Setelah dari kota aku pulang kerumah dan sudah ditunggu oleh ayahku. Tanpa banyak bicara aku diseret ke gereja
Ayah langsung menemui pendeta disana "Bisakah job anakku di cek?"(Ayah) "Tentu. Harganya 20 copper"(Pendeta)
Perampok!!! "Baiklah tidak masalah. Asal job anakku jelas saja"(Ayah) "Tidak ayah.. Aku yang akan membayar biayanya" "Baiklah untuk orang yang mau di cek silahkan kesini"(Pendeta)
Aku mengikuti pendeta ke sebuah tablet batu besar "Silahkan letakkan tanganmu di tablet batu"(Pendeta)
Aku mengikuti instruksi pendeta. Tablet ini membawa banyak sekali kenangan karena aku sering kesini yang membuat keluargaku semakin melarat
"Ya dewi Areal yang paling bijaksana berikanlah pentunjukmu, bukalah semua memori dimasa lalu, tunjukkanlah kebenaran yang tersembunyi"(Pendeta)
Ingatan kemarin teringat secara jelas seperti aku baru mengalaminya 1 menit yang lalu. Mulai dari pergi ke kota Randel, menemui Darl, ke dungeon, melihat banyak orang mati dan aku beruntung bisa selamat, Melihat orang sekarat, dikejar monster, dan mendapat job Appraiser
Setelah kuingat perlakuanku pada orang tua itu memang agak kurang ajar. Wajar sih dia marah dan mengutukku, tapi seingatku ingatan di book of legacy tidak pernah menunjukkan emosi
Karena itu orang yang ditemui di Book Legacy selalu menyebutkan kata yang sama. Sampai aku bosan tapi tindakan pria itu sangat berbeda
Aku menyadari saat dia mulai mengajariku, meski banyak ingatan yang hilang karena segel. Aku bisa merasakanya kalau dia serius
Tablet itu mengeluarkan tulisan, namaku, umurku, kelaminku, tempatku lahir, dan juga jobku
Ayah yang melihatnya terkejut "Appraiser. Kamu punya job yang normal sekarang"(Ayah) Entah kenapa aku tersinggung
"Selamat ya, job anak bapak Appraiser tapi kayaknya masa depannya terbatas mengingat tingkatnya cuma common"(Pendeta)
Pendeta itu memandangku dengan tatapan merendahkan. Kalau bukan di segel aku yakin job ku tingkatnya rare
Lihat saja nanti saat jobku sudah Rare kamu akan bersujud padaku dan meminta maaf karena sudah menghinaku
"Baguslah nak. Keinginanmu sudah terwujud tapi...pfttt...."(Ayah) Ayah hampir tertawa membuatku agak kesal juga
"Apa yang lucu?" "Tidak... Tidak apa-apa.... Hanya saja kamu tidak mau menerima job dari ayah karena tingkatnya common. Malah dapat job common dengan membayar mahal"(Ayah)
"Terserahlah apa kata ayah. Nih 20 copper mu" Aku memberikan uang pada pendeta itu dan pergi dari gereja
Ayah menyusulku "Maaf ya kalau kamu tersinggung mengingat kamu sudah berusaha keras untuk mendapat job itu. Bagaimana kalau sekarang kamu mendaftarkan diri dan mendapat kartu identitas?"(Ayah)
Setelah mendapat job wajib mendaftar di serikat pekerja dan membuat kartu identitas. Dengan kartu itu serikat pekerja akan menghubungi jika mendapat lowongan yang sesuai
Dan tentu saja kartu itu merupakan syarat wajib untuk bekerja. Jika seseorang tanpa kartu itu bekerja bisa ditolak karena dianggap imigran gelap
"ehmmm... Ayah masih ada 3 tahun kan untuk aku diwajibkan membuat kartu itu" "Memang tapi lebih cepat lebih baik kan? Kamu bisa mulai bekerja mungkin menilai tanaman hias"(Ayah)
Aku menatap ayah dengan kesal. benda dan hewan tingkat normal selalu tidak berguna kecuali buat hiasan atau makanan. Jadi perkataan ayah tidak salah
Karena hal itu Appraiser tingkat common itu tidak ada. Untuk apa menilai yang semua orang sudah tahu?
