Bab 7 Pov Riki (Fitnah)

Aku mengacak rambutku dengan kasar, setelah ibu provokator perkataan yang akan membuat Sari menyalahkanku. 

"Bu, apa maksud ibu. Jelas jelas tadi ibu bersama dengan Puja."

"Alah, kamu hanya ingin menyelamatkan diri kamu sendiri, berkata jujur lah Riki, apa yang sudah kamu lakukan bersama dengan Puja di dapur. "

Sari masih saja terdiam, mendengar perkataan ibu yang terus menekanku. 

"Bu, Riki ini anak ibu, darah daging ibu. Kenapa ibu malah memfitnah anak sendiri?"

"Siapa yang fitnah, ibu ngomong sesuai kenyataan. " 

Aku tak habis pikir dengan ibu kandungku sendiri, yang tega menggoyahkan rumah tangga anaknya sendiri. 

"CUKUP."

Teriakan Sari membuat perdebatan aku dan ibu berhenti, kedua mata bulat dengan bola mata hitam kini melirik ke arah  wajahku. 

"Sebaiknya kalian berhenti berdebat, aku benar benar pusing mendengar kalian terus bertengkar, sekarang aku tanya pada wanita ini. "

Puja terlihat tak senang, saat telunjuk tangan Sari menunjuk ke arah wajahnya, " namaku Puja."

"Ya namamu Puja, sekarang aku tanya pada kamu, apa benar kamu berduaan di dapur dengan suamiku?"

Sari malah mempertanyakan hal itu pada Puja, yang jelas jelas bersekongkol dengan Ibu. 

Puja melirik ke arahku, dimana aku melihat bibirnya yang ia sunggingkan. 

"Puja, aku mau tanya sama kamu, sedang apa kamu di dapur dan benarkah kamu bersama dengan suamiku?"

Pertanyaan Sari pada Puja membuat hatiku tak karuan, aku takut jika wanita itu malah bercerita tentang kebohongan. 

"Sebenarnya suami kamu sudah memaksa aku melakukan hal tak senonoh Sari, jadi …."

"Apa maksud kamu Puja. " Aku yang geram langsung menghentikan perkataan gadis bernama Puja itu. 

Namun Sari terlihat tak suka dengan perkataanku, " Mas, apa kamu bisa diam terlebih dahulu, Puja belum selesai bercerita."

Tak tahu apa yang harus aku lakukan, membuat tangan kekar ini mengusap kasar wajah, " Sari, jika kamu istriku percayalah padaku, apa yang dikatakan Puja itu tidak benar. "

Puja tiba tiba saja berpura pura menangis, ia memeluk tubuh ibu, " kenapa malah Puja yang disalahkan, bu. "

"Ya ampun Puja, kamu yang sabar ya. "

Sari seperti tak tahan, ia kini masuk ke dalam kamar. Aku takut istriku menangis lagi karena kebohongan yang dibuat buat Puja, ikut masuk dan berkata, " Sari, ayolah. Jangan percaya akan perkataan Puja ya. "

Sari mulai membuka tas besar, ia mengambil baju yang berada di dalam lemari. 

"Apa yang mau kamu lakukan, stop jangan lakukan hal ini. "

"Sari."

Aku terus membujuk istriku, agar tidak pergi dari rumah, aku tak mau kesalahpahaman dan fitnah ini menghancurkan rumah tangga yang sudah aku bangun selama enam bulan. 

Aku sangat mencintai istriku. 

"Sari please, dengarkan Mas dulu. Jangan kamu tertipu dengan perkataannya, di itu gadis licik. "

"Sari."

Aku memegang lengan tangan istriku, membuat ia tiba tiba saja membanting baju  memasukkan ke dalam koper. 

"Apalagi mas, sudah cukup penderitaan yang aku hadapi di rumah ini  setelah menikah dengan kamu, aku masih tetap bersabar dengan kelakuan dan perkataan ibu kamu yang menyakiti hatiku. Tapi jika melihat kamu bercumbu dengan wanita lain, hilang kesabaranku, seakan aku tak dihargai. "

"Bercumbu, Sari, aku tidak melakukan hal itu, semua adalah fitnah. Jadi jangan percaya dengan omong kosong yang dikatakan Puja."

Sari menghentikan aksinya yang terus mengambil baju dari lemari, ia kini menatap ke arahku dengan tatapan penuh pertanyaan." Kalau memang kamu tidak bersalah, mana buktinya. Jangan sampai perkataan gadis itu benar. "

"Bukti."

"Ya bukti, lantas apa lagi? Kalau ada bukti, jika kamu tidak melakukan hal itu, aku akan percaya. "

Aku berusaha memikirkan apa yang dikatakan istriku. 

"Jadi ada tidak kamu bukti, atau tidak ada bukti minimal saksi. "

Tetap tenang, setelah Sari memintaku sebuah bukti, membuat pergi dari hadapannya. 

"Kamu jangan kemana mana, aku akan membawa bukti itu. "

Keluar dari kamar Sari, terlihat ibu dan Puja masih berdiri di depan pintu kamar, terlihat sepertinya mereka menguping pembicaraanku dengan Sari. 

"Sedang apa kalian, masih mau menghancurkan rumah tanggaku." 

Ibu terlihat santai begitupun dengan Sari, ia tak melirik sama sekali. 

Dimana aku bergegas berjalan untuk pergi mengecek cctv, semoga saja cctv di dapur masih menyala. Jadi aku bisa memperlihatkan bukti jika aku tidak bersalah. 

Ibu mengikuti langkah kaki, ia berteriak memanggil namaku, " Riki, sudahlah, jika Sari ingin pergi meninggalkan rumah ini, ikhlaskan saja, biarkan Puja jadi pengganti Sari untukmu."

Aku sudah menduga, jika yang diinginkan ibu yaitu aku berpisah dengan Sari, ia melakukan cara apapun agar aku berpisah dengan istriku sendiri. 

"Astaghfirullah, ibu sadar tidak dengan ucapan ibu itu?"

"Ya sadar lah, memangnya ibu ini gila apa! Heh, Riki Puja itu lebih baik dari Sari!"

"Ibu tahu dari mana jika Puja itu lebih baik, ibu itu pawang atau peramal?"

"Kamu ngomongnya kok gitu  sama orang tua sendiri, kualat loh!"

"Kualat seperti apa yang ibu maksud, ibu yang sudah membuat dosa untuk anaknya. "

Aku tak tahan, pergi ke ruangan kerjaku untuk mengambil laptop, membuktikan dengan cctv jika aku tak melakukan hal yang dikatakan oleh Puja. 

Masuk dan mengambil laptop itu, ibu terlihat tak suka, ia mengejarku. Lalu, membanting laptop ke atas lantai. 

"Ibu, ini laptop kerjaku, kenapa ibu hancurkan."

Sari dan Puja datang berlari ke arahku, mereka tampak syok dengan apa yang ibu lakukan. 

Tak ada rasa bersalah sedikitpun dari raut wajah ibu, wanita itu terlihat begitu santai. 

"Mas."

"Sari, kamu tenang saja, aku akan membuktikan jika aku tidak bersalah."

Apapun cobaan yang aku hadapi saat ini, aku akan tetap mempertahankan rumah tanggaku dengan Sari, karena semua itu pilihanku. 

Mengambil sebuah benda kecil, ibu terlihat ingin merebutnya, namun aku berusaha tetap mempertahankan benda itu. 

"Ibu ini kenapa sih, sudah cukup ibu menghancurkan laptopku sekarang mau mengambil barang bukti lagi. "

Entah ibu sengaja atau tidak, tiba tiba saja wanita tua itu mejatuhkan tubuhnya ke atas lantai, hingga kepala membentur tembok.

Aku yang melihat aksi ibu terkejut, " bu. "

Sari mulai membantu ibu untuk sadarkan diri, karena darah begitu banyak keluar dari kepala wanita yang sudah melahirkanku ini.

"Sari, kamu tunggu ibu di sini, aku akan menyiapkan mobil, membawa ibu ke rumah sakit. "

"Ya mas. "

Langkahku terasa lemas, walau ibu jahat dan tega pada Sari, tapi tetap saja perasaanku sebagai seorang anak tak karuan jika melihat ibu melakukan hal yang melukai dirinya.

Sampai di dalam mobil, aku menyiapkan semuanya, berlari ke arah ibu. Perlahan membopong tubuh wanita tua itu untuk masuk ke dalam mobil.

"Bu bertahan ya. "

Puja tiba tiba saja masuk ke dalam mobil, ia malah mendorong tubuh istriku keluar.

"Puja, kamu gila ya. "

Episodes
1 Bab 1 Pov 1 Riki
2 Bab 2 Pov Riki (Sari masuk ke rumah sakit)
3 Bab 3 Pov Riki. (Berhijabnya Puja.)
4 Bab 4 Pov Riki. (Marahnya Riki pada Ibu.)
5 Bab 5 Pov Riki, ( Pujian ibu menyakitkan hati)
6 Bab 6 Pov Riki ( Sakit hati Riki.)
7 Bab 7 Pov Riki (Fitnah)
8 Bab 8 (Ibu masuk rumah sakit.)
9 Bab 9 Pov Riki. (Pergi dari rumah.)
10 Bab 10 Pov Riki. ( Kontrakan.)
11 Bab 11 Pov Riki (Puja semakin menjadi jadi)
12 Bab 12 Pov Riki ( Sari mulai percaya)
13 Bab 13 Pov Riki ( Ibu menyuruh.)
14 Bab 14 Pov Riki ( Menekan Sari)
15 Bab 15
16 Bab 16 Pov Riki ( Perginya Sari.)
17 Bab 17 Pov Riki. (Mengalami kejang kejang.)
18 Bab 18 Pov Riki. (Riri bikin masalah.)
19 Bab 19 Pov Riki. (Kedatangan seseorang.)
20 Bab 20 Pov Riki. (siapa dokter itu?)
21 21 Pov Riki (Cemburu)
22 22 Terkejut Pov Raka.
23 23 Menelepon. ( Pov Riki.)
24 Bab 24 (Pov Riki) Bi Asih mengundurkan diri
25 Bab 25 (Pov Riki) Ibu ingin Puja.
26 Bab 26 (Pov Raka.) Menolak makanan.
27 Bab 27 (Pov Riki.) Ibu muntah
28 Bab 28 (Pov Riki. ) Bekerja.
29 Bab 29 Pov Riki (Membawa Puja.)
30 Bab 30 Pov Riki, ( Mengerjai Puja. )
31 Bab 31 Pov Riki, (Pergi untuk yang terakhir. )
32 Bab 32 Pov Riki egois.
33 Bab 33 Pov Riki, ( Ucapan Riri.)
34 Bab 34 Pov Riki. ( memblokir nomor.)
35 Bab 35 Baju yang dipakai istriku (Pov Riki.)
36 Bab 36 (Pov Riki) Tega
37 Bab 37 Riri berulah (Pov Riki.)
38 Bab 38 Pov autor. ( Kesedihan sang ibunda. )
39 Bab 39 Pov Autor. ( Ada apa dengan Riri.)
40 Bab 40 Pov Autor. (Ada rasa sesal.)
41 Bab 41 kepergian sang kakak. ( Pov Autor)
42 Bab 42 Pov Autor. ( Karma pelahan datang.)
43 Bab 43 Pov Autor. ( Masalah bertubi tubi. )
44 Bab 44 Pov Autor. ( Semakin terpuruknya Sang ibunda.)
45 Bab 45 Pov Autor (Menunggu kepastian Daniel.)
46 Bab 46 Pov Autor. (di tipu.)
47 Bab 47 Menyesal,
48 Bab 48 Pov Autor ( Bantuan.)
49 Bab 49 Pov Autor ( kematian.)
50 Bab 50 Pov Autor. ( Riri ke kantor sang kakak.)
51 Bab 51 Pov Autor, (Memohon.)
52 Bab 52 pov autor. ( Menghilangkan rasa Ego.)
53 Bab 53 Pov Autor. (Nasib Riri.)
54 Bab 54 Pov Autor( Tenang.)
55 Bab 55
56 Bab 56 Pov Autor, ( Mengintik. Siapa itu?)
57 Bab 57
58 Bab 58 Pov Autor. (Merasa malu.)
59 Bab 59 Pov autor ( Menderitanya Puja.)
60 Bab 60
61 Bab 61 Pov Autor. ( Melepaskan demi bahagia.)
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74 pengumuman.
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1 Pov 1 Riki
2
Bab 2 Pov Riki (Sari masuk ke rumah sakit)
3
Bab 3 Pov Riki. (Berhijabnya Puja.)
4
Bab 4 Pov Riki. (Marahnya Riki pada Ibu.)
5
Bab 5 Pov Riki, ( Pujian ibu menyakitkan hati)
6
Bab 6 Pov Riki ( Sakit hati Riki.)
7
Bab 7 Pov Riki (Fitnah)
8
Bab 8 (Ibu masuk rumah sakit.)
9
Bab 9 Pov Riki. (Pergi dari rumah.)
10
Bab 10 Pov Riki. ( Kontrakan.)
11
Bab 11 Pov Riki (Puja semakin menjadi jadi)
12
Bab 12 Pov Riki ( Sari mulai percaya)
13
Bab 13 Pov Riki ( Ibu menyuruh.)
14
Bab 14 Pov Riki ( Menekan Sari)
15
Bab 15
16
Bab 16 Pov Riki ( Perginya Sari.)
17
Bab 17 Pov Riki. (Mengalami kejang kejang.)
18
Bab 18 Pov Riki. (Riri bikin masalah.)
19
Bab 19 Pov Riki. (Kedatangan seseorang.)
20
Bab 20 Pov Riki. (siapa dokter itu?)
21
21 Pov Riki (Cemburu)
22
22 Terkejut Pov Raka.
23
23 Menelepon. ( Pov Riki.)
24
Bab 24 (Pov Riki) Bi Asih mengundurkan diri
25
Bab 25 (Pov Riki) Ibu ingin Puja.
26
Bab 26 (Pov Raka.) Menolak makanan.
27
Bab 27 (Pov Riki.) Ibu muntah
28
Bab 28 (Pov Riki. ) Bekerja.
29
Bab 29 Pov Riki (Membawa Puja.)
30
Bab 30 Pov Riki, ( Mengerjai Puja. )
31
Bab 31 Pov Riki, (Pergi untuk yang terakhir. )
32
Bab 32 Pov Riki egois.
33
Bab 33 Pov Riki, ( Ucapan Riri.)
34
Bab 34 Pov Riki. ( memblokir nomor.)
35
Bab 35 Baju yang dipakai istriku (Pov Riki.)
36
Bab 36 (Pov Riki) Tega
37
Bab 37 Riri berulah (Pov Riki.)
38
Bab 38 Pov autor. ( Kesedihan sang ibunda. )
39
Bab 39 Pov Autor. ( Ada apa dengan Riri.)
40
Bab 40 Pov Autor. (Ada rasa sesal.)
41
Bab 41 kepergian sang kakak. ( Pov Autor)
42
Bab 42 Pov Autor. ( Karma pelahan datang.)
43
Bab 43 Pov Autor. ( Masalah bertubi tubi. )
44
Bab 44 Pov Autor. ( Semakin terpuruknya Sang ibunda.)
45
Bab 45 Pov Autor (Menunggu kepastian Daniel.)
46
Bab 46 Pov Autor. (di tipu.)
47
Bab 47 Menyesal,
48
Bab 48 Pov Autor ( Bantuan.)
49
Bab 49 Pov Autor ( kematian.)
50
Bab 50 Pov Autor. ( Riri ke kantor sang kakak.)
51
Bab 51 Pov Autor, (Memohon.)
52
Bab 52 pov autor. ( Menghilangkan rasa Ego.)
53
Bab 53 Pov Autor. (Nasib Riri.)
54
Bab 54 Pov Autor( Tenang.)
55
Bab 55
56
Bab 56 Pov Autor, ( Mengintik. Siapa itu?)
57
Bab 57
58
Bab 58 Pov Autor. (Merasa malu.)
59
Bab 59 Pov autor ( Menderitanya Puja.)
60
Bab 60
61
Bab 61 Pov Autor. ( Melepaskan demi bahagia.)
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74 pengumuman.
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!