Bab 4 Pov Riki. (Marahnya Riki pada Ibu.)

"Istri kamu ada di dapur."

Mendengar jawaban ibu membuat aku geram, berjalan memanggil Sari, dimana wanita yang menjadi istriku itu tengah membersihkan piring piring kotor yang menumpuk, pantas saja aku ingin cepat cepat pulang, jadi ini kerjaan ibu pada  Sari. 

"Sari." Menyebut namanya, Sari kini membalikkan badan, terlihat ia masih belum pulih total, dimana wajahnya masih terlihat begitu pucat. 

"Kenapa kamu masih mengerjakan pekerjaan rumah, ayo sebaiknya kita istirahat saja, " ucapku pada Sari, dimana ia menganggukkan kepala, membuat aku langsung membopongnya. 

Sedangkan ibu hanya menatapku sinis, ia terlihat kesal saat aku membawa Sari masuk ke dalam kamar. 

"Sayang, aku tanya sama kamu, apa benar dokter menyuruhmu pulang? Ayo jawab yang jujur, jangan takut di sini ada aku?" 

Pertanyaanku, membuat Sari terlihat ketakutan. Dimana tangannya bergetar dan suhu tubuhnya terasa panas. 

"Kamu masih sakit sayang," ucapku memegang kening Sari. 

Aku yang tak tahan dengan kelakuan ibu, kini berdiri dan berkata, " Ini pasti ulah ibu, kamu jadi demam seperti ini."

Sari tiba tiba saja menahan tanganku, ia menggelengkan kepala, seperti menyuruhku untuk tidak memarahi ibu.

Aku mulai tersenyum, menenangkan rasa sakit yang kurasakan terhadap ibu." Sudah kamu jangan kuatir, aku tidak akan memarahi ibu ya."

Setelah berkata seperti itu, Sari tak menahan tanganku lagi. Dengan rasa kesal yang menggebu gebu, aku mulai menghampiri ibu. 

Dimana ibu tengah mengobrol dengan Riri. 

"Ri, ayolah kamu cuci piring sana."

"Idih, kenapa ibu nyuruh Riri, ibu aja sana yang cuci piring. Riri takut kalau kuku kuku Riri yang cantik ini jadi hancur. "

"Ri, cuman hari ini aja. Stok piring sudah habis."

"Siapa suruh ibu nggak cuci dari awal, malah dibiarkan menumpuk. Suruh saja si Sari menantu ibu yang nggak berguna itu. "

"RIRI, APA MAKSUD KAMU MENGATAKAN JIKA SARI TAK BERGUNA. HAH."

Riri terlihat terkejut dengan perkataanku, ia menundukkan wajah dan berkata, " Kak Riki, aku tidak bermaksud berkata seperti itu."

Aku yang sudah kelewat kesal dengan adik dan juga ibuku kini berucap, " ASAL KALIAN TAHU ISTRIKU SUDAH MELAKUKAN YANG TERBAIK UNTUK KELUARGA KITA, TAPI KALIAN SEAKAN MEMANFAATKAN KEBAIKAN  SARI. DAN KALIAN BILANG JIKA SARI ITU TAK BERGUNA, HARUSNYA YANG MENGATAKAN PERKATAAN SEPERTI ITU ISTRIKU, KARENA BERKAT ISTRIKU KALIAN BISA MAKAN DAN BELI  KEBUTUHAN YANG KALIAN INGINKAN."

Ibu menatap ke arahku ia menjawab," jadi kamu rugi sudah membiayai kami, Riki. "

"Rugi, kalau rugi mungkin Sari dan Riki tidak akan tinggal disini. Bu, sadar dong. kurang baik apa Sari pada ibu, Sari tidak hitungan, ia memperbolehkan Riki membiayai ibu dan Riri. Tanpa Sari mementingkan dirinya sendiri dan kepentingan yang memang sudah menjadi kewajiban Riki sebagai suami. Ia lebih baik berpenampilan sederhana, tak pernah membeli baju ataupun peralatan make-up, karena Sari lebih mementingkan isi perut ibu dan Riri, begitupun kepentingan rumah ini."

Wanita yang sudah melahirkanku itu hanya diam, mematung, sampai dimana ia mendekat dan berkata, " Wajar lah, istri kamu seperti itu, dia kan numpang hidup di rumah ibu. "

"Bu, apa ibu lupa.  Surat tanah dan rumah sudah ibu gadaikan ke bank, dan siapa yang membayar itu semua kalau bukan Riki. Dan Riki tak pernah mengambil sepeserpun dari uang bekas gadai rumah dan tanah ini."

"Bisa bisanya kamu berkata seperti itu, aku ini ibumu yang melahirkanmu, hanya karena wanita sialan itu kamu memarahi ibu habis habisan."

Ibu pergi melewatiku, ia terlihat menangis. Aku tidak bermaksud membuat beliau menangis, aku tidak memarahinya hanya berkata tegas. Agar beliau bisa menghargai menantunya. 

Tapi ketika berurusan dengan orang tua, yang ada kita yang salah. Mereka selalu menganggap jika yang benar adalah mereka sendiri. 

Aku menatap ke arah Riri, dimana ia bergegas mencuci piring kotor setelah aku membentaknya habis habisan. 

"Mas."

Terkejut, melihat Sari sudah ada dihadapanku. 

"Ada apa?"

"Aku mau ngomong sama kamu!"

Aku langsung mengikuti langkah kaki istriku, ia membawaku masuk ke dalam kamar.

"Kenapa, kamu malah memarahi ibu. Kasihan ibu, dia sudah tua dan berumur, seharusnya kamu memberitahu dia dengan perkataan yang lembut. "

Begitulah istriku, dia selalu kasihan terhadap ibu orang yang jelas jelas tidak menyukainya sama sekali.

"Ya aku khilaf, maafkan aku. "

"Jangan minta maaf sama aku, minta maaflah sama ibu. "

"Baik, biar nanti malah saja. "

"Mas, sekarang ayo. "

"Sekarang aku lelah, mau istirahat. "

Membaringkan badan di atas kasur, menenangkan setiap amarah yang meluap luap, Sari mulai duduk di samping kiri dimana aku berbaring.

"Mas."

"Ya kenapa?"

Baru saja aku ingin mendengar perkataan istriku, suara bel berulang ulang berbunyi, membuat telingaku sakit.

"Siapa coba yang pencet bel sampai berulang ulang. "

"Biar aku saja, mas istirahat dulu."

"Biar mas saja, kamu kan cape baru pulang dari rumah sakit. "

"Tapi mas."

"Aku langsung menyuruh istriku untuk duduk dan beristirahat di dalam kamarnya. "

Dimana aku keluar kamar, dan Riri masih sibuk dengan pekerjaannya, " siapa lagi. "

Membuka pintu rumah, ternyata Puja datang dengan membawa bingkisan, aku yang melihat wanita dihadapanku merasa risih.

"Ada apa?"

"Pak Riki lupa ya, aku kan ke sini mau menjenguk istri Pak Riki yang sedang sakit!"

"Oh, apa tidak ada hari lain. Sekarangkan cuaca sedang hujan. "

"Habisnya aku sudah janji pada bapak, dan kebetulan aku kangen sekali sama ibu. Mm, dimana ibu?"

"Di kamar!"

"Aduh, aduh, siapa ini yang datang. Ya ampun cantik sekali, seger lagi ngeliatnya. Nggak kaya yang onoh burik. "

"Yang onoh, siapa?"

Aku bertanya pada ibu, membuat ibu mengabaikan perkataanku.

"Ya sudah ayo masuk, kamu pasti kedinginan. Ibu akan buatkan kamu makanan yang enak dan minuman hangat ya. "

Ketika melihat Puja, ibu begitu senang saat menyambutnya pun begitu ramah. Tetapi pada istriku dia terlihat benci dan ketus.

Puja mulai duduk, dimana ibu menyiapkan beberapa makanan yang tak pernah aku lihat sama sekali.

"Oh ya tante dimana Sari, bagaimana keadaanya?" tanya Puja, dimana wanita itu seperti mencari perhatian ibuku agar terlihat baik.

"Sari ada di kamarnya, dia ya gitu gitu saja. Penyakitan!" jawab ibu, tak sadar jika aku dari tadi mendengarkan obrolannya.

"Penyakitan, aduhhh bahaya dong untuk kesehatan ibu," ucap Puja, perkataannya tak jauh berbeda dengan ibu.

Dimana mereka merasa wanita paling sehat dan sempurna di dunia ini, " Huuk, huuk."

