Bab 2 Pov Riki (Sari masuk ke rumah sakit)

Aku segera berlari setelah mendengar suara di dapur. " Astagfirullah, mah." Betapa terkejutnya melihat Sari terpeleset, tubuhnya terkulai lemah di atas lantai. 

"Kamu kok bisa sampai jatuh begini, ayo mas bantu berdiri. "

Saat mengangkat tubuh Sari, darah terlihat mengalir dari atas betis istriku, kedua mataku membulat. Tanpa basa basi aku langsung membopongnya masuk ke dalam mobil. 

Ibu yang baru saja selesai berdandan datang menghampiriku, " aduh, ada apa ini?"

"Sari, jatuh di dapur bu, barusan!"

"Lalu mau kamu bawa kemana dia?"

"Aku mau bawa ke rumah sakit bu, kasihan Sari dia sepertinya mengalami pendarahan!"

"Sudah, tak usah dibawa ke rumah sakit, ibu panggilkan dukun beranak saja. Buang buang duit kalau dibawa ke rumah sakit."

"Ibu gimana sih dukun beranak kan buat melahirkan bukan mengobati pendarahan, dan lagi ada BPJS ini. "

"Kamu ini kalau ibu bilangin."

"Ahk, sudah bu. Aku mau pergi sekarang. "

Aku membawa istriku pergi dengan menggunakan mobil kantor yang biasa dibawa untuk bekerja," mas, sakit. "

Mendengar rengekan istriku, membuat aku tak tega, berusaha kutenangi dia dengan berkata, " kamu harus tenang ya sayang, bentar lagi kita sampai di rumah sakit kok."

Dengan tangan gemetar mengendarai mobil, pada akhirnya aku berhasil membawa Sari ke rumah sakit. 

Membopong tubuh istriku, mencari seorang perawat ataupun dokter. 

"Dok, dok.  Suster. "

Mereka baru saja datang, membuat hatiku merasa tenang. Sari dibawa ke ruang UGD untuk segera ditangani. 

Dari sana hatiku sudah tak karuan, dimana ponsel terus berbunyi tanda orang kantor terus menelponku. 

"Halo pak. "

"Halo, Riki. kenapa kamu tidak pergi ke kantor hari inu, bukannya kamu tahu sendiri di perusahaan kita sedang ada proyek besar."

Aku memukul kepalaku, lupa jika hari ini ada proyek besar yang harus  aku tangani. " Maaf pak, sekarang saya ada di rumah sakit, istri saya mengalami pendarahan, mohon pengertiannya."

"Pengertian, memangnya perusahaan ini milik nenek moyangmu, pokoknya sekarang kamu harus datang ke kantor dan bawa berkas yang saya suruh kamu selesaikan kemarin. "

Sambungan telepon dimatikan sebelah pihak, aku bimbang saat ini, jika aku pergi kerja sekarang bagaimana dengan Sari, dia sendirian di rumah sakit. 

Dengan memberanikan diri, aku mencoba menelepon ibu, " Halo Riki, kenapa?"

"Bu, ibu bisa datang ke sini temani Sari sebentar saja, Riki mau pergi kerja, sekarang ada meeting yang harus Riki hadiri!"

"Bukannya tadi ibu bilang sama kamu, bawa aja Sari ke dukun beranak, lah ini ke rumah sakit, jadinyakan kamu repot. Nyusahin saja bisanya. "

Aku mencoba melembutkan hati ibu, " Bu, Riki minta maaf, tadi Riki panik. "

"Ahk, kamunya aja nggak bisa diomongin."

"Ibu mau kan datang ke sini?"

"Iya."

"Syukurlah."

Baru saja ingin mengucap kata terima kasih, wanita tua yang sudah melahirkanku langsung mematikan sambungan teleponnya.  Membuat aku hanya bisa mengelus dada, karena sekarang sekarang ibu memperlihatkan sifat aslinya.  Dimana ia begitu membenci menantunya dan merasa tak puas akan pernikahan kami, ya Allah kuatkan hamba menjalani cobaan ini. 

Menghela napas, aku kini berjalan menuju parkiran, berharap jika ibu benar benar datang menemani Sari. 

Aku mulai menyalakan mobil dengan kecepatan tinggi, berharap sampai ke kantor. 

Semua terasa menegangkan karena jam segini aku baru saja datang, melihat raut wajah sang bos membuat aku ketakutan. 

Untung saja, kelain tidak menunggu lama dan aku mulai menjelaskan semuanya. 

Dan untuk saja semua berjalan dengan sempurna, kelain suka dengan proyek besar yang kami rencanakan. 

Sampai aku bersujud syukur kepada yang maha kuasa. " Riki. "

"Iya pak?"

"Sekarang kamu selamat, karena proyek kita berhasil! Dan saya mengurungkan niat saya untuk tidak memecat kamu, jadi saya berharap kedepannya kamu bisa lebih bertanggung jawab lagi!"

"Iya pak, saya minta maaf atas keteledoran saya. "

Menghela napas kembali, Allah masih memberiku rezeki dalam bekerja. Walau pemilik perusahaan begitu kesal kepadaku. 

Menatap jam, sudah menunjukkan pukul lima sore, aku bergegas masuk ke dalam mobil untuk segera menemui Sari di rumah sakit. 

Tidak butuh waktu yang lama untuk sampai di rumah sakit, kini aku keluar dari dalam mobil membawa buah buahan kesukaan istriku. 

Terlihat suasana rumah sakit hampir sepi, aku bertanya dimana ruangan istriku sekarang. 

Suster menunjukkan ruangan itu, aku berjalan dengan begitu cepat, melihat pada jendela kamar ruangan istriku. 

Sari tengah menangis sendirian, ia terus mengusap air matanya yang terus berlinang membasahi pipi. 

"Kemana ibu, padahal aku menyuruh ibu untuk menemani Sari, tapi sekarang. Kenapa dia tidak ada di dalam kamarnya?"

Aku segera mungkin masuk ke dalam kamar Sari, terlihat ia terburu buru mengusap air matanya. 

"Mas, kamu sudah pulang kerja. " Sari tersenyum, setiap kali melihatku datang, ia seperti menyembunyikan kesedihannya sendirian. 

Aku mendekat dan mencium kening istriku ini dan bertanya?" Oh ya, ibu kemana?"

"Ibu! Dari tadi Sari nggak lihat ibu di sini!"

Aku mengepalkan kedua tanganku, ibu sudah melalaikan amanahku, dia tidak menemani Sari. 

Berusaha menenangkan Sari, " Oh ya mas bawa buah buahan untuk kamu loh sayang, nih lihat. " 

Sari semakin melebarkan senyuman nya, ia menerima pemberianku dengan wajah bahagia. 

"Maaf ya sayang, mas tidak menemani kamu. Karena …."

Sari memegang tanganku," sudah mas, tak usah dijelaskan lagi, Sari sudah ngerti kok. kamu kan kerja. "

Mengusap pelan pipinya dan berkata," terima kasih ya sayang. "

Baru saja kamu merasakan rasa bahagia, ibu datang dengan raut wajah terlihat kesal. 

"Ibu."

Wanita tua itu mendekati Sari dan berkata, " bisa bisanya kamu sampai keguguran."

Deg ….

Mendengar perkataan ibu membuat jantungku terasa sesak. 

"Makanya jaga kesehatan,  ngurus anak dalam kandungan pun tak becus."

Sari hanya diam ketika ibu terus menerus  memarahinya," Bu, sudah cukup jangan marahi lagi Sari, semua ini bukan karena ulah Sari seutuhnya dia tidak sengaja terjatuh. "

"Riki, kamu ini suami macam apa sih, sudah tahu istri salah, dibelain terus. Jadinya maja kaya gini. "

"Sari bukan manja bu, Sari kelelahan karena mengurus rumah sendirian, memasak, mencuci pakain ibu dan anak ibu yang janda itu. Belum lagi ibu selalu menyuruh Sari membuatkan makanan tengah malam. Sampai Sari lupa dengan namanya tidur nyenyak."

Aku baru pertama kali mendengar istriku mengatakan hal itu, membuat aku yang menjadi suami merasa gagal. 

"Jaga ucapan kamu, itu sudah jadi tugas kamu.  Siapa suruh mau nikah sama Riki, ya kamu harus tanggung dong resikonya, melayani kita semua."

Mendengar hal itu membuat aku bertanya pada ibu. " Bu, jadi selama ini ibu bohong sama Riki, ibu bilang kalau ibu sudah menyewakan pembantu dari jam sembilan sampai jam empat untuk mengerjakan pekerjaan rumah?"

Terpopuler

Comments

Izaz Tismaini

Izaz Tismaini

jgn diam dari harus d lawan mertua seperti itu,pindah rumah jika Riki TDK mau pisah aja,utk apa makan hati,

2023-05-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pov 1 Riki
2 Bab 2 Pov Riki (Sari masuk ke rumah sakit)
3 Bab 3 Pov Riki. (Berhijabnya Puja.)
4 Bab 4 Pov Riki. (Marahnya Riki pada Ibu.)
5 Bab 5 Pov Riki, ( Pujian ibu menyakitkan hati)
6 Bab 6 Pov Riki ( Sakit hati Riki.)
7 Bab 7 Pov Riki (Fitnah)
8 Bab 8 (Ibu masuk rumah sakit.)
9 Bab 9 Pov Riki. (Pergi dari rumah.)
10 Bab 10 Pov Riki. ( Kontrakan.)
11 Bab 11 Pov Riki (Puja semakin menjadi jadi)
12 Bab 12 Pov Riki ( Sari mulai percaya)
13 Bab 13 Pov Riki ( Ibu menyuruh.)
14 Bab 14 Pov Riki ( Menekan Sari)
15 Bab 15
16 Bab 16 Pov Riki ( Perginya Sari.)
17 Bab 17 Pov Riki. (Mengalami kejang kejang.)
18 Bab 18 Pov Riki. (Riri bikin masalah.)
19 Bab 19 Pov Riki. (Kedatangan seseorang.)
20 Bab 20 Pov Riki. (siapa dokter itu?)
21 21 Pov Riki (Cemburu)
22 22 Terkejut Pov Raka.
23 23 Menelepon. ( Pov Riki.)
24 Bab 24 (Pov Riki) Bi Asih mengundurkan diri
25 Bab 25 (Pov Riki) Ibu ingin Puja.
26 Bab 26 (Pov Raka.) Menolak makanan.
27 Bab 27 (Pov Riki.) Ibu muntah
28 Bab 28 (Pov Riki. ) Bekerja.
29 Bab 29 Pov Riki (Membawa Puja.)
30 Bab 30 Pov Riki, ( Mengerjai Puja. )
31 Bab 31 Pov Riki, (Pergi untuk yang terakhir. )
32 Bab 32 Pov Riki egois.
33 Bab 33 Pov Riki, ( Ucapan Riri.)
34 Bab 34 Pov Riki. ( memblokir nomor.)
35 Bab 35 Baju yang dipakai istriku (Pov Riki.)
36 Bab 36 (Pov Riki) Tega
37 Bab 37 Riri berulah (Pov Riki.)
38 Bab 38 Pov autor. ( Kesedihan sang ibunda. )
39 Bab 39 Pov Autor. ( Ada apa dengan Riri.)
40 Bab 40 Pov Autor. (Ada rasa sesal.)
41 Bab 41 kepergian sang kakak. ( Pov Autor)
42 Bab 42 Pov Autor. ( Karma pelahan datang.)
43 Bab 43 Pov Autor. ( Masalah bertubi tubi. )
44 Bab 44 Pov Autor. ( Semakin terpuruknya Sang ibunda.)
45 Bab 45 Pov Autor (Menunggu kepastian Daniel.)
46 Bab 46 Pov Autor. (di tipu.)
47 Bab 47 Menyesal,
48 Bab 48 Pov Autor ( Bantuan.)
49 Bab 49 Pov Autor ( kematian.)
50 Bab 50 Pov Autor. ( Riri ke kantor sang kakak.)
51 Bab 51 Pov Autor, (Memohon.)
52 Bab 52 pov autor. ( Menghilangkan rasa Ego.)
53 Bab 53 Pov Autor. (Nasib Riri.)
54 Bab 54 Pov Autor( Tenang.)
55 Bab 55
56 Bab 56 Pov Autor, ( Mengintik. Siapa itu?)
57 Bab 57
58 Bab 58 Pov Autor. (Merasa malu.)
59 Bab 59 Pov autor ( Menderitanya Puja.)
60 Bab 60
61 Bab 61 Pov Autor. ( Melepaskan demi bahagia.)
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74 pengumuman.
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1 Pov 1 Riki
2
Bab 2 Pov Riki (Sari masuk ke rumah sakit)
3
Bab 3 Pov Riki. (Berhijabnya Puja.)
4
Bab 4 Pov Riki. (Marahnya Riki pada Ibu.)
5
Bab 5 Pov Riki, ( Pujian ibu menyakitkan hati)
6
Bab 6 Pov Riki ( Sakit hati Riki.)
7
Bab 7 Pov Riki (Fitnah)
8
Bab 8 (Ibu masuk rumah sakit.)
9
Bab 9 Pov Riki. (Pergi dari rumah.)
10
Bab 10 Pov Riki. ( Kontrakan.)
11
Bab 11 Pov Riki (Puja semakin menjadi jadi)
12
Bab 12 Pov Riki ( Sari mulai percaya)
13
Bab 13 Pov Riki ( Ibu menyuruh.)
14
Bab 14 Pov Riki ( Menekan Sari)
15
Bab 15
16
Bab 16 Pov Riki ( Perginya Sari.)
17
Bab 17 Pov Riki. (Mengalami kejang kejang.)
18
Bab 18 Pov Riki. (Riri bikin masalah.)
19
Bab 19 Pov Riki. (Kedatangan seseorang.)
20
Bab 20 Pov Riki. (siapa dokter itu?)
21
21 Pov Riki (Cemburu)
22
22 Terkejut Pov Raka.
23
23 Menelepon. ( Pov Riki.)
24
Bab 24 (Pov Riki) Bi Asih mengundurkan diri
25
Bab 25 (Pov Riki) Ibu ingin Puja.
26
Bab 26 (Pov Raka.) Menolak makanan.
27
Bab 27 (Pov Riki.) Ibu muntah
28
Bab 28 (Pov Riki. ) Bekerja.
29
Bab 29 Pov Riki (Membawa Puja.)
30
Bab 30 Pov Riki, ( Mengerjai Puja. )
31
Bab 31 Pov Riki, (Pergi untuk yang terakhir. )
32
Bab 32 Pov Riki egois.
33
Bab 33 Pov Riki, ( Ucapan Riri.)
34
Bab 34 Pov Riki. ( memblokir nomor.)
35
Bab 35 Baju yang dipakai istriku (Pov Riki.)
36
Bab 36 (Pov Riki) Tega
37
Bab 37 Riri berulah (Pov Riki.)
38
Bab 38 Pov autor. ( Kesedihan sang ibunda. )
39
Bab 39 Pov Autor. ( Ada apa dengan Riri.)
40
Bab 40 Pov Autor. (Ada rasa sesal.)
41
Bab 41 kepergian sang kakak. ( Pov Autor)
42
Bab 42 Pov Autor. ( Karma pelahan datang.)
43
Bab 43 Pov Autor. ( Masalah bertubi tubi. )
44
Bab 44 Pov Autor. ( Semakin terpuruknya Sang ibunda.)
45
Bab 45 Pov Autor (Menunggu kepastian Daniel.)
46
Bab 46 Pov Autor. (di tipu.)
47
Bab 47 Menyesal,
48
Bab 48 Pov Autor ( Bantuan.)
49
Bab 49 Pov Autor ( kematian.)
50
Bab 50 Pov Autor. ( Riri ke kantor sang kakak.)
51
Bab 51 Pov Autor, (Memohon.)
52
Bab 52 pov autor. ( Menghilangkan rasa Ego.)
53
Bab 53 Pov Autor. (Nasib Riri.)
54
Bab 54 Pov Autor( Tenang.)
55
Bab 55
56
Bab 56 Pov Autor, ( Mengintik. Siapa itu?)
57
Bab 57
58
Bab 58 Pov Autor. (Merasa malu.)
59
Bab 59 Pov autor ( Menderitanya Puja.)
60
Bab 60
61
Bab 61 Pov Autor. ( Melepaskan demi bahagia.)
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74 pengumuman.
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!