Sebelumnya.
Adhisty meminta Sade ke kediaman Cyra sebab ingin mengajukan proposal kerjasama secara pribadi.
Awalnya lelaki itu ragu, akan tetapi Sade menerima tawaran sekedar ingin mengetahui kedalaman aset Cyra. Keduanya lalu sepakat bertemu di Mansion saat jam makan siang.
Pembicaraan bisnis lancar di layangkan Adhisty hingga dia tanpa sadar mengeluh tentang angannya yang pupus pada Sade.
Ashadiya memang di siapkan Adhisty untuk menjadi penerusnya. Dia menilai, Asha lebih susah di imingi harta oleh para penjilat, susah di tebak sebab karakter nan pendiam, sehingga Cyra akan terjaga dari hal negatif.
Kecelakaan itu memberangus harapan Adhisty, dia bahkan menikahkan Asha dengan Ghala sebab terpaksa.
Mendengar kata pewaris, Sade berniat mengungkap satu rahasia. Berharap agar Adhisty menikahkan dirinya dengan Asha sehingga dia dapat mengendalikan kekuasaan Cyra melalui tangan istrinya nanti.
"Tante, aku dan Asha sesungguhnya saling mengenal dekat, sejak pertemuan pertama di launching gedung pameran seni beberapa tahun silam. Kami lalu menjalin hubungan khusus, sangat intim hingga terjadi hal yang terlarang."
Adhisty membola, dia memang bertemu keluarga Sadana di setiap even penting. Kala itu, memang keduanya saling sapa meski hanya sekilas. Akan tetapi, Adhisty meragu dan dia memilih mendengarkan cerita Sade lebih dulu.
"Benarkah?" tanya Adhisty tak percaya.
"Ehm, benar. Aku di kenalkan Anggun. Tante tahu kan siapa dia, putri pemilik gedung seni sekaligus sahabat karib Asha," ujar Sade lagi, mencoba menggali ingatan beberapa tahun lalu.
Adhisty mencoba mengingat, Asha hampir tak pernah bercerita tentang kawannya. Anak gadis itu terlalu pendiam dan asik dengan dunianya. Namun, dia mengangguk tanda mengingat sosok Anggun.
"Mengapa saat bertemu Asha kemarin, Tuan muda berpura tak mengenalnya. Jika Asha, mungkin saja dia lupa sebab sifatnya memang demikian. Tapi, Anda?" tanya Adhisty terheran.
"Asha yang meminta agar hubungan kami di rahasiakan. Aku tahu dia pasti mengandung anakku, bukan ingin lari dari tanggungjawab akan tetapi ketika terjadi kecelakaan itu, aku sedang di Eropa. Ketika kembali ke sini, ku dengar dia cacat dan mengurung diri," tutur Sade panjang dengan tatapan mengiba, dahinya berkerut sebagai isyarat permohonan.
Direktur utama perusahaan sepatu ternama itu termenung. Dia ingat ketika bertanya pertama kali pada Asha, siapa ayah si jabang bayi, anak gadisnya hanya diam atau sesekali menggeleng samar.
Adhisty juga ingat Asha berkali bilang tidak tahu, sehingga Alka menyimpulkan bahwa adiknya amnesia akibat benturan kecelakaan. Dan pada akhirnya dia memilih Maghala sebagai kedok guna menjaga nama baik mereka.
"Mengapa kau baru muncul sekarang, mengakui janin itu setelah tiga bulan?" cecar Adhisty lagi.
Sade Sadana menghela nafas, terasa sedikit sulit meyakinkan Adhisty.
"Coba Tante pikirkan, apa yang akan dilakukan seorang pria jika tahu bahwa wanitanya telah menikah? apakah seketika ingin menghancurkan? ... banyak yang ku pertimbangkan, termasuk menjaga nama baik kedua keluarga. Bagaimana bila ini terbongkar ke publik lalu menjadi skandal. Kita semua rugi dan aku tidak akan gegabah," jawab Sade, logis. Dia tahu kelemahan Adhisty, reputasi bagi wanita ini adalah harga mati.
"Ini semua kan demi Asha juga. Aku lihat kemarin dia ketakutan padaku. Bukankah itu tanda penyangkalan dari Asha? sedangkan aku sangat ingin menjaga keduanya," sambung Sade, masih membujuk Adhisty dan menjejali dengan logika.
Semua yang Sade katakan dicerna dengan baik oleh Adhisty. Sebuah alasan logis sebab kedudukan keluarga Sadana yang tinggi. Dalam hati, Adhisty memuji Asha sebab telah berhasil menggaet putra konglomerat nomer satu di Indonesia. Harapan bahwa Sade akan mengucurkan bantuan untuk Cyra pun muncul di benak ibu kandung Asha.
"Kamu terlambat, ada Maghala saat ini yang mengurus Asha," ucap Adhisty setengah putus asa.
Sade terdiam. Sadana adalah milik banyak pihak, dua kakaknya pasti akan menduduki urutan awal dalam hal kekuasaan. Maka dia harus memiliki cara lain jika ingin setara.
"Ku mohon, Tante. Bantulah aku dan Asha untuk dapat bersatu, aku kangen dia dan anakku," bujuk Sade lagi.
"Maghala bukan orang yang bisa di tekan memakai siksaan fisik atau cacian. Dia bebal, dengan cara apa Anda akan menyingkirkannya?" kata Adhisty, ingin mendengar solusi dari Sade.
Sade menopang dagu dengan satu tangan. Alisnya bertaut tanda dia berpikir keras. Sementara Adhisty memejam seraya menggerakkan kursi kebesarannya ke kanan dan kiri.
"Aku punya rencana. Tawarkan saja dengan jabatan atau harta dengan imbalan melepaskan Asha," kata Sade urun saran.
"Jika tidak berhasil, bagaimana?" cecar Adhisty lagi.
Senyum misterius di tunjukkan Sade. Garis lengkung bibirnya jelas melukis rencana yang dia nilai tidak akan gagal, sebab rata-rata semua orang tiada dapat menahan serangan tersebut.
Putra bungsu Sadana grup, lalu membisikkan deretan kalimat panjang ke hadapan Adhisty. Dia bahkan rela membungkukkan badan pada wanita itu agar niatan sebenarnya dapat berjalan mulus.
Senyum Adhisty terlukis, binar matanya mendadak terang bagai iklan lampu. Wajah nan mulai keriput itu seketika terpancar gurat bahagia, mengaburkan garis halus yang dipunya. Ibu kandung Asha, mengangguk antusias.
Kesepakatan antar dua insan terjalin sudah. Banyak hal yang di tawarkan Sade dan Adhisty bilamana rencana mereka berhasil.
Pemilik perusahaan Cyra, lantas memanggil maid dan meminta agar Ghala menemuinya di ruang kerja.
"Kita akan lihat bagaimana responnya nanti," ujar Adhisty, terkekeh samar masih duduk di kursi kebesaran.
...*...
"Kau!" geram Sade merasa terintimidasi oleh Ghala.
"Kiranya jawabanku jelas. Aku tidak akan menceraikan Asha. Jika dia harus menanggung luka kembali, aku tak segan membalas," tandas Maghala, masih menatap lekat Sade.
"Ck, tong kosong nyaring bunyinya! ada darah dagingku di sana, kau bersedia mengurus anakku, begitu? ... apa kau sanggup, menghadapi Asha? sementara dia mempunyai dan di bayangi ingatan panas denganku," tawa Sade menggema, dia mempermainkan emosi Maghala.
"Hanya sepenggal ingatan bukan? bukankah pepatah mengatakan bahwa kedekatan dan kenyamanan, perlahan akan menumbuhkan banyak rasa? ... lalu mengikis ingatan haram yang tak semestinya. Kau sanggup melawan waktu kebersamaan kami?" balas Ghala, tak gentar disudutkan perkara hati, dia justru menyerang balik.
Sade mengepalkan tangannya. Rahang tegas itu kini terlihat kian tajam sebab gurat wajah yang menahan geram. Dia menyadari, bahwa Maghala tak mudah di intimidasi.
"Kau ingin tahu, bagaimana Asha meresponku? tentu akan lain rasanya bukan? apa kita perlu mendengar penilaian langsung dari Asha, terhadap kita berdua?" tantang Ghala, meneguhkan posisi berdiri, dengan memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana.
"Kau!" geram Sade, merasa di rendahkan.
"Maghala!" seru Adhisty, baru melihat sisi lain menantunya. Dia bagai bukan Maghala yang biasa di caci.
"Ya? jangan paksa aku berpisah dari Asha, Ma. Dia akan tetap menjadi istriku satu-satunya," tegas Maghala, kali ini menatap tajam pada sang mertua.
Lelaki tampan itu pun berbalik badan, meninggalkan ruangan kesiaan. Saat pintu besar itu menutup, Maghala menghela nafas berat.
"Maukah kau untuk tetap bertahan di sisiku, Ashadiya?" gumam Maghala, melangkah pelan, kembali menuju kamar.
.
.
...__________________...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
KUNCINYA DI ASHA, APA MMG SALING CINTA DGN SADE, HINGGA TRJDI PERZINAHAN, ATAU ASHA DIPERKOSA SADE..
2023-08-01
0
Nurlinda
lanjut
2023-07-29
1
🍊🍾⃝ᴄʜͩᴀᷞɪͧʀᷠᴀͣ ғᴀᴊɪʀᴀ🅠🅛
perang d mulai,,,, kopi mana kopiiii mommy butuh kopi nih biar semangat nulisnya, ngopi dulu mom☕
2023-04-25
1