Bella sedang merileksasikan tubuhnya untuk menangkan pikiran nya yang sulit di tebak oleh orang lain. Ya bella seperti dua orang yang berbeda berada di tubuhnya.
Berada di antara keluarganya ia sangat terbuka dan bersikap manja seperti anak kecil aktivitas yang ia lakukan setiap harinya selalu ia ceritakan pada orang tua nya.
Tapi berbeda jika di luar rumahnya ia akan acuh terhadap lingkungan sekitar apalagi pada orang-orang yang menggangu pikirnya.
Ia melakukan spa di salon terkenal, kepala nya yang seakan mau pecah karena memikirkan dunia ini sudah sangat membaik beban yang ada di pikiran nya seakan melebur seperti debu.
Tubuhnya sudah terlihat lebih segar menambah kesan cantik yang melekat di dalam tubuhnya sendiri.
Kekuatan uang yang jelek bisa cantik, kalau yang cantik ya tambah cantik, siapa lagi yang meragukannya...
"Alhamdullilah tubuhku terasa lebih ringan seperti kapas, sekali di tiup langsung terbang tinggi seakan tak ada lagi beban yang memenuhi kepala ku saat pertama kali melakukan treatment tadi." Ucap bella dalam hati nya setelah melakukan pembayaran dan langsung pergi ke mansion orang tua nya.
Akhirnya kelulusan yang di tunggu semua orang dengan gembira sudah sampai. Disini lah perjuangan seseorang untuk menyambut masa depan yang menantinya akan seperti apa ke depan nya.
Dina dan bella pun berpelukan sebelum akhirnya mereka berpisah, bella yang akan menikah dan dina yang memutuskan untuk ikut orang tua nya pergi ke luar kota membantu mengembangkan usaha yang di miliki keluarga nya itu.
Bima yang kecewa karena bella masih belum bisa membuka hatinya untuk bima tentunya, tiga tahun bukan waktu yang sedikit ia mencintai bella dengan tulus tapi tak mendapatkan balasan cinta darinya.
Bima yang melihat bella dan dina berpelukan, ikut menghampiri mereka berdua seraya berkata.
"Hai bel setelah ini aku berhenti untuk mengejar cintamu, tapi jika suatu saat kita sudah dewasa dan di pertemukan lagi ijin aku untuk mengejar cintamu lagi jangan menghentikan ku." Ucap bima yang langsung ke intinya dan berusaha menahan air mata yang akan keluar dari kelopak matanya itu karena tak ingin terlihat rapuh oleh orang-orang di sana.
Bella yang mendengar nya merasa sedikit iba dan kasihan, tapi mau bagaimana lagi cinta tak bisa di paksakan, meski pun harus menjalin hubungan tidak akan berakhir bahagia karena adanya paksaan yang mendesak.
Benar kata orang semakin kita memaksa kehendak hati seseorang semakin terluka. Tapi jika kita tidak salah menempatkan hati kita untuk berlabuh pada orang, kita akan mendapatkan kebahagian.
"Maaf kan aku yang tidak bisa menerima mu, walaupun kita tidak pacaran kita bisa menjadi teman yang nanti nya akan saling bantu membantu." Balas bella yang menatap bima dengan perasaan yang campur aduk.
"Hm terima kasih bel kamu sudah menganggap aku teman, itu saja sudah membuat aku bahagia." Jawab bima dengan senyum yang di paksakan keluar dari bibir nya itu.
Ekhm, dina berdehem untuk menetralkan suasana yang sudah sunyi karena baik dari bima maupun bella tidak ada lagi yang bersuara.
Akhirnta mereka bertiga pulang masing-masing ke rumah bersama orang tua yang turut hadir di sana tadi.
Sesuai perjanjian di awal setelah tamat bella akan di jodohkan. Mereka bertiga pun sangat antusias menyambut kedatangan calon besan nya.
Lebih tepatnya daddy dan mommy saja kalau raut wajah bella sudah bisa di tebak hanya datar seperti triplek tidak ada manis-manis nya seperti orang tua nya.
Skip.
Keluarga reyhan pun sudah datang tapi tidak dengan reyhan nya karena masih ada urusan lain yang harus di kerjakan di luar sana.
"Silahkan duduk jeng, perkenalkan ini anak saya bella pradipta."
"terima kasih jeng sambutan nya sangat berkesan sekali." Balas mama reyhan sambil menatap menantu nya, eh ralat calon menantunya dengan wajah sumringah karena ia menilai bella sangat cocok dengan anak nya tidak seperti kekasih anak nya itu yang bermuka dua.
"Aduh cantik nya calon menantu mama." Sambung mama reyhan sambil menatap bella dengan tersenyum manis.
Bella langsung memberikan salam, serta mencium punggung tangan mama dan papa reyhan yang berada di sana sambil tersenyum tulus karena sudah mendapatkan pujian langsung dari calon mertua nya itu.
"Terima kasih tante." Balas bella setelah memberikan salam.
"Eh jangan panggil tante dong, panggil aja mama sama seperti reyhan." Protes mama reyhan kepada bella.
"Ehm iya ma." Balas bella yang tidak mau membantah.
Papa reyhan tak lupa mengucapkan minta maaf karena keterlambatan anak nya di karena ada urusan yan tidak bisa di tinggalkan.
"Steve, ara kami meminta maaf reyhan datang nya sedikit terlambat di karena ada kendala sedikit." Ucap papa reyhan yang merasa sungkan dan tidak enak kepada calon besan nya itu.
Hanya di balas dengan anggukan kepala seraya tersenyum kepada papa dan mama reyhan.
"Ayo kita makan duluan aja." Ucap mommy ara untuk menghilangkan kecangungan yang ada, setelah sedikit tegur sapa tadi.
Mereka beelima yang ada di sana langsung makan bersama, tetapi sebelum itu mereka membaca doa terlebih dahulu lalu menyantap menu yang telah di sajikan di mansion daddy steve.
Banyak nya makanan serta minuman yang di hidangkan di meja atas permintaan mommy ara yang sangat senang menyambut calon besan nya itu.
Di tengah keheningan yang melanda di meja makan itu tiba-tiba ada yang datang.
"Maaf saya datang terlambat." ucap reyhan yang memecahkan keheningan di meja makan.
Semua orang yang ada di sana langsung menoleh ke arah suara yang berasal dari mulut reyhan tadi.
Mama olive langsung menghampiri anaknya itu seraya menyuruh duduk si samping nya yang kebetulan sekali ada kursi kosong yang memang sudah di siapkan oleh daddy dan juga mommy bella.
"Ayo nak duduk di sini." Ucap mama olive seraya tersenyum lembut kepada anak nya.
"Kami juga belum lama makan nya ayo gabung sini." lanjut mommy ara yang melihat reyhan merasa tidak enak.
Reyhan berjalan menghampiri kursi yang akan ia duduki itu, setelah itu ia langsung menyatapkan makanan yang ada di sana.
Reyhan yang memang berada di depan bella merasa heran melihat bella duduk di sana.
Reyhan hanya bisa membeo dalam hati nya "bagaimana bisa dia di sana atau jangan-jangan dia yang akan di jodohkan sama aku, oh tidak-tidak." Batin reyhan seraya menggeleng-gelengkan kepalanya karena merasa dunia begitu sempit.
Mama olive yang melihat anak seperti itu makanan yang di aduk seraya kepala bergeleng-geleng menatap heran langsung menyikut lengan anak nya itu, sontak saja perbuatan mama nya itu langsung membuat reyhan tersadar akan situasi yang ada di sana.
Bella yang mendapatkan tatapan intens dari reyhan hanya acuh sambil mengangkat bahunya ke atas.
"Seperti orang gila saja." Batin bella yang tidak menginggat reyhan karena kejadian kemarin tidak begitu penting bagi nya.
Setelah selesai acara makan nya mereka langsung membahas kelanjutan perjodohan anak-anak nya itu.
Papa dion yang memulai nya terlebih dulu.
"Begini usia anak saya reyhan terbilang sudah cukup matang, maksud kedatangan keluarga kami di sini untuk meminang bella menjadi menantu di keluarga saya, apakah kalian tidak keberatan." Basa-basi papa dion kepada keluarga bella.
"Kami hanya menurut saya gimana baiknya anak-anak kita." Balas daddy steve sambil tersenyum membalas ucapan papa dion itu.
