Sekolah 1

Pagi itu di kelas VIII SMP **** . Bida ngobrol dengan 2 teman setianya, Yogi dan Ergi. Ergi duduk dengan Yogi. Sedangkan Bida memang duduk sendiri di deretan paling belakang tepat di belakang Yogi dan Ergi.

"Bagaimana kabarmu hari ini Bidadariku? sehari tanpa kehadiranmu membuatku merasa lapar. Kau adalah bidadari yang membawa keajaiban. Dengan bekal makanan yang kau bawa, menghapus laparku hingga terbitlah kenyangku." Yogi mulai melancarkan kalimatnya yang sok puitis. Bida memang ijin tidak masuk kemarin karena membantu acara pernikahannya mas Gatot anak Bude Sulis, tetangganya. Bida menjadi pagar ayu di acara resepsi pernikahan mas Gatot

"Aku tahu kamu kan hanya kangen bekal makanku. Hari ini aku bawa bekal banyak."

"Kriing kriiing kriiing kriiing ..." bel masuk berbunyi.

Bida yang sibuk mencari kotak pensilnya di dalam tas. Di sampingnya duduk seorang pemuda yang sangat tampan. Bida menatapnya lama.

Tampan sekali, teringat kata bibi bahwa makhluk halus ada yang bisa mengubah wujudnya untuk menyembunyikan wajah aslinya.

"Ganteng ya? kok gitu lihatnya." benar-benar Bidadari. Wajahnya imut tapi bodinya ok. pemuda itu membatin

Bida mengalihkan perhatiannya lalu memasang sikap tidak peduli seolah tidak melihat pemuda itu, meletakkan kotak pensil dan bukunya di atas meja. Bida tidak menoleh ke samping lagi.

"Kamu jelek!" Pasti wajah aslimu sangat jelek sampai kau harus meniru wajah Mario Maurier artis Thailand.

"Ha?" pemuda itu kaget karena baru pertama ini ada yang mengatakan dirinya jelek.

"Selamat Pagi anak-anak" Pak Topo guru matematika yang dikenal paling killer masuk dengan penuh wibawa.

"Selamat pagi pak." Semua murid menjawab dengan semangat. Hal ini dilakukan karena jika jawabannya tidak semangat maka Pak Topo akan meminta semua murid mengulang lagi menjawab salamnya hingga 3 kali.

Bida sangat menyukai pelajaran matematika, bahkan menyukai semua mata pelajaran kecuali olah raga terutama berenang karena mengharuskan menggunakan baju renang.

Meski Bida sudah memilih baju renang yang tertutup tetap saja tidak dapat menyembunyikan bentuk tubuhnya, Bida sangat malu memperlihatkan lekuk tubuhnya. Tinggi badannya 165 cm, berat badannya 47 kg. Berdasarkan BMI ia tergolong agak kurus namun dada dan bagian pantatnya begitu bulat menonjol, sedangkan perutnya rata.

Bida sering membuat alasan saat kegiatan berenang. Jurus paling jitu adalah mengatakan bahwa ia sedang haid.

Selama pelajaran berlangsung, Bida fokus ke pelajarannya. Sama sekali tidak mempedulikan pemuda di sampingnya. Hingga bel istirahat berbunyi.

"Hei, selamat ya kamu adalah orang pertama yang mengatakan aku jelek." pemuda itu menyodorkan tangannya ingin bersalaman.

Bida sama sekali tidak mempedulikannya hanya melirik lalu melengos. Pemuda itu pun menarik kembali tangannya.

"Aku tidak akan memaafkanmu! Kamu tidak ramah."

Bida tetap bersikap seolah tidak mendengarkan ucapannya..

"Baiklah anak-anak, jam istirahat akan dimulai 3 menit lagi. Kita bertemu lagi besok ya. Selamat Pagi." Pak Topo mengakhi pelajarannya.

"Selamat pagi Pak....." ucapan kali ini lebih semangat dari pagi tadi. Begitu Pak Topo keluar kelas. Kelas langsung gaduh, anak-anak bergegas menuju kantin sekolah.

Ergi dan Yogi kompak menggeser kursinya hingga duduk menghadap Bida.

"Bida, ayo mana kuenya? aku lapar bingit" Ergi mengusap perutnya.

"Pangeranmu ini juga la....." belum menyelesaikan kalimatnya, Ergi langsung membungkam mulut Yogi. Yogi yang berpipi cubbi manyun karena kelakuan Ergi.

Bida tertawa terkikik melihat ulah sahabatnya, lalu mengeluarkan bekalnya dari laci mejanya.

Cantik sekali Bidadari ini, tapi mengapa ia tidak mempedulikanku, gumam pemuda yang duduk di samping Bida.

Ergi membuka kotak makan Bida, tampak kue Brownis yang sudah diiris kotak-kotak kecil, Yogi langsung melahapnya bahkan mulutnya penuh karena langsung memasukkan 2 biji kue ke dalam mulutnya.

"Aku yang buka saja belum ambil, kamu hap duluan." Ergi menepuk pipi cubbi Yogi yang menggembung karena penuh.

"Gi, hak..." Bida mengambil kue lalu menyuapkan kepada Ergi.

"Loh kok gitu, aku juga mau da." Yogi berbicara dengan mulut penuh hingga suaranya tidak jelas.

Bida mengambil kue lalu memakannya sendiri. Mereka tertawa bersama.

"Hei, kalian tidak sopan ya? tidak nawari aku makan." Pemuda di samping Bida akhirnya berbicara setelah melongo memperhatikan ketiga orang tersebut.

"Maaf ya, pren. Bida boleh kan Prendi makan kue juga?" Yogi menatap pemuda di samping Bida.

Bida langsung kaget dan menoleh ke sampingnya. "Gi, kamu berbicara dengannya? Kamu bisa melihatnya ?" sambil menunjuk pemuda itu tepat di depan hidungnya.

"Ergi, kamu juga bisa melihatnya?" telunjuk Bida masih menunjuk wajah pemuda di sampingnya bahkan menempel di pipinya.

Yogi dan Ergi bingung dengan sikap Bida.

"Ya elah, kamu kesambet ya da. Anak besar segini, masa kami ndk lihat. Ini si Prendi teman baru kita. Baru kemarin dia masuk sekolah. Kamu kan kemarin ndk masuk sekolah.

"Aaow" Bida menjerit karena jarinya tiba-tiba ditangkap oleh tangan pemuda itu lalu digigit meski pelan lalu melepasnya tapi tetap terkena giginya.

Bida menunduk malu sambil memperlihatkan jarinya.

"Memangnya aku hantu, sampai mereka tidak melihatku. Eh jangan-jangan kau bisa melihat hantu sampai mengira aku hantu atau kamu manusia setengah hantu.

"Bida kaget dan panik. Apakah dia tahu keadaanku?

"Eh, jangan sembarangan ngomong. Ini Bidadari kami. Dia memang setengah-setengah paduan malaikat dan iblis. Wajahnya malaikat, tapi badannya Iblis. Kau akan tahu jika pelajaran berenang. Jangan tertipu dengan wajah imutnya, tubuhnya benar-benar menggoda dari segala arah." Yogi berkata panjang lebar dan jelas.

Plak Plak Plak " Aduh, ampun Bida." Yogi mengaduh karena kepalanya ditimpuk buku Modul Matematika tebal.

Ergi sama sekali tidak membela Bida maupun Yogi. Ia justru ambil kesempatan dengan terus makan kue.

Penjelasan Yogi justru membuat Prendi memperhatikan Bida dengan seksama terutama di bagian dadanya.

Plok "mmh" Sekarang buku yang menghajar Yogi pindah ke wajah Prendi.

"Lihat apa kamu?" lalu Bida mendekap buku tebal itu di dadanya.

"Ya ampun, maaf ya. Aku ndk bermaksud memperhatikan dengan tidak sengaja justru aku sangat sadar ketika memperhatikannya. "

Prendi justru tambah ngawur bicaranya.

Bida melipat tangannya lalu menundukkan wajahnya di atas bangku. Ergi berhenti makan kue lalu melotot ke arah Yogi dan Prendi.

"Kalian sih, Bidadariku kan jadi sedih.

Bida kamu ndk apa-apa kan? maaf kan kami Yogi ya. Soal Prendi, biar kami yang akan menghajarnya nanti. Akan kami jegal kakinya nanti ketika lewat selokan depan sekolah agar kecebur ke selokan."

"Ya, Bida. Maafkan aku ya. Aku kan pangeranmu, masa sih kamu tega tidak memaafkan aku. Aku akan ke rumahmu nanti ya, aku akan buatkan kalung dari untaian bunga kenanga. Biar dah aku akan menyiapkan benang dan jarum dari rumah. Ergi yang akan meronce bunga kenanga sebagus mungkin. Lalu aku persembahkan khusus buatmu." Ergi mulai merayu gombal.

Sebenarnya Bida sudah tersenyum. Bida menyembunyikan wajahnya karena malu sudah menganggap Prendi hantu. Juga malu karena temannya membahas tubuhnya.

"Gini saja, kami juga akan mengajak Prendi, selama kami meronce kenanga, kami akan ikat Prendi ke pohon kenanga agar digigit semut keranggang yang merah dan besar-besar itu."

"Eh, kalian kok memojokkan aku terus. Seolah aku pelaku kejahatan terberat. Aku kan yang teraniaya. Aku yang ganteng ini disebut jelek dan dikira hantu. Coba bayangkan, sakitnya tuh di sini." Prendi menunjuk dadanya.

"Stop! kalian harus datang ke rumahku nanti sore jam setengah 4. Awas jika tidak datang! aku akan membuat perhitungan dengan kalian." Bida mengangkat wajahnya.

"Jadi kamu sudah mengakui jika aku ganteng, serius kamu ingin aku apeli jam setengah 4 sore nanti? cepat sekali kamu jatuh cinta kepadaku" Prendi mulai memperkeruh suasana lagi.

"Gila kamu ya, pd amat. Kita pernah datang ke rumah Bida jam 3 sore, bapaknya sedang menguras kandang sapi. Kita sungkan akhirnya membantu bapaknya nguras kandang sapi. Meski setelahnya kita diberi makan lalapan ayam tapi kami sudah terlanjur kenyang bau celetong (kotoran sapi). Maka kami makan sekedarnya sambil menahan mual." Yogi bercerita dengan ekspresi wajah cemas

Prendi mulai berimajinasi ngobrol bersama Bida di taman bunga seperti di film india tanpa mendengarkan pengakuan Yogi.

Terpopuler

Comments

Clara Safitri

Clara Safitri

wah seru .lanjut thor

2023-11-24

1

Agustina Kusuma Dewi

Agustina Kusuma Dewi

celetong

2023-11-19

0

ummah ahmarla

ummah ahmarla

hahaha

2022-08-30

1

lihat semua
Episodes
1 Kelahiran Bidadari
2 Semilir Angin
3 Bayi Bidadari Cantik
4 Cuplak Puser dan Selapanan
5 Mimpi
6 Menyadari
7 Sekolah 1
8 Sekolah 2
9 Kemarahan Wowo
10 Dengki
11 Pembawa Sial
12 Menangis
13 Sabtu Ceria
14 Pandawa Lima
15 Curiga
16 Siapakah dia?
17 Levi dan Roni
18 Ternyata dia
19 Harmonis
20 Lidah Beracun
21 Kunjungan Sahabat
22 Mimpi
23 Sewot
24 Lihat Saja Nanti
25 Perempuan Tua Menyebalkan
26 Terkontaminasi Lidah Beracun
27 Ada Apa dengan Levi?
28 Cemburu 1
29 Maling Sapi
30 Heboh 1
31 Heboh 2
32 Jeruk makan jeruk
33 Boleh
34 Jalan-jalan
35 Terserah
36 Kebaya
37 Kak Lina
38 Peringatan
39 Kecelakaan Beruntun
40 Tanggung Jawab
41 Restu Mama
42 Akad Nikah
43 Makan malam
44 Malam Sibuk
45 Interogasi
46 Kesepakatan 1
47 Kesepakatan 2
48 Urusan
49 Hantu SMK
50 Takut
51 Apa yang terjadi ?
52 Keren
53 Bagaimana Menurutmu? 1
54 Bagaimana Menurutmu ? 2
55 Kematian
56 Lembur
57 Serasa Mimpi
58 Serba Salah
59 Pusaka
60 Perpisahan
61 Dimana Wowo
62 Hari Pertama
63 Tidak boleh
64 Kampus VS SMK
65 Orisinil
66 Nafkah Bida
67 Petaka Diana 1
68 Petaka Diana 2
69 Murka
70 Terbongkar 1
71 Terbongkar 2
72 Kaget
73 Menghadirkan Bidadari
74 Malu
75 Pengumuman Author
76 Bertahan
77 Bangga
78 Pulang
79 Progres dan Prestasi
80 Pengakuan
81 Pernikahan Sederhana
82 Bulan Madu, Cemburu dan Pesta
83 Ingin Hamil
84 Hamil
85 Harapan Tercapai
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Kelahiran Bidadari
2
Semilir Angin
3
Bayi Bidadari Cantik
4
Cuplak Puser dan Selapanan
5
Mimpi
6
Menyadari
7
Sekolah 1
8
Sekolah 2
9
Kemarahan Wowo
10
Dengki
11
Pembawa Sial
12
Menangis
13
Sabtu Ceria
14
Pandawa Lima
15
Curiga
16
Siapakah dia?
17
Levi dan Roni
18
Ternyata dia
19
Harmonis
20
Lidah Beracun
21
Kunjungan Sahabat
22
Mimpi
23
Sewot
24
Lihat Saja Nanti
25
Perempuan Tua Menyebalkan
26
Terkontaminasi Lidah Beracun
27
Ada Apa dengan Levi?
28
Cemburu 1
29
Maling Sapi
30
Heboh 1
31
Heboh 2
32
Jeruk makan jeruk
33
Boleh
34
Jalan-jalan
35
Terserah
36
Kebaya
37
Kak Lina
38
Peringatan
39
Kecelakaan Beruntun
40
Tanggung Jawab
41
Restu Mama
42
Akad Nikah
43
Makan malam
44
Malam Sibuk
45
Interogasi
46
Kesepakatan 1
47
Kesepakatan 2
48
Urusan
49
Hantu SMK
50
Takut
51
Apa yang terjadi ?
52
Keren
53
Bagaimana Menurutmu? 1
54
Bagaimana Menurutmu ? 2
55
Kematian
56
Lembur
57
Serasa Mimpi
58
Serba Salah
59
Pusaka
60
Perpisahan
61
Dimana Wowo
62
Hari Pertama
63
Tidak boleh
64
Kampus VS SMK
65
Orisinil
66
Nafkah Bida
67
Petaka Diana 1
68
Petaka Diana 2
69
Murka
70
Terbongkar 1
71
Terbongkar 2
72
Kaget
73
Menghadirkan Bidadari
74
Malu
75
Pengumuman Author
76
Bertahan
77
Bangga
78
Pulang
79
Progres dan Prestasi
80
Pengakuan
81
Pernikahan Sederhana
82
Bulan Madu, Cemburu dan Pesta
83
Ingin Hamil
84
Hamil
85
Harapan Tercapai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!