Aku berpura pura batuk, membuat kedua wanita yang membicarakan istriku kini terdiam.

"Heh, Pak Riki, saya kira anda tidak ada di sini. "

"Saya berharap jika orang bertamu itu bisa menjaga perkataanya. "

Terpopuler

Comments

Siti Julaeha

Siti Julaeha

kasihan sari

2024-04-12

0

Yati Syahira

Yati Syahira

makanya ngontrak sari jgn sok

2023-07-24

0

Izaz Tismaini

Izaz Tismaini

sari jgn sok kuat kmu,sudah k guguran masih juga mau diam d sana brtmbah sakit kmu nanti dn cepat tua jgn trllu yakin sama lelaki

2023-05-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pov 1 Riki
2 Bab 2 Pov Riki (Sari masuk ke rumah sakit)
3 Bab 3 Pov Riki. (Berhijabnya Puja.)
4 Bab 4 Pov Riki. (Marahnya Riki pada Ibu.)
5 Bab 5 Pov Riki, ( Pujian ibu menyakitkan hati)
6 Bab 6 Pov Riki ( Sakit hati Riki.)
7 Bab 7 Pov Riki (Fitnah)
8 Bab 8 (Ibu masuk rumah sakit.)
9 Bab 9 Pov Riki. (Pergi dari rumah.)
10 Bab 10 Pov Riki. ( Kontrakan.)
11 Bab 11 Pov Riki (Puja semakin menjadi jadi)
12 Bab 12 Pov Riki ( Sari mulai percaya)
13 Bab 13 Pov Riki ( Ibu menyuruh.)
14 Bab 14 Pov Riki ( Menekan Sari)
15 Bab 15
16 Bab 16 Pov Riki ( Perginya Sari.)
17 Bab 17 Pov Riki. (Mengalami kejang kejang.)
18 Bab 18 Pov Riki. (Riri bikin masalah.)
19 Bab 19 Pov Riki. (Kedatangan seseorang.)
20 Bab 20 Pov Riki. (siapa dokter itu?)
21 21 Pov Riki (Cemburu)
22 22 Terkejut Pov Raka.
23 23 Menelepon. ( Pov Riki.)
24 Bab 24 (Pov Riki) Bi Asih mengundurkan diri
25 Bab 25 (Pov Riki) Ibu ingin Puja.
26 Bab 26 (Pov Raka.) Menolak makanan.
27 Bab 27 (Pov Riki.) Ibu muntah
28 Bab 28 (Pov Riki. ) Bekerja.
29 Bab 29 Pov Riki (Membawa Puja.)
30 Bab 30 Pov Riki, ( Mengerjai Puja. )
31 Bab 31 Pov Riki, (Pergi untuk yang terakhir. )
32 Bab 32 Pov Riki egois.
33 Bab 33 Pov Riki, ( Ucapan Riri.)
34 Bab 34 Pov Riki. ( memblokir nomor.)
35 Bab 35 Baju yang dipakai istriku (Pov Riki.)
36 Bab 36 (Pov Riki) Tega
37 Bab 37 Riri berulah (Pov Riki.)
38 Bab 38 Pov autor. ( Kesedihan sang ibunda. )
39 Bab 39 Pov Autor. ( Ada apa dengan Riri.)
40 Bab 40 Pov Autor. (Ada rasa sesal.)
41 Bab 41 kepergian sang kakak. ( Pov Autor)
42 Bab 42 Pov Autor. ( Karma pelahan datang.)
43 Bab 43 Pov Autor. ( Masalah bertubi tubi. )
44 Bab 44 Pov Autor. ( Semakin terpuruknya Sang ibunda.)
45 Bab 45 Pov Autor (Menunggu kepastian Daniel.)
46 Bab 46 Pov Autor. (di tipu.)
47 Bab 47 Menyesal,
48 Bab 48 Pov Autor ( Bantuan.)
49 Bab 49 Pov Autor ( kematian.)
50 Bab 50 Pov Autor. ( Riri ke kantor sang kakak.)
51 Bab 51 Pov Autor, (Memohon.)
52 Bab 52 pov autor. ( Menghilangkan rasa Ego.)
53 Bab 53 Pov Autor. (Nasib Riri.)
54 Bab 54 Pov Autor( Tenang.)
55 Bab 55
56 Bab 56 Pov Autor, ( Mengintik. Siapa itu?)
57 Bab 57
58 Bab 58 Pov Autor. (Merasa malu.)
59 Bab 59 Pov autor ( Menderitanya Puja.)
60 Bab 60
61 Bab 61 Pov Autor. ( Melepaskan demi bahagia.)
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74 pengumuman.
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1 Pov 1 Riki
2
Bab 2 Pov Riki (Sari masuk ke rumah sakit)
3
Bab 3 Pov Riki. (Berhijabnya Puja.)
4
Bab 4 Pov Riki. (Marahnya Riki pada Ibu.)
5
Bab 5 Pov Riki, ( Pujian ibu menyakitkan hati)
6
Bab 6 Pov Riki ( Sakit hati Riki.)
7
Bab 7 Pov Riki (Fitnah)
8
Bab 8 (Ibu masuk rumah sakit.)
9
Bab 9 Pov Riki. (Pergi dari rumah.)
10
Bab 10 Pov Riki. ( Kontrakan.)
11
Bab 11 Pov Riki (Puja semakin menjadi jadi)
12
Bab 12 Pov Riki ( Sari mulai percaya)
13
Bab 13 Pov Riki ( Ibu menyuruh.)
14
Bab 14 Pov Riki ( Menekan Sari)
15
Bab 15
16
Bab 16 Pov Riki ( Perginya Sari.)
17
Bab 17 Pov Riki. (Mengalami kejang kejang.)
18
Bab 18 Pov Riki. (Riri bikin masalah.)
19
Bab 19 Pov Riki. (Kedatangan seseorang.)
20
Bab 20 Pov Riki. (siapa dokter itu?)
21
21 Pov Riki (Cemburu)
22
22 Terkejut Pov Raka.
23
23 Menelepon. ( Pov Riki.)
24
Bab 24 (Pov Riki) Bi Asih mengundurkan diri
25
Bab 25 (Pov Riki) Ibu ingin Puja.
26
Bab 26 (Pov Raka.) Menolak makanan.
27
Bab 27 (Pov Riki.) Ibu muntah
28
Bab 28 (Pov Riki. ) Bekerja.
29
Bab 29 Pov Riki (Membawa Puja.)
30
Bab 30 Pov Riki, ( Mengerjai Puja. )
31
Bab 31 Pov Riki, (Pergi untuk yang terakhir. )
32
Bab 32 Pov Riki egois.
33
Bab 33 Pov Riki, ( Ucapan Riri.)
34
Bab 34 Pov Riki. ( memblokir nomor.)
35
Bab 35 Baju yang dipakai istriku (Pov Riki.)
36
Bab 36 (Pov Riki) Tega
37
Bab 37 Riri berulah (Pov Riki.)
38
Bab 38 Pov autor. ( Kesedihan sang ibunda. )
39
Bab 39 Pov Autor. ( Ada apa dengan Riri.)
40
Bab 40 Pov Autor. (Ada rasa sesal.)
41
Bab 41 kepergian sang kakak. ( Pov Autor)
42
Bab 42 Pov Autor. ( Karma pelahan datang.)
43
Bab 43 Pov Autor. ( Masalah bertubi tubi. )
44
Bab 44 Pov Autor. ( Semakin terpuruknya Sang ibunda.)
45
Bab 45 Pov Autor (Menunggu kepastian Daniel.)
46
Bab 46 Pov Autor. (di tipu.)
47
Bab 47 Menyesal,
48
Bab 48 Pov Autor ( Bantuan.)
49
Bab 49 Pov Autor ( kematian.)
50
Bab 50 Pov Autor. ( Riri ke kantor sang kakak.)
51
Bab 51 Pov Autor, (Memohon.)
52
Bab 52 pov autor. ( Menghilangkan rasa Ego.)
53
Bab 53 Pov Autor. (Nasib Riri.)
54
Bab 54 Pov Autor( Tenang.)
55
Bab 55
56
Bab 56 Pov Autor, ( Mengintik. Siapa itu?)
57
Bab 57
58
Bab 58 Pov Autor. (Merasa malu.)
59
Bab 59 Pov autor ( Menderitanya Puja.)
60
Bab 60
61
Bab 61 Pov Autor. ( Melepaskan demi bahagia.)
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74 pengumuman.
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!