Kabar Buruk

"Wah! Kau sangat antusias sekali rupanya. Aland, jujur saja kalau aku kecewa kau selamatkan malam ini. Jika sebelumnya aku tahu hal ini akan terjadi, maka akan lebih baik kalau Erick menculik ku saja," ungkap Herlin dengan kejujurannya secara langsung.

"Meskipun aku menyesal, tapi jangan pernah lupakan satu hal. Kau sudah berhutang nyawa terhadap diriku, Herlin. Maka suatu hari nanti, kau harus membayarnya. Sekarang bukalah, Herlin. Aku tidak ingin menyakitimu, tapi kalau kau keras kepala. Maka aku akan memaksamu," tegas Aland yang terus mendesaknya.

"Pria sepertimu sangatlah menyebalkan!"

"Aku tahu, tapi tidak apa. Namun nanti, kau pasti akan menyukaiku," sahut Aland dengan sangat percaya diri.

"Itu tidak akan pernah," bantah Herlin. Lalu ia segera turun setelah pintunya terbuka.

Seperti dugaannya, Aland benar-benar ikut turun dan ikut berlari di dalam hujan hanya demi bisa memastikan siapa pemilik rumah itu sekarang. Meskipun itu akan jadi bahaya ataupun sebaliknya, namun pria itu tidak peduli.

Herlin membuka kunci pintu, namun ternyata pintunya masih belum terkunci. Membuatnya segera masuk, namun langkahnya terhenti saat melihat Aland ikut mendekat.

"Kau mau ke mana?" tanya Herlin sembari menatap Aland dengan tatapan yang tajam.

"Tentu saja aku ingin ikut denganmu masuk ke dalam rumah," sahut Aland tanpa merasa salah.

Kembali menutup pintu dengan keras hingga membuat seseorang yang berada di dalam merasa terkejut.

Herlin berdiri sembari berusaha membelakangi pintunya." Jika kau ingin masuk ke dalam rumahku karena memiliki niat yang lain, maka aku tidak akan bisa izinkan. Lagi pula ini sudah larut malam, makan sebaiknya pergilah sebelum aku berteriak."

"Sudah aku katakan sebelumnya padamu, kan? Untuk tidak menahan diriku, maka jangan lakukan apapun, Herlin." Aland tidak peduli, ia terus kekeh dengan niat.

"Kau benar-benar keras kepala! Sebenarnya apa yang ingin kau lihat di dalam rumah ini? Cepat katakan padaku!" Membuat Herlin sudah kehabisan cara, ia membentak dengan keras.

"Karena aku ingin tahu kalau-"

Tiba-tiba saja pintu terbuka sebelum Aland menyelesaikan ucapannya. Terlihat seorang wanita yang paling Aland kenal keluar.

"Herlin, ada apa ini? Kau membuatku terkejut saja," tanya Rere Elizya tanpa menyadari kehadiran seorang pria yang juga paling ia kenal.

Sontak membuat Aland merasa terheran ketika melihat keberadaan Rere di tempat itu. Terlebih yang ia tahu kalau wanita itu dulu sudah pergi bekerja yang jauh, tetapi sekarang melihat keberadaannya membuat masa lalu Aland terbayang kembali, seperti belum lama terjadi.

"Rere," lirih Aland.

Namun, Herlin merasa kebingungan. "Rere? Kau kenal dengan tanteku ini?"

Membuat Rere melirik, ia baru tersadar kalau ada orang lain yang datang. Betapa tidak ia duga bahwa sekarang kembali melihat Aland, dan sekaligus pernah menjadi pria yang paling ia cintai dulu.

"Aland? Sungguh, kau Aland? Ya ampun! Kita bertemu lagi." Dalam kejutnya, Rere segera memberikan pelukan hangat dengan sedikit lama. Begitupun dengan pria itu yang dengan senang hati membalas pelukannya. Terlebih sudah tidak ada lagi dendam yang tersimpan.

"Jadi, kau tinggal di sini? Aku pikir kau belum kembali ke Kanada, Rere."

"Tentu saja, Aland. Aku di sini karena mendapat panggilan pekerjaan, dan tentu saja aku kembali. Tapi ngomong-ngomong, kenapa kau bisa bersama dengan keponakanku?"

"Oh ... jadi, ini keponakanmu ini? Wah ... dia sangat nakal sekali, Rere," sahut Aland dengan sengaja meledek sembari tersenyum.

Membuat Herlin semakin bingung ketika mendengar pembicaraan mereka yang seperti teman lama. "Tunggu dulu, jadi kau dan tanteku ini sudah saling mengenal, begitu? Apa karena alasan ini kau sangat kekeh untuk masuk ke rumah ini? Aku sungguh tidak tahu ada drama apa diantara kalian berdua."

"Apa? Jadi, Aland beralasan masuk ke sini, Herlin. Hei, Aland. Apa kau masih belum melupakan masa lalu? Dan aku tahu kalau rumah ini menyimpan kenangan untukmu. Tapi percayalah, aku sudah membeli rumah ini dari Benny," jelas Rere yang tidak ingin ada kesalahpahaman.

"Oh pantes saja kau bisa ada di sini, Rere. Aku pikir rumah ini ditempati oleh Benny, dan itu sebabnya aku semakin heran saat melihat Herlin membawaku kemari. Sebenarnya kami tidak sengaja bertemu saat dia ingin pulang. Namun, aku sungguh minta maaf kalau sudah membuatmu terganggu, Rere," sahut Aland yang merasa sedikit tidak nyaman.

"Santai saja, Aland. Kau seperti berbicara dengan orang asing saja. Tidak masalah bagiku meskipun kau ingin masuk ke dalam rumah ini. Karena sudah pasti, kau memiliki kenangan tersendiri dengan Arabella sebelumnya. Aku dapat memahaminya," jawab Rere dengan cepat dan tidak ingin ada jarak dalam kesalahpahaman.

"Terima kasih banyak, Rere. Ya sudah kalau begitu aku harus pulang. Lagi pula Herlin sudah kembali kepadamu."

"Baiklah, Aland. Kapan-kapan jika kau ingin datang ke sini, maka berkunjunglah."

"Pasti, Rere." Aland melangkah pergi tanpa mengatakan apapun kepada Herlin. Hingga membuat wanita itu sedikit merasa tersinggung.

"Lihatlah dia, Tante. Setelah tergoda denganmu, maka dia mengabaikan diriku. Dasar hidung belang," ketus Herlin.

"Hei sudah-sudah. Ayo kita masuk dulu, Herlin. Memangnya kenapa denganmu? Apa kau tertarik dengannya?" tanya Rere segera menarik tangan keponakannya.

"Tentu saja tidak, Tan. Siapa yang akan menyukai duda kasar seperti dia," sahut Herlin dengan sekedarnya.

"Meskipun dia duda, tapi dia itu sangat kaya raya sekarang. Ayo sekarang duduklah. Aku bahkan sejak tadi menunggu dirimu pulang, Herlin."

Raut wajah Rere terlihat sangat serius, membuat Herlin merasa kebingungan. "Ada apa sebenarnya, Tan? Apa ada hubungannya dengan Leony?"

"Ya, memang itu yang ingin aku katakan padamu, Herlin. Sejak tadi aku sendiri tidak bisa tidur mengingat tentang adikmu. Dokter tiba-tiba menghubungiku saat bekerja, dan katanya adikmu harus segera dioperasi. Jika tidak akan membuatnya semakin menderita. Jujur saja, aku saat ini tidak memiliki uang karena baru selesai membeli rumah ini. Jadi bagaimana, Herlin? Apa kau memiliki uang untuk biaya operasi adikmu?" Rere bertanya sembari memberikan sebuah kertas dengan jumlah biaya yang harus dikeluarkan.

"Apa? Jadi, Leony harus segera dioperasi?" Membuat Herlin terkejut sembari ia mengambil kertas tersebut. "Bagaimana ini? Bahkan aku belum mengumpulkan uang banyak, dan pasti biaya operasi gagal ginjal sangatlah besar. Di mana aku harus meminjamkan uang?" batinnya.

"Tentu saja, Herlin. Jika kau ingin adikmu selamat, maka dokter menyarankan kalau dia harus segera dioperasi. Terlebih kau sudah berjanji untuk menjaganya, kan? Meskipun aku ingin membantu, tapi aku tidak tahu caranya."

"Tapi, Tan. Bukannya kau bekerja di perusahaan besar? Tidak bisakah kau meminjamkan uang kepada atasanmu sementara? Jujur, aku tidak memiliki uang sebanyak ini, dan akan sangat mustahil bagiku mengumpulkan uang dalam satu hari. Bahkan gajiku saja tidak seberapa karena sekarang sudah ada DJ terbaru yang menguasai panggung hiburan."

Membuat Rere menggelengkan kepalanya sembari berkata. "Bukan aku tidak bisa, Herlin. Namun, aku merasa malu terhadap atasanku sendiri. Di masa lalu hubungan kami sangatlah rumit, dan itu sebabnya aku tidak ingin membuatnya marah hanya karena persoalan ini. Terlebih hidupku sekarang sudah jauh lebih tentram. Maka tolong, Herlin. Jangan libatkan diriku dalam hal ini. Terlebih aku sudah memberikan izin untuk kau tinggal di sini, apa itu masih belum cukup?"

Menyadari bahwa Herlin telah membuat hidup Rere tidak nyaman, ia pun memilih berdiam. "Tentu saja, Tante Rere sudah mau membantuku untuk memberikan tempat tinggal. Lalu kenapa aku harus kembali menyusahkannya untuk masalah adikku sendiri? Terlebih aku hadir di sini, tidak pernah membelikan hadiah. Pasti dia merasa sedikit tidak nyaman dengan keberadaanku. Lalu, apa yang harus aku lakukan sekarang?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!