Sore ini, Ergi, Yogi dan Prendi akan datang ke rumah Bida. Sebenarnya Yogi dan Ergi yg tidak mau Prendi ikut ke rumah Bida. Seribu cara dilakukan Yogi untuk menghalangi Prendi agar membatalkan rencananya ikut ke rumah Bida. Termasuk cerita tentang menguras kandang sapi Bida yang tentu saja cerita bohong. Tapi Prendi tidak mendengarkan ceritanya malah doweh.
Siang ini, Yogi dan Ergi sengaja menahan Prendi di kelas ketika bel jam pulang sudah berbunyi.
"Aku pulang dulu ya. Jangan lupa nanti sore ke rumahku."
"Da...da... Bida" Ergi melambaikan tangan.
Prendi berniat mengikuti Bida tapi ditahan oleh Yogi. "Mau kemana? Kita ngobrol dulu lah."
"Aku ndk tahu rumahnya Bida. Aku belum tanya alamatnya tadi."
"Kan ada kita, nanti kita beri tahu alamatnya. Pakai share lokasi. Akurat kan?"
"Aku minta no nya Bida saja, Jika aku nunggu kalian share lokasi pas nyampai rumah Bida kan artinya aku telat. Kasihan Bida kan jika kelamaan nunggu aku." Prendi sok pd.
"Ya sudah kita berangkat bareng saja, kita ketemuan di makam Karya Bakti." Yogi mengusulkan.
"Ha ! Makam ? yang benar saja. Siapa yang akan dimakamkan?"
"Cerewet kamu ya. Maksudku di depan makam itu kan ada pertigaan. Kita ketemuan di situ. Lalu kita berangkat bersama." Ergi nyerocos lalu memonyongkan bibirmya.
"Oh gitu.OK deh"
"Tapi, lebih baik kamu jangan ikut Pren." Yogi teringat misinya.
"Ya. Jangan ikutan dulu, kamu ndk tahu ya. Bapaknya galak. Ibunya cerewet bingits. Pasti Bida sudah cerita jika kamu sudah menggigit jarinya."
"Oh ya? masa sih? Bida kan bukan anak TK"
"Rumahnya Bida serem, ada penunggunya. Jika ada orang baru yang datang ke rumahnya akan dihantui dan terus diikuti sampai ia pulang". Ergi tidak mau menyerah.
"Oh ya. Asyik. aku akan bawa kamera untuk merekam, nanti aku viralkan video hantunya."
Ergi dan Yogi frustasi karena gagal.
*****
Di rumah, Bida sibuk menyiapkan sesuatu. Hari ini Bida membuat makanan kesukaannya yaitu Pizza. Bida hobi memasak. Maka Bida sering mengundang Yogi dan Ergi untuk makan masakannya. Bapak dan Ibunya sangat percaya kepada Bida dan tidak melarang Bida berteman dengan siapa saja.
Yogi dan Ergi sudah seperti saudara Bida. Pak Joko dan bu Joko selalu memantau saat mereka berkunjung ke rumah.
Pizza sudah matang, Bida juga sudah membuat es jeruk nipis di kulkas.
Bibi dan nenek muncul dari balik dinding dapur.
"Bi, ada teman baruku di sekolah. Aku juga mengundangnya sore ini. Dia teman yang baik. Aku harap Wowo tidak membuat masalah."
Nenek hanya menatap Bida dengan penuh kasih sayang.
"Kita lihat saja nanti, jika temanmu baik maka Wowo tidak akan membuat masalah." suara nenek yang berat terdengar.
"Justru itu, aku ingin nanti nenek dan bibi mengendalikan Wowo. Jangan sampai Wowo masuk rumah."
" Baiklah." Bibi mengiyakan, lalu memggandeng nenek melesat menembus dinding samping rumah.
# Ibu
"Bida, ini sudah sore, kok belum mandi. Ayo mandi dulu." Bu Joko menghela nafas. Bida pasti berbicara dengan nenek dan bibi yang sering diceritakannya. Bu Joko sebenarnya ingin Bida seperti anak lainnya. Tidak perlu berkomunikasi dengan makhluk gaib.
"Ya bu." Bida pun bergegas mandi untuk bersiap menyambut teman-temannya.
*****
"Stop! Ini rumahnya Bida." Yogi menunjuk rumah besar sederhana yang halamannya sangat luas.
Prendi menghentikan sepeda motornya. Yogi yang sedang dibonceng Ergi menunjuk rumah Bida.
Mereka memasuki halaman rumah Bida yang memang tampak seram bagi orang yang pertama kali datang berkunjung.
Wangi bunga kenanga menusuk hidung mereka. Terutama hidung Prendi.
"Bidadari itu harusnya tinggal di istana, ndak nyangka ternyata rumahnya di sini. Pohon ini kok terlihat angker ya. Pohon ini menghalangi rumah Bida. Harusnya pohon ini ditebang saja. Apalagi bau bunganya seperti bau kuburan." Prendi lalu memarkir sepedanya di bawah pohon tersebut.
Wowo menatap marah kepada Prendi.
Angin berhembus semakin kencang.
Tok Angin membuat ranting pohon kenanga yang kering, patah mengenai kepala Prendi. Untunglah ranting itu tidak terlalu besar namun sanggup membuat kepala Prendi sakit.
"Dasar pohon kenanga sial!" Prendi mengusap kepalanya yang sakit.
"Assalamualaikum, Yogi dan Ergi sudah di pintu rumah Bida.
"Hei ! tunggu aku, kalian ini main tinggal saja." Prendi menghampiri temannya dengan setengah berlari. Halaman rumah Bida memang sangat luas. Jarak rumah Bida dan pohon kenanga sekitar 15 meter.
"Waalaikumsalam" Bu Joko menyambut kedatangan mereka. Mereka langsung bersalaman dengan Bu Joko.
Bida segera keluar begitu mendengar suara teman-temannya. Bida yang saat itu memakai gaun warna hijau botol tampak sangat amggun. Gaunnya panjang dan lebar hingga mata kaki, lengan bajunya juga panjang hingga pergelangan tangan. Gaun berbahan kain sifon itu menempel sempurna di tubuhnya. Rambutnya dikuncir ekor kuda menggunakan karet rambut strawberi, membuatnya semakin terlihat imut.
Namun Bida tiba-tiba menatap ke arah pohon kenanga. Karena dilihatnya Wowo sudah bersiap terbang ke arahnya. Bida memberi isyarat kepada Wowo dengan tatapannya karena Wowo memang tidak berbicara.
Bibi dan nenek melesat ke arah Wowo, Bida pun masuk ke dalam rumahnya. Karena yakin bahwa bibi dan nenek akan menenangkan Wowo.
"Bida, kok tamunya dipersilahkan masuk, tapi kamu malah diam di pintu." Ibu menyambut Bida di ruang tamu. Ibu sudah mempersilahkan teman-teman Bida duduk di ruang tamu.
"Ya, maaf ya teman-teman."
"Bu, ini Prendi teman baru Bida."
"Perkenalkan bu, saya Prendi, murid baru pindahan dari luar Jawa. Saya pindah ke Jawa karena papa pindah tugas. Takdirlah yang menentukan bahwa saya sekarang saya duduk di samping Bida. Semoga ...aow" Yogi menyikut Prendi yang kelamaan perkenalannya.
Benar Bida, ini anak bicaranya selevel dengan Yogi, hanya dia kelihatan mirip siapa ya? wajahnya seperti tidak asing.... oh ya, dia mirip bintang film yang pernah dilihat bersama Bida. Judulnya Litle thing thai called love.
"Sebentar ya, aku tinggal dulu." Bida membuyarkan lamunan Bu Joko. Bida masuk ke dalam rumah untuk menghangatkan pizza dan mengambil es jeruk nipis dari kulkas.
"Angin berhembus kencang di dapur, membuat api kompor berkelebat. Bida pun bisa mengira siapa pelakunya. Wowo masuk dapur dengan cara menyusup dari atap seperti biasanya. Disusul oleh kedatangan bibi dan nenek dari dinding dapur.
Wowo tampak marah. Matanya merah menyala. Mulutnya mengerang seperti harimau.
"Bibi, aku sudah bilang bahwa temanku baik. Aku tidak akan berteman dengan yang tidak baik. Aku tidak mau Wowo mengganggu temanku. Jika Wowo masih seperti ini. Lebih baik Wowo pergi dari pohon kenanga, pindah saja.
"Pergilah! Jangan tampakkan wajahmu lagi di hadapanku." Bida menatap Wowo dengan kemarahan. Untunglah rumahnya panjang ke belakang. Sehingga teman-temannya tidak mendengar kemarahannya.
Wowo kaget dengan ekspresi Bida. Meski tidak bicara, Wowo memahami bahwa Bida marah kepadanya. Wowo pun terbang melesat dengan cepat, kembali menuju pohon kenanga. Bibi dan nenek mengikutinya.
Bida melanjutkan aktifitasnya menyiapman makanan dan minuman. Bida tidak peduli dengan kemarahan Wowo yang bagi Bida tidak beralasan. Karena Bida tidak mengetahui perkataaan Prendi tentang Bida tadi.
Angin berhembus kencang di halaman, membuat bunga kenanga berjatuhan. Jika sudah seperti ini, tidak ada yang bisa menghentikannya. Bibi dan nenek hanya bisa menenagkan Wowo, agar Wowo tidak memyakiti teman-teman Bida.
"Ini, teman-teman.... Bida buat pizza lagi." Bida meletakkan Pizza dan minuman di atas meja tamu.
"Kamu buat sendiri atau beli?" Prendi menatap pizza yang mengepul dengan keju mozarella yang tampak lumer menggoda.
"Ya." Yogi dan Ergi adalah pelanggan setiaku.
"Mari kita makan bersama." Bu Joko menawarkan sambil membagi piring-piring kecil kepada Bida dan teman-temannya.
Begitulah bu Joko kadang suka menemani putrinya menyambut teman-temannya. Ergi dan Yogi sudah dianggap seperti anaknya sendiri
Mereka pun tertawa bersama. Sedangkan Wowo masih saja membuat keributan. Menjatuhkan bunga-bunga kenanga hingga berserakan di halaman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Ernadina 86
ngomong dong Wo jangan cuma ngeram kan gak ngerti
2022-12-29
1
sun-rise🌻
Cemburu 😠😂😂
2022-11-03
0
AiLa Liela
gunduruwo ta?
2020-06-25
8