"Ayah.. Mau aku kasih tahu rahasia menarik tidak?" "Apaan?"(Ayah) "Tapi ayah janji dulu. Kalau ayah tahu soal ini, ayah membiarkan aku berkelana dan membuat kartu identitas 2 tahun lagi"
"Apa kamu sadar kalau kamu itu mencurigakan?"(Ayah) "Sudah janji dulu, lagipula ayah tidak rugi" "Baiklah aku janji. Lagipula 2 tahun apa sekarang tidak ada perbedaan kalau kamu pergi jatah makan juga berkurang"(Ayah)
Entah kenapa aku kesal mendengarnya "Ayah job ku bisa berkembang" Ayah malah tertawa keras sampai menarik perhatian
"Lucu ya ayah?" "Sampai kapan kamu mau bermimpi dan berkhayal Almo?"(Ayah) "Aku serius ayah" "Tidak pernah ada ceritanya job bisa naik tingkat Almo"(Ayah)
"Bagaimana kalau bertaruh ayah? Aku akan kembali 2 tahun lagi. Jika aku sudah tidak ditingkat common bagaimana?"
"Terserah kamu lah. Kalau memang benar, kamu bisa meminta apapun jika aku bisa mengabulkannya"(Ayah) "Ayah sudah bilang loh ya. Ayo pulang dulu, Ahh iya ayah. Apa Pak Barnet masih kerja di pasar?"
"Masih, memang kenapa?"(Ayah) "Aku perlu mengumpulkan uang. Mungkin aku bisa membantu terutama menyembelih binatang mengingat job nya sebagai Butcher"
"2 tahun berkelana perlu banyak uang kan? Memang cukup hanya dengan kerja sambilan"(Ayah)
"Nanti aku bisa nyari lagi soal itu" Aku dan ayah pulang kerumah. Setelah membicarakan yang terjadi di gereja dan niatku. Ibu sempat melarang dan bertengkar dengan ayah. Akhirnya ibu mengijinkan juga dengan syarat aku harus selalu kirim surat dan menuliskan aku ada dimana
Keesokan paginya aku pergi ke pasar untuk menemui pak Barnet. Aku sampai di tempat pemotongan hewan
Biasanya saat pagi, pak Barnet memotong hewan-hewan disini dan dibawa kepasar untuk dijual.
Setelah hari sudah terik sisa daging hewan itu akan dijual di restoran di kota. Aku melihat pak Barnet yang sedang melihat ayam-ayam
"Almo. Apa kabar?"(Barnet) "Aku baik pak Barnet. Apa bapak butuh pekerja paruh waktu?"
"Ouh.. Kamu mau bantu-bantu?"(Barnet)
"Ya. Pak, aku butuh uang untuk mengembara" "Untuk apa kamu mengembara? Hidup di desa saja sudah cukup"(Barnet)
"Aku ini pria yang punya mimpi pak. Aku ingin melihat kota besar, desa kalau perlu kerajaan lain"
"Benar juga. Laki-laki hebat selalu punya mimpi yang sama hebatnya. Baiklah, kamu bisa membantuku menyembelih binatang dan memotongnya kan?"(Barnet)
"Asal tidak masalah berantakan, aku gak punya job soalnya" Lebih baik persoalan job ku disembunyikan dulu kan?
"Benar juga. Mungkin setelah mengumpulkan pengalaman kamu bisa berganti job"(Barnet)
Aku membantu pak Barnet awalnya menyembelih ayam
Cukup susah, sampai aku mematahkan leher ayamnya karena lebih mudah. Aku juga memotong-motong ayam sambil mempelajari bagian tubuh ayam.
Akhirnya aku bisa menilai ayam
Ayam (betina)
Tingkat : Common
Skill: Terbang jarak pendek, Menerjang, mematuk
Aku terdiam. Ayam punya skill? Serius? Aku juga membantu menyembelih sapi, domba, kambing, babi.
Setelah sore aku berburu di hutan untuk menangkap kelinci dan tupai baru memasang perangkap dan aku menangkap rubah.
Setelah itu aku memancing dan mendapat 2 jenis ikan. Aku berhasil menyelesaikan satu dari 3 syarat pelepasan segel kedua
Keesokan harinya aku pergi dengan ayah untuk membantu ayah memanen apel. Ayah sempat heran karena aku ikut. Tentu saja dengan niat lain
Alat-alat perkebunan bisa dibilang alat pertanian kan?
**TO BE COUNTINUE...***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments