BAB 5

Seperti biasa, setiap sore Bunga akan membantu bundanya untuk mengangkat pakaian yang telah kering. Semua ini murni keinginan Bunga yang ingin membantu bundanya.

Sebenarnya bukan tidak bersyukur memiliki anak yang sangat pengertian dan suka membantu, tetapi saat ini belum waktunya hari-hari Bunga dihabiskan untuk membantu pekerjaan bundanya.

"Bunga … biar Bunda aja yang mengangkatnya!" ujar Asha, saat melihat Bunga telah mengambil satu persatu pakaian yang telah kering.

"Enggak apa-apa, Bunda. Bunga kan ingin bantuin Bunda," tolak Bunga.

"Iya, Bunda tahu. Tapi Bunda enggak mau Bunga kecapekan, tadi kan udah ikut keliling ambil pakaian kotor."

"Enggak apa-apa Bunda. Biar cepat selesai pekerjaan Bunda. Apakah Bunda enggak suka Bunga bantuin? Kenapa setiap Bunga bantuin, Bunda selalu melarang?" Kini pertanyaan tak terduga itu keluar dari bibir mungil sang anak.

Asha hanya menelan kasar salivanya. Ia pun langsung mendekat kearah Bunga. "Bukan begitu, Sayang. Bunda senang kok anak Bunda mau bantuin Bunda, tapi Bunda hanya tidak mau anak Bunda kecapekan, Sayang."

"Kan Bunga udah bilang kalau Bunga enggak capek, Bunda." Bunga bersikeras pada keinginan.

"Baiklah, tapi gak abis ini Bunga mandi dan bersiap untuk ngaji, ya! Ini udah sore!"

"Iya, Bunda."

*

*

Sudah menjadi kebiasaan setiap pukul lima sore sampai selesai magrib anak-anak seusia Bunga akan mengaji di masjid terdekat. Bunga yang hampir terlambat datang langsung dikerumuni beberapa temannya yang menanyakan mengapa Bunga hampir terlambat.

"Bunga … apakah kamu membantu bundamu lagi?" tanya Aini.

"Iya. Hari ini cucian bundaku banyak sekali. Jadi aku bantuin angkat jemuran dulu baru mandi. Apakah sudah dimulai?"

"Belum. Ini baru mau dimulai. Ayo cepat masuk!" Aini menarik tangan Bunga agar segera masuk kedalam masjid.

Kegiatan rutin mengaji adalah sebuah gagasan dari anak karang taruna kompleks. Para pemuda sengaja mendirikan kegiatan rutin mengaji setiap sore agar mereka tidak kehilangan generasi penerus mereka, mengingat saat ini sudah banyak anak yang tidak peduli akan Alquran sebagai pedoman hidup.

"Bunga, lusa kamu ikut kan ke kebun binatang?" celetuk salah satu teman sekolah Bunga.

Bunga terdiam. Ia belum bisa memberikan jawaban, karena ia tahu ikut piknik ke kebun binatang itu butuh biaya. Dan Bunga tidak sanggup untuk meminta uang pada bundanya. Ia tahu bagaimana sulit sang bunda mengumpulkan uang untuk biaya makan dan sekolahnya. Jika Bunga ikut, pasti akan menambah beban untuk bunda lagi.

"Sepertinya aku tidak ikut. Aku tidak mau Bunda terbebani dengan semua biayanya. Aku tidak mau bundaku bersedih," ucap Bunga dengan lapang. Ya, meskipun dalam hati bunga sangat menginginkan untuk ikut pergi ke kebun binatang bersama dengan teman-temannya, tetapi Bunga juga memikirkan kondisi keuangan bundanya.

"Yah ... padahal selama ini kan kamu belum pernah pergi ke kebun binatang. Sayang sekali, Bunga. Kata mamaku, di sana kita bisa naik gajah dan unta, lho."

"Tapi aku tidak mau ikut." Nada itu terdengar melemah.

Siapa yang menyangka percakapan dua orang anak terdengar di telinga Askara yang baru saja menyelesaikan shat magribnya. Hatinya tersenyum saat mendengar jawaban yang tak terduga dari anak seusia Bunga, dimana ia masih memikirkan keadaan orang tuanya, sekalipun usianya masih 6 tahun.

Dan betapa terkejutnya Askara saat menyadari jika kata-kata yang baru saja keluar itu dari bibir gadis kecil yang beberapa hari lalu terserempet mobilnya. Ia tak menyangka gadis kecil itu memiliki pemikiran yang sangat dewasa. Karena hatinya tersentuh Askara pun langsung mendekati dua orang anak kecil yang duduk di belakangnya.

"Hai ... " sapa Askara pada Bunga dan temannya. "kita ketemu lagi."

Bunga terkejut karena bisa bertemu dengan orang yang beberapa hari lalu ditemuinya. Bahkan orang itu sampai memesankan ojek online untuk mengantarnya sampai ke depan rumah.

"Om ... " ucap Bunga dengan wajah berbinar.

"Bunga dia siapa?" bisik Mely, teman yang sejak tadi berbicara dengan Bunga.

"Ini Om .... " Bunga berdiam sejenak, karena Bunga sendiri belum tahu siapa nama pria yang ada di depannya.

"Panggil aja Om Kara. Rumah Om ada di belakang kompleks ini. Om juga baru pindah ke sini sekitar satu bulan yang lalu," jelas Askara.

"Oh ... rumah Om Kara rumah yang baru itu ya? Kata mamaku, rumah itu sangat besar. Ternyata Om Kara yang punya," celetuk Mely antusias.

Askara hanya tersenyum kecil. Sudah bisa dipastikan keberadaan dirinya ditengah-tengah warga yang tinggal disebuah kompleks akan menjadi buah bibir. Askara bisa menebak, karena ia dan Asha juga pernah tinggal di sebuah kompleks kecil.

Saat itu usaha kecil milik Kara bangkrut dan mengharuskan Askara banting setir dengan membuka bengkel kecil. Sementara itu Asha, istrinya menjadi tukang cuci baju untuk membantu keuangan Askara saat itu.

"Eh, tadi kalian lagi cerita apa ya? Kok seru bisa naik gajah dan unta?" tanya Askara dengan pura-pura tidak tahu tentang topik yang sedang dibicarakan oleh kedua anak kecil itu.

"Oh ... itu, Om. Lusa kami akan pergi ke kebun binatang, tapi Bunga enggak mau ikut karena Bunga enggak mau membebani bundanya," jelas Mely dengan apa adanya.

Askara pun mengangguk dengan pelan. Ia tahu apa yang harus dilakukannya agar Bunga tetap bisa ikut, tanpa harus membebani bundanya.

"Kalian berdua sekolah dimana?"

"Di TK Tunas Bangsa, Om." Lagi-lagi Mely lah yang menjawab pertanyaan dari Kara.

"Baiklah, Om duluan ya. Kalian ngaji yang bagus dan rajin. Besok Om mampir lagi ke sini. Besok Om juga akan bawa oleh-oleh untuk kalian semua."

Wajah Mely dan Bunga pun terlihat sumringah karena ucapan Kara yang mengatakan akan datang lagi dengan membawa oleh-oleh.

"Wah ... beneran ya Om."

"Iya, beneran."

...~BERSAMBUNG~...

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

next

2024-08-18

0

Windarti08

Windarti08

sebenarnya ceritanya bagus, apalagi liat episodenya gak panjang, aku suka👍
tapi maaf typonya betebaran dimana-mana... seperti nama teman Asha itu sebenarnya Shanti apa Shinta, kadang tertulisnya malah santai🙏🤭

2023-08-05

1

👑🇷‌🇦‌🇹‌🇺‌ ᵗʸᵖᵒ

👑🇷‌🇦‌🇹‌🇺‌ ᵗʸᵖᵒ

astaga typo

2023-06-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!