BAB 4

Sebagai singel parent, terkadang banyak cemoohan yang datang dari beberapa orang yang tidak menyukainya. Banyak yang beranggapan jika Bunga adalah anak haram dari hubungan terlarang, karena selama ini Asha tak pernah menunjukkan tentang siapa ayah kandung Bunga. 

Tak dipungkiri, terkadang Asha lelah ingin menyerah, tetapi wajah Bunga menepis rasa lelahnya dan membuatnya bangkit untuk tetap berjuang, karena hanya Bunga yang dia miliki saat ini. Jika ia menyerah, lalu bagaimana nasib dan masa depan Bunga yang masih panjang?

Seperti biasa, setiap sore akan banyak orang yang mengantarkan pakaian mereka untuk di cuci ataupun disetrika. Akan tetapi, tak jarang juga yang meminta pakaiannya di jemput ke rumahnya. Semua dilayani Asha dengan ikhlas.

"Sha, kamu gak ada pikiran buat buka usaha laundry gitu? Kan pelanggan kamu juga semakin banyak. Kamu bisa mencari orang untuk membantumu. Lihatlah sekarang tubuhmu tambah kering," ujar Sinta, salah satu teman Asha yang tinggal di kompleks itu.

"Bukan tidak ingin, Sin. Tapi kamu tahu sendiri kan kalau modal untuk buka laundry itu gak murah. Aku tidak akan sanggup untuk membeli semua perlengkapannya. Bisa untuk makan dan bayar kontrakan aja udah bersyukur," jelas Asha dengan rasa sesak di dalam dada.

Siapa yang tidak menginginkan mempunyai usah sendiri, terlebih jasa cuci dan setrika baju yang diminati oleh orang-orang yang memang sangat membutuhkan. Mereka yang sangat sibuk bekerja pasti sangat membutuhkan jasa laundry, karena tidak sempat untuk mencuci ataupun menyetrika mereka.

"Kalau kamu mau, aku bisa bantu kamu untuk pinjam modal dari bosku. Dia tuh baik banget. Aku baru kerja satu bulan dengannya udah dikasih banyak bonus. Anakku juga dibelikan banyak baju dan mainan," ujar Sinta saat menceritakan kebaikan bosnya.

"Bos kamu laki-laki apa perempuan? Kalau laki-laki, hati-hati, Sin! Jangan sampai ada sesuatu yang diinginkan oleh dia. Aku bukan mau berburuk sangka, tapi kamu tahu kan bagaimana cara orang kaya memperlakukan orang miskin. Aku hanya tidak mau kamu kenapa-kenapa nantinya," komentar Asha. Karena banyaknya berita tentang majikan yang melecehkan asisten rumah tangga, tidak ada salahnya untuk berhati-hati agar tidak terjadi sesuatu yang tak dikemudian hari.

Santi hanya menganggukkan kepalanya dengan pelan. Tidak ada salahnya juga ucapan temannya, terlebih dengan status bosnya yang duda. Bisa jadi itu adalah sebuah iming-iming agar ia betah untuk bekerja ditempat rumahnya. Namun, Santi juga menepis prasangkanya, karena Santi melihat jika majikannya adalah tipe orang yang royal karena saking kayanya.

"Dia emang duda. Tapi kayaknya dia bukan orang yang kayak gitu sih, Sha. Soalnya selain aku juga ada seseorang wanita tua yang bekerja di rumah itu dan juga ada tukang kebun, sopir dan scurity. Wajahnya tak terlihat seburuk itu."

"Jangan salah, Sin. Banyak kok orang yang terlihat baik dari luar tapi dalamnya busuk. Aku tidak sedang mencuci otakmu, aku hanya sedang menyuruhmu untuk berhati-hati saja," jelas Asha.

"Iya … iya. Makasih ya udah ingetin aku. Aku bakalan berhati-hati, kok."

Asha merasa bersyukur dari sekian orang hanya Sinta yang sangat peduli dengannya. Bahkan Sinta adalah orang yang sangat berjasa untuk hidupnya. Andaikan saat itu Asha tidak bertemu dengan Santi, mungkin dirinya telah menjadi gelandangan di bawah kolong jembatan.

*

*

Di sebuah rumah besar yang terlihat masih baru itu rasanya sangat sunyi. Bagaimana akan ramai jika yang menghuni hanya asisten rumah tangganya saja, sementara sang majikan jarang berada di rumah.

Pemilik rumah itu adalah Askara Djawa Lathin, seorang pria tanpa status, karena jika dikatakan duda, ia belum bercerai dengan istrinya, tetapi kenyataannya ia sudah berpisah dengan istrinya selama tujuh tahun. Bahkan status di KTP nya saja masih menyebutkan jika Askara tercatat kawin. Begitu juga dengan akta nikah dan catatan sipil lainnya masih menyebutkan jika Askara belum menyandang status duda.

Perpisahan dengan sang istri yang secara tiba-tiba, membuatnya kacau dan hancur saat itu. Bahkan Askara juga sudah mencari sang istri ke setiap sudut kota. Namun, nyatanya sang istri tak bisa ditemukan. 

Setiap malam Askara selalu berdoa agar bisa ditemukan lagi dengan istrinya dan ia akan bersujud di kaki sang istri jika berhasil menemukannya. Meminta maaf atas apa yang telah diperbuatnya, sekalipun itu adalah sebuah kekhilafan.

"Bi Sumi, apakah Santi belum datang?" tanya Askara pada Bi Sumi, wanita yang selama ini menemani suka dukanya.

"Belum, Tuan. Santi bilang dia akan sedikit terlambat karena di sekolahan anaknya sedang ada rapat orang tua," jelas Bi Sumi.

"Oh." Askara pun hanya membuang napas kasarnya. Sejenak Askara teringat pada gadis kecil yang terserempet mobilnya beberapa hari yang lalu. Gadis imut berambut panjang itu seakan mengingatkan Askara pada seseorang. Bahkan mata dan bibir hampir menyerupai wanita yang selama ini dicarinya.

"Nanti kalau Santi datang, suruh dia untuk menemuiku. Aku ada di ruang kerja!" pesan Askara yang kemudian meninggalkan Bi Sumi.

"Baik, Tuan."

...~BERSAMBUNG~...

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

anak yg keserempet adalah anakmu yg jadi alasan kenapa istrimu meninggalkanmu ?

2024-08-18

0

Airoh Hasna

Airoh Hasna

nama askara lucu amat Thor

2023-04-11

1

Baya Azka

Baya Azka

jd penasaran kesalahan apa yg dibuat aksara dimasa lalu' lanjut thor❤❤❤❤❤🌷🌷🌷🌷🌷

2023-04-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!