Sudah 3 hari kulalui hari dengan sibuk, pagi ke pabrik alat sihir dan malamnya menempa pisau yang selalu berujung kegagalan
Theo saja merasa aku itu benar-benar tidak berbakat dan ingin mengusirku. Setelah berdebat lama akhirnya statusku berubah dari karyawan paruh waktu
Menjadi orang yang menyewa bengkel besi beserta materialnya. Berkat hal ini aku terpaksa melipat gandakan kerja ku di divisi alat sihir untuk membayar Theo
Dan semua perjuanganku tidak sia-sia saat aku memegang pisau buatanku ditanganku, ya meski cuma bilahnya saja.
Dengan kulit, dan kayu aku membuat gagang dan sarungnya. Akhirnya senjata asli buatanku jadi juga
"Meski tidak berbakat, kamu pekerja keras juga"(Theo) "Matamu memang rabun pak tua. Pekerja keras itu bakat juga. Aku sudahi hari ini, aku harus bersiap kerja besok. Jadi selamat malam"
Aku merapikan semua barangku dan tentu saja pisauku. Kalau sebelumnya aku akan ragu membawa ini, tapi sekarang berbeda bagaimanapun aku membayar benda ini
Aku menggunakan Appraisal untuk menilai pisau ini
-Combat knife (Common)
Kekuatan bertambah 4% dan akan memberi luka berdarah pada hewan yang memiliki tingkat Common
Material: Besi, bara, batu, kayu, kulit
Deskripsinya tertulis dengan jelas berbeda dengan benda lain yang kunilai. Kalau dipikir-pikir ini benda, aku yang pertama kali menilainya kan?
Apa namaku juga akan tertulis di Heavenly Library? Seperti biasa perjalanan pulang terasa sepi dan gelap
Dikejauhan aku seperti melihat bayangan manusia. Pasti salah lihat, aku yakin.
Aku berjalan santai tetapi bayangan itu tidak hilang
Sepertinya memang ada manusia disana, aku mencabut pisauku. Bayangan itu mulai semakin jelas seperti manusia yang menggunakan jubah
Semakin aku mendekat semakin jelas dan semakin akrab bayangan itu. Lama-lama bentuknya semakin terlihat, terlihat seperti wanita....
"Sila?" "Ahh.... Almo... Apa yang kamu lakukan disini? Sepertinya ini kebetulan kita bisa bertemu disini"(Sila)
Aku terdiam.. Kebetulan ya. Awalnya aku ragu soal ini, mereka tahu jobku, bukan cuma itu beberapa kali Sila mengurangi pekerjaanku bahkan saat aku meminta melipat gandakan kerjaanku. Dialah yang panik
Tidak perduli sebodoh apa aku ini. Aku tahu kalau aku diawasi selama ini "Kamu sudah melihat keadaanku jadi kamu bisa kembali dan mengawasiku saja. Ngapain mengikuti seluruh kegiataanku? Apa kamu gak ada kerjaan sebagai penyihir?"
"Siapa yang mengikuti? Ini cuma kebetulan tahu"(Sila) Aku menepuk jidatku "Sila. Kalau pertama itu baru kebetulan, Kedua itu keanehan, Ketiga itu takdir, Keempat mulai tidak masuk akal
Dan kamu tahu kalau kelima? Pasti ada yang salah. Jadi semua yang kamu lakukan itu udah jelas tahu"
"Baiklah, aku jujur. Aku cuma mau memastikan kamu makan dan istirahat dengan baik"(Sila)
"Jangan bercanda denganku" Aku meninggalkan Sila dan terus berjalan
Tidak menunggu lama Sila menyusul "Aku tahu kamu tersinggung, aku cuma memastikan kamu aman saja"(Sila) "Jujur saja aku tidak perduli sama sekali"
"Baguslah kalau begitu"(Sila) Sila terlihat gelisah tapi berusaha keras untuk diam "Sebenarnya, kenapa kamu berada disini?"(Sila)
"Karena pandai besi" Tunggu dulu aku memikirkan sesuatu. Theo berusaha mengusirku kemarin, aku memang yakin kalau aku tidak berbakat
Tapi mengusir pegawai magang karena tidak berbakat hanya karena dalam 2 hari dia tidak bisa membuat pisau. Bukanya hal yang aneh?
Aku dan Sila hanya berjalan dalam diam tidak ada dari kami yang memulai pembicaraan "Sebenarnya aku sedikit penasaran kenapa kamu memaksakan diri untuk ke pandai besi? Padahal kamu sudah kerja di divisi alat sihir?"(Sila)
"Kupikir kamu bingung karena aku seorang Appraiser" "Itu jug... Sejak kapan kamu tahu soal itu?"(Sila)
"Bisa dibilang sejak awal aku tiba. Tidak mungkin aku tidak mengetahui soal itu kan, meski menjengkelkan aku paham alasan soal ini. Jadi aku nanti tidak akan kesulitan untuk meminta bantuan"
Sila terdiam. Mungkin dia tidak menyangka aku tahu sebanyak itu. Tapi jujur saja tidak mungkin aku bisa mendapat kesempatan untuk menilai Magic tome yang notabenya kitab sihir
Dan Magic Wand yang merupakan tongkat sihir
Tidak mungkin itu semua bisa aku dapatkan dengan cara normal
Bahkan aku yakin benda seperti itu tidak diproduksi sembarangan "Tergantung permintaanmu. Lagipula bukan aku yang memutuskannya"(Sila)
Keesokan harinya aku bekerja seperti biasa yang membedakannya aku tidak bertemu dengan Sila
Setelah selesai dengan pekerjaan di pabrik alat sihir aku langsung ketempat bengkel besi
Memegang beberapa material aku mulai menempa. Pertama lelehkan besi panas, setelah mulai mengeras aku memukulnya
Bentuk kedua sisinya setelah menipiskan lempengan besinya, buat bagian depannya segitiga kemudian kembali dibakar karena sudah mulai mengeras.
Aku terus melakukannya berkali-kali sampai hari mulai sore dan pedangku selesai. Pedang biasa tanpa atribut dan kemampuan apapun
Aku ingin langsung menilainya tapi aku lumayan lelah. Aku memutuskan untuk kembali lebih cepat lagipula aku perlu membuat berbagai benda lagi
Sudah 3 hari aku tidak ketemu Sila besok adalah hari terakhir sedangkan aku sudah menyelesaikan kontrakku hari ini.
Besok aku berencana menemui Sila saja. Dan meminta tolong soal Wand dan Magic tome soalnya meski aku berkeliling aku tidak bisa menemukan mereka dimanapun.
Bahkan meski ketemu aku tidak yakin bisa menilainya. Kemarin tombak besi berhasil kubuat sekarang aku akan membuat kapak besi dan menilainya semuanya sekaligus
Aku kembali ke bengkel besi dan kembali menempa. Untungnya tempat ini selalu sepi
Sambil menempa Theo melihatku sambil memperhatikanku
Sejak kemarin dia seperti itu "Sebenarnya untuk apa Appraiser sepertimu melakukan hal ini? Aku yakin kalau kamu ingin mengganti pekerjaan pasti kamu bisa jadi Blaksmith"(Theo)
"Jujur saja aku sempat memikirkan hal itu. Tapi aku kena kutukan melalui job ku ini, aku tidak yakin aku bisa menggantinya"
Sejujurnya perkataan Theo tidak salah, bahkan aku sudah sempat mempertimbangkannya. Hanya saja job ku dikutuk bahkan jika waktu habis saja aku bisa mati.
Bagaimana jika kuganti dan aku langsung mati. Jujur saja aku tidak mau hal itu terjadi. Setelah kugabungkan dengan pegangan dari besi
Kapakku selesai. Dengan perasaan senang aku membawa ketiga senjataku keluar dari bengkel
"Baiklah. Appraisal"
Manaku masuk ke pedangku menutupi seluruh bagian pedang dan membuatku mengingat seluruh bagian dalam pedang
Aku bahkan bisa merasakan perjuanganku membuatnya, saat aku memukulnya dan membentuknya. Membakarnya dan perasaan senang saat berhasil
Dan juga kecewa karena aku merasakan betapa payahnya senjata itu. Aku selesai dan rasa terbakar terasa dimataku bersamaan dengan rasa sakit yang menusuk. Dan aku berteriak
"ARGHHH.... BAGAIMANA BISA AKU GAGAL?!"
**TO BE COUNTINUE...***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments