Kavandra memakirkan sepeda motor sport milik nya , pria itu melangkah kan kaki nya memasuki rumah bak istana itu , melirik ke sana kemari , lalu pandangan nya tertuju ke arah sosok pria tua yang tengah menatap nya dengan jengah , dia Malik - kakek Kavandra .
Kavandra menghela nafas nya kasar , pria tampan yang masih mengenakan seragam nya lengkap itu menghampiri sang kakek , lalu menyalami nya dengan takjim.
"Kenapa sekalian enggak pulang saja ?" omel Kakek Malik .
Kavandra sudah menduga jika sang kakek akan ngomel jika diri nya pulang terlambat , tidak menemani kakek nya bermain golf .
Kavandra menghela nafas nya dalam , pria itu menjatuhkan tubuh nya di kursi samping sang kakek . "Vandra tadi ada latihan basket kek" sahut Kavandra .
Kakek Malik memicingkan mata nya , lalu tersenyum miring ke arah sang cucu. "Oiya ? Apa main basket nya sama Marsha si imut dan jelita itu " ledek sang kakek .
Kavandra mendengus kesal , lalu memutar bola mata nya jengah . "Pasti Reni kan ?" tebak nya yang jelas tidak pernah meleset , jika semua yang kakek Malik tau tentang diri nya pasti dari sepupu nya itu . Awas saja , niat Kavandra ingin mentraktir sepupu nya itu pupus . Kavandra akan mengomeli sepupu nya yang super cerewet itu nanti nya .
Kakek Malik tersenyum simpul . "Kenapa emang nya ? Apa kamu malu Vandra .."
Kavandra tidak menanggapi , pria itu dengan gaya Cool beranjak dari duduk nya , pria itu menoleh ke arah sang kakek .
"Vandra mau ganti baju dulu kek , nanti Vandra langsung turun , temenin kakek main golf nya" ucap Kavandra lalu berlalu dari sana .
Kakek Malik menghela nafas nya kasar , memijit pelipisnya nya yang agak berdenyut . Dia -- dia sangat tau jika cucu nya itu sangat mencintai Marsha . Tapi apa Papi Marsha mau menerima nya . ? Oke jika nenek dan Mami nya setuju karena mereka berdua menyukai Kavandra . Tapi tidak dengan Jordan -- Papi Marsha .
Kejadian masa lalu ? Ya sudah pasti , itu yang akan Jordan pertimbangkan . Pria itu sama seperti mendiang ayah nya , yang sama-sama keras kepala . Tidak memperdulikan penjelasan orang lain . Mereka mengambil kesimpulan sesuai isi pikiran mereka .
Huh
Rasa nya sangat pusing harus menghadapi Jordan nanti .
"Tapi kakek akan berjuang untuk mu cucu ku " seru kakek Malik menatap nanar ke depan .
Kavandra yang belum sepenuhnya masuk ke dalam rumah , berdiri di pintu . Diri nya tau , bahkan sangat tau , apa yang terjadi dulu . Semua nya tidak sengaja Kavandra dengar ketika sang kakek berbicara dengan Omi nya Marsha .
Kavandra menghela nafas nya dalam , rasa nya begitu banyak ujian perjuangan cinta nya untuk mendapatkan Marsha . Tapi Kavandra tidak akan mundur dan putus asa . Pria itu akan terus berjuang untuk bersama dengan Marsha .
___oOo__
"Apa menikah ?" Pekik Arga terkejut dengan apa yang baru saja di bilang oleh Kakek , Mama, dan Papa nya . Tanpa sadar pria itu meninggi kan suara nya di depan Jordan -- Nia kedua orang tua Marsha . Sedangkan Marsha gadis cantik itu hanya menundukkan kepala nya saja sedari tadi , tanpa minat mengangkat suara nya .
Reta -- Mama Arga langsung mencubit paha putra nya itu , membuat Arga membulat kan kedua bola mata nya menatap sang Mama . "Mama kenapa cubit Arga ?"
Reta meringis malu , "pelan kan suara kamu Arga ." Bisik Mama nya .
Arga mencebikkan ujung bibir nya , pria itu menatap malas ke dua orang tua nya .
"Maaf ya , Jor, Nia , Arga mah suka bercanda" seru Darta -- Papa Arga .