Reyhan yang melihat bella hanya menunduk saja tidak beraksi gimana-gimana lantas langsung meminta izin untuk berbicara berdua saja bersama bella.
Bella yang mendengar reyhan ingin berbicara berdua dengan nya hanya bisa menurut saja dan mengiyakan lalu mereka berdua melangkah kan kakinya berjalan pergi meninggalkan orang tua mereka masing-masing.
"Apa yang ingin kamu sampaikan?" Tanya bella yang langsung to the point.
Reyhan yang mendengarnya itu hanya bisa melotot dan geram kepada bella karena dia yang mengajak tetapi bella sepertinya enggan berbicara berdua dengan nya.
"Kamu ini anak perempuan nggak ada basa-basinya." Balas reyhan dengan perasaan geram nya.
"Apa pertanyaan ku kurang jelas?" Tanya bella dengan raut wajah yang berubah datar.
Reyhan hanya bisa menghela nafas mendengar suara ketus bella seraya berkata.
"Gimana apa kamu setuju tentang perjodohan ini, kita akan menikah?" Jawab reyhan setelah mendengar suara ketus yang bella keluarkan tadi.
Bella langsung menggangukan kepala nya, menolak pun percuma dia tidak akan mau membuat orang tua nya kecewa.
Karena ia sudah bisa menebak reyhan pun sama terpaksa nya karena tak sampai hati melihar raut wajah kecewa kedua orang tua nya itu, membayangkan nya saja membuat ia sedih apalagi sampai mereka sama-sama menolak pernikahan ini.
"Baiklah aku lihat kamu setuju tapi aku mau kasih tau aku mempunyai kekasih, setelah kita menikah nanti aku masih melanjutkan kisah kami karena kamu tau sendiri alasan kita menikah hanya karena perjodohan tidak jelas ini." Ucap reyhan yang menyakiti diri bella.
Deg
Bella yang mendengar pernyataan reyhan merasa sakit hati, walaupun belum ada rasa tapi pertemuan nya kali ini tidak berkesan dengan baik, karena reyhan dengan lantang nya bicara dia mempunyai kekasih dan tetap menjalin hubungan bersama perempuan lain setelah menikah nanti.
"Aku tidak perduli lakukan saja apa yang ingin kamu lakukan." Tantang bella yang tidak ingin terlihat lemah di depan reyhan
Bella hanya bisa menerawang bagaimana kelanjutan nasib nya nanti setelah sudah sah berubah status menjadi istri nya reyhan.
Setelah bella menjawab perkataan nya tadi reyhan langsung pergi meninggalkan bella yang termenung sendiri.
Tidak ada perasaan, itulah kata yang pantas untuk reyhan tentunya mulut yang pedas sepedas seblak.
Muka yang dingin tadi berubah sendu, terlihat genangan air di mata cantik berwarna cokelat itu. Siapa yang tidak sakit hati mendengar ucapan calon suami nya berkata seperti itu seakan sudah bisa di tebak tidak akan ada kebahagian di dalam rumah tangga nya nanti.
Kalau pun ada kata mundur bella ingin memilih nya tapi harapan tinggal hanya harapan kata iya lah yang harus menjadi pilihan nya.
Bella yang sudah masuk bergabung bersama orang tua nya dan juga reyhan langsung bersikap biasa saja dan mengatur nafasnya untuk menetral kan rasa sakit hatinya atas ucapan reyhan yang masih terngiang-ngiang di telinga bella.
Reyhan langsung berkata setelah bella sudah duduk di sana.
"Kami berdua setuju untuk menikah, ia kan bel?" Tanya reyhan yang menghadap ke arah bella.
"Iya om kami berdua setuju." Balas bella yang menampilkan senyum yang tidak sesuai dengan isi hati nya saat ini.
"Jangan memanggil om panggil saja papa seperti reyhan." Ucap papa dio yang lega karena mendengar jawaban bella tadi.
"Baik pa." Balas bella yang tidak mau berdebat sama hal nya dengan mama reyhan.
Semua orang yang ada disana pun nampak tersenyum bahagia mendengar ucapan anak-anak nya itu
"Alhamdulillah." Ujar mereka dengan kompak nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments