27 (Pov Riki.) Ibu muntah
28
Bab 28 (Pov Riki. ) Bekerja.
29
Bab 29 Pov Riki (Membawa Puja.)
30
Bab 30 Pov Riki, ( Mengerjai Puja. )
31
Bab 31 Pov Riki, (Pergi untuk yang terakhir. )
32
Bab 32 Pov Riki egois.
33
Bab 33 Pov Riki, ( Ucapan Riri.)
34
Bab 34 Pov Riki. ( memblokir nomor.)
35
Bab 35 Baju yang dipakai istriku (Pov Riki.)
36
Bab 36 (Pov Riki) Tega
37
Bab 37 Riri berulah (Pov Riki.)
38
Bab 38 Pov autor. ( Kesedihan sang ibunda. )
39
Bab 39 Pov Autor. ( Ada apa dengan Riri.)
40
Bab 40 Pov Autor. (Ada rasa sesal.)
41
Bab 41 kepergian sang kakak. ( Pov Autor)
42
Bab 42 Pov Autor. ( Karma pelahan datang.)
43
Bab 43 Pov Autor. ( Masalah bertubi tubi. )
44
Bab 44 Pov Autor. ( Semakin terpuruknya Sang ibunda.)
45
Bab 45 Pov Autor (Menunggu kepastian Daniel.)
46
Bab 46 Pov Autor. (di tipu.)
47
Bab 47 Menyesal,
48
Bab 48 Pov Autor ( Bantuan.)
49
Bab 49 Pov Autor ( kematian.)
50
Bab 50 Pov Autor. ( Riri ke kantor sang kakak.)
51
Bab 51 Pov Autor, (Memohon.)
52
Bab 52 pov autor. ( Menghilangkan rasa Ego.)
53
Bab 53 Pov Autor. (Nasib Riri.)
54
Bab 54 Pov Autor( Tenang.)
55
Bab 55
56
Bab 56 Pov Autor, ( Mengintik. Siapa itu?)
57
Bab 57
58
Bab 58 Pov Autor. (Merasa malu.)
59
Bab 59 Pov autor ( Menderitanya Puja.)
60
Bab 60
61
Bab 61 Pov Autor. ( Melepaskan demi bahagia.)
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74 pengumuman.
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!