Episode 3 perjodohan

Kavandra memakirkan sepeda motor sport milik nya , pria itu melangkah kan kaki nya memasuki rumah bak istana itu , melirik ke sana kemari , lalu pandangan nya tertuju ke arah sosok pria tua yang tengah menatap nya dengan jengah , dia Malik - kakek Kavandra .

Kavandra menghela nafas nya kasar , pria tampan yang masih mengenakan seragam nya lengkap itu menghampiri sang kakek , lalu menyalami nya dengan takjim.

"Kenapa sekalian enggak pulang saja ?" omel Kakek Malik .

Kavandra sudah menduga jika sang kakek akan ngomel jika diri nya pulang terlambat , tidak menemani kakek nya bermain golf .

Kavandra menghela nafas nya dalam , pria itu menjatuhkan tubuh nya di kursi samping sang kakek . "Vandra tadi ada latihan basket kek" sahut Kavandra .

Kakek Malik memicingkan mata nya , lalu tersenyum miring ke arah sang cucu. "Oiya ? Apa main basket nya sama Marsha si imut dan jelita itu " ledek sang kakek .

Kavandra mendengus kesal , lalu memutar bola mata nya jengah . "Pasti Reni kan ?" tebak nya yang jelas tidak pernah meleset , jika semua yang kakek Malik tau tentang diri nya pasti dari sepupu nya itu . Awas saja , niat Kavandra ingin mentraktir sepupu nya itu pupus . Kavandra akan mengomeli sepupu nya yang super cerewet itu nanti nya .

Kakek Malik tersenyum simpul . "Kenapa emang nya ? Apa kamu malu Vandra .."

Kavandra tidak menanggapi , pria itu dengan gaya Cool beranjak dari duduk nya , pria itu menoleh ke arah sang kakek .

"Vandra mau ganti baju dulu kek , nanti Vandra langsung turun , temenin kakek main golf nya" ucap Kavandra lalu berlalu dari sana .

Kakek Malik menghela nafas nya kasar , memijit pelipisnya nya yang agak berdenyut . Dia -- dia sangat tau jika cucu nya itu sangat mencintai Marsha . Tapi apa Papi Marsha mau menerima nya . ? Oke jika nenek dan Mami nya setuju karena mereka berdua menyukai Kavandra . Tapi tidak dengan Jordan -- Papi Marsha .

Kejadian masa lalu ? Ya sudah pasti , itu yang akan Jordan pertimbangkan . Pria itu sama seperti mendiang ayah nya , yang sama-sama keras kepala . Tidak memperdulikan penjelasan orang lain . Mereka mengambil kesimpulan sesuai isi pikiran mereka .

Huh

Rasa nya sangat pusing harus menghadapi Jordan nanti .

"Tapi kakek akan berjuang untuk mu cucu ku " seru kakek Malik menatap nanar ke depan .

Kavandra yang belum sepenuhnya masuk ke dalam rumah , berdiri di pintu . Diri nya tau , bahkan sangat tau , apa yang terjadi dulu . Semua nya tidak sengaja Kavandra dengar ketika sang kakek berbicara dengan Omi nya Marsha .

Kavandra menghela nafas nya dalam , rasa nya begitu banyak ujian perjuangan cinta nya untuk mendapatkan Marsha . Tapi Kavandra tidak akan mundur dan putus asa . Pria itu akan terus berjuang untuk bersama dengan Marsha .

___oOo__

"Apa menikah ?" Pekik Arga terkejut dengan apa yang baru saja di bilang oleh Kakek , Mama, dan Papa nya . Tanpa sadar pria itu meninggi kan suara nya di depan Jordan -- Nia kedua orang tua Marsha . Sedangkan Marsha gadis cantik itu hanya menundukkan kepala nya saja sedari tadi , tanpa minat mengangkat suara nya .

Reta -- Mama Arga langsung mencubit paha putra nya itu , membuat Arga membulat kan kedua bola mata nya menatap sang Mama . "Mama kenapa cubit Arga ?"

Reta meringis malu , "pelan kan suara kamu Arga ." Bisik Mama nya .

Arga mencebikkan ujung bibir nya , pria itu menatap malas ke dua orang tua nya .

"Maaf ya , Jor, Nia , Arga mah suka bercanda" seru Darta -- Papa Arga .

Jordan dan Nia tersenyum simpul menanggapi nya . Mau protes juga bagaimana , soal nya ini adalah permintaan terakhir sang Papa , kakek Marsha sebelum menghembuskan nafas nya terakhir .

"Tapi Pa . Arga enggak mau ! Arga kan masih sekolah " tolak Arga lantang .

"Arga !!" Kakek Zayn membulatkan mata nya mendengar perkataan sang cucu .

"Kamu harus ikuti apa kata para petuah Arga !!" Itu suara Ony nya Arga yang berbicara . Wanita judes bin galak itu menatap sang cucu dengan tatapan tajam . Membuat Arga langsung diam dan tidak berani angkat suara lagi .

"Bagaimana Jordan ?" Tanya Kakek Zayn .

Jordan menghela nafas nya berat , sebenarnya sangat berat menuruti permintaan sang Papa . Karena bagaimana pun Jordan ingin agar putri nya menikah tanpa paksaan dan satu lagi Jordan ingin putri nya menyelesaikan pendidikan nya terlebih dahulu . Namun kini diri nya mau tidak mau harus menerima nya .

"Baiklah Kek , saya setuju ! " Ucap Jordan .

Kakek Zayn mengangguk kan kepala nya , "baiklah , pernikahan kita adakan seminggu lagi . Mereka akan tetap bersekolah walaupun sudah menikah " ucap kakek Zayn .

"Mana bisa kek !! Aku kan masih sekolah . Ah kakek mah , seenak nya aja ngambil keputusan . Kalau pihak sekolah tau bagaimana ? Aku enggak mau di keluarin " tolak Arga .

Ony melebarkan mata nya lalu menghampiri sang cucu , wanita tua itu mengetuk kepala sang cucu dengan kuat . "Kau bodoh ya ! Yang punya sekolah juga teman nya kakek ! Bahkan kakek mu itu juga donatur terbesar di sekolah itu . Tidak akan ada yang berani menyuruh mu keluar "

Arga mengerucutkan bibirnya , "tapi kan ny--"

"Tidak ada tapi-tapian , pokok nya kamu dan Marsha menikah Minggu depan " putus Ony .

Arga menoleh ke arah Papa dan Mama nya ."Ma, Pa " rengek Arga . Namun kedua nya mengedikkan bahu nya acuh ,

"Bagaimana Jordan ? Kakek memutuskan jika Arga dan Marsha akan menikah Minggu depan . " Usul Kakek Zayn .

"Apa tidak kecepatan kek ?" Tanya Jordan .

Kakek Zayn menggeleng kan kepala nya . "Lebih cepat , lebih baik Jordan . Kakek ingin melihat kedua nya sudah resmi sebelum kakek menyusul ayah mu" seru Kakek Zayn tertunduk lemah .

"Pa!". Reta dan Darta berseru , kedua nya menggeleng kan kepala nya .

Jordan menghela nafas nya dalam , di lirik nya sang istri yang tersenyum . Lalu pandangan pria itu tertuju ke arah putri semata wayangnya -- Marsha , gadis kecil nya tengah menundukkan kepala nya . Tidak tau apa yang di rasakan nya , tapi Jordan harus mengiyakan permintaan ini .

"Baiklah , aku setuju !" Ucap Jordan .

Dan hal tersebut membuat semua orang terpekik girang , tapi tidak dengan Arga dan juga Marsha .

Arga masih bersungut-sungut menolak nya . Sedangkan Marsha menatap nanar ke depan . Bukan nya tidak cinta dan menolak menikah dengan Arga . Tapi Marsha sakit hati atas perlakuan pria itu . Arga menolak menikah dengan nya terang-terangan di depan nya .

"Apakah sebegitu benci nya kamu sama aku Arga ? Sampai di dalam hati mu tidak ada aku sedikit pun . " Batin Marsha .

"Are you oke Sha ? " Tanya Omi Marsha yang duduk di samping gadis cantik itu .

Marsha tersentak , langsung tersenyum ke arah sang Omi , dan menggeleng kan kepala nya . "Omi jangan khawatir , Marsha baik-baik aja kok " sahut Marsha , membuat Omi nya bernafas lega . Diri nya takut jika Marsha terbebani dengan semua ini.

___oOo___

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!