Jordan dan Nia tersenyum simpul menanggapi nya . Mau protes juga bagaimana , soal nya ini adalah permintaan terakhir sang Papa , kakek Marsha sebelum menghembuskan nafas nya terakhir .
"Tapi Pa . Arga enggak mau ! Arga kan masih sekolah " tolak Arga lantang .
"Arga !!" Kakek Zayn membulatkan mata nya mendengar perkataan sang cucu .
"Kamu harus ikuti apa kata para petuah Arga !!" Itu suara Ony nya Arga yang berbicara . Wanita judes bin galak itu menatap sang cucu dengan tatapan tajam . Membuat Arga langsung diam dan tidak berani angkat suara lagi .
"Bagaimana Jordan ?" Tanya Kakek Zayn .
Jordan menghela nafas nya berat , sebenarnya sangat berat menuruti permintaan sang Papa . Karena bagaimana pun Jordan ingin agar putri nya menikah tanpa paksaan dan satu lagi Jordan ingin putri nya menyelesaikan pendidikan nya terlebih dahulu . Namun kini diri nya mau tidak mau harus menerima nya .
"Baiklah Kek , saya setuju ! " Ucap Jordan .
Kakek Zayn mengangguk kan kepala nya , "baiklah , pernikahan kita adakan seminggu lagi . Mereka akan tetap bersekolah walaupun sudah menikah " ucap kakek Zayn .
"Mana bisa kek !! Aku kan masih sekolah . Ah kakek mah , seenak nya aja ngambil keputusan . Kalau pihak sekolah tau bagaimana ? Aku enggak mau di keluarin " tolak Arga .
Ony melebarkan mata nya lalu menghampiri sang cucu , wanita tua itu mengetuk kepala sang cucu dengan kuat . "Kau bodoh ya ! Yang punya sekolah juga teman nya kakek ! Bahkan kakek mu itu juga donatur terbesar di sekolah itu . Tidak akan ada yang berani menyuruh mu keluar "
Arga mengerucutkan bibirnya , "tapi kan ny--"
"Tidak ada tapi-tapian , pokok nya kamu dan Marsha menikah Minggu depan " putus Ony .
Arga menoleh ke arah Papa dan Mama nya ."Ma, Pa " rengek Arga . Namun kedua nya mengedikkan bahu nya acuh ,
"Bagaimana Jordan ? Kakek memutuskan jika Arga dan Marsha akan menikah Minggu depan . " Usul Kakek Zayn .
"Apa tidak kecepatan kek ?" Tanya Jordan .
Kakek Zayn menggeleng kan kepala nya . "Lebih cepat , lebih baik Jordan . Kakek ingin melihat kedua nya sudah resmi sebelum kakek menyusul ayah mu" seru Kakek Zayn tertunduk lemah .
"Pa!". Reta dan Darta berseru , kedua nya menggeleng kan kepala nya .
Jordan menghela nafas nya dalam , di lirik nya sang istri yang tersenyum . Lalu pandangan pria itu tertuju ke arah putri semata wayangnya -- Marsha , gadis kecil nya tengah menundukkan kepala nya . Tidak tau apa yang di rasakan nya , tapi Jordan harus mengiyakan permintaan ini .
"Baiklah , aku setuju !" Ucap Jordan .
Dan hal tersebut membuat semua orang terpekik girang , tapi tidak dengan Arga dan juga Marsha .
Arga masih bersungut-sungut menolak nya . Sedangkan Marsha menatap nanar ke depan . Bukan nya tidak cinta dan menolak menikah dengan Arga . Tapi Marsha sakit hati atas perlakuan pria itu . Arga menolak menikah dengan nya terang-terangan di depan nya .
"Apakah sebegitu benci nya kamu sama aku Arga ? Sampai di dalam hati mu tidak ada aku sedikit pun . " Batin Marsha .
"Are you oke Sha ? " Tanya Omi Marsha yang duduk di samping gadis cantik itu .
Marsha tersentak , langsung tersenyum ke arah sang Omi , dan menggeleng kan kepala nya . "Omi jangan khawatir , Marsha baik-baik aja kok " sahut Marsha , membuat Omi nya bernafas lega . Diri nya takut jika Marsha terbebani dengan semua ini.
___oOo___
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments